Oleh:
ADIGUNA PRANATA
NIM. 151811913013
Oleh:
ADIGUNA PRANATA
NIM. 151811913013
i
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laporan Tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar.
Surabaya
6 Juni 2021
Adiguna Pranata
151811913013
iii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oleh:
ADI GUNA PRANATA
NIM: 151811913013
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Koordinator Program Studi
v
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji
Mengetahui,
vi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan Akhir Studi yang berjudul
Efektif pada Klien Diabetes Melitus di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten
Lamongan”, ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Keperawatan.
2. Prof. DR. Anwar Ma’ruf, drh., M.Kes selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga.
4. Khotibul Umam, S.Kep., Ns., M.Kes dan Ali Sairozi, S KM., S.Kep., Ns.,M.Kes
selaku pembimbing Laporan Akhir Studi yang telah banyak memberikan arahan,
motivasi dan bimbingan sehingga penulisan Laporan Akhir Studi ini dapat
terselesaikan
vii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil demi
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan
yang diberikan. Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir Studi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir Studi
ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.
Penulis
viii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
ix
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
x
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Protektif ................................................................................................... 25
selama 60 menit....................................................................................... 29
xi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
xiv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
xv
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
xvi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
FAMILY NURSING CARE WITH FAMILY HEALTH MANAGEMENT IS
NOT EFFECTIVE ON DIABETES MELLITUS CLIENTS IN
SUKOANYAR VILLAGE, TURI DISTRICT, LAMONGAN REGENCY
Case Study Research in the Village Area of Sukoanyar
By: Adiguna Pranata
xvii
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1
PENDAHULUAN
Dimana penyakit ini menjadi salah satu penyakit tertinggi dari empat penyakit tidak
menular.(Diabetes and Tipe, 2020). Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi batas normal Karena rendahnya
Kesadaran akan menjaga pola makan dan peran keluarga yang tidak efektif dalam
mengontrol Lingkungan dan perawatan anggota keluarga dengan DM, hal ini dapat
menyerang usia produktif maupun kelompok usia tua maupun usia keluarga miskin
berpengaruh pada harapan hidup orang usia lanjut. Diabetes mellitus sebagai
ancaman kesehatan bagi semua kalangan social (Sudarman and Solissa, 2020).
seluruh dunia terdapat lebih dari 143 juta orang penderita, dan jumlah ini
diproyeksikan prevalensinya akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun
melebihi angka 463 juta orang dan di perkirakan 578 juta orang (10,2% dari
1
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
populasi) akan menderita DM pada tahun 2030. IDF (2019) memperkirakan pada
tahun 2045 jumlah penderita penyakit DM di dunia mencapai 700 juta orang
Pada tahun 2017 Sekitar 425 juta orang di seluruh dunia atau 8,8% dari orang
dewasa yang berusia 20-79 tahun, diperkirakan menderita diabetes. Sekitar 79%
diabetes meningkat menjadi 451 juta jika usia diperluas ke 18-99 tahun. Dan jika
trent ini terus berlanjut sampai tahun 2045 maka, diperikirakan 693 juta orang
dengan usia 18-99 tahun berpotensi menderita diabetes, atau jika usia diperluas ke
20-79 tahun diperkirakan sekitar 629 juta orang akan menderita diabetes melitus
dan jumlah kematian akibat diabetes di tahun 2017 diperkirakan sebanyak 4,0 (3.5-
5.0) juta orang. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah cina,
India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes
usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Peningkatan angka prevalensi penderita
Diabetes Melitus usia ≥ 15 tahun cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013
mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain,
seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat
2% dengan Provinsi Sulawesi Utara berada pada urutan ke empat dengan kisaran
angka 3%. Kemudian untuk daerah domisili lebih banyak penderita DM yang
≥ 15 tahun meningkat sebanyak 10,9%. Jawa Timur berada pada urutan kelima
di tahun 2018 meningkat dari tahun 2013 sebesar 2,1%. Sedangkan di Jawa Timur,
prevalensi diabetes mellitus berada pada kisara 1,25% dari seluruh jumlah
kesehatan sesuai standard sejumlah 19.272 jiwa dan yang belum mendapatkan
pelayanan sesuai standard sejumlah 97.6 jiwa. dan Berdasarkan data yang diperoleh
pada tahun 2019 jumlah penderita Diabetes Melitus sebanyak 425 jiwa (Laporan
gula darah dan menajemen DM sehingga kualitas hidup akan menurun dan akan
kronis. Pada penyakit DM ini apabila tidak ditangani dengan baik akan
jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf dan
2020).Riwayat keluarga secara luas diakui sebagai prediktor kuat untuk risiko
dibahas sebagai terapi antara pasien dan pasienkeluarganya. Pasien harus menerima
perawatan medis yang terkoordinasi dan terintegrasi dari Tim kesehatan, sehingga
melitus sehingga kadar gula darah pasien dapat terkontrol dengan baik(Yeni and
Handayani, 2013). kesehatan dan penyakit dipengaruhi oleh budaya, keluarga, dan
peran yang sangat signifikan terhadap kehidupan keluarga yang lain terutama status
Peran keluarga jauh dari peran formal dan informal. Dalam peran informal
keluarga. Dimana tugasnya setiap anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit lainnya sebagai fungsi dasar keluarga dalam merawat yaitu memenuhi
kebutuhan, perawatan dan perawatan anggota keluarga yang sakit dan memenuhi
pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara optimal (Yeni and Handayani, 2013)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti studi kasus
efektif pada pasien Diabetes Melitus (DM) di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi
Kabupaten Lamongan
Batasan Masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah asuhan keperawatan
keluarga dengan dengan Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak efektif pada pasien
Keluarga Tidak efektif pada pasien Diabetes Melitus (DM) di Desa Sukoanyar
1.5.2 Praktis
1. Bagi Penulis
Lamongan.
2. Bagi Keluarga
Melitus.
4. Bagi Masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Keluarga ,3) Konsep Dasar Diabetes Melitus 4) Konsep Dasar Asuhan
sistem yang utuh, didalamnya terdiri bagian-bagian struktur. Pola organisasi tiap
anggota keluarga memainkan peran tertentu. Dalam keluarga juga terdapat pola
interaksi antar anggota keluarga. Karena itu, Keluarga memiliki peran yang sangat
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang diikat oleh kebersamaan dan
keluargaKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
7
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
yang ditandai dengan adanya tempat tinggal, kerjasama ekonomi dan Keluarga
reproduktif terdiri dari dua orang dewasa yang berbeda jenis kelamin, setidaknya
keduanya memelihara hubungan seksual yang disepakati secara sosial, dan ada satu
atau lebih anak-anak yaitu anak kandung atau anak adopsi, dari hasil hubungan
(nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (hasil pernikahan atau adopsi);
2. Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
yang terbentuk dari pasangan bercerai atau kehilangan pasangannya; 4. Orang tua
tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal oleh
mother); 6. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (orang dewasa lajang yang tinggal sendiri); 7. Keluarga dengan
sama(PATIMAH, 2020).
(Cruz, 2013)
budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan
pendidikan, fungsi ekonomi, fungsi pembinaan lingkungan dan fungsi rekreasi serta
fungsi tersebut, terutama dalam hal ini tugas orang tua yang merupakan aktor utama
atau beberapa fungsi tersebut tidak dijalankan. Hal ini pun berkaitan denga
(PATIMAH, 2020).
dilakukan, meliputi:
meskipun fungsi tersebut mungkin sangat bervariasi. Fungsi keluarga efektif bila
ada keselarasan antara fungsi sosial dan ekonomi. Fungsi dasar keluarga dapat
1. Reproduksi.
manusia ada.
2. Sosialisasi.
ekonomi, dan peran gender) serta identitas perilaku dan kewajiban. Misalnya, di
rumah tangga dan menjadi pengasuh anak, sedangkan anak laki-laki diarahkan
4. Dukungan ekonomi.
5. Dukungan emosional.
Interaksi sosial dapat berupa hubungan emosional, pola asuh, jaminan keamanan
bagi anak. Keluarga juga merawat anggotanya saat mereka sakit atau mengalami
orang tua sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orang tua juga ahli agama.
Orang tua di mana mengaji dan membaca kitab suci membentuk kepercayaan anak-
anak mereka. Melalui fungsi keagamaan ini, anggota keluarga mengetahui apa yang
mempunyai peran penting untuk menanamkan pola tingkah laku yang berhubungan
dengan orang lain (sosialisasi), keluarga juga memberikan warisan budaya, disini
sebagai ciri khas suatu bangsa harus dilestarikan, salah satu wujud pelestariannya
Tiga fungsi cinta dan kasih sayang. Pertumbuhan seorang anak tidak pernah
pembentukan kepribadian anak, oleh karena itu salah satu fungsi keluarga adalah
menyalurkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang orang tua yang utuh
aman, kasih sayang, simpati dari orang lain. Keluarga adalah tempat untuk
menularkan hasrat seksual kepada manusia lain (berbeda jenis kelamin) secara legal
di mata hukum dan secara legal dalam agama, sehingga manusia dapat melanjutkan
hidupnya karena dengan fungsi biologis tersebut mereka akan memiliki keturunan
berupa anak-anak.
Enam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah mendidik anak sejak awal
sampai anak tumbuh dewasa, keluarga memegang peranan penting dalam upaya
Ketujuh fungsi ekonomi, artinya keluarga merupakan wahana yang baik untuk
prosesnya fungsi ekonomi ini mampu membagi kerangka keluarga, misalnya ayah
sebagai uang. pencari kebutuhan dan ibu yang bertugas mengasuh anak, walaupun
saat ini banyak ibu yang sudah memasuki dunia kerja namun tidak akan lepas dan
Delapan fungsi lingkungan, artinya segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh
seorang anggota keluarga pada awalnya dilakukan dalam keluarga. Anak atau
pada kelangsungan hidup. Upaya menjaga lingkungan dapat dilakukan dari hal-hal
kecil, mulai dari kebersihan lingkungan, penanaman pohon, dll. Dapat menjadi
defisiensi absolut atau kerabat kerja insulin dan / atau sekresi. Gejala yang
Upadhayay, 2016).
kompleks dengan risiko yang berasal dari aksi gabungan sejumlah faktor genetik
etiologi penyakit dan informasi lanjutan dalam perawatan klinis. Sejumlah jenis
DM yang berbeda dikenali pada manusia. Diabetes tipe 2 (T2D), terkait dengan
resistensi insulin dan obesitas pada orang dewasa, kira-kira sembilan kali lebih
sering daripada Diabetes Tipe 1 (T1D), penyakit autoimun yang paling sering
didiagnosis pada orang muda. T1D dan T2D keduanya dianggap sebagai gangguan
Davison, 2021)
dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut.
Pengaruh faktor genetik terlihat pada tingginya angka penderita diabetes yang
berasal dari orang tua yang memiliki riwayat DM sebelumnya. Diabetes tipe 2
disebut juga gaya hidup diabetes karena penyebab selain faktor keturunan, faktor
lingkungan antara lain usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktivitas fisik,
dan gaya hidup penderita tidak sehat juga berperan dalam terjadinya diabetes ini..
faktor resiko pada DM tipe 2 yaitu unchangeable risk factor/factor resiko yang tidak
dapat diubah dan changeable risk factor/factor yang tidak dapat diubah dan dapat
diubah faktor risiko / faktor yang dapat diubah. DiFaktor resiko yang tidak dapat
diubah terdiri dari kelainan genetik dan umur, kemudian terdiri dari faktor resiko
yang dapat diubah pola makan yang salah, obesitas, merokok, hipertensi, aktivitas
2.3.2 Etiologi
Penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis diabetes yang
diderita. Diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe
1 dan diabetes tipe 2. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah
fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2
karena masalah jumlah insulin yang kurang dan bukan karena pankreas tidak bisa
berfungsi baik. Diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami
obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya, dimana penyebabnya
adalah kurangnya sekresi insulin pankreas dan adanya resistensi tubuh terhadap
insulin. Banyak penderita diabetes tidak menyadari dirinya mengidap penyakit, hal
yang relative atau absolut. Kekurangan insulin dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu:
1. Sebuah. Kerusakan sel B pankreas karena pengaruh luar (virus, bahan kimia,
dll.)
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah orang dengan sindrom
toleransi glukosa (TGT) atau kadar glukosa darah puasa terganggu sebelumnya
2016)
1. Obesitas (kegemukan)
Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dan kadar glukosa darah
2. Hipertensi
penyimpanan yang tidak tepat garam dan air, atau peningkatan tekanan
3. Sejarah Keluarga
memiliki gen diabetes. Diperkirakan bahwa bakat diabetes adalah gen resesif.
Hanya orang yang homozigot dengan gen resesif yang menderita Diabetes
Mellitus.
4. Dislipedimia
(Trigliserida> 250 mg / dl). Ada hubungan antara insulin plasma tinggi dan
HDL rendah (
6. Riwayat persalinan
7. Faktor Genetik
Diabetes tipe 2 berasal dari interaksi faktor genetik dan mental. Penyakit ini
pada kejadian diabetes tipe 2 adalah meningkat dua hingga enam kali lipat
alkohol dan rokok, serta peningkatan kualitas diabetes melitus tipe 2. Alkohol
Seseorang akan meningkatkan tekanan darah konsumsi etil alkohol lebih dari
60ml / hari yang setara dengan 100 ml wiski proof, 240 ml wine atau 720 ml.
Pertama adalah faktor risiko yang tidak bisa berubah seperti usia, faktor genetik,
aktivitas fisik, kebiasaan merokok,, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh (Bhatt,
1. Diabetes Mellitus Tipe 1: defisiensi insulin absolut akibat kerusakan sel beta
disertai defisiensi insulin relatif, hingga defek dominan pada sekresi insulin
3. Jenis Diabetes Lainnya: akibat cacat genetik pada fungsi sel beta, cacat
Tolerance)(Widodo, 2017)
Tanda-tanda diabetes termasuk cepat haus, sering buang air kecil, kelelahan,
dan berat tubuh menurun meski nafsu makan tetap tinggi. Dalam kondisi yang lebih
parah, gejalanya adalah Penyebabnya bisa berupa penglihatan kabur, bila ada luka
sulit sembuh dan lemah syahwat pada pria. gejala khas yang sering timbul dan
penambahan bentuk air urin dengan jelas menarik cairan ke sel-sel tubuh.
glukosa.
2. Lemas, ini akibat karbohidrat yang keluarnya bersama urine maka tubuh
kekurangan kalori.
3. Berat badan menurun, oleh karena gula yang ada pada darah tidak dapat
yang bisa menandakan seseorang sedang menderita diabetes atau tidak, adalah
atau tidak pemeriksaan tes darah dapat dilihat dengan melihat kadar gula darah
2.3.6 Komplikasi
1. Hipoglikemia
kesadaran. Biasanya hipoglikemia terjadi bila kadar glukosa darah < 50 mg/dl, dan
ini terjadi apabila dosis obat anti diabetes atau insulin terlalu tinggi, makan terlalu
2. Hiperglikemia
darah tiba-tiba melonjak. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh stres, infeksi, dan
polidipsia, polifagia, dengan berat, dan tatapan mata melarikan diri. Hiperglikemia
infeksi jamur pada vagina. Bisa jadi hiperglikemia yang tahan lama berevolusi
3. Komplikasi Makrovaskuler
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh
darah perifer. Komplikasi Makrovaskular lebih sering terjadi pada DM tipe 2, yang
komplikasi makrovaskuler juga dapat terjadi pada DM tipe 1.. Kombinasi dari
jantung sangat besar risikonya pada penderita penderita diabetes, maka pencegahan
tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid darah. Penderita diabetes harus selalu
menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/80 mm Hg. Penderita harus secara
sadar menyesuaikan gaya hidupnya, termasuk melakukan upaya berat badan ideal,
pola makan dengan gizi seimbang, olah raga teratur, tidak merokok, dan
4. Komplikasi mikrovaskuler
ketiga Komplikasi ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Untuk berkembang
(Widodo, 2017)
2.3.7 Patofisiologi
berperan yaitu:
1. Resistensi insulin
tetapi karena sel target insulin gagal atau tidak dapat merespon insulin secara
normal. Kondisi ini biasanya disebut sebagai "resistensi insulin". 1,8 Resistensi
insulin sebagian besar disebabkan oleh obesitas dan kekurangannya aktivitas fisik
dan penuaan. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, produksi juga bisa terjadi
glukosa hati berlebihan tetapi tidak ada kerusakan besar pada sel-sel Langerhans B.
autoimun, seperti diabetes mellitus tipe 2.. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut (Bhatt, Saklani and
Upadhayay, 2016).
gangguan sekresi insulin fase pertama, yang berarti bahwa sekresi insulin gagal
selanjutnya akan terjadi kerusakan pada sel B pankreas. Kerusakan Sel B pankreas
akan terjadi secara progresif akan sering menyebabkan defisiensi insulin, sehingga
melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi
(Nugroho, 2015)
1. Target untuk glukosa darah puasa antara 72 – 125 mg/dl, dan 2 jam setelah
4. Kadar kolesterol LDL < 100 mg/dl, kolesterol HDL > 40 mg/dl pada pria dan >
1. Jangka pendek: lenyapnya keluhan dan tanda DM, pertahankan rasa nyaman dan
mortalitas DM. Untuk mencapai tujuan perlu untuk mengontrol glukosa darah,
tekanan darah, berat badan dan profil lipid, melalui manajemen pasien holistik
1) Diet
anjuran makan masyarakat umum yaitu makana makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan gizi setiap individu. Pada penderita diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan ditinjau dari jadwal makan, jenis
dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang sedang makan menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang direkomendasikan adalah
lemak, dan 10-15% protein.Untuk menentukan status gizi, dihitung dengan BMI
(Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat serta cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT
BeratBadan (Kg)
IMT =------------------------------------------------
Tinggi Badan (m)Xtinggi Badan (m)
(Bhatt, Saklani and Upadhayay, 2016)
2) Exercise (Latihan fisik/olahraga)
Olahraga teratur (3-4 kali seminggu) dianjurkan selama kurang lebih 30
menit, sesuai sifatnya menurut Continous, Rhythmical, Interval, Progressive,
Endurance (CRIPE). Latihan menurut kemampuan pasien. Contohnya adalah
olahraga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit.. Hindarkan kebiasaan hidup
yang kurang gerak atau bermalasmalasan.(Bhatt, Saklani and Upadhayay, 2016)
(1) Olahraga intermiten (1 – 3 – 1) untuk mengelola kadar glukosa darah
(2) Stretching dan loosening untuk kelenturan sendi dan lancarnya aliran
dampak dan ritme seperti senam, jogging, berenang, dan bersepeda. Porsi
latihan juga harus perhatikan, olah raga yang berlebihan akan merugikan kesehatan,
sedangkan terlalu banyak olah raga sedikit tidak terlalu berguna. Penentuan porsi
latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi
dan tidak mudah patah semangat. Olahraga teratur sangat baik sekali
diabetes. Bagi penderita diabetes, olahraga sangat banyak sekali manfaat yang
diperoleh diantaranya:
menyimpan glukosa.
serta merta olahraga bisa menolong penderita diabetes. Dalam kondisi tertentu,
untuk memilih olahraga yang sesuai dan harus menghindari olahraga yang
adalah jogging, jalan kaki, senam, dan renang. Penderita diabetes juga disarankan
melakukan olahraga ringan seperti senam kaki atau senam khusus yang diberi nama
senam sepuluh menit. Jenis olahraga bagi penderita diabetes dipilih yang memiliki
nilai aerobik tinggi, seperti jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan
bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis lapangan, tenis meja, bahkan sepakbola,
boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra dan disertai dengan frekuensi,
protektif
Jogging Mendayung
(Nugroho, 2015)
yang diterapkan untuk orang sehat. Frekuensi olahraga adalah 3 – 5 kali dalam
seminggu. Intensitasnya berkisar 60 - 75% dari denyut nadi maksimal. (DNM = 220
– Umur). Durasinya sekitar 60 menit setiap kali berolahraga pada zone latihan.
menit. Penambahan lama latihan dapat menyebabkan berkurangnya gula darah dan
berdasarkan pada olahraga selama 60 menit dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
60 menit
2 Ringan 20 – 39 35 – 54
3 Sedang 40 – 59 55 – 69
4 Berat 60 – 84 70 – 89
*Nilai maksimal merupakan nilai yang dapat dicapai orang dewasa normal selama
Kadar gula darah penderita saat melakukan olahraga harus berada pada
kisaran 100– 300 mg/dl, lebih dari 300 mg/dl dikhawatirkan terjadi ketosis
(kelebihan keton dalam jaringan). Penderita dengan kadar gula yang terlalu rendah
juga dilarang melakukan latihan, karena ditakutkan apabila kadar gulanya sudah
melakukan olahraga, maka ada Beberapa tips yang bisa dilakukan penderita
diabetes saat berolahraga yaitu Jika mengalami sakit misalnya merasa lemah,
peningkatan denyut jantung dan berkeringat lebih dari biasanya selama berolahraga
maka segera berhenti, untuk menghindari kerusakan jaringan dan juga sendi.
1. Jangan lupa untuk mencatat kadar gula darah sebelum dan setelah olahraga.
2. Pastikan membawa makanan ringan yang manis disaku saat olahraga, jika
1. Hiperglikemia:
ketogenesis
2) Kelebihan glukosa
2. Hipoglikemia:
2) Proteinuria (akut)
infeksi)
Berdasarkan risiko atau masalah yang potensial terjadi saat olahraga atau
1) Jika kadar glukosa darah <100 mg/dl, makan snack dengan karbohidrat 15-
3) > 250 mg / dl, dengan keton atau >300 mg / dl tanpa keton, tunda olahraga,
serum keton harus diperiksa; hiperglikemia dan dehidrasi harus diatasi atau
tertunda yang dapat terjadi 6-28 jam setelah suatu olahraga berat dan dapat
terjadi meskipun kadar glukosa darah normal selama olahraga dan tidak
tercerna 1-2 jam sebelum olahraga. Olahraga dalamwaktu lama atau berat, harus
untuk olahraga spontan atau yang tidak direncanakan, 20-30 g per 30 menit
olahraga.
olahraga dengan menyuntikan insulin di bagian yang tidak berperan aktif dalam
olahraga, absorpsi di abdomen adalah yang paling cepat absorpsinya dan paling
dapat diandalkan.
urin,(Nugroho, 2015).
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak
1. Antidiabetik oral
mencegah kadar gula darah sehingga tidak terjadi komplikasi. Terlebih lagi dengan
tipe 2 ringan sampai sedang gagal dikendalikan dengan mengatur asupan energi dan
karbohidrat serta olahraga. Obat kelompok ini ditambahkan ketika setelah 4-8
minggu diet dan upaya olahraga dilakukan, kadar gula darah di atas 200 mg% dan
HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan pengganti usaha diet, itu membantunya.
Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi
diabetes. Pilihan terapi menggunakan antidiabetik oral bisa dilakukan dengan satu
jenis obat atau kombinasi. Pemilihan dan penentuan rejimen antidiabetik oral
pasien pada umumnya termasuk penyakit lain dan komplikasi yang ada. Dalam hal
inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitizing (Bhatt, Saklani and Upadhayay,
2016).
2. Insulin
Insulin adalah protein kecil dengan berat molekul 5808 pada manusia.
Insulin mengandung 51 asam amino tersusun dalam dua rantai yang dihubungkan
oleh jembatan disulfida, ada perbedaan asam amino dari kedua rantai tersebut.
Untuk pasien yang tidak terkontrol diet atau pemberian hipoglikemik oral,
kombinasi insulin dan obat lain bisa sangat efektif. Insulin terkadang digunakan
tipe 2 memburuk, penggantian insulin total menjadi perlu. Insulin adalah hormone
2.3.10 PATHWAY
Etiologi
Gambar 2.1 Pathway Diabetes Melitus
Melitus
secara terus- menerus terhadap keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian
aturan, harapan, teori, dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan (Harefa,
2019)
menengah kebawah dan situasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya
penduduk(Cruz, 2013).
2.4.1.2 Budaya
rumah, status sosial ekonomi keluarga, kebutuhan rekreasi (Di luar rumah dan di
perkembangan dan sejarah keluarga. Data yang perlu di kaji pada komponen
pengkajian ini, yaitu tahap perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur
anak pertama dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi (Baca Bab 1 pada
topik konsep keluarga), riwayat keluarga inti (data yang dimaksud adalah data
kesehatan seluruh anggota keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak),
riwayat keluarga sebelumnya dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan
2.4.1.4 Lingkungan
dan komunitas. Data Komunitas terdiri atas tipe penduduk, apakah termasuk
penduduk pedesaan atau perkotaan, tipe hunian rumah, apakah sebagian besar
tetangga dan komunitas meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-
Data yang perlu dikaji adalah berapa lama keluarga tinggal di tempat tersebut,
adakah riwayat pindah rumah, dari mana pindahnya. Kemudian ditanyakan juga
Data berikutnya adalah sistem pendukung keluarga. Data yang perlu dikaji
apakah teman, tetangga, kelompok sosial, pegawai, atau majikan, apakah ada
Widagdo, 2016).
keluarga(Cruz, 2013).
Data yang keempat yang perlu dikaji adalah data struktur keluarga, antara
Widagdo, 2016).
Data berikutnya yang dikaji adalah struktur kekuatan keluarga, yang terdiri
atas data siapa yang membuat keputusan dalam keluarga, seberapa penting
keputusan yang diambil. Selanjutnya, adalah data struktur peran, meliputi data
peran formal dan peran informal dalam keluarga yang meliputi peran dan posisi
setiap anggota keluarga, tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan dalam
Widagdo, 2016).
dianut keluarga, nilai inti keluarga seperti siapa yang berperan dalam mencari
keluarga, keluarga sebagai pelindung dan kesehatan bagi keluarga, apakah ada
pentingnya nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai
yang menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana nilai- nilai (Kholifah and
Widagdo, 2016).
1. Fungsi afektif.
Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola kebutuhan keluarga dan
2. Fungsi sosialisasi.
Data yang dikaji terdiri atas keyakinan dan nilai perilaku keluarga untuk
diperlukan strategi koping yang tepat di dalam keluarga. Strategi koping keluarga
diakibatkan oleh masalah atau peristiwa. Penting bagi keluarga untuk memiliki
strategi koping yang baik selama merawat anggota keluarga yang menderita DM.
adalah sejauh mana keluarga merespon situasi atau stressor saat ini.
3. Strategi koping
Hal yang perlu dikaji adalah strategi coping atau strategi pemecahan masalah
2.4.2.1 Identitas
Sifat (bertahap atau tiba-tiba), bagaimana sifat sakit yang dirasakan, misalnya
terkena aliran listrik, air panas, keracunan, kecelakaan berarti sifatnya tiba-
apakah penyakit termasuk parah atau masih ringan atau sedang, tergantung
dari kondisi pasien dan jenis penyakit yang diderita; Waktu (terus-menerus
atau intermitten), misalnya anak yang menderita asma, penyakit ini termasuk
musim dingin biasanya akan lebih sering kambuh. Malnutrisi juga bisa
dilahirkan; Gestasi (cukup bulan, prematur, post matur): apakah anak lahir
cukup bulan atau kurang bulan atau lebih dari matur; Lahir mati, aborsi:
kehamilan: pada waktu anak masih dalam kandungan, apakah sehat, atau
pernah sakit dan diberi obat- obatan; Obat-obatan yang digunakan: obat apa
saja yang pernah dikonsumsi pada saat anak masih dalam kandungan.
kambuh?(Cruz, 2013).
