SKRIPSI
OLEH:
1648201110099
FAKULTAS FARMASI
BANJARMASIN 2020
POLA KUMAN DAN RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA
PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
OLEH:
VINNY IKHTIAR PANGASTUTI
1648201110099
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
BANJARMASIN
MARET 2020
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal/Skripsi ini dengan judul Pola Kuman Dan Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik
Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ansari Saleh
Banjarmasin. Oleh Vinny Ikhtiar Pangastuti NPM: 1648201110099 Telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing dan akan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Seminar
Proposal/Seminar Hasil Skripsi Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Judul :Pola Kuman Dan Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik Pada Penderita
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ansari
Saleh Banjarmasin
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dewan Penguji:
Penguji I Penguji II
(Nama) (Nama)
NIDN NIDN
Penguji I Penguji II
(Nama) (Nama)
NIDN NIDN
Ditetapkan di : ..................
Tanggal : .................
Ketua Program Studi
1648201110099
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusun
skripsi dengan judul “Pola Kuman Dan Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik Pada Penderita
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin” guna
diajukan dalam rangka meraih gelar Sarjana Farmasi Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
Dalam proses penulisan skripsi ini tidak banyak kendala, meskipun diakui
penyelesaian skripsi ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun berkat rahmat Allah
SWT dan usaha, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) .....................
2) .....................
3) ......................
4) .....................
5) Bapak, Ibu, serta keluarga besarku yang tiada henti memberikan doa dan
dukungan.
6) Teman-teman seangkatan yang selalu memberikan motivasi yang tiada henti-
hentinya.
7) Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi
ini. Penulis juga berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang
budiman.
Penulis
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara
termasuk Indonesia. Penularan infeksi dapat terjadi dari satu orang ke orang lain
atau dari hewan ke manusia, disebabkan oleh penyakit seperti bakteri, jamur, virus
dan parasit (Jawetz et al., 2005). Infeksi yaitu keadaan masuknya mikroorganisme
dalam tubuh yang akan berkembang biak dan menimbulkan penyakit (Pratiwi,
2008).
Salah satu penyakit infeksi yang paling sering ditemukan yaitu penyakit
infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan
yang disebabkan karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran
kemih disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas aeruginosa. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria maupun
wanita dari semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur lanjut. Wanita
lebih sering terinfeksi dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%
(Tessy & Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada segala usia, pada remaja meningkat
3,3% menjadi 5,8% (Purnomo, 2011). Perempuan dewasa diperkirakan 50-60%
pernah mengalami infeksi saluran kemih dalam hidupnya (Robert et al., 2010).
Prevalensinya penderita ISK sangat bervariasi berdasarkan pada umur dan jenis
kelamin. Infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria
karena perbedaan anatomis antara keduanya (Rajabnia et al., 2012). Infeksi saluran
kemih menempati posisi kedua tersering (23,9%) di negara berkembang setelah
infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang paling sering didapatkan oleh
pasien di fasilitas kesehatan (Wilianti, 2009).
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan berbagai
permasalahan seperti pengobatan kurang efektif, peningkatan resiko terhadap
keamanan pasien, resistensi bakteri terhadap antibiotik dan tingginya biaya
pengobatan (Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
tentang evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di RSUD
Kabupaten Sukoharjo, karena di RSUD Kabupaten Sukoharjo belum ada penelitian
tentang penyakit infeksi saluran kemih pada tahun 2014. Angka kejadian penyakit
infeksi saluran kemih di RSUD Kabupaten Sukoharjo menempati urutan ke-10 dari
semua kasus penyakit pada tahun 2014
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas telah ditemukan perumusan masalah:
Bagaimana gambaran penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih
rawat inap di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin 2020?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran
kemih rawat inap di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin di tahun 2020.
2. Mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran
kemih di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin tahun 2020 dengan standar
terapi Standar Pelayanan Medik (SPM) RSUD Anshari Saleh Banjarmasin
Tahun 2020
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pola kuman dan resistensi bakteri
terhadap antibiotik pada penderita infeksi saluran kemih (ISK) karena pola
resistentensi bakteri terhadap antibiotik bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan
terapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi
2.1.1 Pengertian Infeksi
Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman , biasanya
banyak terdapat di daerah tropis seperti Indonesia bahkan ada yang bersifat endemik.
Untuk menanggulangi penyakit ini digunakan antibiotika.
2.2 Antibiotik
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relative kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi
sintesis dan senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri ( Tjay& Rahardja, 2007)
Salah satu penyakit infeksi yang paling sering ditemukan yaitu penyakit
infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
bakteri yang terjadi di saluran kemih, istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin. Dalam kondisi normal saluran kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya. Infeksi saluran
kemih dapat terjadi pada segala usia, pada remaja meningkat 3,3% menjadi
5,8% (Purnomo, 2011). Perempuan dewasa diperkirakan 50-60% pernah
mengalami infeksi saluran kemih dalam hidupnya (Robert et al., 2010).
Prevalensinya penderita ISK sangat bervariasi berdasarkan pada umur dan
jenis kelamin. Infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan
pria karena perbedaan anatomis antara keduanya (Rajabnia et al., 2012).
Insiden ISK ini pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada
wanita muda yang tidak hamil 13%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-
7%. Wanita lebih sering menderita ISK dibanding pria, kira-kira 50% dari
seluruh wanita pernah menderita ISK selama hidupnya. Bahkan wanita sering
mengalami ISK berulang yang dapat sangat mengganggu kehidupan
sosialnya. (Arslan et al., 2002; Sotelo & Westney 2003; Sjahrurrachman et
al., 2004).
Saat ini telah banyak terjadi resistensi bakteri penyebab ISK terhadap
antibakteri sehingga angka kesakitan semakin tinggi. Perubahan pola
resistensi bakteri penyebab ISK terjadi lebih cepat dibanding infeksi lainnya.
Meskipun telah banyak yang melaporkan bahwa pola resistensi bakteri
penyebab ISK telah terjadi, tetapi mengingat perbedaan tempat dan waktu
penelitian yang dilakukan kemungkinan pola resistensi bakteri penyebab
ISK terhadap berbagai antibiotik juga berubah. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memantau pola resistensi bakteri penyebab ISK terhadap
berbagai antibakteri secara berkesinambungan disetiap institusi kesehatan
(Sjahrurrachman et al., 2004).
2.4 Resistensi
Resistensi terhadap antibiotik menjadi masalah global. Penanggulangan
resistensi antibiotik tidak lagi dibicarakan ditingkat nasional atau regional,
namun ditingkat global (WHO, 2012). Bakteri menjadi resisten terhadap
antibiotik melalui sejumlah cara yang berbeda (Tortora et al, 2006). Sebagian
besar mikroba yang resisten terhadap obat muncul akibat perubahan genetik
dan proses seleksi yang kemudian terjadi oleh obat antimikroba (Jawetz et al,
2006). Resistensi terhadap obat pada suatu mikroorganisme dapat disebabkan
oleh suatu faktor yang memang sudah ada pada mikroorganisme itu
sebelumnya atau mungkin juga faktor itu diperoleh kemudian (Pelczar, 1988).
Aksi antibiotik adalah suatu tekanan lingkungan, dan bakteri yang bermutasi
akan bertahan dan berkembang biak. Mereka kemudian akan menurunkan ciri
ini kepada keturunannya, yang akan menjadi generasi sepenuhnya resisten
(Ansel, 2008). Faktor yang menentukan sifat resistensi mikroba terhadap
antimikroba terdapat pada elemen yang bersifat genetik. Beberapa bakteri
secara intrinsik resisten terhadap antimikroba tertentu. Contohnya bakteri
gram positif, kuman ini tidak memiliki membran sel bagian luar (outer
membrane), sehingga secara intrinsik resisten terhadap polimiksin yang
bekerja merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid
membran sel mikroba ( Kariuki, 2001).
METODE PENELITIAN
C. CARA KERJA