Anda di halaman 1dari 12

Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

PERCOBAAN VII

EMULSI DAN MIKROEMULSI

TUJUAN PERCOBAAN
Membuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator alam dan sediaan mikroemulsi
menggunakan surfaktan serta mengamati stabilitas sediaan emulsi dan mikroemulsi.

DASAR TEORI
Sediaan emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur
satu dengan yang lain. Pada umumnya cairan tersebut adalah campuran dari minyak dan air
tergantung dari pada tipe emulsi yang dibuat, fase terdispersi dapat berupa minyak atau air. Pada
prinsipnya pembuatan sediaan emulsi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Tahap destruksi : dalam tahap ini dilakukan pemecahan fase minyak menjadi globul-globul
kecil, sehingga fase terdispersi tersebut dapat lebih mudah terdispersi dalam fase pendispersi.
2. Tahap stabilisasi : dalam tahap ini dilakukan stabilisasi globul-globul yang terdispersi
dengan menggunakan emulgator.

Formulasi umum sediaan emulsi terdiri dari:


1. Bahan aktif
a. Bahan padat yang dapat larut dalam air atau minyak
b. Bahan cair yang berbentuk minyak atau yang dapat tersatukan dengan air.
2. Bahan pembantu
a. Emulgator : terdapat berbagai macam emulgator tergantung dari mekanisme emulgator
tersebut dalam proses stabilisasi emulsi. Dalam percobaan ini digunakan emulgator alam.
Polimer alam atau makromolekul pembentuk gel dan membentuk lapisan film karena
terjadi adsorpsi pada permukaan globul. Derivate selulosa yang bersifat koloid hidrofil
meningkatkan viskositas medium pendispersi, sehingga dapat mencegah terjadinya
koalesensi. Golongan emulgator alam antara lain adalah bentonit, veegum merupakan zat
padat yang berbentuk koloid yang berbagi halus pada permukaan globul yang terdispersi.

65
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

b. Pengawet : berfungsi menghambat mikroorganisme yang dapat hidup dalam fase air dan
didalam emulgator alam yang digunakan dalam sediaan emulsi peroral antara lain:
 Derivate asam benzoat : metal p-hidroksil benzoate dengan kosentrasi sekitar 0,1% -
0,2% untuk tipe emulsi O/W. untuk bentuk ester yang lebih tinggi (propel dan butil)
digunakan kosentrasi mendekati larutan jenuhnya. Aktivitas pengawet golongan ini
dapat berkurang dengan adanya surfaktan non ionic atau didalam sediaan krem
dengan konsentrasi minyak yang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan menaikkan
kosentrasi total menjadi lebih tinggi dan efektif terhadap range mikroorganisme lebih
besar. Kombinasi metal dan propel dengan ratio 2:1 dengan kosentrasi 0,06 dan
0,03%
 Asam sorbat, terutama digunakan dalam sediaan yang mengandung surfaktan non
ionik. Konsentrasi yang digunakan sebesar 0,2%.
 Pengawet lain yang banyak digunakan dalam krem dan emulsi antara lain: fenol
(0,5%), klorokresol (0,1%).
c. Antioksidan : antioksidan dalam sediaan emulsi digunakan untuk mencegah terjadinya
reaksi oksidasi bahan berkhasiat dalam sediaan atau fase minyak. Apabila terjadi reaksi
oksidasi didalam minyak akan terjadi ketengikan yang dapat diidentifikasi secara
langsung. Antioksidan yang biasa dipakai dalam sediaan emulsi adalah: tokoferol, dodesil
galat, oktil galat, alkil galat, butil hidroksianisol, butil hidroksitoluen, natrium
metabisulfit. Ion logam berat yang dapat mengkatalisa terjadinya reaksi oksidasi dapat
diikat dengan “sequestering agent” seperti asam sitrat dan asam tartrat.

