FARMAKOGNOSI
Penyusun:
Tim Pengampu Praktikum Farmakognosi
No Dokumen :-
Revisi :-
Mata Kuliah Praktikum : Farmakognosi
Kode Mata Kuliah Praktikum : FA 214
SKS :1
Program studi : Farmasi
Semester : 3 (ganjil)
Penyusun
Kata Pengantar.....................................................................1
Daftar Isi...............................................................................2
Tata Tertib dan Peraturan.....................................................3
Uji Senyawa Karbohidrat......................................................8
Uji Senyawa Glikosida........................................................20
Identifkasi Alkaloid..............................................................26
Isolasi dan Identifikasi Terpenoid Minyak Atsiri..................39
Tata Tertib Mata Kuliah Farmakognosi
Prodi Farmasi Universitas Ma Chung
Lain-lain
1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada
musibah/halangan harus memberi surat keterangan dari orang
tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Modul yang belum dikerjakan, diselesaikan pada waktu yang
ditentukan atau mengikuti kelompok lain dengan persetujuan
koordinator laboratorium.
4. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk
praktikum, kegiatannya dihentikan dan harus mengulang lagi
bersama-sama rombongan baru.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan
ditentukan kemudian.
PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui prinsip uji senyawa
karbohidrat dari beberapa spesies tumbuhan.
IV. Metodologi
1. Molisch’s test
a) 2 mL sampel + 2 tetes reagen Molisch (larutan
10% -naftol dalam etanol 95%)
b) (+) perlahan atau dengan cara mengalirkan 2 ml
H2SO4 pekat
c) amati reaksi yang terjadi, bandingkan dengan hasil
pada gambar 1
Gambar 1. Reaski positif dari Molisch’s test 2
2. Barfoed’s test
a) 1-2 mL sampel + 1-2 mL reagen barfoed (larutan
tembaga asetat dan asam asetat)
b) dipanaskan dalam air mendidih (waterbath) selama
3 menit – 5 menit
c) amati reaksi yang terjadi, dibandingkan dengan
gambar 2
4. Seliwanoff’s test
a) 1 mL sampel + 3 mL reagen seliwanoff (0,5 g
resorsinol dalam 10% HCl)
b) dipanaskan dalam air mendidih (waterbath) selama
2 menit
c) amati reaksi yang terjadi, dibandingkan dengan
gambar 4
Gambar 4. Reaski positif Seliwanoff’s test warna
merah pada gambar kanan
5. Fehling’s test
a) 1 mL fehling A (larutan CuSO4) + 1 mL fehling B
(larutan K-tartrat)
b) +kan 2 mL sampel, campur dan didihkan
c) amati reaksi yang terjadi, dibandingkan dengan
gambar 5
6. Benedict’s test
a) 1 mL sampel + 2 mL reagen benedict (larutan Na
sitrat + Na karbonat dicampur dengan larutan
CuSO4)
b) dipanaskan dalam air mendidih (waterbath) selama
3 menit
c) amati reaksi yang terjadi, dibandingkan dengan
gambar 6
7. Bial’s test
a) 2 mL sampel + 2 mL reagen bial (larutan
resorsinol, HCl dan FeCL3)
b) panaskan menggunakan api bunsen atau
waterbath, jika warna tidak terlihat nyata dapat
ditambahkan air
c) amati reaksi yang terjadi, dibandingkan dengan
gambar 7
Gambar 7. Reaski positif Bial’s test warna hijau-
biru pada gambar paling kanan.
V. Laporan Sementara
Tabel 1. Hasil uji kimia dari masing-masing sampel
N Uji senyawa Sampel dan reaksi yang terjadi
o
1 Molisch’s
test
2 Barfoed’s
test
3 Iodine/KI
test
4 Seliwanoff’s
test
5 Fehling’s
test
6 Benedict’s
test
2 Barfoed’s
test
3 Iodine/KI
test
4 Seliwanoff’s
test
5 Fehling’s
test
6 Benedict’s
test
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui prinsip uji senyawa glikosida dari
beberapa spesies tumbuhan.
