APOTEKER
Apoteker adalah Sajana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker. Sedangkan menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang
tentang Kesehatan, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat, dan obat tradisional.
Kode etik apoteker Indonesia merupakan suatu ikatan moral bagi apoteker. Dalam kode etik itu
diatur perihal kewajiban-kewajiban apoteker, baik terhadap masyarakat, teman sejawat, dan
sejawat kesehatan lainya. Berikut adalah isi dari kode etik apoteker Indonesia:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.
BAB V PENUTUP
Pasal 15
Jadi secara ringkas pokok-pokok kode etik itu adalah sebagai berikut :
1. Seorang apoteker harus berbudi luhur dan memberikan conton yang baik didalam
lingkungan kerjanya.
2. Seorang apoteker dalam rangka pengabdian profesinya harus bersedia untuk
menyumbangkan keahlian dan pengetahuannya.
3. Seorang apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umunya dan di bidang farmasi pada khususnya.
4. Seorang apoteker hendaknya selalu melibatkan diri di dalam pembanguann nasional
khusunya di bidang kesehatan.
5. Seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya bagi
masyarakat dalam rangka pelayanan dan pendidikan kesehatan.
6. Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari usaha-usaha untuk mencari
keuntungan dirinya semata-mata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
1. Seorang apoteker harus selalu mengangap sejawatnya sebagai saudara kandung yang
selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
kode etik.
2. Seorang apoteker harus menjauhkan diri dari setiap tindakan yang dapat merugikan teman
sejawatnya, baik moril maupun materil.
3. Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik di dalam memelihara keluhuran, martabat jabatan, kefarmasian,
mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya.
Dengan melaksanakan itu semua seorang apoteker akan sukses dan akuntable dalam
menjalankan profesinya agar bermanfaat untuk masyarakat
RESEP
Resep merupakan permintaan tertulis dokter kepada apoteker pengelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita, dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan
yang diberikah izin berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku. Resep harus ditulis
dengan jelas dan lengkap dan apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan
yang tertulis dalam resep. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Pelayanan resep tersebut sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola apotek.
1. Tidak dibenarkan dokter praktek ikut dalam usaha/ bekerja sama dengan apotek atau
perusahaan farmasi.
2. Dokter tidak boleh menyuruh penderita (pasien) membeli obatnya diapotik tertentu.
3. Jaga agar resep jangan dipakai orang lain untuk memberi/menerima obat.
4. Jangan meninggalkan resep kosong yang telah ditandatangani, dokter harus menjaga
blanko resepnya.
5. Dokter harus menulis resep secara rasional.
6. Kalau ada persangkaan kekhilafan dari apotek waktu memberi obat, ini tak boleh
dibicarakan dengan pasien, harus berhubungan dengan apoteker.
7. Hindarkan semua tindakan yang bertentangan dengan etika kedokteran, misalnya menjual
obat di tempat praktek tanpa izin apotek, menjual sampel obat.
1. apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya
yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
2. apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep dengan
obat paten.
3. dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis didalam resep, apoteker wajib
berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.
4. apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang
diserahkan kepada pasien. Selanjutnya diberikan informasi mengenai penggunaan obat
secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat. Memberi
nasehat/saran/penjelasan kepada pasien
5. tidak dibenarkan memberi pernyataan yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan
pasien kepada dokter
6. Tidak dibenarkan membicarakan resep kecuali diperlukan untuk persidangan
Beberapa penggunaan obat yang tidak rasional secara garis besar dapat dikategorikan:
Yaitu penulisan resep dengan dosis, jumlah dan lama pemberian melebihi jumlah ketentuan.
Yaitu penulisan resep tidak cukup jumlah, dosis dan lama pemberian.
Yaitu pemilihan jenis obat yang banyak walaupun bisa diberikan secara tunggal.
5. Obat paten yang mahal, sehingga tidak dapat ditebus oleh penderita.
Dalam mencapai hasil terapi yang diinginkan dibutuhkan kerjasama antar tenaga kesehatan,
terutama antara diokter dengan apoteker. Hubungan antara dokter dengan apoteker terutama
dalam:
1. Peresepan
2. Informasi obat dan pendidikan
3. Pengoptimalan terapi dengan obat
Adapun tujuan yang paling utama dalam komunikasi antara dokter dan apoteker yaitu untuk
mencapai pengobatan yang rasional, untuk itu yang harus dipenuhi, antara lain:
Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh dokter dan apoteker adalah ketepatan penilaian
terhadap kondisi pasien, ketepatan pemberian informasi dan ketepatan dalam tindak lanjut.