Sediaan mikroemulsi adalah dispersi cair dari air dan minyak yang dibuat homogen,
transparan dan stabil dengan penambahan surfaktan dalam jumlah relatif besar dan kosurfaktan.
Surfaktan sintesis merupakan suatu zat aktif permukaan yang dapat menstabilkan suatu sediaan
emulsi karenan dapat menurunkan tegangan permukaan antar permukaan.
Ditinjau dari struktur surfaktan diketahui mempunyai dua gugus yang bersifat polar dan non
polar. Gugus-gugus tersebut akan bersosiasi pada permukaan globul membentuk film yang kuat
yang merupakan barier dari pada globul-globul tersebut, sehingga dapat mencegah terjadinya
adhesi dan koalesensi. Stabilitas emulsi akan meningkat dengan meningkatnya viskositas dan
kekuatan film pada permukaan globul. Surfaktan terdiri dari beberapa tipe yaitu: anionik,

66
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

kationik, amfoterik, dan non ionik. Surfaktan ionik dapat mempengaruhi daya interaksi listrik
dari masing-masing globul.
Karakteristik gugus surfaktan ditentukan dari harga HLB yang dapat menggambarkan sifat
hidrofisilitas surfaktan tersebut. Kombinasi surfaktan dengan harga HLB rendah dan harga HLB
tinggi ditambahkan untuk mendapatkan harga HLB yang mendekati harga HLB butuh minyak
yang digunakan. Untuk menghitung kosentrasi masing-masing surfaktan dipakai perhitungan
aligasi atau aljabar biasa, dengan memasukkan harga HLB surfaktan.
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah surfaktan sebagai berikut:
misalkan jumlah kombinasi surfaktan keseluruhan 5%. Konsentrasi surfaktan A=a dengan harga
HLB A, konsentrasi surfaktan B=b dengan harga HLB B = harga HLB A

Rumus : A x ( 5 – a ) + ( 5 – b ) – HLB butuh x 5

Untuk menghitung HLB surfaktan dapat digunakan ekuasi Griffin sebagai berikut:

HLB = (jumlah gugus hidrofil) – ( jumlah gugus lipofil) + 7

TUGAS
Membuat sediaan emulsi dengan bahan pengemulsi alam dan mikroemulsi dengan surfaktan
KELOMPOK TUGAS
I MINYAK IKAN 15% + VIT B1, B2, B6, B12
II MINYAK IKAN 15% + Ca HIDROFOSFAT,
Na HIDROFOSFAT
III VCO 15% + VITAMIN E 0,1 %
IV OLEUM CINNAMOMI
V OLEUM CITRI
OLEUM CAJUPUTI + KAMFER 4%
Emulgator yang digunakan:
1. PGA : 5 - 15% (A 5%)
2. Tragacanth : 1 - 2% (A 5%)

67
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

3. Agar-agar : 1 - 2% (A 2%) + PGA 5%


4. CMC : 0,5-1,5% (A 1%)
5. TWEEN 80 : 20%%
6. Na. lauril sulfat : 20%

Sediaan emulsi dibuat sebanyak 150 cc dengan menambahkan bahan pemanis, pewarna,
pewangi, pengawet dan anti oksidan, sedangkan sediaan mikremulsi dibuat sebanyak 30 ml

PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN EMULSI


1. Didihkan air yang digunakan sebagai pembawa, dinginkan sebelum dipakai
2. Dibuat korpus emulsi dengan perbandingan minyak dan emulgator sebanyak yang tertera
dalam tugas percobaan ditambah air 4x jumlah minyak
3. Kocok dengan stirrer dengan kecepatan yang sama untuk setiap percobaan selama 5 menit
4. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok sampai volume yang diminta
5. Sebelum dicampurkan dalam korpus emulsi untuk Agar, dan CMC harus dikembangkan
terlebih dahulu

PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN MIKROEMULSI


1. Ditimbang bahan yang digunakan, kemudian dicampurkan surfaktan tambah air dan etanol
96% aduk homogeny menggunakan magnetic stirrer.
2. Tambahkan minyak atsiri dan bahan lainnya aduk homogen. Masukkan kedalam wadah.

