Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Profesi Apoteker

November 14, 2010dr. Cinta

APOTEKER

Apoteker adalah Sajana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker. Sedangkan menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang
tentang Kesehatan, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat, dan obat tradisional.

Syarat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai apoteker adalah :

1. Memiliki ijazah apoteker menurut peraturan yang berlaku.


2. Telah melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai apoteker menurut undang-undang yang
berlaku.
3. Memiliki ijazah apoteker di luar negeri, yang menurut peraturan yang berlaku dinyatakan
sederajat dengan ijazah apoteker di Indonesia.

Kode Etik Apoteker Indonesia

Kode etik apoteker Indonesia merupakan suatu ikatan moral bagi apoteker. Dalam kode etik itu
diatur perihal kewajiban-kewajiban apoteker, baik terhadap masyarakat, teman sejawat, dan
sejawat kesehatan lainya. Berikut adalah isi dari kode etik apoteker Indonesia:

BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Sumpah/Janji Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


Sumpah Apoteker.

Pasal 2

Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan


Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3

Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker


Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4

Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5

Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Pasal 7

Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di


bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

BAB II KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA

Pasal 9

Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan


masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani.

BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 10

Setiap Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin


diperlakukan.

Pasal 11

Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama


yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian,
serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

Pasal 13

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan


meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati ssejawat
petugas kesehatan.

BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN


LAINNYA

Pasal 14

Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.

BAB V PENUTUP

Pasal 15

Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik Apoteker


Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik
dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker
Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi
profesi farmasi yang menanganinya (ISFI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa. 1

Jadi secara ringkas pokok-pokok kode etik itu adalah sebagai berikut :

a. Kewajiban apoteker terhadap masyarakat :

1. Seorang apoteker harus berbudi luhur dan memberikan conton yang baik didalam
lingkungan kerjanya.
2. Seorang apoteker dalam rangka pengabdian profesinya harus bersedia untuk
menyumbangkan keahlian dan pengetahuannya.
3. Seorang apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umunya dan di bidang farmasi pada khususnya.
4. Seorang apoteker hendaknya selalu melibatkan diri di dalam pembanguann nasional
khusunya di bidang kesehatan.
5. Seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya bagi
masyarakat dalam rangka pelayanan dan pendidikan kesehatan.
6. Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari usaha-usaha untuk mencari
keuntungan dirinya semata-mata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.

b. Kewajiban apoteker terhadap teman sejawatnya :

1. Seorang apoteker harus selalu mengangap sejawatnya sebagai saudara kandung yang
selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
kode etik.
2. Seorang apoteker harus menjauhkan diri dari setiap tindakan yang dapat merugikan teman
sejawatnya, baik moril maupun materil.
3. Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik di dalam memelihara keluhuran, martabat jabatan, kefarmasian,
mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya.

c. Kewajiban apoteker terhadap sejawat petugas kesehatan lainnya :

1. Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan hubungn


aprofesional, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat yang
berkecimpung di bidang kesehatan.
2. Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnaya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan.

Dengan melaksanakan itu semua seorang apoteker akan sukses dan akuntable dalam
menjalankan profesinya agar bermanfaat untuk masyarakat

RESEP

Resep merupakan permintaan tertulis dokter kepada apoteker pengelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita, dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan
yang diberikah izin berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku. Resep harus ditulis
dengan jelas dan lengkap dan apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan
yang tertulis dalam resep. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Pelayanan resep tersebut sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola apotek.

Kewajiban dan kewenangan dokter terhadap resep, antara lain:

1. Tidak dibenarkan dokter praktek ikut dalam usaha/ bekerja sama dengan apotek atau
perusahaan farmasi.
2. Dokter tidak boleh menyuruh penderita (pasien) membeli obatnya diapotik tertentu.
3. Jaga agar resep jangan dipakai orang lain untuk memberi/menerima obat.
4. Jangan meninggalkan resep kosong yang telah ditandatangani, dokter harus menjaga
blanko resepnya.
5. Dokter harus menulis resep secara rasional.
6. Kalau ada persangkaan kekhilafan dari apotek waktu memberi obat, ini tak boleh
dibicarakan dengan pasien, harus berhubungan dengan apoteker.
7. Hindarkan semua tindakan yang bertentangan dengan etika kedokteran, misalnya menjual
obat di tempat praktek tanpa izin apotek, menjual sampel obat.

Kewajiban dan kewenangan apoteker terhadap resep, antara lain:

1. apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya
yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
2. apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep dengan
obat paten.
3. dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis didalam resep, apoteker wajib
berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.
4. apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang
diserahkan kepada pasien. Selanjutnya diberikan informasi mengenai penggunaan obat
secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat. Memberi
nasehat/saran/penjelasan kepada pasien
5. tidak dibenarkan memberi pernyataan yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan
pasien kepada dokter
6. Tidak dibenarkan membicarakan resep kecuali diperlukan untuk persidangan

Beberapa penggunaan obat yang tidak rasional secara garis besar dapat dikategorikan:

1. Peresepan berlebih (over prescribing)

Yaitu penulisan resep dengan dosis, jumlah dan lama pemberian melebihi jumlah ketentuan.

2. Peresepan kurang (under prescribing)

Yaitu penulisan resep tidak cukup jumlah, dosis dan lama pemberian.

3. Peresepan banyak (multiple prescribing)

Yaitu pemilihan jenis obat yang banyak walaupun bisa diberikan secara tunggal.

4. Peresapan salah (incorrect prescribing)

Yaitu penulisan obat yang keliru.

5. Obat paten yang mahal, sehingga tidak dapat ditebus oleh penderita.

Hubungan Dokter dengan Apoteker

Dalam mencapai hasil terapi yang diinginkan dibutuhkan kerjasama antar tenaga kesehatan,
terutama antara diokter dengan apoteker. Hubungan antara dokter dengan apoteker terutama
dalam:
1. Peresepan
2. Informasi obat dan pendidikan
3. Pengoptimalan terapi dengan obat

Adapun tujuan yang paling utama dalam komunikasi antara dokter dan apoteker yaitu untuk
mencapai pengobatan yang rasional, untuk itu yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Ketetapan indikasi pemakaian obat


2. Ketepatan diagnosa.
3. Ketepatan pemilihan obat.
4. Ketepatan dosis, cara dan lama pemberian obat.

Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh dokter dan apoteker adalah ketepatan penilaian
terhadap kondisi pasien, ketepatan pemberian informasi dan ketepatan dalam tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai