Oleh:
ACHMAD TEGAR AFFANDI
NIM: 151711913004
Oleh:
ACHMAD TEGAR AFFANDI
NIM: 151711913004
KTM BOLAK
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR
Surabaya
Tanggal : 25 Mei 2020
Materai 6000
Tanda Tan
iii
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN
NYERI AKUT DENGAN OSTEOARTHRITIS DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TURI LAMONGAN
Oleh:
ACHMAD TEGAR AFFANDI
NIM: 151711913004
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPORAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
Pembimbing Ketua:
Pembimbing Pendamping:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Laporan Tugas Akhir ilmiah ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji
pada Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga Pada Tanggal
Mengetahui,
Ketua Program Studi
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
Studi. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan Tugas Akhir
Keperawatan Gerontik, pada klien lansua yang mengalami gangguan nyeri akibat
Ak., CMA, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan
SE.,AK.,CMA yang telah menyetujui Laporan Tugas Akhir ini menjadi syarat
kelulusan saya.
vii
Diploma III Keperawatan sekaligus pembimbing Laporan Tugas Akhir yang
4. Ibu Iswatun, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir ini,
5. Edy Sasmito, S.Kep., Ns selaku kepala Puskesmas Turi Lamongan yang telah
Akhir ini.
8. Partisipan yang rela menjadi subyek penelitian studi kasus ini, sehingga saya
Proses pengelolaan laporan tugas akhir ini melalui studi kasus klien lansia
yang mengalami nyeri akibat osteoarthritis, yang cukup rumit, karena melibat
tidaklah mengherankan bila laporan tugas akhir ini perlu perbaikan disana sini.
Lamongan yang nantinya dapat di aplikasikan pada masyarakat, yang selama ini
viii
belum mendapat tempat prioritas oleh kalangan perawat sendiri, maupun
pemerintah. Namun kami berharap Laporan Tugas Akhir ini bisa dimanfaatkan
oleh siapa saja, termasuk para perawat yang sedang mengambil pendidikan.
Perlu kami tekankan bahwa upaya pembuatan Laporan Tugas Akhir ini
cukup optimal, namun sebagai langkah perdana pasti masih banyak kekurangan,
kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi
penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
Halaman
63
Tabel 4.4 Tabel Indeks BARTHEL
64
Tabel 4.5 Pengkajian Tingkat Depresi Lasia
64
Tabel 4.6 Pengkajian Fungsi Sosial Pada Lansia
66
Tabel 4.7 Analisa Data Asuhan Keperawatan Gerontik Klien
Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT
Puskesmas Turi Lamongan Tahun 2019
................................................................................................
................................................................................................
67
Tabel 4.8 Perumusan Diagnosa Asuhan Keperawatan Gerontik Klien
Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT
Puskesmas Turi Lamongan Tahun 2019
................................................................................................
................................................................................................
68
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis
Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi
Lamongan Tahun 2019
xi
................................................................................................
................................................................................................
68
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis
Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi
Lamongan Tahun 2019
71
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis
Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi
Lamongan Tahun 2019
75
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Osteoartritis termasuk masalah kesehatan yang sering diderita lansia yang berusia
60 tahun keatas, lansia dengan nyeri osteoarthritis terjadi disfungsi sendi dan
otot sehingga mengalami keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan
keseimbangan otot. Sekitar 18% mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam
beraktifitas, dan kehilangan fungsi kapasitas kerja. WHO (2018) menyatakan
persentase Lansia diestimasikan sebesar 22% dari jumlah penduduk Dunia. Di
Indonesia, pada tahun 2020 mempunyai populasi lansia dengan usia 60 tahun ke
atas sebanyak 11.4%. Negara Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah
lansia yang tinggi dibandingkan dengan negara yang berada di kawasan Asia.
Penelitian ini bertujuan untuk tercapainya Asuhan Keperawatan Gerontik Pada
Klien Nyeri Akut Dengan Osteoarthritis Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Turi
Lamongan.
Metode penelitian ini menggunakan studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil studi kasus menunjuan adanya kesenjangan pada pemeriksaan fisik.
Diagnosa keperawatan menurut SDKI mengarah ke prioritas utama yaitu Nyeri
Akut (D.0077), prioritas tindakan keperawatan menurut SIKI yaitu Manajemen
Nyeri (I.08238) dengan luaran keperawatan menurut SLKI Tingkat nyeri menurun
(L.08066), evaluasi dari diagnosa prioritas utama yakni nyeri teratasi sebagian
kunjungan rumah yang kelima.
Kombinasi intervensi teknik distraksi relaksasi dan terapi non farmakologis
seperti pijatan memberikan pengaruh yang baik untuk mengurangi rasa nyeri dan
megurangi tegangan pada otot pada lansia dengan Osteoartritis.
Kata Kunci : Osteoartritis, Nyeri Akut, Lansia, Terapi Non Farmakologis dan
Teknik Distraksi Relaksasi
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
kelompok beresiko (at risk) terhadap masalah kesehatan cukup tinggi. Kondisi
dari jumlah penduduk Dunia Jumlah lansia di Negara Jepang berusia 65 tahun ke
atas sebanyak 22.6%, di Negara China sebanyak 13%. Di Indonesia, pada tahun
2020 mempunyai populasi lansia dengan usia 60 tahun ke atas sebanyak 11.4%.
dibandingkan dengan negara yang berada di kawasan Asia (Kemenkes RI, 2016;
Pada tahun 2020 jumlah penduduk Lansia Indonesia secara absolut lebih
tinggi setelah Jepang (25.108.000 jiwa), yaitu mencapai 28.832.552 jiwa. Belanda
sebesar 2.801.000 jiwa, Australia 2.729.000 jiwa, dan Korea Selatan 4.052.000
1
2
karena penyakit infeksi. Jumlah penduduk Lansia terbanyak adalah Jawa Timur
12.96% setelah DI Yogyakarta 14.50%. Namun jumlah riel penduduk lansia Jawa
(OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak dijumpai (60%) dibanding
dengan penyakit sendi lainnya seperti gout atau artritis reumatoid, Osteoarthritis
tinggi yaitu sekitar 27%. Umumnya diderita oleh golongan umur 60 tahun keatas.
Beberapa penyulit yang diakibatkan oleh berbagai patologi adalah efusi sinovial,
3
osteofit dan degenerasi jaringan sekitar sendi. Kerusakan sendi pada OA dapat
berupa debris pada kavum sinovial atau osteochondral bodies yang tetap melekat
pada permukan sendi asalnya. Pada sendi lutut, efusi sinovial dapat menyebabkan
(health monitor). Perawat mampu membantu klien dan keluarga untuk mengenal
penyakit yang dialami klien, anjurkan untuk menciptakan lingkungan rumah yang
aman, berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri seperti
energi dan mencegah penyakit, secara fisiologis pijatan merangsang dan mengatur
membantu menurunkan emosi pijat juga mereleksasi dan menenangkan saraf serta
membantu menurunkan tekanan darah dan anjurkan klien berjalan dengan hati-
kesehatan tentang Osteoartritis untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menuju
sehat, serta sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan
Maka dari itu penulis membuat Laporan Tugas Akhir berjudul “Asuhan
tepat.
Lamongan.
Lamongan.
Lamongan.
Lamongan.
Lamongan.
Manfaat hasil Laporan Tugas Akhir yang berupa studi kasus tentang
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Turi Lamongan ini bisa menambah perbendaharan
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas beberapa tentang konsep dasar yang berhubungan
Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan
tahap lanjut dari suatu proses kehidupan. Seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dapat dikatakan sebagai lansia, karena akibat faktor tertentu pemenuhan
kebutuhan dasar baik secara jasmani, rohani maupun sosial tidak dapat terpenuhi
dikatakan lanjut usia apabila seseorang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
(Kemenkes RI, 2017). Lansia bukan merupakan suatu penyakit namun merupakan
tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan terjadinya penurunan
kemampuan organ akibat proses menua. Menurut Efendi dan Makhfudi (2009)
usia antara usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial. Menurut Depkes RI
7
8
3. Lansia resiko tinggi, seseorang yang nerusia 70 tahun atau lebih / sesorang
5. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
1. Teori Biologi
Teori biologi ini mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow
theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang (Maryam et al, 2008;
oleh moleku-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi, sebagai contoh adalah mutasi dari sel-sel kelamin ini terjadi penurunan
kemampuan fungsi sel. Pada teori biologi dikenal istilah ‘pemakaian dan
9
perusakan’ (wear and tear) yang terjadi karena kelebihan usaha dan stres yang
menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah. Pada teori ini juga didapatkan
2) Teori Stres
sel yang biasanya digunakan oleh tubuh (Yusuf et al, 2015). Regenerasi
usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai (Maryam et al,
2008).
intibodi dan kekebalan menurun (Maryam et al, 2008; Yusuf et al, 2015).
2006).
Teori rantai silang ini mengungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang
tua menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen (Maryam et al,
2008). Akibat proses rantai silang, molekul kolagen semakin kuat namun
sel menurun, sehingga menurunkan fungsi struktur yang nampak pada kulit
Lueckenotte, 2006).
melakukan regenerasi (Yusuf et al, 2015; Maryam et al, 2008). Teori ini
radikal bebas yang akan menyerang dan merusak molekul lain (Ebersole &
Hess, 2010).
2. Teori Psikologi
meliputi presepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut
menyebabkan lansia sulit untuk dipahami dan berinteraksi (Maryam et al, 2008).
Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi penurunan
terkadang muncul aksi atau reaksi yang berbeda pada stimulus yang ada (Yusuf et
al, 2015).
3. Teori Sosial
Teori sosial ini memiliki beberapa teori yang berkaitan dengan proses
penuaan, seperti:
11
interaksi sosial adalah berikut menurut Hardywinoto dan Setiabudi (1999) yang
tujuannya masing-masing.
(2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan
waktu.
(3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor harus
mengeluarkan biaya.
kerugian.
baik secara kualitas maupun kuantitas (Maryam et al, 2008). Pada lansia
sekaligus terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu kehilangan peran (loss of
mengalami proses penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari dari
kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta
3) Teori Aktivitas
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon, dkk (1972)
aktivitas adalah moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan
4) Teori Kesinambungan
merupakan gambaran kelak pada saat lanjut usia (Maryam et al, 2008; Yusuf
5) Teori Perkembangan
dialami oleh lansia pada saat muda hingga dewasa. Menurut Haighurst dan
13
menjelaskan bahwa ada 3 aspek yang terjadi perubahan pada lansia, yaitu:
1. Perubahan Fisik
Pada lansia perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan sel dan
dengan orang lain karena adanya penurunan fungsi organ tersebut (Meiner &
Lueckenotte, 2006).
2. Perubahan Mental
pendek atau seketika (0-10 menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk (Efendi
3. Perubahan Psikososial
2) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan atau posisi yang tinggi,
secara progesif lambat ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi dan struktur
dan menekan tulang rawan termasuk lutut, pinggul, jari dan daerah tulang
kecacatan, yang ditandai dengan perubahan degeneratif pada tulang, tulag rawan,
menici, ligamen, dan jaringan sinovial. Bagian yang paling sering terkena
osteoartritis adalah vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki (Braunn et al,
diatas 50 tahun. Banyak klien memiliki lebih dari satu faktor resiko sehingga
17
berkembang menjadi osteoartritis (Juhakoski and Riike E, 2013; Buys and Elliot,
1. Usia
Osteoartritis lutut terjadi pada kurang dari 0,1% pada usia 25-34 tahun, dan
meningkat 10%-20% pada usia 65-74 tahun. Proses penuaan dianggap sebagai
sendi dan tulang rawan dan penurunan fungsi kondrosit (Juhakoski and Riike E,
2. Jenis Kelamin
osteoartritis sendi pada usia dibawah 55 tahun, laki-laki dan perempuan sama,
namun di usia lanjut osteoartritis pinggul lebih sering terjadi pada laki-laki,
sedangkan osteoartritis sendi antar jari tangan, pangkal jempol, dan lutut sering
terjadi pada perempuan. Osteoartritis lutut simptomatik lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingan dengan laki-laki (Felson, 1987; Buys and Elliott, 2014).
3. Faktor Genetik
sendi jari tangan (Nodus Heberden) ibu dari wanita yang terkena osteoartritis,
perempuannya cenderung 3 kali lebih sering, dibandingkan degan ibu dan anak-
genetik. Gen tersebut adalah gen prolagen II atau gen-gen struktural lain untuk
unsur tulang rawan sendi seperti kolagen IX dan XII, protein pengikat atau
4. Ras
Pravelensi dan pola terkena sendi pada osteoartritis berbeda setiap sku
bangsa. Osteoartritis lutut pada penderita di negara Eropa dan Amerika tidak
memiliki risiko menderita osteoartritis lutut 2 kali lebih besar dibandingkan ras
kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita osteoartritis lutut lebih
tinggi dibandingkan ras kaukasia. Osteoartritis lebih sering ditemukan pada orang
Amerika asli dari pada orang berkulit putih. Populasi kulit berwarna lebih banyak
seseorang tidak melakukan gerakan, aliran cairan sendi akan berkurang. Hal ini
yang paling mudah mengalami cedera. Ia terbuat dari bagian bawah tulang paha
(femur), yang memutar pada bagian atas dari tulang kering (tibia), dan
sekitarnya. Sendi lutut adalah merupakan salah satu sendi besar yang menahan
axial loading cukup berat. Sendi lutut merupakan sendi sinovial “hinge type”
berputar atau rotasi (Flandry & Hommel 2011; Ángel et al. 2012).
Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka
yang dihubungkan dengan kapsul sendi, jaringan ikat fibrosa, ligament, tendon,
20
fascia, maupun otot. Sendi dibagi menjadi synarthrosis (tidak memiliki ruang
sendi) dan diarthrosis (memiliki ruang sendi). Diarthrosis merupakan sendi yang
articularis yang bersifat licin, facies articularis ditutupi oleh cartilage articularis
yang pada umumnya adalah kartilago hialin, dan mempunyai capsula articularis
Sendi berguna menahan sejumlah beban substansial dari tulang saat melakukan
vertebra maupun ekstremitas dan menyebabkan rotasi pada aksis tubuh. Faktor
eksternal seperti tekanan dari luar diakibatkan dari beratnya barang yang dibawa
dan berat dari ekstremitas, gaya gravitasi, dan inersia dari gerakan juga
Gaya yang dihasilkan oleh otot harus lebih besar daripada faktor eksternal
dan dapat mendistribusikan beban yang diterima. Otot, meskipun bukan jaringan
dalam sendi berfungsi untuk menghasilkan kekuatan dalam menjaga postur dan
osteokinetik adalah gerakan pada tulang, dimana gerakan tersebut diwakili oleh
21
perubahan sudut artikuler dan bersifat volunter. Gerakan ini terdiri dari fleksi,
Fleksi Merupakan gerakan menekuk antara tulang yang satu dengan yang
menjauhkan satu tulang dengan yang lain. Gerakan ini biasanya digunakan untuk
Abduksi dan Adduksi Abduksi adalah gerakan menjauh dari garis tengah tubuh,
sedang adduksi adalah gerakan menuju garis tengah. Sendi bahu dan pinggul
dapat melakukan gerakan abduksi dan adduksi. Pada jari tengah pada tangan dan
kaki, titik acuan untuk gerakan ini adalah jari kedua. Abduksi horisontal dan
adduksi horizontal Gerakan bahu yang tidak bisa terjadi dalam posisi anatomi.
Bahu harus fleksi atau abduksi 90° sehingga lengan sejajar dengan bahu (dan
tegak lurus dengan tanah). Dari posisi ini, gerakan bahu ke belakang adalah
abduksi horizontal, dan gerakan bahu ke depan adalah adduksi horizontal. Deviasi
radial dan ulnaris Deviasi radial adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
pada abduksi pergelangan ketika tangan bergerak ke lateral, atau ke arah sisi ibu
jari. Deviasi ulnaris adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada
pergelangan adduksi. Ketika tangan bergerak ke arah medial dari posisi anatomi
atau ke arah jari kelingking, gerakan tersebut adalah deviasi ulnaris. Sirkumduksi
ekstensi dan adduksi. Rotasi internal dan eksternal Rotasi adalah gerakan tulang di
22
permukaan anterior melakukan rotasi ke arah dalam menuju garis tengah. Rotasi
arah luar, menjauhi garis tengah. Nilai normal ROM aktif sendi adalah:
1. Articulation humeral
1) Fleksi : (0-180)℃
2) Ekstensi : (0-60)℃
3) Abduksi : (0-180)℃
4) Adduksi : (0-60)℃
2. Articulation cubital
1) Fleksi : (0-135)℃
3) Supinasi : (0-90)℃
4) Pronasi : (0-90)℃
3. Articulation radiocarpal
1) Fleksi : (0-80)℃
gerakannya tidak bisa terlihat, dan tidak dibisa dikontrol. Gerakan ini merupakan
1) Rolling Gerakan bergulir antara satu permukaan sendi dengan yang lain.
sama. Gerakan pada sendi sebagian merupakan gabungan dari ketiga gerakan
tersebut.
diarthodial yang ditandai oleh kerusakan progesif tulang rawan sendi, hilangnya
artikular hialin tulang rawan, penebalan tulang subkondral dan kapsul sendi,
Osteoartritis terbentuk pada dua keadaan, yaitu 1) Sifat kartilago sendi dan
tulang rawan karena kntak dari tulang ke tulang yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya osteoartritis.
dan kegagalan perbaikan tulang rawan, hilangnya lapisan tulang rawan, mikrosis
seluler, konfrosit kloning, dan duplikasi tidemark (Pearle et al, 2005). Pada
stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada bentuk normal, tetapi tulang
rawan melunak, intregitas tulang terputus, dan terbentuk celah vertikal (fibrilisasi)
yang dapat mengakibatkan remodeling dan hipertrofi tulang (Soeroso et al, 2014).
tulang rawan berat dan sendi. Hal tersebut dapat membentuk ilkus kartilago dalam
bone angina lewat subkhindral yang diketahui mengandung ujung saraf sensibel
rawan yang terjadi oleh adanya penyebab multifaktorial antara lain karena faktor
umur, stres mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik,
dan pengeluaran kolagen yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan
Selain itu juga terjadi pembentukan osteofit sebagai suatu proses perbaikan untuk
Dua keluarga enzim yang penting dalam degradasi matriks, baik dalam
tulang rawan yang sehat ataupun pada osteoarthritis adalah metaloproteinase dan
kolagen, gelatin, dan komponen protein lain dari matriks. Enzim ini disekresi oleh
Peningkatan degradasi aggrecans oleh enzim ADAMTS adalah salah satu indikasi
hilangnya struktur tulang rawan dan fungsi (Kenneth, 2005; Joewono, 2006;
Kapoor, 2011).
dan diregulasi oleh faktor pertumbuhan dan inhibitor degradasi enzim. Faktor
(TGF-b) dan coloni stimulating factors (CSFs). Tetapi pada keadaan inflamasi, sel
menjadi kurang sensitif terhadap efek IGF-1 (Kenneth, 2005; Joewono, 2006;
Kapoor, 2011).
cascade dan penyebab terpenting adalah IL- 1 dan TNF. Sekresi dari factor
IL-1 dan TNF yang diproduksi oleh khondrosit, sel mononeuklear, osteoblast dan
27
hanya terjadi pagi hari, tetapi apabila dibiarkan bertambah buruk dan
menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu, terutama pada waktu
menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahatkan. Pada beberapa
klien, nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama, misalnya duduk dikursi atau
di jok mobil dalam perjalanan jauh. Kaku sendi pada Osteoartritis tidak lebih dari
15-30 menit dan timbul istirahat beberapa saat misalnya setelah bangun tidur.
