Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

PENGARUH TERAPI AUTOGENIK TERHDAP NYERI PADA PASIEN


POST OPERASI BEDAH LAPARATOMI DI INSTALASI BEDAH
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

REFLINA SARI
1911319022

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
PROPOSAL

PENGARUH TERAPI AUTOGENIK TERHDAP NYERI PADA PASIEN


POST OPERASI BEDAH LAPARATOMI DI INSTALASI BEDAH
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

REFLINA SARI
1911319022

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

i
PENGARUH TERAPI AUTOGENIK TERHDAP NYERI PADA PASIEN
POST OPERASI BEDAH LAPARATOMI DI INSTALASI BEDAH
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

PROPOSAL

Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas

REFLINA SARI
1911319022

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

ii
PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal ini telah disetujui Tanggal, November 2020

Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Acc via whatsapp Acc via whatsapp

Reni Prima Gusty, S. Kep, M. Kes Ns. Randy Refnandes, S. Kep, M.


Kep
NIP. NIP. 198612242019031006

Mengetahui :
Ketua Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

Emi; Huriani, S.Kp, MN


NIP. 197808172001122001

PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL

iii
LITERARTURE REVIEW : TENTANG PROGRAM PENCEGAHAN
OBESITAS PADA ANAK USIA SEKOLAH

Nama : Reflina Sari


BP : 1911319022

Proposal ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas pada tanggal, 2020
Tim Penguji,

1. Ketua : Reni Prima Gusty, S. Kep, M. Kes (………………..)


2. Anggota : Ns. Randy Refnandes, S. Kep, M. Kep (………………..)
3. Anggota : Ns. Dally Rahman, M. Kep, Sp. KMB (………………..)
4. Anggota : Ns. Wesnawati, M. Kep (………………..)
5. Anggota : Ns. Rika Sarfika, M. Kep (………………..)

iv
KATA PENGANTAR

Bimillahirrohmanirrohim,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya

yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluknya-Nya. Salawat serta salam tak

lupa dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan nikmat

dan hidayang yang dilimpahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi berjudul “Pengaruh Terapi Autogenik Terhdap Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Bedah Laparatomi Di Instalasi Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang”.

Terimakasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Ibu Reni Prima Gusty, S.

Kep, M. Kes dan Bapak Ns. Randy Refnandes, S. Kep, M. Kep yang telah

membimbing saya dengan telaten dan penuh kesabaran dalam menyusun proposal

skripsi ini. Selain itu saya juga mengucakan terimakasih kepada :

1. Ibu Hema Malini, S.Kp, MN, Pd.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas.

2. Ibu Emil Huriani, S.Kp. MN selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Universitas Andalas.

3. Dewan penguji yang telah memberikan kritik beserta saran demi kebaikan

proposal skripsi ini.

4. Orang tua dan keluarga yang selama ini memberikan dukungan dan do’a

kepada penulis dalam menyusun proposal ini.

v
5. Keluarga besar angkatan A 2016 Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas atas semangat dan kebersamaan yang diberikan kepada penulis

selama penulisan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan. Maka saran

dan kritik membangun dari semua pihak sangatlah diharapkan demi

menyempurnakannya.

Padang, 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
1. Tujuan Umum......................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus........................................................................................ 5
D. MANFAAT.................................................................................................. 6
1. Bagi Institusi Pendidikan........................................................................ 6
2. Bagi Perawat........................................................................................... 6
3. Bagi Pasien............................................................................................. 6
4. Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
A. NYERI POST LAPARATOMI....................................................................7
a. Nyeri Post Laparatomi............................................................................ 7
b. Skala Nyeri............................................................................................. 9
B. TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK......................................................11
a. Pengertian Teknik Relaksasi Autogenik............................................... 11
b. Manfaat Teknik Relaksasi Autogenik...................................................12
c. Tahapan Kerja Teknik Relaksasi Autogenik........................................ 13
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.............................................................16
A. KERANGKA TEORI.................................................................................16
B. KERANGKA KONSEP............................................................................. 17
BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................... 18
A. JENIS PENELITIAN................................................................................. 18
B. POPULASI DAN SAMPEL.......................................................................19
C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.................................................. 20
D. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL............... 20
E. ALAT/ INSTRUMEN PENELITIAN........................................................ 21
F. ETIKA PENELITIAN................................................................................ 22

vii
G. METODE PENGUMPULAN DATA........................................................ 23
H. TEKNIK PENGOLAHAN DATA.............................................................23
I. ANALISIS DATA....................................................................................... 24
a. Analisa Univariat............................................................................................. 24
b. Analisa Bivariat................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

viii
ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual

yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Menurut The International for the

Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial, atau menggambarkan

kondisi terjadinya suatu kerusakan (Potter & Perry, 2010). Nyeri merupakan

kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif karena

perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan

hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri

yang dialaminya (Hidayat, 2016). Seorang Individu dapat berespons secara

biologi dan prilaku akibat nyeri yang dapat menimbulkan respon fisik dan psikis.

Respon fisik meliputi keadaan umum, respon wajah dan perubahan tanda – tanda

vital, sedangkan, respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stres

sehingga sistem imun dalam peradangan dan menghambat penyembuhan (Potter

& Perry, 2010).

Laparatomi merupakan pembedahan abdomen, membuka selaput abdomen

dengan operasi yang dilakukan untuk memeriksa organ – organ abdomen dan

membantu diagnosis masalah termasuk menyembuhkan penyakit-penyakit pada

perut (Andarmoyo, 2019). Menurut WHO (2015), pasien laparatomi tiap tahunnya

meningkat 15%. Sedangkan menurut Data Tabulasi Nasional Departemen


2

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016, tindakan bedah laparatomi mencapai

32% dengan menempati urutan ke 11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah

sakit se Indonesia. Laporan Departemen Kesehatan (Depkes) mengenai kejadian

laparatomi meningkat dari 162 pada tahun 2013 menjadi 983 kasus pada tahun

2015 dan 1.281 kasus pada tahun 2017, tindakan bedah menempati urutan ke 11

dari 50 pertama penyakit di rumah sakit se-indonesia dengan persentase 12,8%

yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi

(Depkes, 2017).

Masalah yang paling banyak terjadi pada pasien paska laparatomi adalah

stimulasi nyeri, komplikasi yang bisa terjadi pada pasien pasca laparatomi adalah

kelemahan sehingga pasien tidak toleran terhadap aktifitas sehari-harinya, resiko

infeksi karena luka insisi post laparatomi dan pemantauan terhadap nutrisi dan diit

setelah menjalani operasi (Muttaqin & Sari, 2016). Teknik relaksasi autogenik

merupakan salah satu solusi yang dapat meredakan nyeri post operasi pada pasien.

Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui

autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan nyeri, pernafasan, tekanan

darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantra-mantra verbal

yang membuat tubuh merasa hangat, berat dan santai merupakan standar latihan

relaksasi autogenik (Kristiarini, 2013).

Individu yang merasakan nyeri akan merasa tertekan atau menderita dan

mencari upaya untuk menghilangkan nyeri. Perawat dapat menggunakan berbagai

intervensi untuk menghilangkan nyeri atau mengembalikan kenyamanan. Perawat

tidak dapat melihat atau merasakan nyeri yang klien rasakan karena nyeri bersifat
3

subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada

dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik

pada individu. Nyeri merupakan sumber frustasi, baik klien maupun tenaga

kesehatan (Potter dan Perry, 2010). Pelayanan keperawatan merupakan bagian

integral dari sistem pelayanan kesehatan. Salah satu intervensi keperawatan yang

dapat dilakukan adalah manajemen nyeri yang menggunakan teknik farmakologi

yang berkolaborasi dengan tim medis ataupun intervensi mandiri teknik

nonfarmakologis (Purwandari, 2017).

Intervensi yang lain dapat dilakukan adalah dengan teknik nonfarmakologi

atau terapi komplementer sebagai terapi alternatif yang potensial untuk

meningkatkan manajemen nyeri dan nyeri akut post operasi pada pasien kanker.