Keterangan Senyawa:
1. Amygdalus communis (Rosaceae)
Derivat : Glikosida sianogenetik
Senyawa : Amigdalin
IV. Metodologi
1. Amygdalus communis
d) Ferriferrocyanide test
Maserasi 1 g sampel dalam 5 mL KOH alkohol (5%
g/mL) selama 5 menit.
Pindahkan dalam larutan FeSO4 (2,5% g/mL) +
kan FeCl3 (1% g/mL)
Panaskan pada suhu 60-70oC selama 10 menit
Pindahkan dalam larutan HCl (20%) muncul
warna biru prusian yang nyata
e) Endapan Hg dari HgNO3 (3%)
Sampel + 2 mL HgNO3 muncul warna metalik
2. Apium graveolens
a) Sampel + 2 mL CH3COOH endapan kuning
b) Sampel + 2 mL FeCl3 warna coklat kemerah –
merahan
c) Sampel + 2 mL NH4OH warna kuning yang
jelas
d) Sampel + 2 mL NaOH warna kuning pucat
V. Laporan Sementara
Tabel 1. Hasil uji kimia dari masing-masing sampel
N Uji Sampel dan reaksi yang terjadi
o senyawa
1 Amygdalus a.
communis
b.
2 Apium a.
graveolens
b.
c.
d.
3 Nicotiana a.
tabacum
b.
c.
I. Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi alkaloid dalam
tanaman
1. Piperin
O
piperin
N N
H
O
O O
O
O O
O
O Reserpin
Rauvolfia serpentina
3. Kinin
OH
N
Kinin
Cinchona succirubra
Kinin adalah alkaloid derivat asam antranilat
sekaligus triptofan yang berkhasiat sebagai antimalaria.
Alkaloid ini dapat ditemui pada kulit batang kina (Cinchona
succirubra) dan dapat diidentifikasi menggunakan beberapa
uji pereaksi kimia menurut Kar, (2008):
a. Uji dengan asam teroksigenasi : kinin dapat bereaksi
dengan asam-asam yang teroksigenasi seperti asam
sulfat atau asam asetat membentuk suatu senyawa
yang berfluoresensi biru kuat. Uji ini sangat sensitif
bahkan pada konsentrasi kinin yang sangat rendah.
(catatan : fluorsensi tidak terjadi pada asam-asam
halogen seperti HF, HCl, HBr, dan HI)
b. Uji Herpatit : Uji ini dilakukan dengan mencampur kinin
(0,3 g), 7,5 mL asam asetat glasial, 3 mL etanol 90%,
dan 5 tetes H2SO4 pekat kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Ke dalam campuran yang masih mendidih
ini ditambahkan larutan I2 1% b/v dalam etanol
kemudian didiamkan sampai dingin. Kristal iodosulfat
kinin atau herpatit akan terpisah pada saat
pendinginan.
c. Uji Thalleioquin : ketika beberapa tetes air bromin
ditambahkan ke dalam 2-3 mL larutan kinin dalam
asam lemah yang diikuti dengan penambahan 0,5-1,0
mL larutan amonia pekat, akan diperoleh hasil reaksi
yang berwarna hijau yang khas seperti jamrud.
d. Uji Eritroquinin : beberapa mg kuinin dilarutkan dalam
asam asetat, ditambah beberapa tetes air bromin,
diikuti penambahan setetes larutan kalium ferosianida
[K4Fe(CN)6] 10% b/v. Berikutnya, penambahan setetes
NH4OH pekat ke dalam larutan tersebut akan
menimbulkan warna merah dengan cepat. Jika larutan
ini ditambah 1-2 mL kloroform kemudian dikocok kuat-
kuat, akan nampak warna merah pada lapisan
kloroform (bawah).