3. Pemeriksaan fisik
2. Kepala: kaji bentuk dan kesimetrisan, postur kepala, palpasi tengkorak, ukur
lingkar kepala
4. Mata: pembukaan mata, ukuran pupil komparatif dan reaksi pupil terhadap
cahaya, dan posisi okular, inspeksi palpebra, konjungrtiva, kelopak mata ada
kehitaman.
data yang dikumpulkan tentang keluarga. Diagnosa ini berfungsi sebagai alat untuk
komunitas terhadap permasalahan kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis data sari hasil
2019).
perawatan/pengobatan (D.0115)
keperawatan yang dimulai dari penentuan tujuan (khusus dan umum), penetapan
keluarga. Adapun beberapa tingkat tujuan yang disusun dalam jangka pendek
(khusus) dan jangka panjang (umum). Tingkatan ini digunakan untuk membedakan
masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga. Tujuan khusus atau jangka
pendek sifatnya spesifik, dapat di ukur, dapat dimotivasi atau memberi kepercayaan
pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam proses dam membimbing keluarga
ke arah tujuan jangka panjang atau umum. Tujuan jangka panjang atau umum
oleh keluarga agar dapat tercapai Selanjutnya terdapat penetapan kriteria dan
Tabel 2.6 Intervensi dan kriteria hasil dan intervensi diagnose keperwatan DM.
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa lebih dari 250
mg/dl
- Kolaborasi pemberian
insulin,jika perlu
- kolaborasi pemberian
cairan ,jika perlu
selama melakukan
- Berjalan dengan ambulasi
langkah
pelan,sedang dan - Fasilitasi aktivitas
cepat meningkat (5) ambulasi dengan alat bantu
menurun(5)
-Anjurkan melakukan
-Kelemahan fisik mobilisasi dini
menurun(5)
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan ( pindah dari
tempat tidur ke kursi
Perilaku
membaik(5)
(Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019) (Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
berikut:
2. Evaluasi Sumatif
proses mulai dari pengkajian sampai dengan tindakan perlu ditinjau kembali
Tidak Efektif.
kesehatan anggota keluarga (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017, p. 254).
dalam keluarga karena tidak adanya dukungan keluarga terhadap pemulihan kondisi
kesehatan pada anggota keluarga. Diabetes Melitus adalah penyakit yang dikenal
oleh masyarakat dengan nama kencing manis dan bersifat kronis yang
meninmbulkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (putri,
Wulansari, 2020)
pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan
dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga (Etanol,
2.5.2 Etiologi
Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah satu dari lima
Hibiscus, 2017).
Melitus (DM) menurut (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017, p. 254), adalah sebagai
berikut
4. Kesulitan Ekonomi
5. Banyak Tuntutan
6. Konflik Keluarga
Tabel 2.7. Tanda dan gejala Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif menurut
Mayor Minor
DS: DS: -
1. Mengungkapkan tidak
memahami masalah kesehatan yang
diderita
2. Mengungkapkan kesulitan
menjalankan perawatan yang tepat
BAB 3
METODE PENELITIAN
metode, hasil, dan kesimpulan yang berdasarkan atas kaidah ilmia (Nursalam, 2013,
p. 3). Pada bab ini akan disajikan mengenai motode penelitian yang berisi tentang:
akurasi suatu hasil. Istilah desain penelitian digunakan dalam dua cara; Pertama,
studi kasus. metode penelitian studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian
yang dapat menjawabnya beberapa masalah atau objek tentang suatu fenomena,
55
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
khususnya dalam cabang ilmu sosial. Sebagai contoh Pada cabang sosiologi
peristiwa atau situasi di dunia nyata (real situasi). Bila dilihat dari tujuannya, studi
kasus merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang berbasis pada
Keperawatan Keluarga pada klien yang mengalami Diabetes Melitus (DM) Paru
diamati dari sesuatu yang ada mendefinisikan. Karakteristik yang dapat diamati
(diukur) inilah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang
konseptual atau hipotetik dan bukan pada ciri-ciri yang dapat diamati (Nursalam,
maka peneliti sangat perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu tentang “Asuhan
pada anggota
keluarga.
Pada bab ini akan diuraikan tentang penentuan populasi, sampel, dan
penelitian harus memiliki subjek, bisa berupa manusia, hewan, barang-barang, dan
sakit(Nursalam, 2013).
Pada penelitian ini subjek penelitian yang digunakan adalah Empat pasien
Tiap keluarga (1 kasus) dengan masalah keperawatan yaitu Pada Klien Diabetes
Keluarga Tn.K pada tanggal 11 Mei 2021 sampai dengan tanggal 13 Mei 2021.
Klien diobservasi atau diKunjungi minimal tiga hari. untuk Laporan akhir studi ini
dilakukan selama 3 hari. Waktu penelitian pada pada tanggal 11 Mei 2021 sampai
langkah pengumpulan Data tergantung dari desain penelitian dan teknik instrumen
yang digunakan. Selama proses tersebut pengumpulan data, peneliti fokus pada
terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2013)
3.5.1 Wawancara
mendalam adalah untuk menggali lebih dalam akan suatu fenomena fenomena yang
sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat bersifat pertanyaan
strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan
isi yang diinginkan peneliti. Daftar pertanyaan biasanya dibuat sebelum wawancara
dan ditanyakan secara berurutan. Untuk Jenis wawancara terstruktur yang lebih
ketat, peneliti hanya diperbolehkan bertanya apa adanya sesuai dengan soal yang
telah disusun. Jika responnya tidak jelas, peneliti hanya boleh ulangi pertanyaan
yang sama.
3.5.2 Observasi
yang dilakukan pada studi kasus ini antara lain mengamati kondisi pasien, observasi
pasien hernia pasca operasi dan observasi lingkungan rumah klien. Penjelasan
2. Palpasi: teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba. Tangan dan radius
3. Perkusi: teknik pemeriksaan dengan menepuk jari perawat (Sebagai alat untuk
mendengarkan suara yang dibuat oleh tubuh. Dalam penelitian ini Peneliti
melihat atau menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain
tentang subjek. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah rekam medis ruang
(Fitriani et al., 2019). mengajukan empat kriteria keabsahan data yang diperlukan
dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai
berikut:
Keabsahan bentuk batas terkait dengan kepastian bahwa yang diukur adalah
benar-benar adalah variabel yang akan diukur. Validitas ini juga dapat dicapai
melalui proses pengumpulan data yang sesuai. Salah satu caranya adalah melalui
sesuatu selain data untuk tujuan memeriksa atau sebagai perbandingan terhadap
1. Triangulasi Sumber
2. Teknik Triangulasi
sumber data hal yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wa- wancara di siang hari pada saat narasumber tidak sibuk dengan orang
yang ingin berobat, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid
melakukan pen- gecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
Validitas ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat.
Kegiatan dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu dilakukan berubah dan
tentu saja akan mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Padahal sudah dilakukan
uji validitas internal, masih terdapat kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang
tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan
memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus ter- sebut
3.6.3 Reliabilitas
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang
sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan
peneliti selanjutnya me- meperoleh hasil yang sama apabila penelitian dil- akukan
sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep keajegan
penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
Analisis statistik digunakan pada data pada data kuantitatif atau data yang
berdasarkan konten yang disebut analisis isi, yaitu analisis data berdasarkan kualitas
konten berdasarkan kode / kata kunci yang telah di buat ditentukan oleh peneliti.
metode kualitatif.. Pada penelitian bidang ilmu keperawatan, metode tersebut sering
sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis
yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk
penelitian ini adalah dengan cara wawancara klien dan anggota keluarga dan
membagikan Kuisioner yang harus diisi oleh responden yang menghasilkan data
Pada bagian akhir suatu penelitian, peneliti dapat membuat laporan secara
tertulis atau pun verbal akan hasil akhir dari penelitian. Pada umumnya hasil akhir
penelitian dibuat dalam bentuk tulisan.memberikan beberapa saran akan aspek yang
penelitian, dan hal tersebut dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.
3. menjabarkan secara lengkap akan proses penelitian kasus yang dimulai dari
pemahaman yang jelas akan fenomena yang telah diteliti (Yona, 2014).
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan tabel, gambar, dan teks
naratif.
3.9 Kesimpulan
keluarga tidak efektif dibahas dan dibandingkan antara hasil dari asuhan
keperawatan keluarga yang telah dilakukan sama atau tidak, serta sesuai dengan
Isu etika dalam penelitian yang menggunakan subyek manusia menjadi isu
sentral berkembang saat ini. Dalam penelitian ilmu keperawatan, karena hampir
90% subjeknya adalah yang digunakan adalah manusia, sehingga peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
peneliti secara tidak sengaja akan melanggar hak (otonomi) manusia sebagai klien..
yang diberikan. Padahal pada kenyataannya, hal ini sangat bertentangan dengan
1. Prinsip manfaat
subjek atau tidak, tanpa sanksi atau konsekuensi apa pun pemulihan, jika
2) Hak untuk mendapatkan jaminan atas perlakuan yang diberikan (hak untuk
yang detail dan bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada
subjek.
3) Informed consent
consent juga perlu menyatakan bahwa data yang diperoleh hanya akan
1) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (hak dalam perlakuan yang adil)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
BAB 4
4.1 Hasil
Keluarga Pada Tn.”M”, Ny.“T”, Tn.”K”, Tn.”K” dengan Diabetes Melitus dengan
tanggal 05 Mei s/d 07 Mei 2020 Melalui pendekatan proses keperawatan Keluarga.
di Kecamatan turi Kode pos (62251) dengan lokasi yang sangat strategis, Desa
Sukoanyar terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Kruwul, Galang, dan Wudi dan lokasi
pengambilan sample studi kasus berada di Dusun Galang 003/002. Desa Sukoanyar
memiliki jumlah penduduk kurang lebih 3.044 jiwa, Desa Sukoanyar memiliki
berbagai pelayanan kesehatan yang cukup seperti posyandu tiap Dusun, Puskesmas
yang terletak di Dusun Wudi, Program KB, dan terdapat tempat-tempat penting
lainnya
69
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
KLIEN 1
1. Data Umum
1) Komposisi keluarga :
KELUAR N
GA
W LAIN
KLIEN 2
Data Umum
Komposisi keluarga :
N KELUAR pak
GA 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
INGLE
3. M P IBU 66 SD
NY. T
KLIEN 3
Data Umum
Komposisi keluarga :
N KELUAR 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
GA
KLIEN 4
Data Umum
Komposisi keluarga:
N KELUAR T
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
4. AN. A L ANAK 10 SD
Genogram :
KLIEN 1
KLIEN 2
mempunyai 1 ibu yang masih hidup yaitu Ny. T, dan sekarang Ny. T
menderita penyakit DM
KLIEN 3
Catatan : Tn.K dan Ny.S memiliki satu anak yang masih usia sekolah,
KLIEN 4
genogram:
Catatan : Tn.K dan Ny.M Memiliki 2 anak 1 sudah dewasa dan yang 1
masih usia sekolah dan mempunyai 1 ibu yang masih hidup yaitu Ny. T,
Keterangan:
: Klien : Meninggal
: pisah KK
Denah rumah:
8 X 10 m²
K. Mandi K.Tidur 1
TV
S
Dapur Ruang Tamu
K. Tidur 3 K. Tidur 2
Garasi
Denah rumah:
10 x 12 m²
K. Mandi
K. Tidur 2 K. Tidur 3
Ruang Tamu S
TV
K.Tidur 1
Dapur
Denah rumah:
9 x 10 m²
K.Mandi
Dapur
TV K. Tidur 2
K.Tidur 1
Denah rumah:
9 x 12 m²
K. Tidur 1
K. Tidur 3
K. Tidur 3
Ruang Tamu S
K. Mandi
K. Tidur 4
TV
Dapur
Keterangan:
Pintu: Ventilasi:
Tabel 4.5 Pengkajian Keluarga Klien 1-4 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Data Anamnesis Klien 1 (Tn.M) Klien 2 (Ny.T) Klien 3 (Tn.K) Klien 4 (Tn.K)
Tipe Keluarga, Tipe keluarga Nuclear Tipe keluarga Janda (Single Tipe keluarga Nuclear Tipe keluarga besar
Family yang terdiri dari Family) adalah keluarga Family yang terdiri dari (Extended family) adalah
Ayah, Ibu, dan yang terjadi karena Ayah, Ibu, dan keluarga inti ditambah
Anak(Anakkandung/angkat) perceraian atau kematian, Anak(Anakkandung/angkat) dengan saudara lainnya
dan Ny.L cerai mati dengan missal: nenek
suaminya. kakek,paman,bibi, dan Tn.
K Satu rumah dengan
mertuanya yaitu Ny.T
Suku Bangsa Asal suku bangsa keluarga : Asal suku bangsa keluarga Asal suku bangsa keluarga : Asal suku bangsa keluarga
Keluarga klien berasal dari : Keluarga klien berasal Keluarga klien berasal dari : Keluarga klien berasal
suju Jawa/Indonesia dari suju Jawa/Indonesia suju Jawa/Indonesia dari suju Jawa/Indonesia
Budaya suku bangsa yang Budaya suku bangsa yang Budaya suku bangsa yang Budaya suku bangsa yang
berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan dengan
kesehatan : Kebudayaan kesehatan : Kebudayaan kesehatan : Kebudayaan kesehatan : Kebudayaan
yang dianut tidak yang dianut tidak yang dianut tidak yang dianut tidak
Agama Agama yang dianut Tn. M Agama yang dianut Ny. L Agama yang dianut Tn. M Agama yang dianut Tn. M
adalah agama islam adalah agama islam adalah agama islam adalah agama islam
melaksanakan sholat 5 melaksanakan sholat 5 melaksanakan sholat 5 melaksanakan sholat 5
waktu secara rutin, waktu secara rutin, Ny. T waktu secara rutin, waktu secara rutin,
Agama dijadikan sebagai biasanya mengikuti Agama dijadikan sebagai Agama dijadikan sebagai
dasar keyakinan dalam pengajian Bersama ibu-ibu dasar keyakinan dalam dasar keyakinan dalam
kehidupan, dan tidak warga sekitar selama sehat, kehidupan, dan tidak kehidupan, dan tidak
bertentangan dengan namun selama sakit yang bertentangan dengan bertentangan dengan
masalah kesehatan mengikuti pengajian masalah kesehatan masalah kesehatan
tersebut digantikan oleh
anaknya Ny.L,
Agama dijadikan sebagai
dasar keyakinan dalam
kehidupan, dan tidak
bertentangan dengan
masalah kesehatan
Status social Anggota keluarga yang Anggota keluarga yang Anggota keluarga yang Anggota keluarga yang
ekonomi mencari nafkah : Sumber mencari nafkah : Sumber mencari nafkah : Sumber mencari nafkah : Sumber
pendapatan yang diperoleh pendapatan yang diperoleh pendapatan yang diperoleh pendapatan yang diperoleh
oleh Tn.A dan Ny. P Bekerja oleh Ny. L Bekerja sebagai oleh Tn.K dan Ny.S Bekerja oleh Tn.K dan Ny. M
sebagai pedagang. Ibu Rumah tangga namun sebagai pedagang. Bekerja sebagai Pedagang
Penghasilan : 3.000.000 mempunyai sawah dan Penghasilan : 2.800.000 dan Wirausaha.