Beberapa terapi komplementer dapat meningkatkan perlakuan medis dan

meningkatkan kenyamanan pasien sebagai contoh terapi musik, relaksasi, teknik

meditasi, pijat refleksi, obat herbal, hipnotis terapi sentuh dan pijat. Manajemen

nyeri non farmakologi lainnya seperti teknik distraksi, guided imaginary, meditasi,

imajinasi terbimbing. Teknik-teknik tersebut dapat menurunkan intensitas nyeri,

mempercepat penyembuhan dan membantu dalam tubuh mengurangi berbagai

macam penyakit seperti depresi dan stres (Chanif, 2016). Mengombinasikan

teknik non farmakologis dengan obat-obatan mungkin cara yang paling efektif

untuk menghilangkan nyeri (Purwandari, 2017).

Salah satu terapi teknik relaksasi dalam dan imajinasi terbimbing untuk

meredakan nyeri adalah dengan pemberian terapi autogenik. Teknik relaksasi

autogenik merupakan salah satu teknik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri
4

berupa kata-kata atau kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa membuat pikiran

tentram. Relaksasi autogenik dilakukan dengan membayangkan diri sendiri berada

dalam keadaan damai dan tenang, berfokus pada pengaturan nafas dan detakan

jantung (Farada, 2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2015) tentang teknik

relaksasi autogenik terhadap penurunana skala nyeri pada ibu post operasi sectio

caesaria, terdapat pengaruh signifikan antara relaksasi autogenik dengan

penurunana skala nyeri pasien. Penelitian lain dengan judul serupa dilakukan juga

oleh Andriati (2019), pennelitian ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi

autogenik memiliki pengaruh terhadap skala nyeri ibu post operasi sectio

caesaria, dimana sebelum dilakukan intervensi 64% responden mengalami nyeri

dengan skala 4-6 sedangkan setelah intervensi, responden yang mengalami nyeri

dengan skala 4-6 meningkat menjadi 73.3%. Sedangkan pada pasien pots

laparatomi sendiri, belum ditemukan penggunaan teknik relaksasi autogenik.

Menurut studi pendahulaun yang dilakukan kepada pasien post laparatomi di

instalasi bedah RSUP dr. M. Djamil Padang, diketahui bahwa 5 dari 8 pasien

mengalami nyeri sedang setalah menjalani bedah laparatomi. Berdasarkan data

RSUP dr. M. Djamil Padang sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Barat,

tahun 2019 tindakan pembedahan dengan indikasi laparatomi diperoleh data

sebanyak 253 kasus. Namun dari semua kasus tersebut belum pernah dilakukan

teknik relaksasi autogenik karena belum ada standard operasional prosedur. Maka

dari itu, penulis tertarik meneliti pengaruh teknik relaksasi autogenik ini terhadap
5

nyeri yang dirasakan oleh pasien post operasi laparatomi di RSUP dr. M. Djamil

Padang.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pengaruh terapi autogenik terhadap nyeri pada pasien post

operasi bedah digestif di instalasi bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi autogenik terhadap nyeri pada pasien post

operasi bedah digestif di instalasi bedah RSUP. DR. M. Djamil Padang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien post operasi bedah digestif

RSUP M. Djamil Padang sebelum dilakukan teknik relaksasi

autogenik.

b. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien post operasi bedah digestif di

instalasi bedah RSUP M. Djamil Padang sesudah dilakukan teknik

relaksasi autogenik.

c. Menganalisis pengaruh teknik relaksai autogenik terhadap penurunan

skala nyeri pada pasien post operasi bedah digestif RSUP M. Djamil

Padang.
6

D. MANFAAT

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referansi dalam

pengembangan ilmu keperawatan tentang menurunkan tingkat nyeri pada

pasien post operasi bedah digestif.

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam

melaksanakan intervensi keperawatan yang mandiri dalam manajemen nyeri

pasien post operasi bedah digestif.

