Anda di halaman 1dari 44

COD LIVER OIL EMULSION

MANUFACTURE
KELOMPOK 10

1. ANNISA NURFIATUL AINI 1941012003


2. WIRA WAHYUDI NANDAYASA 1941012011
3. VIVIN SARASANTI 1941013013
4. MASAYU IKSAN 1941013019
5. SONIA RAFIKA 1941012029
Definisi

 FI V: Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
STUDI PREFORMULASI
DAN
RANCANGAN FORMULA
Studi Preformulasi
Identitas Obat
1. Nama Minyak Ikan
2. Pemerian Cairan minyak encer, bau khas, tidak tengik,
rasa dan bau seperti ikan

Sifat Fisikokimia
1. Kelarutan Sukar larut dalam etanol, mudah larut dalam
eter, dalam kloroform, dalam karbon disulfida,
dan dalam etil asetat
2. Stabilitas Mudah teroksidasi
Alasan pemilihan BSO

1. Karena zat aktif memiliki sifat praktis tidak larut air, pemilihan BSO emulsi dapat
meningkatkan solubility dari zat aktif sehingga meningkatkan bioavailabilitas
obat.
2. Biovabilitas besar karena absorbsi dapat ditingkatkan dengan pengaturan
ukuran droplet emulsi.
3. Formulasi emulsi dapat membantu mempertahankan stabilitas zat aktif yang
mudah teroksidasi.
4. Penerimaan mudah diberikan pada anak anak, karena formulasi emulsi dapat
meminimalkan bau dan rasa yang kurang enak dari bahan aktif dengan
penambahan flavouring agent.
Alasan Pemilihan Zat Aktif

Active Pharmaceutical Ingredient : Cod Liver Oil


1. Minyak ikan cod bersifat mudah teroksidasi serta bersifat praktis tidak larut
dalam air (British Pharmacopea), sehingga untuk masalah stabilitas dan karena
pemakaiannya secara oral dibuatlah menjadi bentuk emulsi.
2. Emulsi dibuat dalam bentuk o/w, karena zat aktif berbentuk minyak,
menghindari bau dan rasa amis, serta untuk meminimalisir terjadinya oksidasi.
3. Agar mudah dikonsumsi oleh segala usia.
4. Diserap di lambung, jadi dibuat emulsi agar gapat sampai di lambung.
FARMAKOKINETIK

 Absorpsi: Diabsorpsi di GI (up to 20-80%) tergantung dari sekresi bilirubin dan fungsi
pankreas. Trigliserol (TAG) masuk ke saluran pencernaan melalui oral. Kemudian dihidrolisis
oleh enzim lipase ke bentuk monogliserida dan free fatty acid (FFA). Pada enterosit terjadi
perubahan TAG menjadi fosfolipid, kolesterol, dan apoprotein menjadi kilomikron.
 Distribusi: Berikatan dengan beta lipoprotein dan masuk ke sirkulasi darah melalui
kilomikron pada limpa kemudian kilomikron diubah menjadi lipoprotein lipase dan EPA dan
DHA akan dibawa melalui sirkulasi ke berbagai jarngan tubuh dimana mereka akan berguna
untuk sintesis fossolipid
 Metabolisme: Dimetabolisme di hati dan diubah menjadi asam tokoferonik dan derivate
lakton
 Ekskresi: Diekskresikan melalui urin dan feses
FARMAKODINAMIK

 INDIKASI : digunakan untuk pencegahan dan penanganan defesiensi vitamin D,


perkembangan tumbuh kembang anak, suplemen makanan, menurunkan kadar
triglycerides, menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
 Mekanisme kerja : supplemen
 Efek samping : sendawa, sesak napas, mimisan.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap minyak ikan
FORMULA OFFICINALE
Perhitungan HLB untuk sediaan

 Emulsi yang akan dibuat : minyak dalam air (o/w)


 HLB butuh untuk sediaan o/w :

 Pilihan emulsifying agent :


 Tween 80
 Span 80
Perhitungan HLB untuk sediaan

 Volume total sediaan : 100 ml


 Jumlah emulgator yang dibutuhkan : 2% dari sediaan
 HLB Tween 80 : 15
 HLB Span 80 : 4,3
 HLB campuran yang dibutuhkan : 14
 Perhitungan :
%Tween 80 = = 90%
%Span 80 = 100% - HLB A
= 100 % - 90 % = 10 %
Jumlah emulsifying agent yang ditimbang

