FORMULASI KOSMETIK HALAL

Naniek Widyaningrum
 SASARAN BELAJAR
BASIC MATERI
• Memahami struktur kulit wajah
• Memahami enhancer pada formulasi
SASBEL MATERI
• Memahami preformulasi kosmetik
• Memahami kosmetika halal
 STRUKTUR KULIT WAJAH
Epidermis dapat dibagi menjadi 5 lapisan:

• Stratum corneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan kulit paling

tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan
dahi.
• Stratum lucidum (daerah sawar) merupakan daerah sawar yang jelas
dapat diperlihatkan hanya pada telapak kaki dan telapak tangan.
• Stratum granulosum (lapisan seperti butir) berpartisipasi aktif dalam
proses kreatinisasi.
• Stratum spinosum (lapisan sel duri) dan stratum germinativum
(lapisan sel basal). Kedua lapisan ini disebut lapisan malpighi
Skin Histologi
ENHANCER
Berdasarkan tempat aksinya, sediaan topikal dapat
dikategorikan menjadi lima:
1. Memberikan efek di permukaan kulit saja seperti
pembersih kulit, sediaan kosmetika untuk memperbaiki
penampilan, sediaan pelindung, dan anti jamur.
2. Memberikan efek di stratum corneum seperti
pelindung (tabir surya), keratolitik dan pelembab.
3. Memberikan efek dermal seperti antiinflamasi,
anestesi, antipuritik/anti gatal dan antihistamin/anti
alergi.
4. Memberikan efek sistemik
5. Memberikan efek lain seperti antimikroba dll.
Difusi  difusi pasif  pergerakan molekul
senyawa yang bergerak dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah.

Stratum corneum  lapisan yang dituju

Misal:
Whitening  lap.basal
Acne  kelenjar sebasea
Stratum corneum  tahanan difusi  permasalahan pada
barrier kulit  lipid bilayer

Formulasi need:

Enhancer

Difusi

Sampai tempat target

sediaan topikal harus dapat melepaskan obatnya  dapat

melewati lapisan2 kulit  sirkulasi sistemik
Difusi melalui stratum corneum

Obat harus memiliki sifat hidrofil dan lipofil.

Obat terlalu hidrofil  molekul tidak dapat

melakukan partisi ke dalam stratum corneum
Obat terlalu lipofil  tidak dapat bergerak ke
dalam lapisan epidermis yang bersifat hidrofil
14
17
 ENHANCER
Enhancer  Molekul yang dapat menurunkan
fungsi stratum corneum sebagai penghalang
senyawa asing.

Mengganggu lapisan lipid

Meningkatkan koefisien difusi
Atau berinteraksi dengan keratin dalam korneosit
Sehingga Membuka struktur protein
Enhancer diperlukan karena daya tahan difusi
dari s.c yang tinggi.

Daya tahan difusi ini disebabkan oleh interaksi

kompleks komponen lipid dan protein.
Syarat enhancer:
1. inert, secara farmakologi dan kimia
2. Tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak bersifat
comedogenik dan tidak menimbulkan alergi
3. Mampu memberikan efek yang reprodusibel
dan reversible
4. Kompatibel dengan komponen yang lain
dalam formulasi baik secara fisik maupun
kimia
5. Setelah tidak diaplikasikan maka kulit akan
segera kembali ke kondisi normal
6. Tidak berbau, berwarna, berasa dan murah
7. Dapat diterima secara farmasetika dan
kosmetik
8. Memiliki kelarutan yang baik dalam kulit
9. Stabil secara kimia dan fisika
10. Mampu memberikan efek secara tepat
Sumber : Fox dkk, 2011; songkro, 2009
Mekanisme enhancer:
1. Melarutkan atau solubilisasi membran sel kulit
2. Berinteraksi dengan lapisan lipid sehingga
merusak susunan yang pada akhirnya akan
meningkatkan difusi obat melewati lapisan lipid
3. Berinteraksi dengan bagian protein untuk
meningkatkan permeasi obat melewati lapisan
korneosit
4. Meningkatkan partisi obat, co enhancer atau co
solvent di s.c

Sumber : Fox dkk, 2011; songkro, 2009

 Mekanisme enhancer secara interseluler

Enhancer berinteraksi dengan gugus polar pada lipid

bilayer di s.c menyebabkan penurunan kekuatan ikatan
antar protein yang menyebabkan perubahan susunan
protein.

Enhancer juga berinteraksi dengan gugus non polar pada

lipid bilayer, menyebabkan larut dalam komponen lemak
pada s.c

Sumber: Sugihartini, 2013; Widyaningrum, 2015

Contoh enhancer:
1. Asam oleat
Mekanisme: Konsentrasi 10% asam oleat dapat
menurunkan kerapatan sel (Kanikkanan dkk, 1999)
Mekanisme: meningkatkan permeabilitas kulit (jiang
dan Zhou, 2003)

2. Propilen glikol
Mekanisme: melarutkan keratin dan membentuk ikatan
hidrogen sehingga kekuatan ikatan antara obat dan
jaringan disekitarnya menurun (Benson, 2005)
 Propilen glikol mampu masuk ke dalam s.c dan
merubah kelarutan obat dalam s.c, dapat
melewati jalur interseluler antara s.c dan
menarik air yang terkandung dalam korneosit.
Sehingga terjadi hidrasi pada kulit dan
meningkatkan penetrasi obat.

Sumber: Rasool dkk, 2010; Williams, 2003

PREFORMULASI
Dr.Naniek Widyaningrum, M.Sc., Apt
 SASARAN BELAJAR
1. Memahami aspek-aspek preformulasi
2. Memahami tujuan preformulasi
3. Memahami tahapan-tahapan preformulasi
4. Memahami hal-hal kritis dalam formulasi
 DEFINISI
PRE = SEBELUM
FORMULASI = PROSES PENYUSUNAN FORMULA

PRE FORMULASI  SEBUAH PROSES SEBELUM

MENYUSUN SUATU FORMULA
 SASBEL 1:
ASPEK-ASPEK PREFORMULASI
1. DESAIN FORMULA
2. BENTUK SEDIAAN DAN METODE
3. PROSES PEMBUATAN
4. PERALATAN
5. BAHAN PENGEMAS/WADAH
 DESAIN FORMULA
ASPEK-ASPEK FORMULA:

1. KARAKTERISTIK ZAT AKTIF

2. PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN
3. KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN
4. PENENTUAN DOSIS MASING-MASING BAHAN
5. TEKNIK PENCAMPURAN
 ASPEK-ASPEK PREFORMULASI
1. FORMULA
2. METODE
3. PROSES
4. PERALATAN
5. PENGEMAS
 METODE
METODE PEMBUATAN DISESUAIKAN DENGAN
KARAKTERISTIK ZAT AKTIF
METODE  TERGANTUNG PADA PEMILIHAN BENTUK
SEDIAAN

CONTOH SEDIAAN PADAT :

PADA PEMBUATAN SEDIAAN TABLET, ZAT AKTIF YANG
DIGUNAKAN TIDAK TAHAN PANAS DAN LEMBAB 
METODE GRANULASI KERING (TIDAK DIGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH)
CONTOH SEDIAAN SEMI PADAT
PADA PEMBUATAN SEDIAAN KRIM, APABILA ZAT
AKTIF MUDAH TEROKSIDASI OLEH UDARA, KRIM
W/O AKAN MEMBERI STABILITAS PADA ZA
NAMUN MENYEBABKAN SEDIAAN LENGKET DAN
TIDAK NYAMAN DI KULIT, APABILA DIBUAT O/W
MAKA ZAT AKTIF TIDAK STABIL  DIBUAT
SEDIAAN KRIM DENGAN METODE MULTIPLE
EMULSION, W/O/W
 ASPEK-ASPEK PREFORMULASI
1. FORMULA
2. METODE
3. PROSES
4. PERALATAN
5. PENGEMAS
 PROSES
PROSES PADA PEMBUATAN SEDIAAN PRODUK 
HARUS MEMPERHATIKAN TEKNIK PENCAMPURAN
DUA BAHAN ATAU LEBIH DALAM SUATU KONDISI
TERTENTU.

CONTOH: PADA PROSES PEMBUATAN SEDIAAN

KRIM, LIPOFIL DAN EMULGATOR LIPOFIL HARUS
DI CAMPUR TERLEBIH DAHULU, TIDAK DIPISAH
AGAR SEDIAAN TIDAK BREAKING.
 SASBEL 2:
TUJUAN PREFORMULASI
TUJUAN  MENGHASILKAN FORMULA YANG OPTIMUM,
SEHINGGA MENGHASILKAN SEDIAAN YANG STABIL,
EFEKTIF, AMAN DAN ACCEPTABLE.

STABIL  SIFAT FISIKA KIMIA SAAT INI = SIFAT FISIKA

KIMIA TERTANGGAL EXPIRE
EFEKTIF  PADA UJI KLINIK MENGHASILKAN EFEK TERAPI
AMAN  LULUS UJI TOKSISITAS SECARA PRA KLINIK
ACCEPTABLE  BERDASARKAN SURVEY, >80%
MENYATAKAN SEDIAAN DAPAT DITERIMA
KTM

JENDELA TERAPETIK

KEM
 SASBEL 3:
TAHAPAN-TAHAPAN PRE FORMULASI
1. FORMULA
- PEMILIHAN ZAT AKTIF, KARAKTERISTIK ZAT
AKTIF
- PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
- PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN
2. PEMILIHAN METODE
3. TEKNIK PENCAMPURAN (PROSES)
4. PEMILIHAN WADAH/PENGEMAS
 CONTOH
PEMBUATAN SEDIAAN KRIM MULTIPLE
EMULSION DARI ZAT AKTIF VITAMIN C

ALUR SEBAGAI BERIKUT :

PEMILIHAN KOMPONEN BAHAN
 CONTOH PREFORMULASI
SEDIAAN : CREAM WHITENING

KOMPONEN:
1. ZAT AKTIF
asam askorbat
2. BAHAN TAMBAHAN
 ???
Dari sifat-sifat zat aktif tersebut, dapat di
pertimbangkan pemilihan bahan-bahan eksipien
yang akan digunakan dalam formulasi.
 SASBEL 4:
HAL-HAL KRITIS FORMULASI
1. KARAKTERISTIK ZAT AKTIF (KRISTALISASI, DLL)
2. INTERAKSI DENGAN BAHAN TAMBAHAN
3. PROSES PENCAMPURAN DAN PENGADUKAN
4. SUHU
5. PH
6. BAHAN PENGEMAS
 HALAL
Sistem Jaminan Halal (SJH) atau Halal Assurance
Sysytem (HAS) adalah suatu system yang
memberikan jaminan Halal suatu produk yang
diberikan kepada produsen produk maupun jasa
dalam suatu organisasi / perusahaan, dimana
system ini disertifikasi oleh Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat – obatan & Kosmetika (LPPOM
MUI).
Kosmetika halal merupakan kosmetik dengan kandungan
bahan-bahan yang sesuai menurut hukum Islam. Produknya
harus dipastikan cruelty free atau tidak menggunakan bahan
yang mengandung hewani dan tidak ada kandungan
alkoholnya.

Titik kritis :
ekstraksi bahan alam menggunakan alkohol  dipastikan
alkohol tidak berada lagi pada ekstrak tsb.
Pemilihan bahan  tidak mengandung unsur hewani yang
diharamkan
Proses pembuatan  pembersihan alat dengan alkohol, dsb
Kemasan  bahan yang digunakan sesuai syariat islam, dll