pada salah satu tulang sendi atau lebih. Hal ini disebabkan karena reaksi radang
yang menyebabkan pengumpulan cairan dalam ruang sendi, biasanya teraba panas
menimbulkan rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendiaan
(umumnya tulang lutut). Perubahan bentuk tulang. Ini akibat jaringan tulang
rawan yang semakin 9 rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang,
menimbulakan rasa sakit yang amat sangat. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan
28
dapat dirasakan peningkatan suhu pada sendi. Otot-otot sekitar sendi yang atrofi
dapat terjadi karena tidak digunakan atau karena hambatan reflek dari kontraksi
otot. Pada tingkat lanjut osteoartritis, dapat terjadi deformitas berat (misal pada
Pada saat melakukan gerakan aktif atau digerakkan secara pasif. Adapun
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya
dan pemecahan dari matriks kartilaginosa diatur oleh interaksi pengaruh anabolik
(misalnya, faktor pertumbuhan seperti insulin [IGF] I dan II) dan pengaruh
29
proteinase).
beberapa situs lebih umum daripada yang lain. Lokalisasi interjoint dan intrajoint
secara maksimal, dan persendian yang paling sering terkena (termasuk pinggul,
lutut, dan pangkal ibu jari) adalah yang tidak diadaptasi dengan baik untuk postur
1. Terapi Non-Farmakologis
1) Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada klien perlu dilakukan agar klien dapat
tetap terpakai.
Klien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini
dilakukan untuk melatih klien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
osteoartritis. Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak
2. Terapi Farmakologis
penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada
pertama dalam penanganan rasa nyeri pada osteoartritis. Cara lain untuk
2) Chondroprotective Agent
yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah: tetaksin, asam hialurona,
3. Terapi Pembedahan
31
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
2011).
2.9.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
adalah usia, karena ada beberapa penyakit sistem muskoloskeletal banyak terjadi
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri. Disamping itu klien juga mengeluh nyeri
2015)
(Reny, 2014)
4) Riwayat Keluarga
kering.
jungularis.
suara paru sonor, dan suara jantung pekak terdengar suara nafas
timbul rasa sakit di ulu hati atau makanan terhenti di dalam dada,
kemampuan keseimbangan.
kemampuan lansia.
dilakukan.
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), diagnosis yang muncul pada klien
penyakit
2.9.3 Perencanaan
36
(Handayaningsih, 2009).
Observasi :
Terapeutik :
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
1) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
Edukasi :
tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
38
Observasi :
Terapeutik :
4) Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis. tongkat atau
Edukasi :
Observasi :
Terapeutik :
2) Siapkan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
Edukasi :
(L.12111)
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
2.9.4 Implementasi
diberikan baik secara mandiri maupun kolaboratif, serta pemenuhan kriteria hasil
2.9.5 Evaluasi
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
yang harus ada disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak menyenangkan. Tanpa
unsur itu tidak dapat dikategorikan sebagai nyeri, walaupun sebaliknya, semua
yang tidak menyenangkan tidak dapat sebagai nyeri [CITATION Zak15 \l 1057 ].
sangat subjektif karena perasaan bebeda pada setiap orang dalam hal skala atau
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
Menurut Aprisunadi & Tim POKJA (2017) dalam buku SDKI etiologi
Menurut Aprisunadi & Tim POKJA (2017) dalam buku SDKI tanda dan
gejala mayor nyeri akut terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Subjektif: mengeluh nyeri dan
Menurut Aprisunadi & Tim POKJA (2017) dalam buku SDKI tanda dan
gejala minor nyeri akut terbagi menjadi 1, yaitu: 1) Objektif: tekanan darah
meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu,
Menurut Aprisunadi & Tim POKJA (2017) dalam buku SDKI kondisi
METODE PENELITIAN
Bab ini akan disajiakan mengenai metode penelitian yang berisi tentang:
adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study).
Studi kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara
Partisipan atau subjek penelitian adalah bagian dari populasi yang akan
Subyek penelitian ini adalah Ny. “R” berusia 63 tahun, yang tinggal di
Desa Turi, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, yang telah didiagnosa oleh
3.3.1 Osteoarthritis
secara progesif lambat ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi dan struktur
43
44
sendi diarthrodial. Dilihat dari tanda yang muncul yaitu terjadi di lutut yang terasa
nyeri saat dibuat berjalan akibat kerusakan tulang rawan yang dialami Ny. “R” di
Nyeri akut adalah nyeri yang biasanya berlangsung tidak lebih dari enam
bulan. Awalan gejalanya mendadak dan biasanya penyebab serta lokasinya sudah
diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan
utama karena hanya peneliti yang dapat bertindak sebagai alat ada dan responsif
Dalam penelitian ini data yang diteliti berupa data tulisan yang diperkuat
adalah sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi sebuah
interaksi yang didalamnya terdapat pertukara atau berbagi aturan tanggung jawab,
memperoleh data objektif dari klien. Tujuan pemeriksaan fisik ini adalah untuk
pemeriksaan fisik ada empat teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
45
(IPPA). Studi dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat
berupa gambar, tabel atau daftar periksa dan dokumenter (Herdiansyah, 2014;
3.5.1 Wawancara
atau berbagi sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukara atau berbagi
tetapi pertanyaan yang diajukan kepada setiap partisipan mungkin saja berbeda
terlihat lebih fleksibel dan memungkinkan untuk mendapatkan data yang lebih
rumahnya selama kunjungan yang berisi tentang Osteoartritis dan Nyeri Akut.
yang tidak dapat didapatkan saat wawancara dengan klien. Saat wawancara
peneliti menggunakan alat bantu buku catatan dan bolpoin sebagai media untuk
3.5.2 Observasi
teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA) [ CITATION Nur11 \l
1057 ].
sebagai berikut:
ukuran.
47
alat untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat
berupa gambar, tabel atau daftar periksa dan dokumenter [ CITATION Dha11 \l
1057 ].
analisis kualitatif yang dapat dilakukan melalui cara naratif induktif yaitu
peneliti dan juga kepercayaan dari peneliti sendiri (Saryono & Anggraeni 2010).
48
Pada studi kasus ini peneliti melakukan observasi dalm waktu 3 hari untuk
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
(Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data dari klien dan
keluarga klien.
1. Klien
2. Keluarga Klien
tambahan tentang penyakit klien dan riwayat penyakit klien yang diderita klien
saat ini.
