Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

SEDIAAN EMULSI MINYAK JARAK

Disusun oleh :

KELOMPOK C2

AMBROSIUS LUHAT 20482011085


AMINAH 20482011086
ANGELA HIROH 20482011090
ANGELA DAY 20482011091
BLASIUS BITH 20482011099
CLARA AGATHA 20482011101
EKA HANDAYANI 20482011105
ELYSA MARIANA 20482011106
JOKO SURYO. S 20482011120
MONICA DEVITA.M 20482011133
MUHAMMAD ARIEF 20482011134
MUHAMMAD ALI 20482011146

DOSEN PEMBIMBING : 1. Apt. Husnul Warnida, S.Si,M.Si


2. Apt. Yulia Sukawaty, M.Sc
3. Risa Supriningrum, S.Si,. M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
ANGKATAN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
BAB 1..................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Tujuan Praktikum...................................................................................................4
C. Manfaat Praktikum.................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...............................................................................................................5
A. Pemilihan Bentuk Sediaan......................................................................................5
B. Alasan Pemilihan Bahan Aktif.................................................................................6
C. Mekanisme Kerja Bahan Aktif................................................................................6
D. Konsentrasi Bahan Aktif.........................................................................................6
E. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif............................................................................7
F. Karakteristik Eksipien.............................................................................................7
G. Persyaratan Mutu.................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................12
KERANGA KONSEPTUAL...................................................................................................12
BAB IV..............................................................................................................................13
METODE PRAKTIKUM.......................................................................................................13
A. Alat dan Bahan Praktikum...................................................................................13
B. Rancagan Formula................................................................................................14
C. Master Formula....................................................................................................14
D. Penimbanga Bahan...............................................................................................15
BAB V...............................................................................................................................18
EVALUASI SEDIAAN..........................................................................................................18
A. Hasil Evaluasi Sediaan..........................................................................................18
B. Analisis hasil evaluasi sediaan (pembahasan)......................................................19
BAB VI..............................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................21

1
A. Kesimpulan...........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
LAMPIRAN 1.................................................................................................................23
LAMPIRAN 2.................................................................................................................24
LAMPIRAN 3.................................................................................................................25

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu sediaan farmasi emulsifikasi merupakan sistim dua
fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam cairan lain dalam
bentuk tetesan kecil. Sediaan emulsi terdiri terbagi atas 4 tipe yaitu O/W,
W/O,O/W/O, W/O/W. Suatu sediaan emulsi dapat stabil jika di tambahkan
emulgator yang fungsinya untuk menstabilkan emulsi.
Secara normal emulsi dibentuk oleh pencampuran dua cairan yang
tidak saling bercampur. Tipe yang paling umum dari emulsi farmasi dan
emulsi kosmetik terdiri dari air sebagai salah satu fase dan minyak sebagai
atau lemak sebagai fase yang lainnya. Jika tetesan minyak didispersikan
di dalam suatu fase air kontinu, emulsi tersebut merupakan tipe minyak
dalam air, dan jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi tersebut
merupakan tipe air dalam minyak. Perubahan tipe minyak ini disebut
inversi.
Ahli fisika kini menentukan emulsi sebagai suatu campuran yang
tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan pada dasarnya tidak
bercampur. Sifat ketidakstabilan emulsi wajib diketahui dan dipahami oleh
seorang ahli farmasi, seorang ahli farmasi dapat menggunakan
pengetahuan mereka mengenai ketidakstabilan suatu emulsi sebagai
referensi dalam merancang, memformulasi, meracik, hingga membuat
sediaan emulsi yang stabil dan layak digunakan oleh masyarakat. Sediaan
emulsi dikatakan stabil dan layak digunakan apabila dalam penyimpanan
dua fase tidak berubah menjadi dua cairan yang tidak saling bercampur,
selain itu sediaan emulsitersebut mengandung formula yang rasional
(Dirjen pom, 1979).

3
Ketidakstabilan suatu sediaan emulsi sangatlah penting untuk
diketahui, khususnya bagi seorang ahli farmasi, agar seorang ahli farmasi
dapat membuat dan meracik sediaan emulsi yang stabil. Pada percobaan
ini kita akan mempelajari cara pembuatan emulsi dengan menggunakan
emulgator dari golongan surfaktan yaitu Tween 80 dan Span 80. Dalam
pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang
penting untuk diperlihatkan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi
banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan, misalnya perubahan
volume, perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi, perlu diketahui
maka dilakukanlah percobaan ini.