Upaya lain : 500.000 + usaha jualan dirumah Upaya lain : 2.000.000 + Penghasilan : 3.500.000
Jumlah: 3.500.000 Penghasilan : 2.300.000 (hasil tani) Upaya lain : 750.000
Harta benda yang dimiliki Upayalain : 550.000 Jumlah: 4.800.000 +
(Perabot, transportasi, dll) : + Harta benda yang dimiliki Jumlah: 4.250.000
Kulkas, Kipas angina, TV, 2 Jumlah: 2.850.000 (Perabot, transportasi, dll) : Harta benda yang dimiliki
Sepeda motor. Harta benda yang dimiliki Kulkas, Kipas angina, TV, 2 (Perabot, transportasi, dll) :
Kebutuhan yang dikeluarkan (Perabot, transportasi, dll) : Sepeda motor. Kulkas, Kipas angina, TV,
tiap bulan : Makan+ Kulkas, Kipas angina, TV, 2 Kebutuhan yang 3 Sepeda motor.
Belanja= 1.500.000 Sepeda motor. dikeluarkan tiap bulan : Kebutuhan yang
Listrik = 75.000 Kebutuhan yang Makan+ Belanja= 1.500.000 dikeluarkan tiap bulan :
Lain-lain = 500.000 dikeluarkan tiap bulan : Listrik = 75.000 Makan+ Belanja=
Jumlah= 2.075.000 Makan+ Belanja= 1.000.000 Lain-lain = 750.000 1.500.000
Listrik = 75.000 Jumlah= 2.325.000 Listrik = 125.000
Lain-lain = 350.000 Lain-lain = 500.000
Jumlah= 1. 425.000 Jumlah= 2.125.000
Aktivitas rekreasi Rekreasi yang digunakan Rekreasi yang digunakan Rekreasi yang digunakan Rekreasi yang digunakan
keluarga untuk mengisi kekosongan untuk mengisi kekosongan untuk mengisi kekosongan untuk mengisi kekosongan
waktu biasanya menonton waktu biasanya menonton waktu biasanya menonton waktu biasanya menonton
TV dirumah, sedangkan TV dirumah keluarga dan TV dirumah keluarga dan TV dirumah, sedangkan
diluar rumah keluarga pergi kadang juga berkumpul kadang juga berkumpul diluar rumah keluarga
ke tempat ziarah seperti wali dengan tetangganya sekitar dengan tetangganya sekitar pergi ke tempat hiburan
9 setiap 1-2x/tahun rumah walaupun hanya rumah walaupun hanya seperti kolam renang dll.
sekedar berbincang-bincang sekedar berbincang-bincang
Riwayat dan Tahap perkembangan Tahap perkembangan Tahap perkembangan Tahap perkembangan
Tahap keluarga Tn. M merupakan keluarga Ny. L merupakan keluarga Tn. K merupakan keluarga Tn. K merupakan
Perkembangan tahap VI Keluarga dengan tahap V Keluarga dengan tahap V Keluarga dengan tahap V Keluarga dengan
Keluarga anak usia Dewasa . Tn.M anak usia remaja Ny. L anak usia remaja. Tn.K dan anak usia remaja Tn. K
dan Ny.P mempunyai 1 anak mempunyai seorang anak Ny.S tidak dikaruniai anak mempunyai seorang anak
namun anaknya sudah dari pernikahannya dengan namun mereka mempunyai dari pernikahannya dengan
berkeluarga dan sudah tidak Alm. Tn. K yaitu Ny. L,dan anak dari pernikahan Tn. K Ny.M yaitu An.A dan
serumah namun mereka An.M. Ny. L mengatakan sebelumnya. Saat ini Tn.K An.A. Tn.K tinggal
masih mempunyai family sekarang anaknya (Ny. L) tinggal Bersama istrinya dan bersama Kedua anaknya,
yang sudah dianggap anak sudah jarang dirumah anak angkatnya yaitu Ny.S istri dan mertuanya.
sendiridaripasangan adiknya karena sudah menikah, dan dan An.P. Sehingga, menjadi
Ny.P, Saat ini Tn.M tinggal ikut suaminya masing- tanggung jawab Kepala
Bersama istrinya dan anak masingsehingga komunikasi Keluarga untuk menafkahi
angkatnya yaitu Ny.P dan diantara mereka sudah mereka semua.
An. W. berkurang. Saat ini Ny. L
tinggal bersama anak
terakhirnya bersama Ibunya
Riwayat keluarga Tn. M mempunyai DM sejak Ny. L tidak menderita DM Tn. K mempunyai DM sejak Tn. K mempunyai DM
inti 4 Tahun yang lalu melainkan ibunya yaitu Ny. 1 Tahun yang lalu sejak 6 bulan yang lalu
Riwayat penyakit T menderita DM sejak 5 Riwayat penyakit Riwayat penyakit
sebelumnya : Tn. M Tahun yang lalu sampai sebelumnya : Tn. M sebelumnya : Tn. K
mempunyai DM sejak 4 mengalami komplikasi mempunyai DM sejak 1 mempunyai DM sejak 6
tahun yag lalu, dan pernah stroke tahun yag lalu, dan Tn.K Bulan yag lalu, dan Tn.K
opname di rumahsakit DR Riwayat penyakit Mengatakan pernah Mengatakan pernah
SOEGIRI dengan DX medis sebelumnya : Ny.T mengalami kenaikan gula mengalami kenaikan gula
DM, Tn.M rutin kontrol dan mempunyai DM sejak 5 darah sebanyak kurang lebih yang tinggi sampai
ke rumah sakit, cek gula tahun yag lalu, dan pernah 400 dan merasa badannya mengalami katarak dan
opname di rumahsakit RS lemas karena begadang saat operasi katarak 3 bulan
darah, dan mengambil obat MUHAMMADIYAH panen disawah dan kakinya yang lalu di KMU
rutin Lamongan dengan DX terkena paku, kemudian lamongan.dan rutin control
TD: 140/85 mmhg, medis DM, dan mengalami Tn.K berobat ke pelayanan KMU Lamongan
GDA: 210mg/dl, stroke karena setengah kesehatan terdekat untuk TD: 128/80 mmhg, GDA:
HR: 82x/menit, S: 36,9C, bagian tubuhnya tidak bisa menstabilkan gula darahnya. 170 mg/dl, HR: 80x/menit,
RR: 22x/menit digerakkan Ny. T rutin TD: 140/80 mmhg, GDA: S: 36,9 C, RR: 22x/menit
Rriwayat kesehatan keluarga kontrol dan ke rumah sakit, 180 mg/dl, HR: 80x/menit, Rriwayat kesehatan
saat ini : Tn.M dan Ny. P cek gula darah, dan S: 36,5 C, RR: 22x/menit keluarga saat ini : Tn.M
sama sama menderita DM mengambil obat rutin Rriwayat kesehatan menderita DM sdangkat
sdangkat anaknya tidak ada TD: 160/85 mmhg, GDA: keluarga saat ini : Tn.M isri dan kedua anaknya
masalah kesehatan 230mg/dl, HR: 84x/menit, menderita DM sdangkat isri tidak ada masalah
S: 36,9C, RR: 22x/menit dan anaknya tidak ada kesehatan
Riwayat penyakit keturunan Rriwayat kesehatan masalah kesehatan
: Ayah Tn. M dan Ibu Ny.P keluarga saat ini : Ny. T Riwayat penyakit
menderita DM menderita penyakit DM, Riwayat penyakit keturunan keturunan : Ayah dan ibu
Riwayat kesehatan masing- sedangkan Ny.L dan : Tidak ada riwayat penyakit Tn. K sakit DM..
masing anggota keluarga : anaknya An.M tidak ada keturunan. Riwayat kesehatan
Tn. M: Tn. M mempunyai masalah kesehatan Riwayat kesehatan masing- masing-masing anggota
DM sejak 4 tahun yag lalu, Riwayat penyakit keturunan masing anggota keluarga : keluarga :
dan pernah opname di :Ibu Ny.T menderita DM Tn. K: Tn. K Mengatakan Tn. K: Tn. K Mengatakan
rumahsakit DR SOEGIRI Riwayat kesehatan masing- mempunyai DM sejak 1 mempunyai DM sejak 6
dengan DX medis DM, masing anggota keluarga : tahun yag lalu, dan pernah bulan yag lalu, dan pernah
Tn.M rutin kontrol dan ke Ny. L mengatakan Ny. T mengalami kenaikan gulah mengalami kenaikan gulah
ibunya mempunyai DM darah yang tinggi, rutin cek darah yang tinggi, rutin cek
rumah sakit, cek gula darah, sejak 5 tahun yag lalu, dan gula darah, dan mengambil gula darah, dan mengambil
dan mengambil obat rutin pernah opname di obat rutin obat rutin
Ny. P: Ny. P juga menderita rumahsakit RS Sumber pelayanan Sumber pelayanan
DM sejak 1 tahun yang lalu, MUHAMMADIYAH kesehatan yang biasa kesehatan yang biasa
belum pernah opname Lamongan dengan DX digunahan digunahan keluarga:
dirumahsakit, rutin minum medis DM, Tn.M rutin keluarga:Puskesmas desa Puskesmas,dan KMU
obat dari dokter. kontrol dan ke rumah sakit, terdekat untuk control Tn. K
Sumber pelayanan cek gula darah, dan Pengalaman-pengalaman Pengalaman-pengalaman
kesehatan yang biasa mengambil obat rutin, Ny.L terhadap pelayanan terhadap pelayanan
digunahan keluarga: dan anaknya tidak memiliki kesehatan: control dan kesehatan: control dan
Puskesmas desa terdekat masalah kesehatan yang berobat ke pelayanan berobat ke pelayanan
Pengalaman-pengalaman begitu serius. kesehatan secara umum kesehatan Menggunakan
terhadap pelayanan Sumber pelayanan BPJS
kesehatan: control dan kesehatan yang biasa
berobat ke pelayanan digunahan keluarga:
kesehatan secara umum Puskesmas des terdekat
Pengalaman-pengalaman
terhadap pelayanan
kesehatan: kontrol dan
berobat ke pelayanan
kesehatan menggunakan
BPJS
Jarak septik tank dengan Jarak septik tank dengan Jarak septik tank dengan Jenis septik tank : Septik
sumber air minum yang sumber air minum yang sumber air minum yang tank tertutup
digunakan : 5 m digunakan : 8 m digunakan : 6 m Jarak septik tank dengan
sumber air minum yang
digunakan : 8 m
Karakteristik Kebiasaan tetangga dan Kebiasaan tetangga dan Kebiasaan tetangga dan Kebiasaan tetangga dan
Tetangga dan komunitas setempat : Acara komunitas setempat : Acara komunitas setempat : Acara komunitas setempat :
Komunitas RW Arisan RT, Hubungan antar Arisan RT, Hubungan antar Arisan RT, Hubungan antar Acara Arisan RT,
tetangga saling membantu tetangga saling membantu tetangga saling membantu Hubungan antar tetangga
Lingkungan fisik : Memiliki Lingkungan fisik : Memiliki Lingkungan fisik : Memiliki saling membantu
sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik Lingkungan fisik :
dan system penerangan yang dan system penerangan yang dan system penerangan yang Memiliki sirkulasi udara
baik baik baik yang baik dan system
Aturan/kesepakatan Aturan/kesepakatan Aturan/kesepakatan penerangan yang baik
penduduk setempat : penduduk setempat : penduduk setempat : Aturan/kesepakatan
Membuang sampah pada Membuang sampah pada Membuang sampah pada penduduk setempat :
tempatnya, selalu mengikuti tempatnya, selalu mengikuti tempatnya, selalu mengikuti Membuang sampah pada
komunitas di RT masing komunitas di RT masing komunitas di RT masing tempatnya, selalu
masing seperti: Arisan dan masing seperti: Arisan dan masing seperti: Arisan dan mengikuti komunitas di
pengajian pengajian pengajian RT masing masing seperti:
Sumberdaya setempat yang Sumberdaya setempat yang Sumberdaya setempat yang Arisan dan pengajian
mempangaruhi kesehatan : mempangaruhi kesehatan : mempangaruhi kesehatan : Sumberdaya setempat
Ada puskesmas dekat desa Ada puskesmas dekat desa Ada puskesmas dekat desa yang mempangaruhi
dan ada bidan desa yang dan ada bidan desa yang dan ada bidan desa yang kesehatan : Ada puskesmas
membuka praktek membuka praktek membuka praktek dekat desa dan ada bidan
desa yang membuka
praktek
Mobilitas Sebagai penduduk Dusun Sebagai penduduk Dusun Sebagai penduduk Dusun Sebagai penduduk Dusun
Geografis Galang Desa Sukoanyar Galang Desa Sukoanyar Galang Desa Sukoanyar Galang Desa Sukoanyar
Keluarga tidak pernah Transmigrasi tidak pernah Transmigrasi tidak pernah Transmigrasi tidak pernah Transmigrasi
(Kebiasaan maupun Imigrasi maupun Imigrasi maupun Imigrasi maupun Imigrasi
keluarga
berpindah
tempat)
Perkumpulan Waktu yang digunakan Waktu yang digunakan Waktu yang digunakan Waktu yang digunakan
Keluarga dan keluarga untuk berkumpul keluarga untuk berkumpul keluarga untuk berkumpul keluarga untuk
Interaksi Dengan :Jam 15.15 setelah ashar dan :Jam 15.30 setelah ashar :Jam 15.15 setelah ashar berkumpul :Jam 15.15
Masyarakat jam 18.00 setelah maghrib dan jam 18.00 setelah dan jam 18.00 setelah setelah ashar dan jam
sampai jam 19.20 setelah maghrib sampai jam 19.30 maghrib sampai jam 19.30 18.00 setelah maghrib
isya’ setelah isya’ setelah isya’ sampai jam 20.00 setelah
Perkumpulan keluarga yang Perkumpulan keluarga Perkumpulan keluarga isya’
ada : Ny. P Mengikuti arisan yang ada : Ny. L Mengikuti yang ada : Ny.S Mengikuti Perkumpulan keluarga
dan Dasawesma di RT dan arisan dan Dasawesma di arisan dan Dasawesma di yang ada : Ny.S
Tn.M bekerja sebagai RT dan Ny.L bekerja RT dan Tn.K bekerja Mengikuti arisan dan
pedagang. sebagai Wirausaha sebagai pedagang. Dasawesma di RT dan
Sejauhmana keluarga dirumah juga sebagai Sejauhmana keluarga Tn.K bekerja sebagai
berinteraksi dengan petani disawah. berinteraksi dengan pedagang.