3. Petugas Kesehatan
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara
49
adalah:
1) Pengumpulan Data
Dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam
dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data subjektif
3) Penyajian Data
Penyajian data pada studi kasus ini dilakukan dalam bentuk tabel, gambar,
bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan klien dijamin dengan jalan mengaburkan
4) Kesimpulan (Conclusion)
dengan hasil hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
dan evaluasi
adalah sebagai
berikut:
oleh peneliti yang berisi tentang beberapa klausul yang berkaitan dengan
disertai dengan hak dan kewajiban selama penelitian berlangsung atau selama
penelitian. Pernyataan ini harus secara eksplisit menyatakan bahwa peneliti akan
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
51
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Dalam karya tulis ini dilakukan prinsip anonim dengan nama inisial.
maksimal dari peniliti untuk menjaga kerahasiaan atribut dari subjek yang diteliti
untuk tetap dalam domain pribadi subjek dan bukan berubah menjadi domain
public atau umum. Atribut subjek yang dimaksud dapat berupa identitas subjek,
tempat tinggal subjek, ucapan atu pernyataan yang dikemukakan subjek, dan lain
sebagainya.
BAB 4
Bab ini akan menyajikan hasil dan pembahasan stadi kasus Asuhan
Kerja UPT Pukesmas Turi Lamongans yang meliputi tahap pengkajian, diagnose
Lamongan. Penulis mengambil kasus pada Ny. “R” mulai tanggal 09 Oktober
Puskesmas Turi mempunyai beberapa ruangan mulai dari IGD, Rawat Inap,
Loket, Poli Umum, Poli Lansia, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA, Poli KB, Poli TB,
Poli Jiwa, Laboratorium, Instalasi Gizi, Farmasi, dan Ruangan Kepala Puskesmas
beserta staff. Loket dibuka pukul 07:00 WIB mulai hari Senin sampai hari Sabtu,
pelayanan dimulai pukul 08:00 WIB sampai selesaidan batas maksimal loket
ditutup pukul 11:00 WIB. IGD dan Raat Inap buka setiap hari selama 24 jam.
Untuk Poli Jiwa buka setiap hari Senin an Kamis, sedangkan Poli KB buka setiap
hari Rabu.
51
53
Lamongan dengan jumlah penduduk 3.103 jiwa dengan batas utara yaitu Desa
Kemlagigede, sebelah timur yaitu Desa Tawangrejo, sebelah selatan yaitu Desa
Sukorejo, dan sebelah barat yaitu Desa Keben diantaranya adalah Sekolah Dasar,
Desa turi + 3 km dari pusat Puskesmas Turi. Kondisi jalan menuju tempat tinggal
klien adalah jalan raya, jalan pedesaan dengan kondisi jalan beraspal.
1. Identitas Klien
Nama: Ny. “R”, Alamat: Desa Turi, Kecamatan Turi, Kabuoaten Lamogan,
Tingkat Pendidikan: Tamat SD, Keluarga yang dapat dihubungi: Anak dan
2. Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan nyeri sendi pada lutut sebelah kanan, bila berjalan jauh
nyeri terasa dan bila dibuat duduk nyeri hilang. Sejak 1 minggu yang
54
lalu. Skala nyeri 5. Ny. R juga mengatakan hampir terjatuh pada saat
penyakit.
3. Status Fisiologis
Respirasi Rate: 20 x/menit, Suhu: 36,7℃, Berat Badan: 65 Kg, Tinggi Badan:
151 Cm.
1) Kepala
Rambur beruban, bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, tidak
ada lesi, distribusi merata, wajah tampak meringis saat berjalan jauh.
2) Mata
kacamata plus.
3) Hidung
Bentuk simteris, tidak ada peradangan, tidak ada sekret, penciuman tidak
terganggu.
Mulut bersih, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih dan
lengkap, tidak ada radang gusi, tidak mengalami sulit menguyah dan
menelan.
5) Telinga
normal.
6) Leher
7) Dada (Thorax)
Bentuk dada normal, tidak ada retraksi, tidak ada whezing dan ronchi,
8) Abdomen
Bentuk normal, tidak ada nyeri tekan, tidak kembung, terdapat bising
usus 25 x/menit.
9) Genetalia
10) Ekstremitas
terbatas, kekakuan sendi, tidak tremor, terdapat edema pada kaki sebelah
terlebih dahulu
tidak stabil
(8) Membungkuk
(1) Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan, apakah
dukungan
57
Ny. “R” tidak dapat mengangkat satu kaki karena nyeri sendi pada
Ny. “R” panjang langkahnya tidak sama karena nyeri sendi pada
untuk dukungan
Ny. “R” tidak jalan sempoyongan dan tidak memegang obyek untuk
Klien mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain dirumah, saling
yang lain
58
4) Status Mental
Stabilisasi emosi:
Pertanyaan tahap 1
Pada pertanyaan di tahap 1 tidak ada jawaban YA, maka pada Ny. “R”
Tabel 4.2 Pengkajian MMSE (Mini Mental Status Esam) pada Ny. “R”
yang Megalami Osteoartritis dengan Nyeri Akut di UPT
Puskesmas Turi Lamogan Tahun 2019
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Max Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2019
Musim : Kemarau
Tanggal : 9 Oktober 2019
Hari : Rabu
Bulan : Oktober
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia
Provinsi : Jawa Timur
Kabupaten : Lamongan
Kecamatan : Turi
Desa : Turi
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab :
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
4 Perhatian & 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari
kalkulsi 100 kemudian kurangi 7 samapai 5
tingkat.
Jawaban :
1. 93 √
2. 86 √
3. 79 √
4. 72 √
5. 65 √
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke-2 (tiap poin nilai
1)
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
6 Bahasa 9 1 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut)
1. Kursi
2. Meja
5 Minta klien mengulangi kata berikut:
tidak ada, ada, jika, atau, tetapi.
Jawaban :
tidak ada, ada, jika, atau, tetapi
1 Minta klien mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah. Ambil
kertas di tangan anda, lipat dua, dan
taruh di lantai.
Jawaban :
1. Dilakukan
2. Dilakukan
3. Dilakukan
60
a) Frekuensi minum
b) Jenis minuman
Klien memiliki kesulitan tidur karena sendi pada lutut sebelah kanan
trasa sakit
(2) Konsistensi
6) Pola Aktivitas
(1) Mandi
1. Frekuensi
62
1. Frekuensi
(4) Keramas
1. Frekuensi
2. Penggunaan shampo
8. Pengkajian Lingkungan
1) Pemukiman
2) Sanitasi
3) Fasilitas
4) Keamanan
64
5) Transportasi
6) Komunikasi
1) Indeks KATZ
kamar mandi, 5) Berpakaian, dan 6) mandi, dapat dilihat pada indeks tabel berikut
sebagai C, D, E atau F
Kesimpulan : Ny. R kemandirian penuh
2) Indeks BARTHEL
berikut
5 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya dan saya Resolve 2
menyediakan waktu bersama-sama
Penilaian Total Skor 10
Pernyataan-pernyataan di atas, jika dijawab:
√ Selalu : Skor 2
Kadang-kadang : Skor 1
Hampir tidak pernah : Skor 0
Kesimpulan : Fungsi sosial pada Ny. R berfungsi dengan baik dengan
pernyaataan selalu dilakukan.
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi Lamongan
Tahun 2019
Tgl/Ja Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional Ttd
m
09-10- Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I.08238) 1. Untuk mengetahui skala
2019 berhubunga keperawatan selama 5x Observasi: nyeri
/09:00 n dengan kunjungan rumah, 1. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui tingkat
penurunan diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
fungsi menurun dengan kriteria dan memperingan nyeri 3. Untuk mengurangi nyeri
tulang hasil (L.08066): Terapeutik: yang dirasakan
(D.0077) 1. Keluhan nyeri 1. Berikan teknik non farmakologis untuk 4. Memberikan lingkungan
menurun (5) mengurangi rasa nyeri yang nyaman
2. Meringis menurun 2. Kontrol lingkungan yang memperberat 5. Untuk mengetahui
(5) rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, penyebab nyeri
3. Kemampuan pencahayaan, kebisingan) 6. Agar klien tau tentang cara
menuntaskan Edukasi: mengatasi nyeri
aktivitas meningkat 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu 7. Untuk mempercepat proses
(5) nyeri penyembuhan
4. Gelisah menurun (5) 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5. Kesulitan tidur Kolaborasi :
menurun (5) 1. Kolaborasi pemberian obat analgesik
72
73
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi Lamongan
Tahun 2019
Tgl/Ja Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional Ttd
m
09-10- Resiko Setelah dilakukan asuhan Pencegahan cedera (I.14537) 1. Untuk mengetahui area
2019 cedera keperawatan selama 5x Observasi : lingkungan yang
/09:00 berhubunga kunjungan rumah, 1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan
n dengan diharapkan tingkat berpotensi menyebabkan cedera cedera
penurunan cedera menurun dengan Terapeutik : 2. Untuk memudahkan klien
fungsi kriteria hasil (L.14136): 1. Sediakan pencahayaan yang memadai melihat didalam kegelapan
tulang 1. Kejadian cedera 2. Sediakan alas kaki antislip 3. Untuk mengurangi
(D.0136) menurun (5) 3. Pastikan barang-barang pribadi mudah terjadinya jatuh
2. Luka/lecet menurun dijangkau 4. Memudahkan klien
(5) 4. Diskusikan mengenai alat bantu mengambil barang-barang
3. Ketegangan otot mobilitas yang sesuai (mis. tongkat atau pribadinya
menurun (5) alat bantu jalan) 5. Memudahkan klien untuk
4. Ekspresi wajah 5. Diskusikan bersama keluarga yang berjalan
kesakitan menurun dapat mendampingi klien 6. Agar anggota keluarga
(5) Edukasi : bersedia mendampingi
1. Jelaskan alasan intervensi pencegahan klien saat beraktivitas
jatuh ke klien dan keluarga 7. Agar klien dan keluarga
mengerti tentang cara
mencegah terjdinya cedera
74
75
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi Lamongan
Tahun 2019
Diagnosa 09 Oktober 2019 10 Oktober 2019 11 Oktober 2019 12 Oktober 2019 13 Oktober 2019 Ttd
Keperawata Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
n
Nyeri akut 08.00 BHSP dengan 08.3 Mengobservasi 08.30 Mengobservasi 08.3 Mengobservasi 08.30 Mengobservasi
b/d klien dan 0 tanda-tanda vital tanda-tanda vital 0 tanda-tanda vital tanda-tanda vital
penurunan keluarga dengan Respon : Respon : Respon : Respon :
fungsi tulang menyapa dan TD : 120/80 TD : 120/85 TD : 120/70 TD : 110/80
memperkenalkan mmHg, Suhu : mmHg, Suhu : mmHg, Suhu : mmHg, Suhu :
diri 36,5◦c, Nadi : 36,6◦c, Nadi : 36◦c, Nadi : 36,3◦c, Nadi :
Respon : klien 84x/menit, RR : 83x/menit, RR : 82x/menit, RR : 80x/menit, RR :
dan keluarga 20x/menit 2x/menit 20x/menit 20x/menit
kooperatif
Mengkontrol 08.45 Mengkontrol Mengkontrol 08.45 Mengkontrol
08.15 Mengobservasi 08.4 lingkungan yang lingkungan yang 08.4 lingkungan yang lingkungan yang
tanda-tanda vital 5 memperberat rasa memperberat rasa 5 memperberat rasa memperberat
Respon : TD : nyeri nyeri nyeri rasa nyeri
130/90 mmHg, Respon : klien Respon : klien Respon : klien Respon : klien
Suhu : 36,7◦c, mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
Nadi : 85x/menit, ketika bangun ketika bangun ketika bangun ketika bangun
RR : 20x/menit tidur tidur tidur tidur
09.45 Mengajarkan
teknik distraksi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
Respon : klien
kooperatif,
menarik nafas
panjang dan
dalam
77
Resiko 08.00 BHSP dengan 08.3 Mengidentifikasi 08.30 Mengidentifikasi 08.3 Mengidentifikasi 08.30 Mengidentifikasi
cedera b/d klien dan 0 area lingkungan area lingkungan 0 area lingkungan area lingkungan
penurunan keluarga dengan yang berpotensi yang berpotensi yang berpotensi yang berpotensi
fungsi tulang menyapa dan menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan
(D.0136) memperkenalkan cedera cedera cedera cedera
diri Respon : klien Respon : klien Respon : klien Respon : klien
Respon : klien mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
dan keluarga selalu berhati- selalu berhati- selalu berhati-hati selalu berhati-
kooperatif hati saat ke hati saat ke saat ke kamar hati saat ke
kamar mandi kamar mandi mandi kamar mandi
08.15 Melakukan
pengkajian pada Menyediakan 08.45 Menyediakan Menyediakan 08.45 Menyediakan
Ny. R 08.4 alas kaki antislip alas kaki antislip 08.4 alas kaki antislip alas kaki antislip
Respon : klien 5 Respon : Respon : 5 Respon : Respon :
dan keluarga keluarga klien keluarga klien keluarga klien keluarga klien
kooperatif belum masih belum masih belum sudah
membelikan alas membelikan alas membelikan alas membelikan alas
09.00 Mengidentifikasi kaki antislip kaki antislip kaki antislip kaki antislip
area lingkungan
yang berpotensi Mendiskusikan 09.25 Mendiskusikan Mendiskusikan 09.25 Mendiskusikan
menyebabkan mengenai alat mengenai alat mengenai alat mengenai alat
cedera 09.2 bantu mobilitas bantu mobilitas 09.2 bantu mobilitas bantu mobilitas
Respon : klien 5 seperti tongkat seperti tongkat 5 seperti tongkat seperti tongkat
mengatakan Respon : klien Respon : klien Respon : klien Respon : klien
hampir terjatuh mengatakan tidak mengatakan tidak mengatakan tidak mengatakan
pada saat selesai memakai tongkat memakai tongkat memakai tongkat tidak memakai
mandi di kamar untuk alat bantu untuk alat bantu untuk alat bantu tongkat untuk
mandi dan berjalan berjalan berjalan alat bantu
bangun tidur berjalan
Mendiskusikan 09.55 Mendiskusikan Mendiskusikan
09.15 Menyediakan bersama dengan bersama dengan bersama dengan 09.55 Mendiskusikan
pencahayaan anggota keluarga anggota keluarga anggota keluarga bersama dengan
yang cukup 09.5 untuk untuk 09.5 untuk anggota
78
Mendiskusikan
09.45 bersama dengan
anggota keluarga
untuk
mendampingi
aktivitas klien
Respom : klien
mengatakan
selalu didampingi
keluarga saat
beraktivitas
79
80
Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi Lamongan Tahun
2019
Diagnosa 09 Oktober 2019 10 Oktober 2019 11 Oktober 2019 12 Oktober 2019 13 Oktober 2019 Ttd
Keperawata Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
n
Nyeri akut S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan
b/d nyeri sendi lutut sebelah nyeri sendi lutut sebelah nyeri sendi lutut sebelah nyeri sendi lutut sebelah nyeri sendi lutut sebelah
penurunan kanan. Skala nyeri 5 kanan mulai menurun kanan mulai menurun kanan mulai menurun kanan menurun
fungsi tulang O: O: O: O: O:
1. Skala nyeri 5 1. Skala nyeri 4 1. Skala nyeri 3 1. Skala nyeri 3 1. Skala nyeri 2
2. Gelisah 2. Gelisah 2. Gelisah 2. Gelisah mulai 2. Gelisah menurun
3. Tidak mampu 3. Mulai mampu 3. Mulai mampu menurun 3. Mampu
menuntaskan menuntaskan menuntaskan 3. Mampu menuntaskan
aktivitas aktivitas tetapi aktivitas dengan menuntaskan aktivitas
4. Wajah tampak belum sepenuhnya sering aktivitas 4. Wajah sudah tidak
meringis dan 4. Wajah meringis dan 4. Wajah meringis 4. Wajah meringis meringis dan
kesakitan saat kesakitan saat dan kesakitan saat dan kesakitan saat kesakitan saat
berjalan jauh berjalan jauh mulai berjalan jauh mulai berjalan jauh berjalan jauh
5. Ny. R tampak menurun menurun menurun 5. Ny. R sudah tidak
kesulitan tidur 5. Ny. R kesulitan 5. Ny. R kesulitan 5. Ny. R sudah tidak kesulitan tidur
A : Masalah belum tidur mulai tidur mulai kesulitan tidur A : Masalah teratasi
teratasi menurun menurun A : Masalah teratasi sebagian
P : Berikan terapi non A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi sebagian P : Berikan terapi non
farmakologi dan ajarkan sebagian sebagian P : Berikan terapi non farmakologi
teknik distraksi relaksasi P : Berikan terapi non P : Berikan terapi non farmakologi I : Memberikan teknik
I : Memberikan terapi non farmakologi farmakologi I : Memberikan teknik distraksi dan relaksasi
farmakologi dan I : Memberikan teknik I : Memberikan teknik distraksi dan relaksasi E : Skala nyeri 2
mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi distraksi dan relaksasi E : Skala nyeri 3 R : Berikan pijatan untuk
distraksi dan relaksasi E : Skala nyeri 4 E : Skala nyeri 3 R : Berikan pijatan untuk mengurangi rasa nyeri
E : Skala nyeri 5 R : Berikan pijatan untuk R : Berikan pijatan untuk mengurangi rasa nyeri
R : Dampingi klien saat mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
81
beraktivitas
4.1.9 Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Gerontik Klien Osteoartritis Dengan Nyeri Akut Di Wilayah UPT Puskesmas Turi Lamongan Tahun
2019
Diagnosa 09 Oktober 2019 10 Oktober 2019 11 Oktober 2019 12 Oktober 2019 13 Oktobr 2019 Ttd
Keperawatan Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Resiko cedera S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan S : Ny. R mengatakan
b/d hampir terjatuh pada saat berjalan dengan hati-hati berjalan dengan hati-hati berjalan dengan hati-hati brajalan dengan hati-hati
penurunan selesai mandi dan pada saat ke kamar pada saat ke kamar pada saat ke kamar pada saat ke kamar
fungsi tulang bangun tidur mandi mandi mandi mandi
O: O: O: O: O:
1. Terdapat edema di 1. Edema pada kaki 1. Edema pada kaki 1. Edema pada kaki Klien masih tidak
kaki sebelah kiri kiri belum sembuh kiri mulai sudah membaik menggunakan tongkat
2. Terdapat luka 2. Luka kecil pada menurun 2. Luka kecil pada untuk berjalan
kecil akibat kaki mulai 2. Luka kecil pada kaki sudah Klien sudah mengunakan
hampir terjatuh di membaik kaki mulai membaik alas kaki antislip
kamar mandi 3. Klien masih tidak membaik 3. Klien masih tidak A : Masalah teratasi
3. Klien tidak menggunakan 3. Klien masih tidak menggunakan sebagian
menggunakan tongkat pada saat menggunakan tongkat untuk P : Sediakan tongat
tongkat saat berjalan tongkat pada saat berjalan untuk berjalan
berjalan 4. Klien belum berjalan 4. Klien belum I : Mendiskusikan
4. Klien tidak menggunakan alas 4. Klien belum menggunakan alas bersama anggota
menggunakan alas kaki antislip menggunakan alas kaki antislip keluarga mengenai
kaki anti slip A : Masalah belum kaki antislip A : Masalah teratasi tongkat
A : Masalah belum teratasi A : Masalah teratasi sebagian E :Klien belum
teratasi P : Sediakan alas kaki sebagian P : Sediakan alas kaki menggunakan tongkat
P : Sediakan alas kaki antislip dan tongkat P : Sediakan alas kaki antislip dan tongkat untk berjalan
antislip dan tongkat untuk alat bantu jalan antislip dan tongkat untuk alat bantu berjalan R : Dampingi klien saat
untuk alat bantu jalan I : Melakukan kompres untuk alat bantu berjalan I : Mendiskusikan beraktivitas
I : Melakukan kompres hangat pada kaki yang I : Melakukan kompres bersama anggota
hangat pada kaki yang terdapat edema pada kaki yang terdapat keluarga mengenai
terdapat edema dan E : Edema pada kaki edema tongkat
82
mengobati luka pada belum sembuh E : Edema pada kaki E : Klien belum
kaki R : Kompres hangat pada mulai menurun memakai sandal antislip
E : Terdapat edema dan kaki yang terkena edema R : Kompres hangat pada dan tongkat
luka di kaki kaki yang terkenan R : Dampingi klien saat
R : Dampingi klien saat edeam 2x sehari beraktivitas
beraktivitas
83
Ny. R pada usia 63 tahun, sesuai tinjauan pustaka menurut Reny (2014)
pustaka dan tinjauan kasus dimana keluhan utma dirasakan oleh klien Ny.
