PENDAHULUAN
erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam bidang
Pada zaman sebelum adanya pembuatan sediaan cair berupa emulsi rasa
menelan sediaan obat yang berupa tablet dan kapsul. Serta banyak keluhan-
Selain itu pembuatan emulsi ini didasarkan pada sediaan rasa minyak
yang tidak enak dapat tertutupi, lebih mudah diabsorpsi daripada sediaan
anak-anak seperti adanya pewarna dan perasa. Oleh karena itu dibuatlah
1
memberikan suatu obat kepada keluarganya baik anak-anak maupun lansia.
Emulsi dibuat dengan maksud untuk menyatukan dua fase yang tidak
dapat bercampur yaitu fase minyak dan fase air. Emulsi dapat digunakan
proses pembuatan obat yang baik dan benar, sesuai standar dunia
inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan
desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan
dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
2
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ditetapkan tidak
impor. CPOB meliputi semua proses produksi, mulai dari bahan awal, tempat,
dan alat sampai pelatihan dan kebersihan dari pekerja. Prosedur tertulis dari
persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar
(registrasi).
I.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,
Emulsi terdiri dari dua fase cairan, yaitu fase cairan terdispersi yang
disebut fase dalam, dan fase cairan pembawa yang disebut fase luar. Jika
fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya
berupa air atau larutan, maka emulsi tersebut adalah emulsi minyak dalam
air (M/A). Sedangkan, jika fase dalam berupa air atau larutan dan fase
luarnya berupa minyak, maka emulsi tersebut adalah emulsi air dalam
minyak (A/M).
terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair
4
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam
fasa air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa
minyak.
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul
fasa terdispersinya.
penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak
sebuah lapisan tunggal yang diabsorpsi oleh molekul atau ion pada
5
permukaan dimana tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal
mendekat.
A. Komponen Emulsi
b. Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair
emulsi tersebut.
menstabilkan emulsi.
6
B. Tipe Emulsi
1) Emulsi minyak dalam air (m/a atau o/w (oil/water)) adalah sediaan
2) emulsi air dalam minyak (a/m atau w/o (water/oil)) adalah sediaan
fasa minyak.
C. Formula Umum
- zat aktif
- emulgator
(CarboxyMethylCelulosa-Na)
7
E. Metode Pembuatan Sediaan Emulsi
(4:2:1)
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari
O/W.
8
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O
tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang
dikehendaki.
ini :
satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain.
terdispersi kembali.
yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu).
Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena:
pengadukan.
penerapan pedoman cara pembuatan obat yang baik, yang dimaksud dengan
cara pembuatan obat yang baik (CPOB) adalah cara pembuatan obat
9
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
dimana sertifikat ini diterbitkan oleh Kepala BPOM yang berlaku selama 5
CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang
sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
aspekyaitu :
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
4. Peralatan
6. Produksi
10
7. Pengawasan Mutu
Produk Kembalian
10. Dokumentasi
dianjurkan; area produksi di mana produk atau wadah bersih tanpa tutup
4. Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan
11
5. Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan. Baja tahan
secara efektif.
9. Bahan yang mungkin melepaskan serat atau cemaran lain seperti kardus
10. Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal atau
hanya boleh digunakan untuk bejana tertentu dan telah dikalibrasi untuk
12
bejana yang bersangkutan. Tongkat pengukur hendaklah terbuat dari
bahan yang tidak bereaksi dan tidak menyerap (misal: bukan kayu).
homogen.
13
BAB III
PEMBAHASAN
protein, sterol, dan fostafida serta semua bahan yang menunjang pertumbuhan
pada pemanasan dan penyimpanan, dapat bercampur secara kimia, biaya yang
pantas, dan rasa dan bau yang bisa diterima. Masalah kompleks timbul bila
pengawet berinteraksi dengan salah satu bahan emulsi, interaksi ini dapat
menginaktifasi pengawet tersebut. Selain itu juga ada beberapa faktor yang
pedoman CPOB yang sudah ditetapkan, agar meminimalkan kesalahan dan dapat
makalah ini membahas Cara Pembuatan Emulsi Yang Baik, dimana telah dibahas
cara Produksi produk berupa produk Cair, Krim, dan Salep. Emulsi termasuk
mikrobiologi air yang digunakan hendaklah ditetapkan dan selalu dipantau, mutu
bahan yang diterima dalam tangki dari pemasok hendaklah diperiksa sebelum
14
diverifikasi, perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas
hendaklah diberikan pada awal pengisian, sesudah penghentian dan pada akhir
mengenai waktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi
produsen untuk melakukan produksi salah satunya produksi Emulsi yang baik,
dimana tujuan dari CPOB itu sendiri adalah bertujuan untuk menjamin obat dibuat
secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
15
BAB IV
IV.1 Kesimpulan
dan personalia harus sehat dan disarankan memakai sistem tertutup untuk
pengolahan dan transfer, area produksi produk diberi ventilasi yang efektif
peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan, baja tahan karat bermutu
dengan produk, kualitas kimia dan mikrobiologi air selalu dipantau, proses
IV.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
2. BPOM RI. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia: Jakarta.
5. Lachman. L, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III.
UI Press: Jakarta.
17