B. Tujuan Praktikum
1. Membuat rancangan formula Emulsi Minyak Jarak sebagai Laksativa
dan Peradangan.
2. Melakukan manufaktur dan evaluasi Emulsi Minyak Jarak sebagai
Laksativa dan Peradangan.
3. Membuat rancangan kemasan Emulsi Minyak Jarak sebagai Laksativa
dan Peradangan.

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat rancangan formula Emulsi Minyak Jarak
sebagai Laksativa dan Peradangan.
2. Mahasiswa mampu melakukan manufaktur dan evaluasi Emulsi
Minyak Jarak sebagai Laksativa dan Peradangan.
3. Mahasiswa mampu membuat rancangan kemasan Emulsi Minyak
Jarak sebagai Laksativa dan Peradangan.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemilihan Bentuk Sediaan


Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengelmusi
atau surfaktan yang cocok.
Zat pengemulsi yang sering digunakan adalah gelatin, gom akasia,
tragakan, sabun, senyawa ammonium kwartener, senyawa kolesterol,
surfaktan atau emulgator lain yang cocok. Untuk mempertinggi kestabi;an
dapat ditambahkan zat pengental, misalnya tragakan, tilosa, natrium
karboksimetilselulosa.
Berdasarkan penggunaannya emulsi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Emulsi penggunaan per-oral
a) Emulsi minyak dalam air
Biasanya mempunyai tipe minyak dalam air. Emulgator merupakan
film penutup dari minyak obatnya untuk menutupi rasa tidak enak, zat
perasa diberikan pada fase ekstern untuk memberikan rasa enak.
b) Emulsi untuk injeksi intravena
Emulsi parenteral telah diselidiki untuk penggunaan makanan dan
minyak obat untuk hewan dan manusia. Penggunaan emulsi parenteral
meminta perhatian khusus selama produksi seperti pemelihan
emulgator ukuran dan kesamaan butiran tetes pada penggunaan
intravena.
2. Emulsi untuk pemakaian oral
Baik bentuk minyak dalam air atau air dalam minyak yang dapat dipakai
untuk pemakaian kulit dan membrane mukosa dengan proses emulsi
kemungkinan terbentuk lotion atau cream yang karakteristik dan
konsistensinya mempunyai sifat :
 Dapat meluas pada daerah yang diobati

5
 Dapat mudah dicuci
 Tidak membekas pada pakaian
 Memiliki bentuk, bau, warna, dan rasa yang baik.

B. Alasan Pemilihan Bahan Aktif


Senyawa aktif yang terkandung di dalam ekstrak daun salam yang
memiliki aktivitas antimikroba adalah flavonoid, tannin, dan minyak atrisri
yang terdiri dari sitral dan eugenol. Pemanfaatan bahan alam dapat
mengurangi penggunaan bahan sintetikdalam pengobatan, salah satunya
dengan memanfaatkan daun salam.
Sumono dan Agustin (2009), menyatakan bahwa subyek yang berkumur
air rebusan daun salam dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dapat
menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. Ekstrak daun salam efektif
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan nilai Kadar
Hambat Miumum (KHM) sebesar 1% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
sebesar 1,5%(Setyohadi, 2013). Pasta gigi ekstrak daun salam efektif
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan konsentrasi 20%,
30%, 40%, 50%, dan 60% (Ardianto, 2012)

C. Mekanisme Kerja Bahan Aktif


Besarnya manfaat daun tambora dalam menghambat maupun membunuh
bakteri Streptococcus mutans serta belum adanya pemanfaatan ekstrak daun
salam sebagai bahan aktif pada sediaan mouthwash yang digunakan untuk
menjaga kesegaran nafas.
Ekstrak daun tambora memiliki aktivitas antimikroba yang dapat
mencegah serta membunuh mikroorganisme dalam mulut dan tenggorokan
maka dibuat obat kumur atau gargarisma.

D. Konsentrasi Bahan Aktif


Konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dapat menurunkan jumlah koloni
Streptococcus sp. Ekstrak daun tambora efektif menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans dengan nilai Kadar Hambat Miumum (KHM)

6
sebesar 1% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 1,5%(Setyohadi,
2013). Pasta gigi ekstrak daun salam efektif menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans dengan konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%.

E. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif


Karakteristik ekstrak daun tambora secara organoleptik menunjukkan
bahwa ekstrak adalah ekstrak kental yang berwarna coklat hijau kehitaman,
berbau khas serta berasa kelat.

F. Karakteristik Eksipien
1. Polisorbat 80, tween 80 (Ditjen
POM.1979) Nama resmi : Polysorbatum 80
Nama lain : Polisorbat 80, tween 80
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil asetat
P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji
kapas P
Kegunaan : Sebagai emulgator fase air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat HLB Butuh : 15
2. Sorbitan atau span 80 (Rowe, raymod C,2009)
Nama resmi : Sorbitan monooleat N
ama lain : Sorbitan atau span 80
RM : C3O6H27Cl17
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari asam
lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan dapat
bercampur dengan alkohol sedikit larut dalam minyak biji kapas.
Kegunaan : Sebagai emulgator dalam fase minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat HLB Butuh : 4,3

7
3. Metil Paraben (Rowe, 2009; FI IV, Ha: 551)
Nama Resmi: Methyl Hydroxybenzoate
Nama lain: Metil Paraben, nipagin, Methyl-4-hydroxybenzoate
RM/BM : C8H8O3 / 152.15
Pemerian : Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik Kegunaan : Sebagai pengawet
Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba metil paraben dan paraben
lainnya sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti
polisorbat 80, sebagai akibat dari miselisasi.
4. Propil paraben (Rowe, 2009; FI IV, Hal : 713)
Nama Resmi : Propylis parabenum
Nama lain : Propil paraben, Nipasol
RM / BM : C10H12O3/ 180,20
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ,larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%P),dalam 3 bagian aseton P,dalam 140 bagian gliserol P dan
dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkil hidroksida
Kegunaan : Sebagai pengawet
5. Jeruk essence (Handbook of Pharmaceutical Excipents 6Th
Hal.421) Nama resmi: ESSENSE ORANGE
Nama lain : Esensial jeruk
Berat molekul : :441.4 g/mol Rumus struktur: -
Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar, diproses secara
mekanik dan terkandung labih dari 90% lemon.
Kelarutan : penyimpanan serta ketidakstabilan Mudah larut dalam alkohol
90% Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan tempat yang kering

8
terhindar dari cahaya matahari Ketidakstabilan cahaya adalah fitur yang
konsisten kegunaan dari semua bentuk folati zat pewarna, pewangi dan
perasa.
6. Propilen Glikol (FI IV hal. 712, Handbook of Pharmaceutical Excipient ed
VI hal 407)
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi
tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Konsentrasi : 15 %
Kegunaan : humektan.
OTT : Inkompatibel dengan pengoksidasi seperti potassium permanganat.
Stabilitas : Dalam suhu yang sejuk, propilen glikol stabil dalam wadah
tertutup Propilen glikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol,
gliserin, atau air.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
7. Sirupus simplex
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, rasa manis, tidak berbau
pH : -
Sinonim : Sirup Gula
Kelarutan : Larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih; sukar larut
dalam eter
Khasiat : Sebagai pemanis Konsentrasi penggunaan : 20 - 40 %
8. Air suling (aquadest) (Farmakope Indonesia III halaman
96) BM : 18,02.
Rumus molekul : H2O.
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk
Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai.

9
Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari
kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan
konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari
partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
merusak fungsi air.
OTT : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainya
yang mudah terhidrolisis.

G. Persyaratan Mutu
Agar sistem pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus
dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus
selaluditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu
obat yang baik. Kedua, setiap pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar
atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard dan spesifikasi
yang telahada (Lachman, 2008).1.
1. Organoleptis
Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau,warna,
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyekresponden
( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya
( macam dan item ), menghitung prosentase masing- masingkriteria yang
diperoleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.2.
2. Evaluasi pH
Tingkat keasaman atau pH diukur dengan menggunakan pH meter .pH
meter dikalibrasi dengan cara dicelupkan dalam larutan buffer pH 7,
kemudian dibilas dengan aquadest. pH meter dicelupkan dalam sampel
sirup,didiamkan beberapa saat dan hasilnya dapat dilihat dari angka yang
tertera dilayarnya.3.
Uji Berat Jenis Berat jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air
pada volume sama yang ditimbang pada suhu ruangan sebelum dan
sesudah diberi kondisi penyimpanan dipercepat.

10
3. Uji Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air pada volume
sama yang ditimbang pada suhu ruangan sebelum dan sesudah diberi
kondisi penyimpanan dipercepat

11
BAB III

KERANGA KONSEPTUAL

Sembelit

Penyebab Gejala

1. Pola makan tidak sehat 1. BAB kurang dari 3 kali


2. Kurang minum air putih seminggu
3. Penggunaan obat-obatan tertentu 2. Feses menggumpal, keras atau
4. Menstruasi kering
5. Kehamilan 3. Mengejan atau nyeri saat BAB
6. Jarang berolahraga 4. Perut terasa penuh, bahkan
7. Menahan BAB setelah BAB
8. Stres 5. Sering merasa BAB
9. Kondisi kesehatan tertentu tidak tuntas
10. Minum obat pencahar berlebihan

Sediaan : Emulsi Minyak Jarak

Khasiat

Sebagai obat pencahar


(laksativa) untuk mengatasi
sembelit

Kegunaan

Castor oil alias minyak jarak adalah salah satu obat herbal yang biasa digunakan
untuk mengobati sembelit. Herbal ini juga dapat digunakan untuk
membersihkan usus sebelum pemeriksaan atau proses pembedahan pada bagian
usus.
Minyak ini dikenal sebagai pencahar yang berkhasiat untuk mengobati lepra dan
sifilis. Sebagai obat luar, minyak ini digunakan untuk mengobati bisul, abses,
tumor, radang telinga tengah, dan sakit kepala migrain.

12
BAB IV

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Praktikum


1. Alat
 Batang pengaduk
 Cawan porelin
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Erlenmeyer
 Labu ukur
 Mortir dan stamper
 Neraca analitik
 Penanga air
 Plastik wrap
 Pipet tetes
 Termometer
2. Bahan
 Oleum Ricini
 Span 80 & tween 80
 Sirupus simplex
 Propilenglikol
 Nipagin
 Nipasol
 Jeruk essence
 Aquadest

13
B. Rancagan Formula
Nama Bahan Jumlah
Oleum Ricini 7,5/15 ml
Span 80 & tween 80 10 %
Sirupus simplex 20%
Propilenglikol 0,015%
Nipagin 0,02%
Nipasol 5%
Jeruk essence 0,2%
Aquadest Ad 100ml

C. Master Formula
Nama produk : C.O Emuls
Jumlah produk : 10 botol
No. Registrasi : DLB2112334232A1
No. Batch : 1301123
Produksi : PT C.O Emuls
STIKSAM
Samarinda-
Indo nesia
Tanggal Tanggal Dibuat oleh Disetujui
Formula Produksi oleh
16 Nov 2021 09 Des 2021 Kelas : S1
Reguler
Farmasi
Kelompok :
B2
No Kode Nama Bahan Fungsi Bahan Per botol Per batch
Bahan (10 botol)
1 OR- Oleum Ricini Bahan aktif 50g 500g
002
2 Span 80 & Emulgator 10g 100g
tween 80
3 SSX- Sirupus pemanis 20g 200g
02 simplex
4 PB-05 Propilenglikol Stabilisator 5g 50g
5 NPG- Nipagin Pengawet 0,015g 0,15g
004

14
6 NPL- Nipasol Pengawet 0,02g 0,2g
03
7 JE-007 Jeruk essence Perasa 0,2g 2g
8 M- Aquadest Pelarut Ad 100 ml Ad
7490 1000ml

D. Penimbanga Bahan
1. Perhitungan Dosis
Dosis dan Jumlah per Kemasan Sediaan Emulsi
 Dosis Bahan Aktif Oleum ricini : 1,7 g/5ml
 Konsumen yang dituju : Anak usia 1 – 12 tahun Alasan : memudahkan
penggunaan pada konsumen anak-anak, absorbsi obat lebih cepat pada
sediaan larutan.
 Perhitungan Dosis
o Dosis lazim oleum ricini :
o Usia < 2 tahun : 1ml -5 ml
o Usia 2-12 tahun : 5 ml- 15 ml
o Usia > 12 tahun : 15 ml -60 ml
 Dosis dalam formula :
o 50ml/ 100 ml (1 botol)
o 7,5 ml/ 15 ml ( 1 sendok makan)
o 2,5ml/ 5 ml (1 sendok teh)
 Aturan pakai
o Anak - anak < 2 tahun : 1 x sehari 1/2 - 2 sendok teh
o 2-12 tahun : 1 x sehari 2 - 6 sendok teh
o Dewasa : 1 x sehari 2 – 8 sendok makan
o Keterangan :
o 1 sendok teh : 5 ml
o 1 sendok makan : 15 ml
 Volume kemasan yang dipilih = 100 ml