R adalah Nyeri. Nyeri sendi pada lutut sebelah kanan, bila berjalan jauh
nyeri terasa dan bila dibuat duduk nyeri hilang. Sejak 1 minggu yang lalu.
Skala nyeri 5. Ny. R juga mengatakan hampir terjatuh pada saat selesai
mandi di kamar mandi dan pada saat bangun tidur, sedangkan pada
hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa tidak ada riwayat
penyakit sebelumnya.
36,7℃, Berat Badan: 65 Kg, Tinggi Badan: 151 Cm, dan pada
ketombe, dan rambut tidak rontok, mata penglihatan menurun, tidak ada
hidung tidak ada peradangan, mulut dan tenggorokan mulut bersih, tidak
menelan, telinga bersih, leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
thorax tidak ada whezzing dan ronchi, abdomen tidak kembung, genetalia
tulang atau jaringan lunak. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena pada saat mengkaji, klien
vital dalam batas normal. Pada klien terdapat pembekakan (edema) akibat
hampir terjatuh.
kasus dan tinjauan pustaka. Dalam tinjauan kasus pada Ny. R ditemukan 2
diagnosa keperawatan aktual, yaitu nyeri akut (D.0077) dan resiko cedera
hambatan mobilitas fisik, resiko cedera, defisit perawatan diri, dan defisit
pustaka.
satu dari kedua diagnosa tersebut. Diagnosa yang sesuai antara tinjauan
kasus dan tinjauan pustaka ditemukan pada saat pengkajian data-data yang
sesuai dengan kondisi yang di alami klien dan sesuai dengan keluhan yang
sebelah kanan sejak 1 minggu yang lalu, skala nyeri 5, tampak meringis
dikarenakan klien mengatakan nyeri sendi lutut sebelah kanan, skala nyeri
Bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil proses
5.1 Simpulan
kasus dan tinjauan pustaka. Dan didapatkan kesesuaian pada data subjektif dan
objektif sesuai dengan tinjauan kasus dan tinjauan pustaka yaitu pada riwayat
Pada kasus Ny. R ditemukan dua diagnosa aktual yang sesuai dengan
Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu Nyeri Akut dan Resiko Cedera dengan
84
91
sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien.
yang telah dilakukan dengan 5 kali kunjungan rumah, tujuan tidak dapat tercapai
pada kunjugan rumah yang kelima dan didapatkan masalah teratasi sebagian.
Puskesmas Turi Lamongan mulai dari pengkajian pada tanggal 09 Oktober 2019,
dilakukan pada tanggal 09 s/d 13 Oktober 2019 dan masalah teratasi sebagian
5.2 Saran
Gerontik pada Klien Osteoartritis cengan Nyeri Akut maka penulis menyarankan:
92
yang aman dan nyaman bagi klien serta berikan bantuan yang adekuat, dan
keperawatan gerontik tentang keperawatan nyeri akut pada lansia yang mengalami
osteoarthritis.
DAFTAR PUSTAKA
Aprisunadi & TIM POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesi Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Brandt, Kenneth D. (2014). Osteoarthritis in: Issebacher, Kurt J., Braunwald, E.,
Wilson, Jean D., Martin, Joseph B., Fauci, Anthony S., Kasper, Denis L.
In Harrison's Rheumatology (pp. 1886-1891). Philadephia: McGraw-Hill
Company Inc.
Buys, Lucinda M., Elliott, Marry E., Osteoarthritis in: Dipro, Joseph T., Buys,
Lucinda M., Elliott, Marry E., Talbert, RL., Yee, GC., Matzke, GR., Well,
BG., Posey, LM., . (2014). Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approch
7th Ed. USA: McGraw-Hill Education.
Epstein, BJ. (2011). Osteoarthritis in: Dipiro, JT., Gums, GJ., Hall, Karen., Burns,
Marie A., Wells, Barbara G., Schwinghammer, Terry L., Malone, Patrick
M., Kolesar, Jill M., Rotschafer, J. In Pharmacoterapy Principles and
Practice 8th Ed (pp. 879-890). New York: The McGraw-Hill Companies
Inc.
93
Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Health Books.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan ktik Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika.
Pearle, Andrew D., Warren, Russell F., Rodeo, Scott A. (2005). Basic Science of
Articular Cartilage and Osteoarthritis. Clin Sports Med. Elsevier Inc.
Vol24. p.1-12.
Reny Yuli Aspiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2.
Yogyakarta: EGC.
94
Sakalausklene, G & Jaunisklene, D. (2010). Osteoarthtritis: Etiology,
Epidemiology, Impact on The Individual and Society and The Main
Principles of Management. Continuing Medical Education, 46(11).
Sandy, Arik Mega. (2015). Penanganan Non Farmaklogis Untuk Mengurangi
Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia Di Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto.
Penganan Non Farmakologis, Nyeri Sendi Lutut, Lansia. hal. 3
WHO. (1997). The World Health Report 1997: Conquering suffering, Enriching
Humanity. World Health Organization. Geneva: World Health
Generation, 55.
95
96
1.
2.
3.
Penerima,
.............................
NIK.
99
Penerima,
.............................
NIK.
100
Surabaya,
Tim Penguji
Surabaya,
Tim Penguji
TANGGAL UJIAN :
NILAI UJIAN TUGAS AKHIR
Penilaian Makalah (1 – 100)
Penyampaian Makalah (1 - 100)
Penguasaan Materi (1 – 100)
JUMLAH
...............................................
NIP.
104
TANGGAL UJIAN
NILAI RATA-RATA UJIAN TUGAS AKHIR
Ketua Tim Penguji
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Penguji IV
JUMLAH NILAI
105
Jumlah Penguji
Keterangan :
.......................................
NIP.