3. Bagi Pasien

Dengan pemberian teknik relaksasi autogenik, diharapkan pasien post

operasi bedah digestif akan merasakan rileks dan nyeri dapat berkurang dan

bisa menambah pengetahuan pasien tentang cara mengurangi nyeri yang

dialaminya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk

penelitian berikutnya dengan masalah. Serta memberikan pengetahuan

tentang pengaruh teknik relaksasi autogenik dalam terhadap penurunan

tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah digestif.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. NYERI POST LAPARATOMI

a. Nyeri Post Laparatomi

Tindakan pembedahan laparatomi dapat menimbulkan beberapa masalah

diantaranya adalah rusaknya integritas kulit, nyeri akut paska pembedahan,

imobilisasi, pendarahan dan resiko infeksi (Jitowiyono, 2012). Tindakan

pembedahan pembedahan laparatomi umumnya menimbulkan masalah nyeri,

karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang.

Penelitian Abraham 2013, menyebutkan bahwa masalah nyeri post laparatomi

mempunyai kecenderungan tidak bisa melakukan mobilisasi, serta tidak bisa

berkomunikasi dengan baik dengan perawat bahkan bisa 22 melakukan

tindakan percobaan bunuh diri dikarenakan tidak tahannya mereka dengan

rasa nyeri yang di derita.

Nyeri post operasi merupakan komplikasi bermakna pada sebagian besar

pasien. Definisi dari nyeri adalah pengalaman sensorik dan motorik yang

tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan kerusakan jaringan dan

bersifat sangat subyektif, sehingga gejala-gejala yang berupa kenaikan

tekanan darah, kenaikan laju jantung, dan mengerang kesakitan dipakai untuk

indikator nyeri (Hidayat, 2016). Cara penilaian nyeri secara subyektif

umumnya memakai Visual Analog Scale, walaupun ada beberapa cara lain.
8

Sedangkan penilaian nyeri dengan pemeriksaan kadar kortisol dan

prostaglandin yang akhir-akhir ini sering digunakan lebih bersifat obyektif.

Penanggulangan nyeri pasca bedah yang efektif merupakan salah satu hal

yang penting dan menjadi problema bagi ahli anestesi. Hal tersebut

dikarenakan berbagai hal sebagai berikut (Potter & Perry, 2010) :

1. Nyeri pasca bedah sangat bersifat individual, tindakan yang sama pada

pasien yang kurang lebih sama keadaan umumnya tidak selalu

mengakibatkan nyeri pasca bedah yang sama. Pengalaman penderita

terhadap derajat atau intensitas nyeri pasca bedah sangat bervariasi.

2. Banyak penderita yang kurang mendapat terapi yang adekuat untuk

mengatasi nyeri pasca bedah.

3. Bebas nyeri dapat mengurangi komplikasi pasca bedah. Timbulnya nyeri,

derajat maupun lamanya pengelaman nyeri dari penderita setelah operasi

yang berlainan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Macam luka pembedahan (incision) juga sangat berperan dalam

timbulnya nyeri pasca bedah, pada luka operasi atau insisi subcostal kurang

menimbulkan rasa nyeri pasca bedahnya dibandingkan luka operasi midline,

pada insisi abdomen arah transversal akan terjadi kerusakan syaraf

intercostalis minimal. Pada pembedahan yang letaknya di permukaan

(superficial), daerah kepala, leher, extrimitas, dinding thorax dan dinding

abdomen rasa nyerinya sangat bervariasi (Tamsuri, 2007) :

1. Nyeri hebat (severe) : 5 – 15 %

2. Nyeri yang sedang (moderate) : 30 – 50 % dari penderita.


9

3. Nyeri yang ringan atau tanpa nyeri : 50%, dimana penderita tidak

memerlukan analgetik narkotik.

Dari segi penderita, timbulnya dan beratnya rasa nyeri pasca bedah juga

sangat dipengaruhi fisik, psikis atau emosi, karakter individu dan

sosiokultural maupun pengalaman masa lalu terhadap rasa nyeri. Derajat

kecemasan penderita pra bedah dan pasca bedah juga mempunyai peranan

penting. Penderita yang masuk rumah sakit akan timbul reaksi cemas/strees.

Dan keadaan ini membentuk pra kondisi nyeri pasca bedah. Keadaan tersebut

digolongkan “hospital stress”. Pada golongan penderita dengan hospital

stress tinggi cenderung mengalami nyeri lebih hebat daripada golongan

hospital stress rendah. Faktor-faktor hospital stress (Potter & Perry, 2010) :

1. Rasa tidak bersahabat disekelilingnya.

2. Pemisahan dengan keluarga, orang tua, suami/istri.

3. Informasi yang kurang atau tidak jelas.

4. Pengalaman masa lalu tentang penanggulan nyeri yang tidak adekuat.

Faktor lain yang berperan dalam nyeri pasca bedah adalah pengelolaan

baik sebelum, sedang dan sesudah pembedahan dan tehnik anestesi yang

dilakukan pada penderita.

b. Skala Nyeri

Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui

skala skala nyeri berikut (Smeltzer & Bare, 2013) :


10

1. Wong-Baker Face Pain Rating Scale

Skala nyeri yang satu ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya

dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita

menanyakan keluhannya. Skla nyeri ini adalah skala kesakitan yang

dikembangkan Donna Wong dan Connie Bake. Skala ini menunjukkan

serangkaian wajah mulai dari wajah gembira pada 0, “Tidak ada sakit”

sampai dengan wajah menangis di skala 10 yang menggambarkan “sakit

terburuk”. Pasien harus memilih wajah yang paling menggambarkan

bagaimana perasaan ereka. Penilaian skala nyeri ini dianjurkan untuk usia 3

tahunke atas.

2. Visual Analog Scale (VAS)

Visual Analog Scale (VAS) adalah psikometri skala respon yang dapat

digunakan dalam kuesioner untuk mengukur karakteristik subjektif atau sikap

yang tidak dapat diukur secara langsung. Ketika menanggapi item VAS,

responden menentukan tingkat persetujuannya untuk pernyataan yang

menunjukkan posisi di sepanjang garis kontinu atar dua titik akhir. VAS

merupakan skala nyeri paling umum untuk mengukur tingkat kuantifikasi

endometriosis nyeri. Dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) atau

grafik ekspresi wajah, keparahan nyeri dapat dicerigtakan dan digunakan.

Kemungkinan penyebab kesakitan dan akhirnya pilihan pengobatan untuk

mengurangi rasa sakit dipastikan.


11

3. Numerical Rating Scale (NRS)

Numerical Rating Scale (NRS) adalah suatu alat ukur yang meminta

pasien untuk menilai rasa nyeri sesuai dengan level intensitas nyerinya pada

skala numeral dari 0-10 atau 0-100. angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau

100 “serve pain” (nyeri hebat). dengan skala NRS-101 dan skala NRS-11

point, dokter atau terapis dapat memperoleh data basic yang berarti dan

kemudian digunakan skala tersebut pada setiap pengobatan berikutnya untuk

memonitor apakah skala nyeri berkurang. Numeric rating scale mulai

digunakan pada anak berusia 8 tahun sampai seterusnya (IDI, 2014).

B. TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK

a. Pengertian Teknik Relaksasi Autogenik

Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan bebas

mental dan fisik dari ketegangan dan stres. Teknik relaksasi bertujuan agar

individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa ketegangan dan stres yang

membuat individu merasa dalam kondisi yang tidak nyaman (Potter & Perry,

2006). Autogenik memiliki makna pengaturan sendiri. Autogenik merupakan

salah satu contoh dari teknik relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif

dengan menggunakan persepsi tubuh (misalnya, tangan merasa hangat dan

berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri (Stetter, 2013).

Relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri

sendiri berupa kata-kata atau kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa

membuat pikiran tentram. Relaksai autogenik ini dibuktikan mempunyai


12

keunikan tersendiri dibandingkan dengan relaksasi lainnya, yaitu dapat

memberikan efek pada tekanan darah dan frekuensi nadi segera setelah

perlakuan (Greenberg dalam Setyawati, 2010).

Relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri

sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa

membuat pikiran menjadi tenang. Relaksasi autogenik membantu individu

untuk dapat mengendalikan beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah,

frekuensi jantung dan aliran darah (Nani, 2014).

b. Manfaat Teknik Relaksasi Autogenik

Seseorang dikatakan sedang dalam keadaan baik atau tidak, bisa

ditentukan oleh perubahan kondisi yang semula tegang menjadi rileks.

