Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

Modul IV

EMULSIFIKASI

I PRINSIP PERCOBAAN

Penentuan emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan dan

penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh yang bervariasi yang

didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut misalnya perubahan

volume, pemisahan fase terdispersi dan pendispersi dalam jangka waktu tertentu.

II TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Menghitung jumlah emulgator surfaktan yang digunakan untuk membuat

emulsi.

2.2 Membuat emulsi yang stabil dengan menggunakan emulgator golongan

surfaktan.

2.3 Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.

2.4 Menentukan HLB butuh suatu minyak.

III LANDASAN TEORI

3.1 Emulsi

Emulsi (emulsion) adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersi

dan medium pendispersinya berupa cairan yang tidak dapat bercampur.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 1 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

Misalnya benzena dalam air, minyak dalam air, dan air susu. Mengingat

kedua fase tidak bercampur, keduanya akan segera memisah. Untuk menjaga

agar emulsi tersebut mantap dan stabil, perlu ditambahkan zat ketiga yang

disebut emulgator atau zat pengemulsi (emulsifying agent). (Sumardjo, 547:

2009).

Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil

dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa

bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah:

1. Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya tipe

emulsi tipe O/W.

2. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O,

tergantung pada banyak faktor, misalnya sifat atau efek terapi yang

dikehendaki. (Syamsuni, 129: 2007).

Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di

sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar

mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispersi sebagai fase

terpisah. (Anief, 132: 2010).

Syarat emulgator adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas

terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus

persial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung

elmugator larut dalam dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 2 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

hanya membentuk lapisan tipis (selapis molekul) di sekeliling atau di atas

permukaan cairan yang lain. (Sumardjo, 547: 2009).

Beberapa zat pengemulsi yang sering digunakan adalah gelatin,

gom akasia, tragakan, sabun, senyawa amonium kwartener, senyawa

kolesterol, surfaktan, atau emulgator lain yang cocok. Untuk mempertinggi

kestabilan dapat ditambahkan zat pengental, misalnya tragakan, tilosa,

natrium karboksimetilselulosa. (Depkes RI, 9: 1979).

Tipe emulsi ada dua, yaitu:

1. Oil in water (O/W) atau miyak dalam air (M/A)

Emulsi tipe oil in water (O/W) atau minyak dalam air (M/A) adalah emulsi

yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air.

Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.

2. Water in oil (W/O) atau air dalam minyak (A/M)

Emulsi tipe water in oil (W/O) atau air dalam minyak (A/M) adalah emulsi

yang terdiri dari butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak.

Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.

Terdapat dua macam komponen emulsi, yaitu:

1. Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di

dalam emulsi, terdiri atas:

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 3 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

a. Fase dispersi/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase

dalam yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam

zat cair lain.

b. Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair

dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung)

emulsi tersebut.

c. Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk

menstabilkan emulsi.

2. Komponen tambahan, adalah bahan yang sering ditambahkan ke dalam

emulsi untuk memperoleh habsil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis,

odoris, colouris, pengawet (preservative), dan antioksidan. (Syamsuni, 119:

2007).

Dari emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran

surfaktan mana yang paling baik (ideal). Ketidakstabilan emulsi dapat

digolongkan:

1. Flokulasi dan creaming

Creaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa lapis

cairan, dimana masing-masing lapis mengandung fase dispersi yang berbeda.

Nama cream berasal dari peristiwa pemisahan sari susu dari susu (milk). Sari

susu tersebut dapat dibuat Casein, keju, dan sebagainya.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 4 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

2. Koalesen dan pecahnya emulsi (cracking atau breaking)

Creaming adalah proses yang bersifat dapat kembali, berbeda dengan

proses cracking (pecahnya emulsi) yang bersifat tidak dapat kembali. Pada

creaming, flokul fase dispersi mudah di dispersi kembali dan terjadi

campuran homogen bila digojok perlahan-lahan. Dedangkan pada cracking,

penggojokan sederhana kan gagal untuk mengemulsi kembali butir-butir

tetesan dalam bentuk emulsi yang stabil.

3. Inversi

Inversi adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi M/A

ke tipe A/M atau sebaliknya. (Anief, 147: 2010).

IV PROSEDUR KERJA

Buatlah 5 larutan seri tipe emulsi dengan ketentuan, adalah :

Tipe Emulsi Nilai HLB butuh

1 5

2 7

3 9

4 11

5 13

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 5 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

Hitung jumlah tween 80 dan span 80 yang dibutuhkan untuk membuat ke-5 tipe
emulsi tersebut

Timbang masing-masing : Minyak, air, tween 80, span 80 dan setil alkohol sejumlah
yang dibutuhkan

Campurkan bahan-bahan seusai dengan fasenya masing-masing, kemudian panaskan


dalam cawan penguap keduanya diatas penangas air 60-70oC. Dimana, masing-
masing fase adalah :
-Fase minyak : campurlah air dengan tween 80
-Fase Air : campurlah air dengan tween 80
.

Campurkan bahan-bahan seusai dengan fasenya masing-masing, kemudian panaskan


dalam cawan penguap keduanya diatas penangas air 60-70oC. Dimana, masing-
masing fase adalah :
-Fase minyak : campurlah air dengan tween 80
-Fase Air : campurlah air dengan tween 80
.

Masukan Fase air ke dalam fase minyak didalam matkan (gelas plastik) dan aduk
menggunakan rotary stirrer selama 5 menit dengan kecepatan 500 rpm

Masukkan emulsi ke dalam tabung sedimentasi dan diberi label sesuai dengan nilai
HLB masing-masing (usahakan tinggi emulsi sama di setiap tabung sedimentasinya)

Amati kestabilan emulsi selama 6 hari. Bila terjadi Creaming ukur tinggi emulsi
yang membentuk cream.

Tentukan nilai HLB yang paling stabil

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 6 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

5.1 Tabel Pengamatan

Tipe Tinggi Cream (Cm)


Nilai HLB Jumlah tween 80 Jumlah span 80
Emulsi 1 2 3 4
1 5 0,65 gram 9,35 gram 2,3 2,7 2,8 2,8
2 7 2,52 gram 7,48 gram 0 0 0 0
3 9 4,39 gram 5,61 gram 2,9 3,7 3,7 3,8
4 11 6,26 gram 3,74 gram 0 0 5,5 6
5 13 8,13 gram 1,87 gram 1 1 1 1

5.2 Perhitungan

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Prees.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Farmakope Indonesia

Edisi III. Jakarta: Depkes RI.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 7 dari 8
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1441H/2019M

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah

Mahasiswa. Jakarta: EGC.

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.

Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA – Unisba Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai