Anda di halaman 1dari 27

MULTILEVEL MARKETING

By:
Septia Chandra Kesi 1941012098
• Sejak masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 80-an,
jaringan bisnis penjualan langsung (direct selling) MLM,
terus marak dan subur menjamur dan bertambah
merebak lagi setelah adanya krisis moneter dan
ekonomi. Pemain yang terjun di dunia MLM yang
memanfaatkan momentum dan situasi krisis untuk
menawarkan solusi bisnis pemain asing maupun lokal.
• Yang sering disebut masyarakat misalnya CNI, Amway,
Avon, Tupperware, Sunchorella, DXN, dan Propolis Gold
serta yang berlabel syariah atau Islam (meskipun saat ini
pemerintah menyiapkan system mekanisme, dan kriteria
untuk penerbitan sertifikasi bisnis syariah termasuk
MLM, yaitu seperti Ahad Net, Kamyabi-Net, Persada
Network, dll).
• Multi level Marketing adalah suatu metode bisnis
alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan
distribusi yang dilakukan melalui banyak level
(tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline
(tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan
disebut Upline jika mempunyai Downline. Inti dari bisnis
MLM ini digerakkan dengan jaringan ini, baik yang
bersifat vertikal atas bawah maupun horizontal kiri kanan
ataupun gabungan antara keduanya.
• Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan sistem
MLM tidak hanya menjalankan penjualan produk barang,
tetapi juga produk jasa, yaitu jasa marketing yang
berlevel-level (bertingkat-tingkat) dengan imbalan
berupa marketing fee, bonus, dan sebagainya, dimana
semua itu bergantung pada prestasi, penjualan, dan
status keanggotaan distributor. Jasa perantara penjualan
ini (makelar) dalam terminologi fiqh disebut
“samsarah/simsar” ialah perantara perdagangan (orang
yang menjualkan barang mencarikan pembeli) atau
perantara antara penjual dan pembeli untuk
memudahkan jual beli).
MLM: Paradigma Masyarakat Umum
Butuh waktu
Isinya indoktrinasi (cuci- Markup Harga lama untuk
otak) dengan janji-janji Produk! sukses
muluk tentang impian

Merugikan yang
bergabung
belakangan
Tidak Sekedar
Profesional penghasilan
tambahan!
Produk tidak laku,
jadi di-MLM-kan

Bisnis
Usaha Jualan
TIPUAN!
Harus punya
relasi banyak
MLM: FAKTA!

 Organisasi Bisnis terbesar (Network Power)


 Kiyosaki: “Profesional paling profesional”
 Produk berkualitas tinggi dengan nilai ++
 Efisiensi konsep distribusi
 Menguntungkan secara adil
 Bisnis paling transparan
 Membangun kualitas distributornya
 Memberikan relasi baru (chained)
 Waktu paling efektif untuk sukses
 Penghasilan tidak terbatas
• Jualan Door To Door
• Tidak profesional
• Produknya tidak laku tanpa MLM
• Mark-up harga produk
• Merugikan yang bergabung belakangan
• Bisnis tipuan
• Harus punya relasi banyak
• Butuh waktu lama untuk sukses
• Sekedar penghasilan tambahan

benarkah demikian?
BISNIS RETAIL ( KONVENSIONAL )

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR


UTAMA ( Rp ) PROPINSI ( Rp ) KABUPATEN (Rp)

PROMOSI : PRODUK
DIKENAL KONSUMEN ( Rp )

GROSIR ( Rp )
PRODUK

PEMAKAI TOKO ( Rp )

RATA RATA BIAYA DISTRIBUSI + PROMOSI


PABRIK
PERUSAHAAN BERKISAR 50 – 60 %
BISNIS MULTILEVEL MARKETING

DISTRIBUSI PRODUK

PROMOSI PRODUK

PRODUK MEMBER

PEMAKAI

BIAYA DISTRIBUSI + PROMOSI MENJADI


PABRIK KEUNTUNGAN PERUSAHAAN DAN MEMBER
BISNIS RETAIL VS BISNIS MLM
URAIAN BISNIS RETAIL BISNIS MLM
Harga produk di beli oleh konsumen Rp 10,000 Rp 10,000
Perincian harga Produk yang dibeli oleh konsumen
Harga bahan Baku Rp 2,500 Rp 2,500
Biaya Pabrik dan lainnya Rp 2,000 Rp 2,000
Keuntungan Pabrik Rp 1,500 Rp 1,500
Biaya Distribusi Rp 2,500 -
Biaya Promosi Rp 1,500 -
Keuntungan Perusahaan MLM & Bonus - Rp 4,000
Member
KESIMPULAN :
1. Distribusi & promosi produk di bisnis retail digantikan
Perusahaan MLM & Member MLM di bisnis MLM
2. Harga produk ke konsumen di bisnis retail dan bisnis MLM
harus sama
CIRI CIRI PERUSAHAAN MLM YANG BENAR
1. Memiliki ijin SIUPL (Ijin Usaha Penjualan langsung)
2. Memiliki produk yang akan dipromosikan oleh seluruh
member dimana harga produk MLM harus sama dengan
harga pasar ( realistis )
3. Perusahaan MLM memiliki ijin produk. Jika produk
kesehatan harus memiliki ijin dari Badan POM

CIRI CIRI PERUSAHAAN MONEY GAME


1. Tidak memiliki ijin usaha penjualan berjenjang (SIUPL)
2. Member membayar produk lebih mahal dari harga pasar
3. Member membayar uang pada tahap awal tanpa
memperoleh produk. Produk akan di peroleh setelah
mencapai omzet tertentu
4. Member membayar uang tanpa memperoleh produk,
bonus di peroleh jika member mengajak orang
5. Member menyetorkan sejumlah uang dan pada waktu
tertentu akan memperoleh % keuntungan yang tidak
wajar
MLM v.s. MONEY-GAME
Merebaknya praktek bisnis DS (Direct
Selling/MLM(Multi Level Marketing) palsu yang
mengarah ke permainan uang (money game) telah
meresahkan sekaligus merugikan masyarakat.
Sehubungan dengan itu, Asosiasi Penjual Langsung
Indonesia (APLI) dengan tegas menyatakan bahwa
praktek bisnis tersebut bukan DS/MLM, dan
perusahaan pengelolanya bukan anggota APLI.

Bisnis DS/MLM
Bukan Usaha
Melipat-gandakan
Uang
Tugas Perusahaan MLM sebagai “REGULATOR“
A. Mengurus dan mempersiapkan Ijin, administrasi kantor
B. Menyediakan produk
C. Menciptakan Marketing Plan :
1. Syarat Keanggotaan Member
2. Cara membangun jaringan member
3. Perhitungan bonus
- Besar kecilnya bonus
- Tenggang waktu pembayaran bonus
- Syarat pembayaran bonus

Catatan :
1. Besar kecilnya bonus member di atur oleh Perusahaan
MLM.
2. Keuntungan Perusahaan MLM lebih besar dari bonus
bonus member
Tugas Member sebagai “EKSEKUTOR”
A. Member menjadi konsumen produk MLM
- Menyakinkan diri mengenai produk
- Menjadi contoh & wajah produk
B. Member mempromosikan & mengajak orang lain untuk
menjadi konsumen
- Melakukan prospek langsung
- Melakukan Follow up ke prospek
- Mengundang prospek ke pertemuan & seminar
mengenai produk & bisnis
C. Mengajarkan D/L agar mampu melakukan promosi
produk
- Mengikuti & mengarahkan D/L ke pertemuan & seminar
bisnis & produk
- Melakukan & mengarahkan D/L ke home sharing
- Mengikuti & melakukan training produk & bisnis

Tugas distributor di semua bisnis MLM tidak berbeda


KEUNTUNGAN MENJADI MEMBER DI BISNIS MLM
1. Membeli produk MLM dengan harga DISKON member
2. Member bergabung tanpa adanya :
 Batasan pendidikan, batasan suku, batasan jenis
kelamin & batasan agama
3. Member memiliki kebebasan waktu kerja & menjadi bos
bagi diri sendiri serta mampu menduplikasi waktu kerja
sebanyak member ( D/L aktif )
4. Semua sistem telah telah tersedia, member tidak perlu
mempersiapkan kantor, administrasi serta karyawan
5. Member memiliki banyak teman ( persahabatan )
6. Member memperoleh pelatihan pelatihan
7. Member memiki bisnis sebagai tambahan penghasilan
Catt:
 Keuntungan sebagai member/distributor sama di
semua bisnis MLM
 Yang membedakan semua distributor di setiap bisnis
MLM adalah keuntungan finansial
MULTILEVEL MARKETING
ANTARA HARAPAN & KENYATAAN
Tujuan seseorang mengerjakan bisnis MLM
1. Kebutuhan akan produk MLM ( tidak trauma )
2. Menambah & memperluaas pergaulan ( tidak trauma )
3. Meningkatkan kualitas kepribadian dengan pelatihan di
bisnis MLM ( tidak trauma )
4. Mencari solusi penghasilan :
Modal ( modal awal & modal operasional Vs Bonus )

A. Penghasilan tambahan cepat ( Gagal = Trauma )


B. Penghasilan utama ( Gagal = trauma )
C. Tambahan penghasilan jangka panjang ( Gagal = trauma )
1. Faktor Kepribadian Member
 Member berharap tanpa bekerja keras dapat
memperoleh kesuksesan
2. Faktor dari luar ( Perusahaan & leader )
A. Iming iming kemewahan pada tahap awal &
marketing plan yang berpihak kepada pengusaha
B. Menjadi member perusahaan money game
C. Mengikuti petualang MLM
A. Faktor iming- iming kemewahan & marketing plan
yang berpihak kepada pengusaha MLM
1. Presentasi awal yang mengedepankan hasil akhir
2. Pembayaran bonus yang terlalu lama
3. Tutup point
4. Perhitungan yang sulit & banyaknya jenis bonus
5. Peringkat
6. Reward
1. Presentasi awal yang mengedepankan hasil hasil akhir
 Janji penghasilan Jutaan rupiah di setiap peringkat
Peringkat tidak ada artinya jika tidak ada omzet yang di hasilkan
 Reward reward seperti : Rumah mewah, Mobil Mewah,
Jalan jalan Keluar Negeri, Perjalanan Ibadah
Untuk memperoleh reward sangat banyak syarat, dibutuhkan waktu,
tenaga dan uang yang sangat besar sebagai modal awal
 Pasif Income ( tidak ada pasif income di bisnis MLM )
Pasti ada syarat lanjutan misalnya side volume & tutup point
A. Faktor iming- iming kemewahan & marketing
plan yang berpihak kepada pengusaha mlm
1. Presentasi awal yang mengedepankan hasil hasil akhir
2. Pembayaran bonus yang terlalu lama
3. Tutup point
4. Perhitungan bonus yang sulit & banyaknya jenis bonus
5. Peringkat
6. Reward

1. Presentasi awal yang mengedepankan hasil hasil akhir


 Perusahaan dan member di setiap presentasi selalu berbicara
tentang hasil akhir tanpa menjelaskan proses dan syarat untuk
memperolehnya seperti : Rumah mewah, Mobil Mewah, Jalan
jalan Keluar Negeri, Perjalanan Ibadah, Pasif Income
 Perkiraan bonus puluhan juta dan ratusan juta di setiap
peringkat tanpa penjelasan bahwa bonus yang di peroleh tetap
tergantung dari omzet yang dihasilkan oleh member
2. PEMBAYARAN BONUS YANG TERLALU LAMA

• Situasi ekonomi masyarakat adalah seperti gambaran


diatas ( Kebutuhan lebih besar dari penghasilan )
• Penghasilan tidak mencukupi untuk memodali
operasional member menjalankan bisnis MLM selama
satu setengah bulan sebelum memperoleh bonus
SISTEM PEMBAYARAN BONUS
DI BEBERAPA PERUSAHAAN MLM
Jika member tidak
melakukan tutup point
maka membert tidak
PERUSAHAAN MENGHITUNG memperoleh bonus
OMZET SELAMA SATU BULAN

Maret April

Tgl 1 Tgl 25 Tgl 31 Tgl 20 s/d 26

Pendaftaran + Beli Produk Tutup point Bayar bonus

MEMBER BEKERJA SETIAP HARI MENCARI OMZET

MEMBER HARUS MENGELUARKAN BIAYA SELAMA LEBIH KURANG


55 HARI SEBELUM MEMPEROLEH BONUS
RINCIAN BIAYA DAN BONUS MEMBER SETIAP BULAN
A. Rincian biaya & bonus pada bulan I :
 Pendaftaran + pembelian produk Rp 300,000
 Biaya opersional setiap hari dalam melakukan aktifitas sebagai member
rata rata Rp 10,000. Total biaya selama 55 hari sebelum member
memperoleh bonus sebesar Rp 550,000
 Tutup poin Rp 350,000 karena jika tidak tutup poin maka member tidak
memperoleh bonus biarpun memiliki omzet
 Total biaya : Rp 300,000 + Rp 350,000 + Rp 550,000 = Rp 1,200,000
 Bonus : Rp 100,000
 Kerugian member pada bulan I sebesar Rp 1,100,000
B. Rincian biaya & bonus pada bulan II
 Biaya opersional sama dengan bulan I yaitu sebesar Rp 1,200,000
 Bonus meningkat Rp 150,000 karena jaringan mulai berkembang
 Member mengalami kerugian Rp 1,050,000
C. Rincian biaya & bonus pada bulan III
 Biaya operasional naik Rp 1,500,000 karena jaringan berkembang
 Bonus member naik menjadi Rp Rp 250,000
 Kerugian member sebesar Rp 1,250,000
TOTAL KERUGIAN SELAMA TIGA TAHAP MENGIKUTI BISNIS MLM
Rp 1,100,000 + Rp 1,050,000 +Rp 1,250,000 = Rp 3,400,000
Berhenti & Trauma
3. Tutup Point
 Tutup poin adalah syarat bagi member untuk memperoleh bonus
 Tutup point tidak adil bagi member
 Omzet besar tanpa melakukan tutup poin tidak menerima bonus
 Nilai tutup poin tahap awal lebih besar dari bonus member itu sendiri
 Tutup poin mengakibatkan member menjadi trauma & salesman
4. Perhitungan bonus yang sulit & banyak jenis bonus
A. Perhitungan bonus dengan Parameter yang banyak akan menyulitkan
member untuk menghitung bonus
 Member mengetahui bonus yang di terima setelah bonus di bayar
 Perusahaan & member melakukan presentasi dengan berbicara hasil
akhir tanpa menjelaskan proses
B. Banyaknya jenis bonus di Marketing Plan MLM
Sebenarnya hanya ada tiga jenis omzet di bisnis MLM
 Omzet mengajak = Bonus mengajak
 Omzet membina = Bonus pembinaan
 Omzet belanja ulang = Bonus belanja ulang
 Besar kecilnya bonus tidak tergantung kepada banyaknya jenis
bonus akan tetapi tergantung kepada perhitungan % = bonus / omzet
 Jenis bonus yang banyak akan membuka peluang bagi perusahaan
untuk menetapkan syarat – syarat yang tidak di ketahui member
5. Peringkat
 Syarat kenaikan peringkat member
• Memiliki minimal dua grup dibawahnya sama peringkatnya
• Memiliki total nilai poin tertentu sesuai dengan yang telah disyaratkan
• Memiliki total nilai poin grup lain selain dua grup utama (side volume)
• Tutup poin sesuai dengan yang telah disyaratkan
 Akibat Peringkat
• Semakin tinggi peringkat, semakin besar % bonus dan diskon produk
• Jika salah satu syarat untuk naik peringkat tidak bisa di penuhi maka
akan terjadi “ Break Peringkat ” ( peringkat up line akan sama dengan
peringkat down line )
 Akibat Break Peringkat
• Persentasi bonus Up line dari total omzet down line yang sama
peringkatnya menjadi nol persen atau maksimal hanya 1 % maka bonus
turun drastis padahal secara keseluruhan omzet meningkat dan biaya
operasional pembinaan dan pengembangan jaringan semakin besar
• Up line frustasi dengan bisnis nya, kehabisan biaya pengembangan
jaringan padahal sudah dekat ke titik peringkat reward ( berhenti )
• Perkembangan Down line yang terlalu cepat mengakibatkan ancaman
bagi impian up line maka Up line tidak membantu pengembangan grup
yang cepat berkembang bahkan menunda posting member
• Up line Membeli poin grup down line yang terlambat perkembangannya
dengan harapan akan memperoleh bonus yang lebih besar padahal
sebenarnya biaya membeli poin lebih besar dari bonus yang di peroleh
6. Reward
 Syarat untuk memperoleh reward
• Memiliki peringkat tertentu sesuai dengan syarat reward
• Memiliki total poin tertentu sesuai dengan yang telah disyaratkan
• Memiliki nilai poin grup lain selain dua grup utama (side volume)
• Tutup poin sesuai dengan yang telah disyaratkan
 Reward bukan hadiah dari perusahaan, reward adalah bagian dari
bonus bonus member yang di tunda pembayaran nya oleh
perusahaan yang akan di berikan jika member telah memenuhi
syarat syarat yang di tetapkan
 Jika member sudah hampir mencapai syarat reward tetapi tidak
sanggup lagi untuk meneruskan bisnisnya maka reward tersebut
menjadi milik perusahaan
 Ditinjau dari sudut kebutuhan member sebenarnya member lebih
membutuhkan bonus cash dari pada bonus tunda ( Reward )
 Reward adalah hasil akhir, untuk memperolehnya diperlukan
modal waktu dan uang yang cukup besar
 Reward akan membuka peluang kepada perusahaan MLM
menetapkan berbagai syarat yang tidak di beritahu secara
transparan pada tahap awal yang akan menyebabkan member
kecewa dan trauma
B. Faktor member yang menjadi anggota
perjudian Money Game
 Perusahaan money game pasti merugikan semua member dan
perusahaan pasti tutup
 Pertanggung jawaban uang dan moral kepada setiap orang yang
bergabung ada pada member yang mengajak ke perusahaan
money game
 Keuntungan tidak sebanding dengan resikonya

C. Faktor member yang percaya & mengikuti petualang


yang mengaku sebagai leader bisnis MLM
 Berganti ganti perusahaan MLM tanpa alasan yang jelas
 Mengaku pelaku bisnis MLM yang berpengalaman karena sering
berpindah perusahaan MLM padahal belum pernah sukses dan
hanya korban dan objek perusahaan
 Mengorbankan seluruh jaringannya demi kepentingan pribadi
dengan memberikan iming iming kepada calon member tanpa
sebuah komitmen dan kejujuran

Anda mungkin juga menyukai