Kondisi psikologis individu akan tampak pada saat individu mengalami

tekanan baik bersifat fisik maupun mental. Setiap individu memiliki respon

yang berbeda terhadap tekanan, tekanan dapat berimbas buruk pada respon

fisik, psikologis serta kehidupan sosial seorang individu (Potter & Perry

2006).

Teknik relaksasi dikatakan efektif apabila setiap individu dapat

merasakan perubahan pada respon fisiologis tubuh seperti penurunan tekanan

darah, penurunan ketegangan otot, denyut nadi menurun, perubahan kadar

lemak dalam tubuh, serta penurunan proses inflamasi. Teknik relaksasi

memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya untuk meningkatkan


13

gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan rileks, peningkatan

konsentrasi serta peningkatan rasa bugar dalam tubuh (Potter & Perry, 2006).

Teknik relaksasi autogenik membantu individu dalam mengalihkan

secara sadar perintah dari diri individu untuk melawan efek akibat stress yang

berbahaya bagi tubuh. Dengan mempelajari cara mengalihkan pikiran

berdasarkan anjuran, maka individu dapat menyingkirkan respon stress yang

mengganggu pikiran (Widyastuti, 2013).

c. Tahapan Kerja Teknik Relaksasi Autogenik

Prinsipnya klien harus mampu berkonsentrasi sambil membaca

mantra/doa/zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru.

Langkah-langkah latihan relaksasi autogenik (Pottrer & Perry, 2005) :

Persiapan sebelum memulai latihan

a. Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan bantal, dan mata terpejam.

b. Atur napas hingga napas menjadi lebih teratur.

c. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara perlahan-lahan sambil

katakan dalam hati ‘saya damai dan tenang’.

Langkah 1 : merasakan berat

1. Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa

berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa

kendur, ringan hingga terasa sangat ringan sekali sambil katakan ‘saya

merasa damai dan tenang sepenuhnya’.

2. Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher, dan kaki.
14

Langkah 2 : merasakan kehangatan

1. Bayangkan darah mengalir ke seluruh tubuh dan rasakan hawa

hangatnya aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat, sambil

mengatakan dalam diri “saya merasa senang dan hangat”.

2. Ulangi enam kali.

3. Katakan dalam hati “saya merasa damai, tenang”.

Langkah 3 : merasakan denyut jantung

1. Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut.

2. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang.

Sambil katakan “jantungnya berdenyut dengan teratur dan tenang”.

3. Ulangi enam kali.

4. Katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”.

Langkah 4 : latihan pernapasan

1. Posisi kedua tangan tidak berubah.

2. Katakan dalam diri “napasku longgar dan tenang”.

3. Ulangi enam kali.

4. Katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”.

Langkah 5 : latihan abdomen

1. Posisi kedua tangan tidak berubah.

2. Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan terasa

hangat.

3. Katakan dalam diri “darah yang mengalir dalam perutku terasa hangat”.

4. Ulangi enam kali.


15

5. Katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”.

Langkah 6 : latihan kepala

1. Kedua tangan kembali pada posisi awal.

2. Katakan dalam hati “Kepala saya terasa benar-benar dingin”.

3. Ulangi enam kali.

4. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.

Langkah 7 : akhir latihan

Akhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan (mengepalkan)

lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan

sambil membuka mata.


16

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. KERANGKA TEORI

Post laparatomi

Nyeri post laparatomi

Dapat dicegah dengan teknik


relaksasi autogenik

Skala nyeri

Keterangan :

= variabel yang tidak diteliti

= variabel yang diteliti


17

B. KERANGKA KONSEP

Menurut Notoatmodjo (2010) kerangka konsep penelitian adalah suatu

hubungan atau keterkaitan antar konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan

diamati dan diukur melalui penelitian yang dimaksud. Variabel dari penelitian ini

terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

meliputi terapi autogenik, sedangkan variebel dependen meliputi nyeri pasien post

operasi bedah digestif.


Perlakuan
Pemberian teknik relaksasi
autogenik

Pretest Postest
Skala nyeri sebelum Skala nyeri sebelum
diberikan relaksasi dengan diberikan relaksasi dengan
teknik relaksasi autogenik teknik relaksasi autogenik
18

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rangan one

group pretest-posttest yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan

yang terjadi setelah adanya eksperimen dengan sebelumnya telah dilakukan

observasi pertama (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti

memberikan intervensi berupa teknik relaksasi autogenik terhadap pasien post

laparatomi sebagai perlakuan. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum dan

sesudah perlakuan. Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebegai berikut :

Tabel 4.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Pengukuran pertam a Perlakuan Pengukuran kedua

(pretest) Eksperimen (posttest)

Sebelum perlakuan Perlakuan dengan teknik Setelah perlakuan

relaksasi autogenik

Keterangan :

01 : Observasi/ pengukuran skala nyeri sebelum diberikan perlakuan dengan

teknik relaksasi autogenik.

X : Diberikan perlakuan teknik relaksasi autogenik.


19

02 : Observasi/ pengukuran skala nyeri setelah diberikan perlakuan dengan

teknik relaksasi autogenik.

B. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit dalam pengamatan yang dilakukan (Dahlan,

2014). Berdasarkan data yang ada, populasi dari penelitian ini adalah seluruh

pasien post laparatomi di instalasi bedah RSUP DR. M. Djamil Padang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang ditelti dan dianggap telah

mewakili populasi (Riyanto, 2011). teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan teknik non prbability sampling yaitu purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sengaja sesuai

dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian dari pasien post laparatomi di instalasi bedah RSUP DR. M. Djamil

Padang.

Adapun kriteria sampel :

1. Kriteria Inklusi

Merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel :

a. Pasien post laparatomi dengan usia diatas 8 tahun.

b. Pasien dalam keadaan sadar.


20

c. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena sesuatu hal yang menyebabkannya dikeluarkan sebagai

sampel :

a. Pasien dibawah 8 tahun.

b. Pasien dengan ganggan pendengaran total.

c. Pasien dengan gangguan kognitif.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di instalasi bedah RSUP DR. M. Djamil Padang.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2019.

D. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 4.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat Ukur Skala Hasil

Operasional Ukur Ukur Ukur

Independen : Pemberian Intervensi Teknik - -

Terapi relaksasi relaksasi


21

autogenik terhadap

nyeri pasien

dengan

teknik

relaksasi

autogenik

Dependen : Perubahan Intervensi Skala nyeri Ordinal 0 = tidak

Nyeri pasien skala nyeri (Numeric ada nyeri

post operasi pasien Rating 1-3 =

bedah sebelum dan Scale) nyeri

digestif setelah ringan

perlakuan 4-6 =

nyeri

sedang

7-10 =

nyeri berat

E. ALAT/ INSTRUMEN PENELITIAN

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data demografi dan

observasi skala pengukuran nyeri. Data demografi terdiri dari nomor responden,

inisial responden, umur dan jenis kelamin, sedangkan untuk mengukur skala

intensitas nyeri digunakan Numeric Rating Scale dari skor 0-10.


22

F. ETIKA PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian dengan menekankan prinsip etik penelitian

sebagain berikut menurut Notoadmodjo (2012), meliputi :

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for humandignity)

Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan mempertimbangkannya

dengan baik, subjek kemudian menentukan apakah akan ikut serta atau menolak

sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan informed

consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang

keseluruhan pelaksanaan penelitian.

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

convidentiality)

Prinsip ini diterapkan dengan meniadakan identitas seperti nama dan alamat

subjek kemudian di ganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala

informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.

c. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)

Penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan subjek.

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm

and benefits)

Peneliti harus mempertimbangkan rasio antara manfaat dan kerugian dari

penelitian.
23

G. METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian

kuesioner dengan cara wwancara terpimpin. Sebelum pengisian peneliti

menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penelitian. Lembar informed

consent ditandatangani oleh responden sebagai bentuk pernyataan persetujuan

bersedia menjadi responden.

H. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam suatu

penelitian oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Setelah data

dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut

(Alamsyah, 2013) :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing adalah langkah untuk meneliti kelengkapan data yang diperoleh

melalui wawancara. Editing dilakukan pada setiap daftar pertanyaan yang

sudah diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian,

konsistensi dan relevansi dari setiap jawaban yang diberikan. Hasil editing

didapatkan semua data terisi dengan lengkap dan benar.