EVALUASI SEDIAAN EMULSI MELIPUTI


1. Berat jenis
2. Sifat aliran
3. Viskositas
4. Pengukuran tinggi sedimentasi
5. Penentuan tipe emulsi
6. Tes stabilitas dipercepat dengan sentrifus

TUGAS PENDAHULUAN
1. Cari didalam literature cara pengembangan emulgator yang dipakai

68
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

2. Terangkan bentuk ketidakstabilan sediaan emulsi dan penyebabnya.


3. Cari didalam literature macam-macam surfaktan yang biasa dipakai dalam sediaan
mikroemulsi sesuai dengan tipe surfaktan.
4. Terangkan hubungan surfaktan sebagai emulgator dengan harga KMK/ CMC suatu
surfaktan.

HASIL EVALUASI EMULSI


Emulsi :
Emulgator :

Hasil pengamatan pemerian (organoleptis)

a. Warna :
b. Rasa :
c. Bau :

Hasil pengamatan dan kriming

Hu
F=
Ho

Ho = Tinggi emulsi awal = …….. cm

Hu = Tinggi kriming =……… cm

F = Derajat sedimentasi.

Pada 1 jam dan setelah 1 minggu sesudah pembuatan

69
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

Jurnal Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

Nama Perusahaan Master Formula Halaman ..... Dari......


Nama Produk Bentuk Sediaan Kemasan

Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch


Direktur
Plant Manager Operasional
Tanggal Pembuatan

Confidential
No. Komposisi Nama Lain 1 Botol 1 Batch Fungsi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Spesifikasi Produk

Bentuk sediaan
Pemerian

Bobot

Persyaratan Kadar

70
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

Penyimpanan

Prosedur Identifikasi

Nama Perusahaan Alur Proses Halaman ..... Dari......


Nama Produk Bentuk Sediaan Kemasan

Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch


Direktur
Plant Manager Operasional
Tanggal Pembuatan

Confidential
Langkah Produksi Parameter Kritis

71
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

PERHITUNGAN

72
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

Nama Perusahaan Spesifikasi Kemasan Halaman ..... Dari......


Nama Produk Bentuk Sediaan Kemasan

Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch


Direktur
Plant Manager Operasional
Tanggal Pembuatan

Confidential
Kemasan Primer

Ukuran Kemasan

Ukuran Etiket

Bahan Kemasan

Zat Aktif
Monografi
Nama Lain
Struktur
Kimia
Struktur Molekul

Berat
Molekul
Pemerian
Sifat Fisikakimia
Kelarutan
Suhu Lebur
Stabilitas
Penyimpanan

73
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

pH Stabilitas
Inkompatibilitas
Analisis
Identifikasi

Penetapan Kadar

FARMAKOLOGI
Mekanisme Kerja

Farmakokinetika

Indikasi

Kontraindikasi

Efek Samping

Interaksi Obat

Dosis

Zat Tambahan
Sinonim
Struktur Kimia
Struktur Molekul

Berat Molekul
Pemerian
Aplikasi Penggunaan
Sifat Khas

74
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

Bentuk Kristal
Titik Leleh
Kelarutan
Keasaman
Higroskopisitas
Stabilitas/ Penyimpanan
Inkompatibilitas

Zat Tambahan
Sinonim
Struktur Kimia
Struktur Molekul

Berat Molekul
Pemerian
Aplikasi Penggunaan
Sifat Khas
Bentuk Kristal
Titik Leleh
Kelarutan
Keasaman
Higroskopissitas
Stabilitas/ Penyimpanan
Inkompatibilitas

Evaluasi Produk Bentuk Sediaan


No. Jenis Evaluasi Metode Hasil

75
Teknologi Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat

PERHITUNGAN

76

Anda mungkin juga menyukai