masyarakat: Tn. M Sejauhmana keluarga masyarakat: Tn.K Sejauhmana keluarga
mengatakan mulai bekerja berinteraksi dengan mengatakan mulai bekerja berinteraksi dengan
sebagai pedagang berangkat masyarakat: Ny.L sebagai pedagang masyarakat: Tn.K
pukul 07.30 – 13.30, dan Ny mengatakan mulai bekerja berangkat pukul 07.30 – mengatakan mulai
P mengikuti kegiatan di RT sebagai Wirausaha dengan 13.30,dan Ny.S mengikuti bekerja sebagai pedagang
ataupun desa setiap 1 bulan membuka usaha dari jam kegiatan di RT ataupun berangkat pukul 04.30 –
sekali dan terkadang setelah 05.30 – 17.00 dan Ny.L desa setiap 1 bulan sekali 12.00,dan Ny.S juga
waktu sholat jumat ada mengikuti kegiatan diRT dan terkadang setelah sebagai wirausaha
pengajian. ataupun desa setiap 1 bulan waktu sholat jumat ada dirumah dan Ny.S
sekali dan terkadang pengajian. ikutserta mengikuti
setelah waktu sholat jumat kegiatan di RT ataupun
ada pengajian. desa setiap 1 bulan sekali
dan terkadang setelah
waktu sholat jumat ada
pengajian.
Sistem Jumlah anggota keluarga Fasilitas-fasilitas yang Jumlah anggota keluarga Fasilitas-fasilitas yang
Pendukung yang sehat : 1 orang sakit, 2 dimiliki keluarga untuk yang sehat : 1 orang sakit, 2 dimiliki keluarga untuk
Keluarga orang sehat menunjang kesehatan orang sehat menunjang kesehatan
Fasilitas-fasilitas yang (Fasilitas fisik, fasilitas Fasilitas-fasilitas yang (Fasilitas fisik, fasilitas
dimiliki keluarga untuk psikologis, fasilitas sosial): dimiliki keluarga untuk psikologis, fasilitas
menunjang kesehatan Puskesmas Desa, Polindes. menunjang kesehatan sosial): Puskesmas Desa,
(Fasilitas fisik, fasilitas (Fasilitas fisik, fasilitas Polindes.
psikologis, fasilitas sosial): psikologis, fasilitas sosial):
Puskesmas Desa, Polindes. Puskesmas Desa, Polindes
Struktur Tn M dan Ny. P Menderita Ibu Ny.L yaitu Ny. T Tn K Menderita penyakit Tn K Menderita penyakit
Kekuatan penyakit DM, anggota Menderita penyakit DM, DM, anggota keluarga DM, anggota keluarga
keluarga keluarga lainnya dalam anggota keluarga lainnya lainnya dalam keadaan sehat lainnya dalam keadaan
keadaan sehat dalam keadaan sehat sehat
Struktur Peran Tn.M Sebagai Kepal Ny.L Sebagai Kepal Tn.K Sebagai Kepal Tn.K Sebagai Kepal
(Peran dari Keluarga, Ny. P sebagai Istri Keluarga, Ny. T sebagai Ibu Keluarga, Ny. S sebagai Istri Keluarga, Ny. M sebagai
masing-masing dan An. W adalah Famili sekaligus nenek dan An.M dan An.P adalah Anak Istri dan An.A dan An.A
anggota lain/anak angkat adalah Anak kandung kandung adalah Anak kandung
keluarga secara
formal &
informal)
Nilai atau Norma Keluarga percaya bahwa Keluarga selalu Keluarga selalu Keluarga selalu
Keluarga (Nilai hidup sudah ada yang menanamkan kepada menanamkan pada anggota menanamkan sikap saling
norma yang mengatur, demikian sehat anggota keluarganya untuk keluarganya sikap sopan menghormati dan
dianut oleh maupun sakit dan keluarga selalu berbuat baik karena santun dengan orang lain, menyayangi antar keluarga
keluarga yang percaya bahwa tiap sakit itu menanam perbuatan baik apa bila ada keluarga yan maupun antar tentangga.
berhubungan ada obatnya. akan selalu mendapatkan sakit ini pasti tuhan saying Kebiasaan dalam keluarga
dengan hasil yang baik pula pada keluarganya. Tn. K apabila ada keluarga
kesehatan) lain yang sakit, dibelikan
obat atau dibawa ke
Puskesmas turi atau ke
Fungsi Keluarga Gambaran diri anggota Gambaran diri anggota Gambaran diri anggota Gambaran diri anggota
Fungsi Afektif keluarga : Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarga : Hubungan
keluarga harmonis, keluarga keluarga harmonis, keluarga keluarga harmonis, keluarga dengan keluarga harmonis,
merasa nyaman dengan merasa nyaman dengan merasa nyaman dengan keluarga merasa nyaman
keadaan saat ini, keluarga keadaan saat ini, keluarga keadaan saat ini, keluarga dengan keadaan saat ini,
saling menghormati dan saling menghormati dan saling menghormati dan keluarga saling
menghargai satu sama lain. menghargai satu sama lain. menghargai satu sama lain. menghormati dan
Perasaan memiliki dan Perasaan memiliki dan Perasaan memiliki dan menghargai satu sama lain.
dimiliki keluarga : hubungan dimiliki keluarga : dimiliki keluarga : Perasaan memiliki dan
keluarga Tn M dengan hubungan keluarga Ny.L hubungan keluarga Tn K dimiliki keluarga :
tetangga berjalan dengan dengan tetangga berjalan dengan tetangga berjalan hubungan keluarga Tn K
baik, kegiatan dengan baik, kegiatan dengan baik, kegiatan dengan tetangga berjalan
kemasyarakatan yang diikuti kemasyarakatan yang kemasyarakatan yang diikuti dengan baik, kegiatan
adalah arisan, dasawesma diikuti adalah arisan, Istrinya adalah arisan, kemasyarakatan yang
dan pengajian tiap selesai dasawesma dan pengajian dasawesma dan pengajian diikuti oleh Ny.M adalah
jumatan tiap selesai jumatan tiap selesai jumatan arisan, dasawesma dan
Dukungan keluarga terhadap Dukungan keluarga Dukungan keluarga pengajian tiap selesai
anggota keluarga lainnya : terhadap anggota keluarga terhadap anggota keluarga jumatan
Keluarga Tn. M bisa lainnya : Keluarga Ny.L bisa lainnya : Keluarga Tn. K Dukungan keluarga
menjalin hubungan baik menjalin hubungan baik bisa menjalin hubungan baik terhadap anggota keluarga
dengan dengan keluarga dengan dengan keluarga dengan dengan keluarga lainnya : Keluarga Tn.K
yang lain yang lain yang lain, namun Tn.K bisa menjalin hubungan
Bagaimana kehangatan Bagaimana kehangatan sekarang lebih jarang karena baik dengan dengan
tercipta pada anggota tercipta pada anggota kesibukan pekerjaan. keluarga yang lain
keluarga : Setiap hari keluarga : Setiap hari Bagaimana kehangatan Bagaimana kehangatan
keluarga berkumpul keluarga berkumpul tercipta pada anggota tercipta pada anggota
dirumah membicarakan hal- dirumah membicarakan hal- keluarga : Setiap hari keluarga : Setiap hari
hal yang bisa hal yang bisa keluarga berkumpul keluarga berkumpul
menghangatkan suasana menghangatkan suasana dirumah membicarakan hal- dirumah membicarakan
keluarga keluarga hal yang bisa hal-hal yang bisa
Bagaimana keluarga Bagaimana keluarga menghangatkan suasana menghangatkan suasana
mengembangkan sikap mengembangkan sikap keluarga keluarga
saling menghargai : Selalu saling menghargai : Selalu Bagaimana keluarga Bagaimana keluarga
cukup dengan apa yang Bersukur atas apa yang mengembangkan sikap mengembangkan sikap
didapatkan dan tidak didapat dan saling saling menghargai : saling menghargai : Selalu
melebih-lebihkan sesuatu membantu antar anggota keluarga selalu memberi gotong royon apa bila ada
dan selalu rendah hati keluarga dan tetangga. sesuatu yang dirasa lebih permasalahan baik itu
dikeluarganya untuk para keuangan maupun internal
tetangganya. keluarga.
Fungsi Sosialisasi Bagaimana interaksi atau Bagaimana interaksi atau Bagaimana interaksi atau Bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga : hubungan dalam keluarga : hubungan dalam keluarga : hubungan dalam keluarga :
Setiap hari keluarga Setiap hari keluarga Setiap hari keluarga Setiap hari keluarga
berkumpul dirumah, berkumpul dirumah, berkumpul dirumah, berkumpul dirumah,
hubungan dalam keluarga hubungan dalam keluarga hubungan dalam keluarga hubungan dalam keluarga
baik tidak ada masalah dan baik tidak ada masalah dan baik tidak ada masalah dan baik tidak ada masalah dan
selalu mentaati norma yang selalu mentaati norma yang selalu mentaati norma yang selalu mentaati norma
baik baik baik yang baik
Sejauhmana anggota Sejauhmana anggota Sejauhmana anggota Sejauhmana anggota
keluarga belajar disiplin, keluarga belajar disiplin, keluarga belajar disiplin, keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku norma, budaya dan perilaku norma, budaya dan perilaku norma, budaya dan
: Keluarga selalu : Keluarga selalu : Keluarga selalu perilaku : Keluarga selalu
menerapkan hal-hal baik menerapkan hal-hal baik menerapkan hal-hal baik menerapkan hal-hal baik
pada anggota keluarganya pada anggota keluarganya pada anggota keluarganya pada anggota keluarganya
tindakan kesehatan yang tepat : keluarga masih belum tepat : keluarga masih belum tindakan kesehatan yang
tepat : keluarga masih belum bisa mengambil keputusan bisa mengambil keputusan tepat : keluarga masih
bisa mengambil keputusan bagaimana bagaimana belum bisa mengambil
bagaimana mengatur/manajemen mengatur/manajemen keputusan bagaimana
mengatur/manajemen kesehatan keluarganya kesehatan keluarganya mengatur/manajemen
kesehatan keluarganya dengan baik dengan baik kesehatan keluarganya
dengan baik 3) Kemampuan 3) Kemampuan dengan baik
keluarga merawat anggota keluarga merawat anggota 3) Kemampuan
3) Kemampuan keluarga yang sakit : Bila keluarga yang sakit : Bila keluarga merawat anggota
keluarga merawat anggota ada anggota keluarga yang ada anggota keluarga yang keluarga yang sakit : Bila
keluarga yang sakit : Bila sakit, keluarga merawat dan sakit, keluarga merawat dan ada anggota keluarga yang
ada anggota keluarga yang mengantarkan ke pelayanan mengantarkan ke pelayanan sakit, keluarga merawat
sakit, keluarga merawat dan kesehatan terdekat kesehatan terdekat dan mengantarkan ke
mengantarkan ke pelayanan 4) Kemampuan 4) Kemampuan pelayanan kesehatan
kesehatan terdekat keluarga memelihara keluarga memelihara terdekat
lingkungan rumah yang lingkungan rumah yang 4) Kemampuan
4) Kemampuan sehat : Keluarga mencukupi sehat : Keluarga mencukupi keluarga memelihara
keluarga memelihara sirkulasi udara dengan sirkulasi udara dengan lingkungan rumah yang
lingkungan rumah yang sangat baik dan menjaga sangat baik dan menjaga sehat : Keluarga
sehat : Keluarga mencukupi kebersihan rumah kebersihan rumah mencukupi sirkulasi udara
sirkulasi udara dengan 5) Kemampuan 5) Kemampuan dengan sangat baik dan
sangat baik dan menjaga keluarga menggunakan keluarga menggunakan menjaga kebersihan rumah
kebersihan rumah fasilitas / pelayanan fasilitas / pelayanan 5) Kemampuan
kesehatan di masyarakat : kesehatan di masyarakat : keluarga menggunakan
5) Kemampuan Ny.L selalu mengantar Ny.T Tn.K selalu control ke fasilitas / pelayanan
keluarga menggunakan control ke RS apabila dirasa pelayanan kesehatan kesehatan di masyarakat :
fasilitas / pelayanan keluhan penyakitnya terdekat apabila dirasa gula TnK selalu control ke
kesehatan di masyarakat : kambuh darahnya tidak stabil. KMU lamongan apabila
Tn. M selalu control ke RS dirasa keluhan
apabila dirasa keluhan penyakitnya kambuh
penyakitnya kambuh
Fungsi Berapa jumlah anak :Tn M Berapa jumlah anak :Ny. L Berapa jumlah anak : Tn K Berapa jumlah anak :Tn K
Reproduksi dan Ny. P memiliki 1 anak memiliki 2 anak namun 1 dan Ny. S memiliki 1 anak dan Ny.M memiliki 2 anak,
namun Sudah mempunyai anaknya sudah mempunyai ,saat ini mereka serumah. saat ini mereka
keluarga sendiri dan sudah keluarga sendiri dan sudah Bagaimana keluarga mempunyai 2 anak yang
tidak serumah lagi,saat ini tidak serumah lagi,saat ini merencanakan jumlah tinggal satu rumah.
mereka mempunyai 1 anak Ny.L bersama 1 anak anggota keluarga : Tn.K dan Bagaimana keluarga
angkat dari anak familinya kandungnya dari Ny.P sudah tidak ingin merencanakan jumlah
yang serumah dengan Tn. M pernikahannya dengan Alm. mempunyai anak lagi karena anggota keluarga : Tn.K
Bagaimana keluarga Tn.K dan Ny.T yaitu ibunya ingin focus dengan 1 dan Ny.M sudah tidak
merencanakan jumlah yang serumah dengan Ny.L anaknya saja. ingin mempunyai anak lagi
anggota keluarga : Tn. M saat ini Metode apa yang digunakan karena ingin focus dengan
sudah tidak melakukan Bagaimana keluarga keluarga dalam 2 anaknya saja.
hubungan seksual lagi merencanakan jumlah mengendalikan jumlah Metode apa yang
karena sudah merasa tua. anggota keluarga : Ny.L anggota keluarga : KB digunakan keluarga dalam
sudah tidak melakukan Suntik mengendalikan jumlah
Fungsi Ekonomi Sejauhmana keluarga Sejauhmana keluarga Sejauhmana keluarga Sejauhmana keluarga
memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan : sandang, pangan dan papan : sandang, pangan dan papan : sandang, pangan dan papan
Keluarga dapat memenuhi Keluarga dapat memenuhi Keluarga dapat memenuhi : Keluarga dapat
kebutuhan sandang kebutuhan sandang kebutuhan sandang memenuhi kebutuhan
pangannya dengan cukup. pangannya dengan cukup. pangannya dengan cukup. sandang pangannya
Sejauhmana keluarga Sejauhmana keluarga Sejauhmana keluarga dengan cukup.
memanfaatkan sumber yang memanfaatkan sumber yang memanfaatkan sumber yang Sejauhmana keluarga
ada di masyarakat dalam ada di masyarakat dalam ada di masyarakat dalam memanfaatkan sumber
upaya meningkatkan status upaya meningkatkan status upaya meningkatkan status yang ada di masyarakat
merasa pandangan
matanya kabur saat
mengendarai motor
malam hari, karna pernah
operasi katarak karna
komplikasi DM yang
dideritanya.
Keadaan Gizi Pemenuhan gizi : Keluarga Pemenuhan gizi : Keluarga Pemenuhan gizi : Keluarga Pemenuhan gizi : Keluarga
Keluarga dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi
gizi tercukupi dari 4 sehat 5 gizi tercukupi dari 4 sehat 5 gizi tercukupi dari 4 sehat 5 kebutuhan gizi tercukupi
sempura sempura sempura dari 4 sehat 5 sempura
Upaya Lain : keluarga Upaya Lain : keluarga Upaya Lain : keluarga Upaya Lain : keluarga
mencukupi kebutuhan gizi mencukupi kebutuhan gizi mencukupi kebutuhan gizi mencukupi kebutuhan gizi
dari hasil perdagangan dari hasil wirausaha dan dari hasil perdagangan dan dari hasil
pertanian pertanian perdagangan,wirausaha
dan pertanian
Pemeriksaan Bagi anggota keluarga Bagi anggota keluarga Bagi anggota keluarga Bagi anggota keluarga
Fisik yang sakit / pasien, yang sakit / pasien, yang sakit / pasien, yang sakit / pasien,
pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan
mulai dari identitas pasien mulai dari identitas pasien mulai dari identitas pasien mulai dari identitas
dengan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan fisik pasien dengan
secara Mayor Body System secara Mayor Body System secara Mayor Body System pemeriksaan fisik secara
yang meliputi: yang meliputi: yang meliputi:
1) Tanda-tanda Vital 1) Tanda-tanda Vital 2) Tanda-tanda Vital Mayor Body System yang
TD: 140/85mmhg TD: 160/85 mmhg TD: 140/80 mmhg meliputi:
GDA: 210 Mg/dl GDA: 230mg/dl GDA: 180 mg/dl 1) Tanda-tanda Vital
HR: 82x/menit S: HR: 84x/menit HR: 80x/menit TD: 128/80 mmhg
36,9 C S: 36,9 S: 36,5 C GDA: 170 mg/dl
RR: 22x/menit RR: 22x/menit RR: 22x/menit HR: 80x/menit
2) Sistem 2) Sistem 3) Sistem S: 36,9 C
Kardivaskuler Kardivaskuler Kardivaskuler RR: 22x/menit
Inspeksi : CRT < 2 detik. Inspeksi : CRT < 2 detik. Inspeksi : CRT < 2 detik. 2) Sistem
Perkusi : suara jantung Perkusi : suara jantung Perkusi : suara jantung Kardivaskuler
pekak dan suara paru pekak dan suara paru pekak dan suara paru sonor. Inspeksi : CRT < 2 detik.
sonor. sonor. Auskultasi: bunyi jantung Perkusi : suara jantung
Auskultasi: bunyi jantung Auskultasi: bunyi jantung S1 S2 tunggal pekak dan suara paru
S1 S2 tunggal S1 S2 tunggal 4) Sistem Respirasi sonor.
3) Sistem Respirasi 3) Sistem Respirasi I : Pergerakan dada Auskultasi: bunyi
I : Pergerakan dada I : Pergerakan dada simetris, Vesikuler jantung S1 S2 tunggal
simetris, Vesikuler simetris P : Fremitus suara normal 3) Sistem Respirasi
P : Fremitus suara normal P : Fremitus suara P : Suara sonor I : Pergerakan dada
P : Suara sonor Meningkat A : Tidak ada suara nafas simetris, Vesikuler
A : Tidak ada suara nafas P : Suara sonor tambahan P : Fremitus suara normal
tambahan A : Tidak ada suara nafas 5) Sistem P : Suara sonor
4) Sistem tambahan Gastrointestinal A : Tidak ada suara nafas
Gastrointestinal 4) Sistem Bentuk perut datar, nafsu tambahan
Gastrointestinal makan normal,
Bentuk perut datar, nafsu Bentuk perut datar, nafsu mengalami penurunan 4) Sistem
makan baik, berat badan makan menurun, Wajah berat badan (Kurus) dan Gastrointestinal
meningkat (Gemuk) dan terlihat pucat dan lemas, tidak ada kelainan kulit, Bentuk perut datar,
tidak ada kelainan kulit, keringat dingin. dan tidak bising usus terdengar 12 x nafsu makan normal dan
bising usus terdengar 12 x ada kelainan kulit, bising / menit, tidak ada nyeri tidak ada kelainan kulit,
/ menit, tidak ada nyeri usus terdengar 12 x / tekan, saat diauskultasi bising usus terdengar 12
tekan, saat diauskultasi menit, tidak ada nyeri suara abdomen timpani x / menit, tidak ada
suara abdomen timpani tekan, saat diauskultasi BB: 60 kg TB: 173cm nyeri tekan, saat
BB: 85 kg TB: 167 cm suara abdomen timpani 6) Sistem Persarafan diauskultasi suara
5) Sistem Persarafan BB: 65 kg TB: 163 cm Kesadaran : abdomen timpani
Kesadaran : 5) Sistem Persarafan Composmentis. GCS : 4-5- BB: 68 kg
Composmentis. GCS : 4-5- Kesadaran : 6 TB: 165
6 Composmentis. GCS : 4-5- 7) Sistem cm
6) Sistem 6 Muskuloskeletal 5) Sistem Persarafan
Muskuloskeletal 6) Sistem 5 5 Kesadaran :
5 5 Muskuloskeletal 5 5 Composmentis. GCS : 4-
4 4 5 4 5-6
4 2 8) Sistem Genetalia
7) Sistem Genetalia Tidak pernah mengalami
Tidak pernah mengalami 7) Sistem Genetalia gangguan pada genetalia 6) Sistem
gangguan pada genetalia Tidak pernah mengalami Muskuloskeletal
gangguan pada genetalia 5 5
5 5
7) Sistem Genetalia
Harapan Harapan yang diinginkan Ny.L dan keluarga berharap Harapan yang diinginkan Keluarga Tn.K berharap
Keluarga Tn.M dan keluarga bisa dengan adanya petugas Tn.K dan Keluarga ingin agar pelayanan kesehatan
menjadi keluarga yang kesehatan yang lebih mudah dalam urusan mampu memberikan
sejahtera sehat rohani dan mengunjungi nya, akan ada pengobatan/kontrol ke intervensi yang terbaik
jasmani perubahan tingkah laku pelayanan yang terbaik dan kepada siapa saja yang
yang dapat diakukan terdekat membutuhkan tanpa
oleh Ny.L dan keluarga membedakan status social
dalam menunjang dan ekonomi.
peningkatan kesehatan
Ibu.N
dan keluarga
Klien 1:
ANALISA DATA
Tabel 4.10 Analisa Data Klien 1 dan 2 di Dusun Galang Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
NO Klien 1 Klien 2
Diagnosa Diagnosa
Hari/tangga Keperawatan dan Hari/tanggal Keperawatan dan
l ditemukan Etiologi ditemukan Etiologi
1. 11 Mei Manajemen Kesehatan 11 Mei 2021 Manajemen Kesehatan
2021 Keluarga Tidak Efektif Keluarga Tidak Efektif
b.d Kompleksitas b.d Kompleksitas
program program
perawatan/pengobatan perawatan/pengobatan
(D.0115) (D.0115)
DS: DS:
- Keluarga dan Tn.M - Anggota keluarga
mengatakan tidak tahu Ny.L dan klien
merawat penyakit mengatakan ia kurang
Diabetes melitus mengerti
- Tn.M mengatakan tentang DM serta
Kakinya terasa komplikasi yang akan
kesemutan saat terjadi dan cara
berjalan terutama pada perawatannya. Ny.T
saat sholat juga
- Keluarga dan Tn.M mengatakan bahwa telah
mengatakan tidak tahu melakukan pengobatan.
tanda dan gejala serta Namun Ny.T tidak
dampak dari penyakit mengkomsumsi obat
Diabetes melitus dengan secara teratur.
DO: Ny. T juga mengatakan
TD: 140/85mmhg penyakit yang dia derita
HR: 82x/menit sekarang adalah
S: 36,9 C penyakit diabetes
RR: 22x/menit melitus dan komplikasi
BB: 85 kg TB: 167 stroke, saat
cm dikaji mengenai
penyebab,
komplikasi dan tanda
gejala dan diet dari DM
Ny. T tidak dapat
menjelaskan secara
lengkap mengenai
penyakit DM dan
mengkomsumsi semua
jenis makanan tampa
memperhatikan diet
untuk penyakit DM.
DO:
Ny.L tampak kurang
paham
dengan penyebab, tanda
dan
gejala serta diit yang
baik bagi
Ny.L serta komplikasi
dari
tekanan darah tinggi.
Anggota
keluarga Ny. L saat di
tanya
mengenai penyakit DM
Ny. T
tidak dapat menjelaskan
kembali mengenai
penyakit DM
dan tampak kurang
memahami
TD: 160/85 mmhg
HR: 84x/menit
S: 36,9 C
RR: 22x/menit
2. 11 Mei Ketidakstabilan Kadar 11 Mei 2021 Ketidakstabilan Kadar
2021 Glukosa Darah b.d Glukosa Darah b.d
Resistensi Insulin Resistensi Insulin
(D.0027) (D.0027)
DS: DS:
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
lemas jika pusing
guladarahnya tidak - Pasien mengatakan
stabil
Tabel 4.11 Analisa Data Klien 3 dan 4 di Dusun Galang Desa Sukoanyar
NO Klien 3 Klien 4
Diagnosa Diagnosa
Hari/tanggal Keperawatan Hari/tanggal Keperawatan
ditemukan ditemukan
1. 11 Mei Manajemen Kesehatan 11 Mei Manajemen Kesehatan
2021 Keluarga Tidak 2021 Keluarga Tidak Efektif
Efektif b.d b.d Kompleksitas
Kompleksitas program program
perawatan/pengobatan perawatan/pengobatan
(D.0115) (D.0115)
DS: DS:
- Keluarga dan Tn.K -Keluarga mengatakan
mengatakan tidak tahu kurang memahami
merawat penyakit masalah yang dialami
Diabetes melitus klien dan cara merawat
- Tn.K mengatakan - Keluarga mengatakan
merasa lemas ketika makanan Tn.K sama
gula darahnya tiba tiba dengan keluarga yang
naik lain
- Keluarga dan Tn.K - Pola tidur Tn.K kurang
mengatakan tidak tahu dari kebutuhan
tanda dan gejala serta DO:
dampak dari penyakit -Keluarga tampak
Diabetes melitus bingung dengan
DO: penyakit yang diderita
TD: 140/80 mmhg TD: 128/80 mmhg
HR: 80x/menit HR: 80x/menit
S: 36,5 C S: 36,9 C
RR: 22x/menit RR: 22x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 4.12 Diagnosa Keperawatan Klien 1-4 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten
Lamongan
Diagnosa Klien 1 Klien 2 Klien3 Klien 4 Tangga Yang
Keperawatan l menemu
ditemu kan
kan
Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen 11 Mei Adiguna
Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan 2021 Pranata
Keluarga Tidak Keluarga Tidak Keluarga Tidak Keluarga Tidak Keluarga Tidak
Efektif b.d Efektif b.d Efektif b.d Efektif b.d Efektif b.d
Kompleksitas Kompleksitas Kompleksitas Kompleksitas Kompleksitas
program program program program program
perawatan/peng perawatan/peng perawatan/peng perawatan/peng perawatan/peng
obatan (D.0115) obatan (D.0115) obatan (D.0115) obatan (D.0115) obatan (D.0115)
Ketidakstabilan Ketidakstabilan Ketidakstabilan Ketidakstabilan Ketidakstabilan 11 Mei Adiguna
Kadar Glukosa Kadar Glukosa Kadar Glukosa Kadar Glukosa Kadar Glukosa 2021 Pranata
Darah b.d Darah b.d Darah b.d Darah b.d Darah b.d
Resistensi Resistensi Resistensi Resistensi Resistensi
Insulin Insulin (D.0027) Insulin (D.0027) Insulin (D.0027) Insulin (D.0027)
(D.0027)
Risiko Jatuh b.d Risiko Jatuh b.d 11 Mei Adiguna
Perubahan kadar Perubahan kadar 2021 Pranata
glukosa darah glukosa darah
(D.0143) (D.0143)
Gangguan Gangguan 11 Mei Adiguna
Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik 2021 Pranata
b.d Gangguan b.d Gangguan
Muskuloskeletal Muskuloskeletal
(D.0054) (D.0054)
abel 4.14 Intervensi Klien 2 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Tabel 4.15 Intervensi Klien 3 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
-Gejala
Penyakit
anggota
keluarga
menurun(5)
(Rasional)
1.Keluarga dan
klien mampu
memahami
masalah
kesehatan yang
dialami
2.Keluarga
dapat
menciptakan
lingkungan
yang baik
untuk klien
3. Keluarga
mampu
mengatur pola
asupan dan
perawatan
klien
Tabel 4.16 Intervensi Klien 4 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
12 Mei 2021
13 Mei 2021
1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
07.00 kesehatan
R/ keluarga sudah tahu kebutuhan apa saja yang bisa
menunjang kesehatan anggota keluarga
07.20 2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga tahu bagaimana menangani masalah kesehatan
pada anggota keluarganya
07.40 3. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
12 Mei 2021
07.09 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
R/ Klien mulai mampu mengontrol pola makannya
07.18 2. Monitor kadar glukosa darah
R/ 184 Mg/dl
07.30 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
R/ Klien merasa lemas dan kakinya kesemutan
07.45 4. Konsultasi dengan medis
R/ Klien rutin control ke RS
07.58 5. Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri
R/ Keluarga membeli alat GDA namun belum bisa
memakainya
08.05 6. Kolaborasi pemberian cairan ,jika perlu
R/ klien mencoba minum 2 liter/hari
13 Mei 2021
07.01 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
R/ Klien mampu mengontrol pola makannya
07.19 2. Monitor kadar glukosa darah
R/ 130 Mg/dl
07.30 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
R/ Klien merasa lemas dan kakinya kesemutan
07.45 4. Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri
R/ Keluarga tahu cara menggunakan alat GDA namun
belum berani masih meminta bantuan perawat
08.01 5. Kolaborasi pemberian cairan ,jika perlu
R/ klien kooperatif
3. Risiko Jatuh b.d 11 Mei 2021
Perubahan kadar 07.00 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
glukosa darah R/ Klien merasa kesemutan pada kakinya
(D.0143) 07.15 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan Mobilisasi
R/ Klien berjalan tertatih-tatih
07.19 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
R/ Klien bisa berjalan namun sering mengeluh nyeri
sendi/kesemutan
07.28 4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
R/ Klien merasa lebih leluasa bergerak dan merasa terbantu
07.35 5. Libatkan keluarga untuk membantu klien
R/ Keluarga kooperatif membantu
07.48 6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
R/ Klien belum begitu paham tentang ambulasi
08.15 7. Anjurkan melakukan mobiliasi dini
R/ Klien tampak kooperatif
08.20 8. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (
berjalan sesuai toleransi)
R/ Klien tampak kooperatif
12 Mei 2021
07.13 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
R/ Klien merasa kesemutan pada kakinya
07.21 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan mobilisasi
R/ Klien berjalan tertatih-tatih
07.29 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
R/ Klien bisa berjalan namun sering mengeluh nyeri
sendi/kesemutan
07.40 4. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
R/ Klien bisa tanpa alat bantu
07.45 5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
R/ Klien paham tentang ambulasi
13 Mei 2021
07.30 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
R/ Klien merasa kesemutan pada kakinya berkurang
07.38 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan mobilisasi
R/ Klien masih tertatih-tatih karena juga factor berat badan
dan usianya yang sudah mulai tua
07.47 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
R/ Klien bisa berjalan dan mengeluh nyeri sendi/kesemutan nya
mulai berkurang
Tabel 4.18 Implementasi dan Klien 2 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
No Diagnosa Tanggal / Jam Implementasi TTD
Keperawatan
Keluarga
1. Manajemen 11 Mei 2021
Kesehatan Keluarga 09.46 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
Tidak Efektif b.d kesehatan
Kompleksitas R/ belum begitu mengerti mengenai kesehatan anggota
program keluarga
perawatan/pengobatan 09.55 2. Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
(D.0115 R/ terdapat sumber pelayanan kesehatan dan beberapa
fasilitas yang dimiliki keluarga
10.04 3. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga belum memiliki pengetahuan bagaimana
menangani masalah kesehatan pada anggota keluarganya
10.13 4. Gunakan sarana fasilitas yang ada dalam keluarga
R/ Klien menggunakan fasilitas keluarga dengan baik
10.25 5. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
R/ keluarga belum bisa memodifikasi lingkungan dengan
baik
10.30 6. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
R/ Klien rutin control ke RS
11.08 7. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
R/ Keluarga belum bisa merawat klien secara mandiri
12 Mei 2021
13 Mei 2021
09.50 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
R/ keluarga sudah tahu kebutuhan apa saja yang bisa
menunjang kesehatan anggota keluarga
10.04 2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga tahu bagaimana menangani masalah kesehatan
pada anggota keluarganya
10.21 3. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
R/ keluarga mulai bisa menjaga kebersihan dan mengurasi
resiko yang terjadi pada kesehatan anggota keluarganya
12 Mei 2021
09.49 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
R/ Klien mulai mampu mengontrol pola makannya
09.58 2. Monitor kadar glukosa darah
R/ 190 Mg/dl
10.20 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
13 Mei 2021
09.21 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
R/ Klien mampu mengontrol pola makannya
09.46 2. Monitor kadar glukosa darah
R/ 145 Mg/dl
09.57 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
R/ Klien merasa lemas dan kakinya kesemutan
10.11 4. Kolaborasi pemberian cairan ,jika perlu
R/ klien kooperatif
10.23 5. Ajarkan senam kaki diabetic
R/ Klien tampak kooperatif
3. Gangguan Mobilitas 11 Mei 2021
Fisik b.d Gangguan 09.20 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Muskuloskeletal R/ Klien mengatakan susah menggerakkan bagian
(D.0054) ekstermitas tubuhnya karena stroke
09.32 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
R/ Klien sulit berjalan, berjalan harus dituntun Ny.L
09.41 3. Monitor kondisi umum selama melakukan Mobilisasi
R/ Klien tidak leluasa dalam bergerak karena factor usia
09.55 4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu(pagar
tempat tidur)
12 Mei 2021
09.29 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
R/ Klien mengatakan masih susah menggerakkan bagian
ekstermitas tubuhnya karena stroke namun sudah merasa
terbantu
09.37 2. Monitor kondisi umum selama melakukan Mobilisasi
R/ Klien merasa terbantu
09.55 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu(pagar
tempat tidur)
R/ Klien merasa terbantu sehingga kooperatif saat
beraktivitas walaupun ringan
10.09 4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
R/ keluarga belum paham mengenai mobilitas
13 Mei 2021
09.30 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
R/ Klien mengatakan masih susah menggerakkan bagian
ekstermitas tubuhnya karena stroke namun sudah merasa
terbantu
09.45 2. Monitor kondisi umum selama melakukan Mobilisasi
R/ Klien merasa terbantu
09.56 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu(pagar
tempat tidur)
R/ Klien merasa terbantu sehingga kooperatif saat
beraktivitas walaupun ringan
10.11 4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
R/ keluarga sudah paham dan siap membantu klien
mengenai mobilitas
10.28 5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
R/ Klien mulai bisa melakukan mobilisasi dini
10.55 6. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (
pindah dari tempat tidur ke kursi
R/ Klien sudah sedikit- bisa untuk berpindah dari tempat ke
tempat
Tabel 4.19 Implementasi Klien 3 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
No Diagnosa Tanggal / Implementasi TTD
Keperawatan Jam
Keluarga
1. Manajemen 11Mei 2021
Kesehatan Keluarga 13.02 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
Tidak Efektif b.d kesehatan
Kompleksitas R/ belum begitu mengerti mengenai kesehatan anggota
program keluarga
perawatan/pengobatan 13.14 2. Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
(D.0115 R/ terdapat sumber pelayanan kesehatan dan beberapa fasilitas
yang dimiliki keluarga
13.29 3. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga belum memiliki pengetahuan bagaimana
menangani masalah kesehatan pada anggota keluarganya
13.40 4. Gunakan sarana fasilitas yang ada dalam keluarga
R/ Klien menggunakan fasilitas keluarga dengan baik
13.56 5. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
R/ keluarga belum bisa memodifikasi lingkungan dengan baik
14.12 6. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
R/ Klien rutin control ke RS
14.24 7. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
R/ Keluarga belum bisa merawat klien secara mandiri
12 Mei 2021
13 Mei 2021
13.30 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
R/ keluarga sudah tahu kebutuhan apa saja yang bisa
menunjang kesehatan anggota keluarga
13.42 2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga tahu bagaimana menangani masalah kesehatan
pada anggota keluarganya
13.56 3. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
R/ keluarga mulai bisa menjaga kebersihan dan mengurasi
resiko yang terjadi pada kesehatan anggota keluarganya
14.06 4. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
12 Mei 2021
R/ 160 Mg/dl
13.39 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
R/ Klien sudah tidak merasa lemas
13.47 4. Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri
R/ Keluarga membeli alat GDA namun belum bisa
memakainya
13.59 5. Kolaborasi pemberian cairan ,jika perlu
R/ klien mencoba minum 2 liter/hari
13 Mei 2021
Tabel 4.20 Implementasi Klien 4 di Dusun Galang Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
No Diagnosa Tanggal / Implementasi TTD
Keperawatan Jam
Keluarga
1. Manajemen 11 Mei 2021
Kesehatan Keluarga 15.01 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
Tidak Efektif b.d kesehatan
Kompleksitas R/ belum begitu mengerti mengenai kesehatan anggota
program keluarga
perawatan/pengobatan 15.12 2. Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
(D.0115) R/ terdapat sumber pelayanan kesehatan dan beberapa fasilitas
yang dimiliki keluarga
15.29 3. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
R/ keluarga belum memiliki pengetahuan bagaimana
menangani masalah kesehatan pada anggota keluarganya
15.37 4. Gunakan sarana fasilitas yang ada dalam keluarga
R/ Klien menggunakan fasilitas keluarga dengan baik
15.48 5. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
R/ keluarga belum bisa memodifikasi lingkungan dengan baik
16.02 6. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
R/ Klien rutin control ke RS
16.15 7. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
R/ Keluarga belum bisa merawat klien secara mandiri
12 Mei 2021
15.06 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
13 Mei 2021
15.12 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
R/ Klien mampu mengontrol pola makannya
15.26 2. Monitor kadar glukosa darah
R/ 110 Mg/dl
15.42 3. Anjurkan monitor kadar glukosa secara mandiri
R/ Keluarga tahu cara menggunakan alat GDA.
2. Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga
2. Ketidakstabilan Kadar 10.00 11-05-2021 11.30 11-05-2021 14.30 11-05-2021 16.30 11-05-2021
Glukosa Darah b.d S: S: S: S.
Resistensi insulin • Pasien mengatakan - Klien mengatakan Keluarga - Tn.K mengatakan
(D.0027) sudah mulai diit Diabetes Melitus mengatakan belum menderita penyakit
bisa mengontrol pola dengan tidak makan mengerti banyak diabetes mellitus
makan tentang tentang sejak 6 bulan yang
karena sibuk
berdagang.
Keluarga
mengatakan sudah
paham
memodifikasi
lingkungan rumah
untuk kenyamanan
misalnya dengan
cara menjaga agar
lantai dapur dan
kamar mandi tidak
licin, menggunakan
alas kaki saat
berjalan ke luar
rumah dan menjaga
lingkungan rumah
bebas dari resiko
benda tajam.
O:
1.Keluarga Tn. K
kurang dapat
menjelaskan dan
terlihat bingung
mengenai
penyebab dan
pencegahan DM.
2.Terlihat menu
makanan sudah
rendah gula seperti
sudah
mengomsumsi nasi
merah bukan nasi
putih.
3.Tn.K belum ada
datang ke fasilitas
kesehatan untuk
cek kesehatan.
4.Gula darah
sewaktu: 180
mg/Dl
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
1.Monitor kadar
glukosa darah
2. monitor tanda
gejala
hiperglikemia
4.Gula darah
sewaktu: 160
mg/Dl
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
1.Monitor kadar
glukosa darah
2. Monitor tanda
dan gejala
hiperglikemia
• Klien tampak sudah senam kaki diabetik Gula darah Hentikan intervensi
bisa di rumah setiap hari. sewaktu: 130
mengontrol pola makan O: mg/dL.
A :Masalah tertasi - GDS : 145 mg/dL. A:
sebagian - Klien dan keluarga Masalah teratasi.
P :intervensi dapat menjawab P:
dilanjutkan pertanyaan tentang Hentikan intervensi
1. Identifikasi diit Diabetes
kemungkinan penyebab Melitus.
hiperglikemia - Klien dan keluarga
2. Monitor kadar dapat menjawab
glukosa darah. pertanyaan tentang
cara perawatan
Diabetes Melitus di
rumah.
A : Masalah teratasi
.
P : pertahankan
intervensi
Monitor kadar
glukosa darah
2.Libatkan keluarga
untuk membantu klien
166
4.2 Pembahasan
Bab ini akan membahas tentang tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus
dalam asuhan keperawatan Keluarga pada Tn.M, Ny.T, Tn.K,dan Tn.K dengan
Tidak Efektif. Pembahasan berisi fakta, teori dan opini yang dilakukan pada tiap
4.2.1 Pengkajian
secara terus- menerus terhadap keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian
dilakukan pada Tn.M, Ny.T, Tn.K,dan Tn.K (4 Sample) dengan Diabetes Melitus
Data yang telah dikaji pada tahap pengkajian tersebut, penulis menemukan
kesesuaian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada data umum, riwayat dan
kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pengkajian
dilakukan sesuai dengan format yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Pengkajian
ditemukan keempat klien tersebut berusia produktif dan ada 1 klien masuk
kelompok usia tua, hal ini sesuai menurut (Sudarman and Solissa, 2020) Penderita
berpengaruh pada harapan hidup orang usia lanjut. Diabetes mellitus sebagai
ancaman kesehatan bagi semua kalangan sosial. Namun semua itu tergantung
bagaimana keluarga mengatur dan menjaga pola makan secara teratur dan menjaga
pola istirahat secara teratur pada setia anggota keluarganya sehingga dapat
temukan adanya kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus. Pengkajian dilakukan sesuai dengan format yang terdapat dalam tinjauan
pustaka. Data yang perlu di kaji pada komponen pengkajian ini, yaitu tahap
perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur anak pertama dan tahap
perkembangan yang belum terpenuhi (Baca Bab 1 pada topik konsep keluarga),
riwayat keluarga inti (data yang dimaksud adalah data kesehatan seluruh anggota
keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak), riwayat keluarga sebelumnya
dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan (Kholifah and Widagdo, 2016),
Tn.K) riwayat perkembangan keluarganya tahap V dengan anak usia Remaja hal
ini sesuai menurut (Cruz, 2013) 8 Tahap dan tugas perkembangan keluarga.
dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Data yang perlu dikaji
terdiri atas tipe penduduk, apakah termasuk penduduk pedesaan atau perkotaan, tipe
hunian rumah, apakah sebagian besar tetangga, sanitasi jalan, dan pengangkutan
etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari menurut (Kholifah and Widagdo, 2016).
Dan Dilihat dari status geografi, lokasi rumah Tn.M, Ny.T, Tn.K,dan Tn.K berada
yang dikelilingi oleh sawah dimana produksi buah, sayur, padi dan ikan air tawar
kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pengkajian
dilakukan sesuai dengan format yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Data yang
perlu dikaji adalah data struktur keluarga, antara lain pola komunikasi, meliputi
peran, dan nilai-nilai keluarga menurut (Kholifah and Widagdo, 2016). Pada
Bahasa jawa dan semua anggota keluarga klien sehat dan mereka menerapkan nilai-
kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pengkajian
dilakukan sesuai dengan format yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Dalam
pengkajian fungsi keluarga yang dikaji adalah Delapan fungsi lingkungan, artinya
segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh seorang anggota keluarga pada awalnya
menjaga lingkungan dapat dilakukan dari hal-hal kecil, mulai dari kebersihan
lingkungan, penanaman pohon, dll. Dapat menjadi langkah yang tepat untuk
pengkajian keluarga keempat klien penulis mengkaji 4 fungi keluarga yaitu fungsi
adanya kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Pengkajian dilakukan sesuai dengan format yang terdapat dalam tinjauan pustaka
dalam pengkajian ini ditemukan pada keempat klien tingkat kecemasan akan
penyakitnya, dan strategi koping yang digunakan oleh keluarga keempat klien ada
beberapa yang belum sesuai. Strategi koping yang digunakan harusnya sesuai
menurut Strategi koping keluarga merupakan strategi positif dari adaptasi keluarga
mengurangi stres yang diakibatkan oleh masalah atau peristiwa. Penting bagi
keluarga untuk memiliki strategi koping yang baik selama merawat anggota
keluarga yang menderita DM. keluarga merupakan caregiver yang merawat dan
kenaikan Gula darah diatas angka normal yaitu 170 – 230 mg/dl. Hal ini dikuatkan
menurut (Nugroho, 2015) kadar normal gula darah normal setelah puasa adalah
<100 mg/dl, dan kadar gula darah normal setelah 2 jam makan adalah < 140 mg/dl.
Data yang menunjukkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus
didapatkan tanda vital. Tn.M , TD: 140/85mmhg, GDA: 210 Mg/dl, HR: 82x/menit,
S: 36,9 C, RR: 22x/menit Kemudian Didapatkan tanda vital Ny.T, TD: 160/85
mmhg, GDA: 230mg/dl, HR: 84x/menit ,S: 36,9 C, RR: 22x/menit, Kemudian
didapatkan tanda vital Tn.K, TD: 140/80 mmhg, GDA: 180 mg/dl, HR: 80x/menit
, S: 36,5 C, RR: 22x/menit dan didapatkan tanda vital Tn.K dengan TD: 128/80
mmhg, GDA: 170 mg/dl, HR: 80x/menit, S: 36,9 C, RR: 22x/menit dan terdapat
dan tinjauan pustaka Menurut (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Dalam tinjauan
Resistensi Insulin (D.0027), 3)Risiko Jatuh b.d Perubahan kadar glukosa darah
b.d Resistensi Insulin (D.0027),3) Resiko Jatuh b.d Perubahan kadar glukosa darah
(D.0054).
Pada tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat kesesuaian pada diagnose
Diagnosa medis DM,Tanda dan gejala dan konplikasi yang dialami keempat klien
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, intervensi telah disusun sesuai dengan urutan
dapat dilakukan keluarga, Gunakan sarana fasilitas yang ada dalam keluarga,
fasilitas kesehatan yang ada, Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
Penyakit anggota keluarga menurun,(Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019) Dalam
penulisan intervensi ditemukan kesamaan sesuai antara tinjauan kasus dan tinjauan
pustaka.
kebutuhan dan makanan yang boleh dimakan khusus penderita DM, menciptakan
anggota keluarga yang sakit menjadi intervensi prioritas utama. Di Desa Sukoanyar
Turi Lamongan sudah menyesuaikan pada tindakan yang disarankan oleh perawat,
sehingga semua rencana tindakan sudah menyesuaikan dengan fasilitas yang ada di
dengan 3 kali kunjungan rumah. Hal ini sesuai menurut (Harefa, 2019),
yang bertujuan untuk mengubah perilaku kesehatan keluarga menjadi lebih baik
sesuai kebutuhan dan makanan yang boleh dimakan khusus penderita DM,
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, hari pertama tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan pustaka hal ini dibuktikan pada
lainnya, karena hari ketiga beberapa masalah sudah teratasi dan intervensi
Pada evaluasi antara intervensi dan implementasi dengan tujuan yang dicapai
meningkatkan status kesehatan klien. meningkatkan Peran keluarga baik formal dan
informal. Dalam peran informal keluarga ada peran merawat keluarga dan peran
merawat anggota keluarga yang sakit lainnya sebagai fungsi dasar keluarga dalam
yang sakit dan memenuhi kebutuhannya menurut (Yeni and Handayani, 2013). Dan
pada tahap ini sesuai menurut (Harefa, 2019)., yaitu Ada beberapa metode yang
BAB 5
Berdasarkan hasil antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada Tn.M,
Kecamatan Turi Lamongan maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
sesuai antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat pada data umum, riwayat
keluarga, stress dan koping keluarga, dan harapan keluarga. Sedangkan yang terjadi
kesenjangan yaitu pada pemeriksaan fisik terutama pada GDA dan managemen
kesehatan keluarga.
yang mungkin sering muncul. Sedangkan pada tinjauan kasus muncul 4 diagnosa
Resistensi Insulin,Resiko Jatuh b.d Perubahan kadar glukosa darah dan Gangguan
Mobilitas Fisik b.d Gangguan Muskuloskeletal. Namun penulis lebih focus pada
176
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA… ADIGUNA
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
177
diagnose utama yaitu Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas
kasus. Pada tinjauan kasus penulis menambahkan intervensi pada diagnose utama
keluarga, Gunakan sarana fasilitas yang ada dalam keluarga, Ciptakan perubahan
dengan prioritas yang telah dibuat, tindakan keperawatan dapat terlaksana dengan
baik karena keluarga dapat bekerjasama melalui tindakan yang kooperatif dan
bersikap terbuka.
3 kali kunjungan rumah, dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku dan
perbaikan keadaan sesuai dengan tujuan dan criteria hasil seperti yang telah dibuat
pengkajian tanggal 9 Mei 2021, diagnosa dan intervensi dibuat pada tanggal 12 Mei
2021. Implementasi dilaksanakan pada tanggal 11 s/d 13 Mei 2021 dan masalah
5.2 Saran
lingkungan dan dapat rutin minum obat secara teratur, serta mampu memberikan
lingkungan yang sehat untuk klien sehingga bisa menunjang kesehatan klien
denganb baik
pada kondisi fisik dan psikis. Salah satu contohnya rutin membawa klien ke
pelayanan kesehatan terdekat untuk berobat secara teratur, selalu memberi motivasi
ke klien untuk rajin meminum obat sesuai dosis yang disarankan, menjaga
prosedur (SOP) dan SAK yang ada guna untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74.
10.1016/j.tvjl.2021.105611.
Dinkes Jawa Timur (2019) ‘(BAB1) buku data menurut provinsi dan kabupaten’,
Etanol, E., Waru, D. and Hibiscus, G. (2017) ‘Digital Digital Repository Repository
Fitriani, R. et al. (2019) ‘Kampanye Hemat Listrik Terhadap Efisiensi Energi Pada
doi: 10.31227/osf.io/xq75b.
Stres dan Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2’, Critical Medical and Surgical Nursing Journal, 8(1), p. 45. doi:
10.20473/cmsnj.v8i1.13400.
10.1016/j.ijans.2020.100265.
http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf%0
Ahttps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.101
6/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ah
ttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.
Malau, R. and Jannah, S. R. (2018) ‘Stres Dengan Strategi Koping Keluarga Dalam
Mardiana, T., Ditama, E. M. and Tuslaela, T. (2020) ‘an Expert System for
Keperawatan.
Perilaku, H. et al. (2019) ‘The Relationship of Health Behavior with the Area of
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp/article/view/349.
Rohmat (2010) ‘Keluarga dan pola pengasuhan anak’, Studi Gender & Anak, 5(1),
pp. 35–46.
Care pada Pasien Diabetes Mellitus’, Jurnal Keperawatan, 12(2), pp. 319–
326.
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2017) SDKI Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta
Tim pokja SIKI DPP PPNI (2018) SIKI Definisi dan Tindakan Keperawatan.
indonesia.
Tim pokja SLKI DPP PPNI (2019) SLKI Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.
indonesia.
10.24912/jk.v10i1.2475.
doi: 10.25077/njk.9.2.136-142.2013.
Lampiran 1
KABUPATEN LAMONGAN
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
4. Komplikasi DM
A. Tujuan Umum
Bapak S dan keluarga mampu mengetahui tentang DM dan cara merawat anggota
keluarga yang sakit dalam hal ini perawatan pasien Diabetes Melitus (DM) khususnya
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian DM
2. Mengetahui penyebab DM
4. Mengetahui komplikasi DM
Sasaran ditujukan pada keluarga Bapak S sedangkan target ditujukan pada Ibu N.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Kegiatan Penyuluhan
2. Menyampaikan tujuan
waktu
3. Apersepsi
2. Menjelaskan penyebab DM
gejala DM
4. Menjelaskan komplikasi
DM
keluarga dengan DM
pada keluarga
2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
mengucapkan salam
pertemuan selanjutnya
F. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
ditentukan
diketahuinya.
3. Evaluasi Hasil
implementasi selanjutnya.
H. Daftar Pertanyaan
1. Sebutkan pengertian DM
2. Sebutkan penyebab DM
4. Sebutkan komplikasi DM
I. Materi Penyuluhan
Diabetes Melitus
1. Pengertian
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Pradnyandari et al., 2019)
2. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Pola makan
4. Stress
3. Manifestasi Klinik
1. Sering lelah
2. Sering BAK
4. Komplikasi
5. Penanganan
berisiko adalah:
2. Jadwal makanan
3. Jumlah makanan
1. Gula
2. Susu
3. Madu
1. Nasi
2. Kentang
3. Roti
4. Singkong
Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti:
1. Ikan segar
2. Ayam
3. Telur Ayam
4. Udang
Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan, seperti:
1. Tahu
2. Tempe
3. Kacang tanah
4. Kacang hijau
5. Kacang merah
1. Kangkung
2. Tomat
3. Terong
4. Ketimun
5. Kol
6. Sawi
7. Gambas
1. Buncis
2. Daun singkong
3. Kacang panjang
4. Kembang Kol
5. Bayam
1. Jambu air
2. Jambu biji
3. Pepaya
2. Jeruk
3. Mangga
4. Nanas
1. Nangka
2. Durian
3. Sawo
4. Lecy
5. Apel merah
Lampiran 2
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS VOKASI
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
Jl. Dharmawangsa Dalam No. 28-30 (Kampus B) Surabaya 60286 Telp 031-
5033869, 5053156 Fax. 99005114 Website: vokasi.unair.ac.id, email:
info@vokasi.unair.ac.id
Dengan ini kami selaku dosen pembimbing tugas akhir menyatakan bahwa
mahasiswa yang tersebut di bawah ini
Lampiran 4
Pedoman Prosedur: No. Dok. :
Usulan Judul Tugas Akhir
Dikaji Ulang Oleh: Terbit/Revisi :
Koordinator
Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Vokasi
Universitas Dikendalikan Oleh: Tanggal Revisi :
Ketua Unit Pinjaman mutu Fakultas
Airlangga
Vokasi Universitas Airlangga
ADIGUNA PRANATA
151811913013
Lampiran 5
ADIGUNA PRANATA
151811913013
Lampiran 6
Penerima,
Lampiran 7
Pedoman Prosedur: No. Dok. :
Usulan Judul Tugas Akhir
Dikaji Ulang Oleh: Terbit/Revisi :
Koordinator
Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Vokasi
Universitas Dikendalikan Oleh: Tanggal Revisi :
Ketua Unit Pinjaman mutu Fakultas
Airlangga
Vokasi Universitas Airlangga
Penerima,
Lampiran 8
Pedoman Prosedur: No. Dok. :
Usulan Judul Tugas Akhir
Dikaji Ulang Oleh: Terbit/Revisi :
Koordinator
Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Vokasi
Universitas Dikendalikan Oleh: Tanggal Revisi :
Ketua Unit Pinjaman mutu Fakultas
Airlangga
Vokasi Universitas Airlangga
ADIGUNA PRANATA
151811913013
No Halaman Isi Perbaikan
Alinea
1. Halaman Daftar Isi, Daftar table, Spasi 1,5
x,xii,xvi dan Daftar Lampiran
Lampiran 9
ADIGUNA PRANATA
151811913013
ADIGUNA PRANATA
151811913013
No Halaman Alinea Isi Perbaikan
1. Halaman i Judul Tugas akhir Harus Metode Pyramid
2. Halaman viii Ucapan Terimakasih Melengkapi Penulisan
dengan kata baku dan
melengkapi tanggal dan
TTD
3. Halaman 1 Pendahuluan Melengkapi Masalah pada
alinea 1 yang menuju ke
manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif
Melengkapi 3 generasi
Genogram
4. Halaman 77 genogram
5. Halaman 197-202