 Jumlah emulsifying agent yang dibutuhkan : 2% dari sediaan


2% x 100 ml = 2 ml = 2 gr
Tween 80 = 90% x 2 gram = 1,8 gram ditimbang
Span 80 = 10% x 2 gram = 0,2 gram ditimbang
FORMULA
Bahan Konsentrasi (%) Komposisi (1 sediaan) Komposisi (1 batch= Fungsi
1000 sediaan)
Cod liver oil 50% w/w 50 ml 50 ml x1000= 50 L Zat Aktif
Emulgator 2%
• Tween 80 90% 1,8 g 1,8 g x 1000 = 1800 g Emulgator
• Span 80 10% 0,2 g 0,2 x 1000 = 200 g Emulgator
Butyl 0,1 0,1 % = (0,1/100) x 0,1031 g x 1000 = Antioxidant
hydroxytoluene 100 ml = 0,1 ml 1031 gram
0,1ml x 1,031g/ml =
0,1031 g
Syrup simplex 10% 10 ml 10 ml x1000= 10 L Pemanis
Essence Jeruk qs 0,4 ml 0,4 ml x1000= 0,4 L Aroma
Purified water Ad 100 ml Ad 100 ml 100 ml x1000= 100 l Pembawa
Alasan pemilihan zat tambahan

1. Emulsifying agent (TWEEN 80 & SPAN 80)


a) Tween 80 (Polysorbate 80)
 Pemerian : Yellow oily liquid pada suhu 25oc, bau khas, rasa sedikit pahit,
 Safety : telah digunakan luas dalam cosmetics, food products, oral,
parenteral, and topical pharmaceutical formulations. Tidak toksik dan
aman dikonsumsi (HOPE)
 Kompatibilitas : kompatibel dengan zat aktif
b) Span 80
 Pemerian : Yellow viscous liquid pada suhu 25oc, bau khas, rasa sedikit pahit,
 Safety : telah digunakan luas dalam cosmetics, food products, oral, parenteral,
and topical pharmaceutical formulations. Tidak toksik dan aman dikonsumsi
(HOPE)
 Kompatibilitas : kompatibel dengan zat aktif
 Tween dan span memiliki gugus hidrokarbon yang sama yaitu monooleat
sehingga interaksinya akan lebih kuat dan seimbang dan bisa dikombinasi
sehingga HLB nya mendekati HLB butuh dari zat aktif

 Apabila tween dan span dicampur dalam komposisi yang sesuai, maka
strukturnya akan tersusun selang seling membentuk monolayer yang stabil
2. Essence jeruk (aceite esencial)
Studi preformulasi :
 Pemerian : cairan warna cerah bening atau kekuningan, bau khas lemon,
 Komposisi : contains not less than 40% w/wof aldehydes calculated as citral. Soluble 1 in
1 of alcohol (80%).
 Stabilitas : sensitif terhadap cahaya
 Profil : lebih larut air dibandingakan dengan citron oil (minyak atsiri), rasa dan aroma
lebih kuat, aman digunakan untuk makanan dan sediaan oral. (Martindale 36th)
 Untuk menutupi bau amis pada minyak ikan
3. Butyl Hydroxytoluen

Studi preformulasi :
 Digunakan sebagai antioksdian dalam sediaan farmasi, sediaan oral,dan kosmetik. Cocok untuk
bahan aktif yang mudah teroksidasi (minyak, lemak) yang nantinya mencegah terjadi tengik pada
bahan tersebut.
 Pemerian : kristal atau serbuk berwarna putih atau kekuningan,dengan bau yang khas.

 Density : 1,031 g/cm3

 Penggunaan sebagai antioxidant (HOPE 5th ed)

 Inkompatibilitas : cocok dengan zat aktif.


PROSES PRODUKSI
METODA PEMBUATAN EMULSI

 Metode general : Generally, an O/W emulsion is prepared by dividing the oily


phase completely into minute globules surrounding each globule with an envelope
of emulsifying agent and finally suspends the globules in the aqueous phase
 Dry gum method : Extemporaneously emulsions are usually made by continental or
dry gum method. In this method, the emulsion is prepared by mixing the
emulsifying agent (usually acacia) with the oil which is then mixed with the aqueous
phase. Continental and dry gum methods differ in the proportion of constituents
 Wet gum method : In this method, the proportion of the constituents is same as
those used in the dry gum method; the only difference is the method of preparation.
Here, the mucilage of the emulsifying agent (usually acacia) is formed. The oil is
then added to the mucilage drop by drop with continuous trituration
 Yang dipilih : metode general
ALUR PRODUKSI
FASE
MINYAK

HASIL
PENCAMPURAN
EMULGATOR CAMPURAN
BAHAN

IPC:
Penampilan
Kebocoran
FASE AIR MIXING Volume

IPC:
Organoleptis PRODUK
PENGEMASAN LABELLING
Tipe Emulsi PRODUK RUAHAN SIAP
PRIMER
Kadar zat aktif RUAHAN KEMAS
pH
Bj
Viskositas IPC:
Penampilan
Kelengkapan
Penandaan
PENGEMASAN
OBAT JADI
SEKUNDER

IPC:
Penampilan
Kelengkapan KARANTINA
Penandaan

DITOLAK LULUS
KARANTINA

GUDANG OBAT

DISTRIBUSI
Preparasi Pembuatan Emulsi Skala Industri

1. Kelompokkan bahan sesuai basenya masing-masing (fase air dan fase minyak). Serta hitung total jumlah zat yang
dibutuhkan.

2. Tentukan tipe emulsi yang akan dibuat.

3. Tentukan emulgator yang cocok dan hitung HLB total

4. Campurkan bahan larut minyak dengan emulsifier, panaskan , jika perlu pada suhu 5 – 10 oC diatas melting point bahan, atau
maksimum pada suhu 70-80oC.

5. Campurkan bahan larut air dalam air dengan volume terukur, dan panaskan hingga 3-5oC lebih tinggi dari suhu pada fase
minyak.

6. Campurkan fase minyak dan fase air, dan lakukan mixing dengan alat pengadukan yang cocok.

7. Hasil campuran (produk ruahan) disiapkan untuk proses pengemasan.

8. Lakukan pengemasan primer dan sekunder.

9. Produk selanjutnya pergi ke bagian karantina

10. Produk lulus karantina di teruskan ke gudang farmasi dan siap di distribusikan.
PACKAGING & STORAGE
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK

 Sediaan harus dikemas dalam wadah “wide mouth” tertutup, yang punya ruang
udara yang cukup diatas permukaan cairan/ isi sediaan.
 Sediaan disimpan dalam wadah tertutup, dan terhindar dari :
 Freezing (udara beku)
 Panas dan cahaya

 Beri label “kocok dahulu” pada bagian kemasan luar sediaan, untuk memastikan
bahwa distribusi partikel dalam sediaan tersebar merata dan untuk keseragaman
dosis.
CONTOH KEMASAN
Pengembangan kemasan

Kemasan primer:
• Botol Cokelat
• Tutup botol

Kemasan sekunder:
• Kotak untuk botol (karton tipis)
• Etiket (kertas)
• Brosur (kertas)

Kemasan tersier
• Kardus/karton (karton tebal)
SCOD OIL ®
Komposisi:
Tiap 100 ml mengandung 50 ml minyak
ikan cod
 
Indikasi:
Kekurangan gizi, meningkatkan nafsu
makan, sumber vitamin A dan D
 
Efek Samping:
Sendawa, mual, mimisan, bau mulut
 
Kontraindikasi:
Hipersensitifitas
 
Dosis:
1-6 th: 1xsehari 1 sendok makan
7-12 tahun: 2xsehari 1 sendok makan
>12 tahun: 3x sehari 1 sendok makan
 
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering
 
Kemasan:
Botol 100 ml
 
KOCOK DAHULU SEBELUM MINUM
 
No. Reg : GBL1901071A1
No. batch: I 901001
 
 
 
EVALUASI KHUSUS
SEDIAAN EMULSI
EVALUASI IPC

ORGANOLEPTIS

PENGUKURAN pH
PENENTUAN TIPE EMULSI
HOMOGENITAS

BOBOT JENIS
EVALUASI SEDIAAN EMULSI

 DAFTAR EVALUASI SEDIAAN EMULSI


 KONDISI UNTUK MELAKUKAN
EVALUASI SEDIAAN EMULSI
UJI STABILITAS DENGAN ZETA POTENSIAL

 potensial zeta sampel menentukan suatu pertikel dalam cairan (Emulsi) akan
terflokulasi atau tidak
 Potensial Zeta merupakan suatu potensial antara permukaan partikel dan cairan
pendispersi cairan dengan jarak permukaan tertentu
 Peningkatan laju peluruhan potensial zeta berbanding terbalik terhadap stabilitas
emulsi, dimana semakin besar laju peluruhan potensial zeta maka stabilitas
emulsi semakin kecil. Selain itu tingkat penurunan potensial zeta menyatakan
kekuatan film emulsifier karena semakin besar tingkat penurunan potensial zeta
maka kekuatan film emulsifier
REGISTRASI OBAT
TATA CARA REGISTRASI

 REGISTRASI DIATUR DALAM : Peraturan Kepala BPOM RI NOMOR


HK.03.1.23.10.11.08481 TAHUN 2011
 Obat yang akan diedarkan harus memiliki izin edar sesuai dengan pasal 2
Peraturan Kepala BPOM RI NOMOR HK.03.1.23.10.11.08481 TAHUN 2011
Alur registrasi obat baru di BPOM

PEMOHON

Melakukan Pra-
registrasi
Pemberian keputusan LOLOS atau Tidak
LOLOS

Jika tidak lolos


MENGISI FORMULIR Evaluasi berkas dan kelengkapan oleh pemohon boleh
Yang terdiri dari KOMNAS penilai obat mengajukan registrasi
1. Bagian 1 : dok. administrasi kembali
2. Bagian 2 : dokumen mutu
3. Bagian 3 : dokumen non klinik
4. Bagian 4 : dokumen klinik
Jalur evaluasi

Mendapatkan surat Jika diperlukan , pemohon memberikan surat


hasil pra-registrasi tambahan data
Contoh Formulir Pendaftaran Obat Baru

Anda mungkin juga menyukai