2. Koding Data (Coding)

Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut

jenisnya. Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka. Selanjutnya kode tersebut dimasukkan ke dalam


24

table kerja untuk mempermudah dalam pembacaan dan pengolahan

selanjutnya.

3. Memasukkan Data (Entry)

Entry yaitu memasukkan data kedalam computer atau memasukkan jawaban

yang telah di-coding untuk menghindari kesalahan dalam pemasukan data

melalui program analisis data.

4. Membersihkan Data (Cleaning)

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry

untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak. Cleaning dilakukan

dengan cara memeriksa masing-masing variabel apakah telah sesuai dengan

yang telah diklasifikasikan peneliti.

I. ANALISIS DATA

a. Analisa Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoadmojo, 2012). Analisa univariat pada penelitian ini digunakan

untuk melihat data mean (sebagai ukuran pemusatan) dan mix, max (sebagai

ukuran penyebaran) tiap-tiap variabel, baik variabel dependen maupun variabel

independen untuk melihat distribusi frekensi karakteristik sampel (Dahlan,

2014).
25

b. Analisa Bivariat

Data dioalah secara computerisasi untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun (metode bermain) analisa data ini

dilakukan untuk melihat pengaruh media ular tangga dalam peningkatan

pengetahuan dan keterampilan anak mengenai cuci tangan pakai sabun. Adapun

uji yang akan dilakukan apabila data berdistribusi normal akan digunakan uji

pairet t-test untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan sebelum

dan sesudah perlakuan, bila data tidak berdistribusi normal maka di uji

menggunakan uji wilcoxon. Pada pengolahan data, didapatkan nilai p 0,000

(p<0,05) maka data tersebut dapat dikatakan bermakna atau berpengaruh dan

apabila (p>0,05) maka tidak bermakna atau berpengaruh (Dahlan, 2014).


26

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, s. (2019). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar- Ruzz,

Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi (2010)., Cetakan 14. Jakarta : Rineka Cipta

Gusty, Reni Prima (2011). Pengaruh Mobilisasi Dini Pasien Pasca Operasi

Abdomen Terhadap Penyembuhan Luka Dan Fungsi Pernafasan. Padang.

Idai. (2010). Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak. Jakarta : Egc

Kristiarini. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap Skala Nyeri

Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria (Sc) Di Rsud Banyumas

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala (2016). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Edisi. Revisi.

Jakarta : Rineka Cipta

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses And Practice.

Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : Egc

Who. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015

Tricahyono, Purwandari (2017). Motivasi Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Spiritual Pada Klien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Balung.

Chanif, i. Al. (2016). Definisi Manajemen Operasi. Islam Batik Surakarta.


27

Farada, r. Amalia. (2011) Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap

Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida Trimester Iii Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Kulon Kabupaten Bondowoso.

Nung Ati Nurhayati. 2015. Melakukan Penelitian Yang Berjudul Relaksasi

Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Operasi Sectio

Saecarea.

Andriati, Riris (2019). Perbedaan Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi

Autogenic Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi

Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Buah Hati Ciputat.

Jitowiyono s. 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Muha

Medika

Tamsuri a.(2007).Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri . Jakarta : EGC

Smeltzer, s.c. & Bare, b.g. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta : Egc.

Nani, Desiyani (2014). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Denyut

Nadi Ibu Anak Tuna Grahita


28

PENGARUH TERAPI AUTOGENIK TERHDAP NYERI PADA PASIEN


POST OPERASI BEDAH LAPARATOMI DI INSTALASI BEDAH
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

No Kegiatan September Oktober November Desember Januari

1 Pengajuan judul
penelitian
2 Acc judul penelitian
3 Penyusunan
proposal penelitian
4 Persiapan seminar
ujian proposal
5 Seminar ujian
proposal
6 Perbaikan proposal
penelitian
7 Pelaksanaan
penelitian
8 Pengolahan data
dan analisa data
9 Penyusunan hasil
penelitian

Anda mungkin juga menyukai