Bahan Alat
Wagner
Lada hitam
(Piper nigrum)
Asam sulfat
pekat
Uji Hepatit
Uji
Thalleioqui
n
Uji
Eritroquinin
is o p r e n
1. Mentol
HO
M e n to l
Mentha piperita
Mentol adalah monoterpenoid yang terdapat dalam minyak
mentol yang diperoleh dari distilasi uap tumbuhan Mentha
piperita Linn. Minyak mentol mengandung tidak kurang dari
30% mentol (JP, 2011). Dalam bidang farmasi, mentol
banyak digunakan sebagai ekpektoran, inhalasi, nasal
spray untuk meringankan gejala hidung tersumbat,
sinusitis, dan bronkitis. Mentol dapat bereaksi dengan
beberapa reagen, salah satunya adalah vanilin-asam sulfat
membentuk senyawa berwarna kuning-oranye (Kar, 2008).
2. Timol
HO
T im o l
Thymus vulgaris
Timol adalah salah satu monoterpen penyusun minyak
esensial time (thyme oil). Senyawa ini dapat ditemukan
dalam tanaman Thymus vulgaris. Gugus fenol yang ada
pada struktur molekulnya membuat timol mampu
membentuk garam dengan asetat dan karbonat dan dapat
digunakan sebagai antiseptik dan antihelmitik secara
berurutan. Selain itu, timol dapat digunakan sebagai
pembersih mulut dan anestesi lokal pada penderita sakit
gigi (Kar, 2008).
3. Sineol/Eukaliptol
Sineol
Eucalyptus globulus
4. Sinamaldehid
sinamaldehid
Kulit batang Cinnamomum verum
Distilasi Uap
Distilasi uap adalah salah satu cara untuk mengisolasi
minyak atsiri dari simplisia. Prinsipnya, apabila dalam
suatu sistem larutan terdiri dari campuran biner, tekanan
uap total larutan (Ptotal) adalah penjumlahan dari hasil kali
tekanan uap parsial (P) dengan fraksi mol (Ψ) masing-
masing komponen (Ptotal = Ψ1P1 + Ψ2P2 ). Apabila suatu
sistem terdiri dari air dan komponen minyak atsiri di mana
larutan tersebut bersifat encer (mol air >>> mol zat
terlarut), maka hasil kali fraksi mol dan tekanan uap
komponen minyak atsiri dapat diabaikan sehingga tekanan
uap total larutan sama dengan tekanan uap air (Ptotal =
Pair). Karena tekanan uap larutan sama dengan tekanan
uap air, larutan tersebut mempunyai titik didih yang sama
dengan titik didih air murni. Dengan demikian, pada saat
simplisia dilarutkan dalam sejumlah besar air kemudian
dilakukan distilasi uap, akan terjadi ko-distilasi komponen-
komponen minyak atsiri bersama air dari dalam larutan
pada suhu 100 °C dan tekanan 1 atm meskipun minyak
atsiri memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada air pada
tekanan atmosfer.
IV. Metodologi
1. Penyiapan serbuk simplisia
a. Bagian tanaman yang akan diuji dikeringkan
b. Simplisia dihaluskan kemudian diayak sehingga
diperoleh serbuk kering dengan ukuran partikel
yang homogen.
2. Isolasi minyak atsiri dengan distilasi uap
a. Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimasukkan ke
dalam labu disitlasi kemudian dicampur dengan
500 mL air sampai homogen. Campuran ini diaduk
selama satu jam.
b. Tambahkan batu didih ke dalam labu distilasi
kemudian susunlah peralatan distilasi seperti
gambar di bawah:
labu distilasi
Pengahasil
uap dari
tembaga
statif
Pendingin Liebig
Adaptor
air
Erlenmeyer
Penangas es
Bunsen
Penangas pasir
5 6 5 6
4 7 4 7
3 8 3 8
2 9 2 9
1 11 1 10
Labu B
V. Laporan Sementara
No Nama Berat Berat Rendeme Pereak Reak
. Samp Simplisi minya n (%) si si
el a (g) k atsiri yang
(g) terjadi
1. Vanilin-
Daun asam
Mentol sulfat
2. Daun Asam
Thym asetat
e glasial-
asam
nitrat
pekat-
asam
sulfat
pekat
Asam
sulfat
pekat-
FeCl3
NaOH
10%-
klorofor
m
3. Daun Asam
Kayu fosfat
Putih pekat
4. Kulit Asam
batang nitrat
Kayu pekat
Manis pada
suhu <
5 °C
FeCl3