15
 Dosis yang di pilih adalah 1,7 gr/ 5ml agar dapat digunakan untuk
anak-anak hingga usia 12 tahun dan sesuai dengan rentang dosis yang
digunakan

2. Perhitungan HLB
Olium Ricini = 35g
Span 80 & Tween 80
HLB Span 80 = 4,3
HLB Tween 80 = 15
HLB butuh olium ricini = 14 (castor oil)
Jumlah emulgator (span 80 & tween 80) = _10 g

3. Penimbangan Bahan
Produk untuk 10 botol 100ml
Oleum Ricini : 7,5/15ml x 100 ml = 50g x 1000/100 = 500g
Span 80 & tween 80 : 10g x 100/100 = 10g x 10 botol = 100g
Sirupus simplex : 20g x 100/100 = 20g x 10 botol = 200g
Nipagin : 0,015g x 100/100 = 0,015g x 10 botol = 0,15g
Nipasol : 0,02g x 100/100 = 0,02g x 10 botol = 0,2g
Essence jeruk : 0,2g x 100/100 = 2g x 10 botol = 2g
Aquadest :1000 ml – (500 + 100 + 200 + 50 +0,15+ 0,2 + 2)
= 129,65 ml

4. Kerangka Oprasional
Kalibrasi 10 botol 100 ml.

Kalibrasi wadah 1000 ml


a. Timbang Oleum Ricini 500g
b. Timbang span dan tween 100g
c. Timbang Sirupus simplex 200g
d. Timbang Propilenglikol 50g
e. Timbang Nipagin 0,15g
f. Timbang Nipasol 0,2g g.Ambil Jeruk essence 2g

Oleum Ricini dimasukkan kedalam beaker glass

16
Nipasol, dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi Oleum ricini aduk
ad homogen

Ditambahkan span 80 kedalam beaker glass yang berisi oleum ricini dan
nipasol aduk ad homogen ( Campuran 1 )

Campuran 1 dipanaskan dengan suhu 70 ֩C

Propilenglikol kedalam beaker glass baru

Ditambahkan nipagin kedalam beaker glass baru yang berisi propilenglikol


aduk ad homogen

Tambahkan Sirupus simplex dan tween 80 masukkan kedalam beaker


glass sedikit demi sedikit aduk ad homogen ( Campuran 2 )

Tambahkan aquadest kedalam campuran 2 aduk ad homogen

Campuran 2 dipanaskan dengan suhu 70 ֩C

Masukkan campuran 1 kedalam campuran 2 beaker glass Aduk dengan


cepat ad dingin

Ditambahkan perasa jeruk aduk ad homogen. Setelah homogen,


dimasukkan ke dalam wadah yang sudah dikalibrasi

Ditambahkan aquadest ad batas kalibrasi

Dimasukkan kedalam botol yang sudah dikalibrasi sebelumnya.

17
BAB V

EVALUASI SEDIAAN

A. Hasil Evaluasi Sediaan


Co-Emulsi
Pengujian Hasil
Organoleptis
Rasa Manis
Warna Orange
Bau Khas aromatic
Kejernihan Keruh
Kelarutan Larut
Beratjenis 0,9934 N/m3
Ph Pengecekanph 1= 6,00
Pengecekan ph2 = 5,90
Volume terpindahkan Botol 1 = 94 ml
Botol 2 = 97 ml
Botol 3= 99 ml
Rata2 =96,6 %
Viskositas 0,0028 cP
Isi minimum 3,4 %
Uji kebocoran Tidak ada kebocoran pada botol
Tipe emulsi Tipe o/w

Co – emulsi
1,03 𝑥 1
µcairan = 0,95
350 𝑥 0,9934 = 0,0028cp

18
B. Analisis hasil evaluasi sediaan (pembahasan)
1) Organoleptis
 Rasa : manis
 Warna : orange
 Bau : khas aromatik
 Kajernihan: keruh
2) Bobot jenis
 Piknometer 1
48,420 g - 23,673 g
25
= 0,9898
 Piknometer 2
48,541 g – 23,673 g
25
= 0,9947
 Piknometer 3
48,572 g – 23,673 g
25
= 0,9959
 Rata - rata
= 0,9898 g + 0,9947 g + 0,9959 g
3
= 0,9934 N/m3
3) pH
Dalam pengecekan ph dilakukan 2 kali
 Pengecekanph 1= 6,00
 Pengecekan ph2 = 5,90
Dalam pengujian ini ph megalami perubahan yaitu, pada pengecekan
pH2 mengalami perubahan.
4) Volume terpindahkan
 Botol 1 = 94 ml

19
 Botol 2 = 97 ml
 Botol 3= 99 ml
= 94 + 97 + 99 ml
3
= 96 ml
 Rata – rata
96 ml x 100% = 96,6%
99 ml
5) Viskositas
µ cairan = µ air t air x d air
t sampel x d sampel
= 0,95 1,03 x 1
350 x 0,9934
= 0,0028cp
pada ujia viskositas sedian emulsi didapatkan nilai viskositasnya adalah
0,0028cp.
6) Isi minimum
Dalam sedian emulsi isi minimum nya adalah 3,4 %
7) Uji kebocoran
Dalam sedian emulsi dari kemasan dan botol tidak ada kebocoran

20
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Formulasi yang baik agar sediaan emulsi berkualitas hasur memenuhi
aspek-aspek farmasetik meliputi stabilitas, keamanan, efektifitas, dan
aseptabilitas.
2. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan denggan zat pengelmusi
atau surfaktan yang cocok.
3. Alasan utama pembuatan emulsi oleum castor atau minyak jarak yaitu
bahan aktif minyak jarak tidak larut dalam air sehingga dibuatlah sediaan
emulsi.
4. Emulsi tidak berwarna dengan rasa jeruk dan berfungsi sebagai laksativa.
5. Hasil akhir yang diperoleh dalam pembuatan emulsi dapat dipengaruhi
ketidaktelitian praktikan dalam pembacaan grafik, pembuatan, kesalahan
penimbangan, faktor bahan itu sendiri, dan lain-lain.

B. Saran
1. Perlu dilakukan optimasi dan perbaikan formula untuk mendapatkan
formula yang layak produksi.
2. Lakukan cara peracikan yang baik dan benar agar hasil yang didapatkan
juga sesuai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Medscape, diakses tanggal 28
oktober 2021
(http://www.reference.medscape.com
/drug-interactionchecker)
Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007.
Obat – Obat Penting (kasiat, penggunaan
dan efek sampingnya. Edisi 6. Anggota
IKAPI, Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G, 1995. Farmakologi dan Terapi.
Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Rio rahardjo. 2008. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi 2. EGC,
Jakarta.
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients
Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients
Fifth Edition. London : Pharmaceutical Press

22
LAMPIRAN 1

Kemasan Produk

23
LAMPIRAN 2

Brosur Emulsi Oleum Ricini

C.O Emuls
Emulsi Minyak Jarak

Komposisi :
Tiap satu sendok makan ( 15 ml )
mengandung : Oleum Ricini7,5 ml/ 15 ml
Bahan Tambahanqs
Indikasi :
Sebagai laktasiva untuk penggunaan oral
dan sebagai anti peradangan untuk
penggunaan topikal
pada rambut dan kulit.
Kontra Indikasi :
Penderita dengan gangguan usus bubntu,
radang usus, luka pada perut, lambung
rusak, ibu hamil, atau wanita menstruasi
dan penderita hipersensitifitas.
Perhatian :
Pemberian harus berhati-hati pada pasien
gngguan hipersensitifitas serta
penggunaan jangka panjang pada pasien
penderita usus buntu. Harap hubungi
dokter bila gejala belum sembuh dalam 2
hari atau rasa sakit tidak berkurang dalam
5 hari.
Efek Samping :
Penggunaan jangk panjang serta dosis
besar menyebabkan pusing elektrolit
disorder, luka pada perut, muntah, dan
diare.
Aturan Pakai :
<2 Tahun: 1 x Sehari ½ - 2 Sendok teh
2-12 Tahun: 1 x Sehari 2-6 Sendok Makan
Dewasa: 1 x Sehari 2-8 Sendok Makan

Simpan di tempat sejuk dan kering serta


terlindung dari cahaya
No. Reg: DBL211233423241

No. : 1301122
Batch : 09 Des 2022
Exp. : 09 Des 2021
Date PT.STIKSAM
Mfg. Samarinda - Indonesia
Date
24
LAMPIRAN 3

Stiker Label

25

Anda mungkin juga menyukai