PENULISAN RESEP
Blok 18
apt. Sadakata Sinulingga,
M.Kes
MACAM2 CARA PENGOBATAN PENY
AKIT KULIT
1.TOPIKAL
2.SISTEMIK
3.INTRA LESI
CARA LAIN:
4. RADIOTERAPI 4. KRIOTERAPI
5. SINAR UV 5. BEDAHLISTRIK
6. PENGOBATAN LASER 6. BEDAH SKALPEL
PENGOBATAN TOPIKAL
Pengaruh Fisik:
Mengeringkan
Membasahi (Hidrasi)
Melembutkan
Mendinginkan
Memanaskan
Melindungi
HOMEOSTASIS
MENGHILANGKAN GATAL
PRINSIP OBAT TOPIKAL
A.BAHAN DASAR (VEHIKULUM)
B.BAHAN AKTIF
di kulit
Klasifikasi Sediaan Topikal
Klasifikasi sediaan farmasi untuk topikal
berdasarkan jenis vehikulum yang
digunakan:
1. Vehikulum monofasik serbuk, cairan
u/ topikal, lemak
2. Vehikulum bifasik krem, gel, pasta
berlemak, pasta kering, larutan kocok,
3. Vehikulum trifasik pasta pendingin,
pasta krem
8
Bentuk sediaan obat setengah padat
Berdasarkan konsistensinya :
1. cairan kental/encer : linimentum
2. setengah padat : unguentum
3. lebih bersifat padat : sapo medicatus,
emplastrum
Faktor-faktor yang berpengaruh pada absorpsi obat setengah padat
Shake
Shake
PASTA
PASTA Cool Lotion
Cool Lotion
Pasta
Pasta
EMULTION
EMULTION ::
OIL
OIL // FAT
FAT CREAM
CREAM (O
(O // W)
W) LIQUID
LIQUID
(ointment)
(ointment) OINTMENT
OINTMENT (W(W // O)
O)
BAGAN VEHIKULUM
I . Vehikulum Monofasik
CAIRAN
CAIRAN
Terdiri dari
a. Tingtura : alkohol
b. Solusio : air
Kompres terbuka
penguapan cepat.
Kompres tertutup
memperlambat
penguapan.
• Indikasi : superfisial,
inflamasi, krusta, & lesi kulit
erosif
• Efek :
mendinginkan.
Mengurangi pembengkakan.
Anti-inflamasi.
Melembutkan& merangsang
pertumbuhan
• Efek samping :
Maserasi.
Memudahkan
pertumbuhan bakteri
BEDAK
• Efek :
melindungi proteksi.
mendinginkan
Anti-frictional (mengurangi pergesekan).
Titanium oxide.
Bismuth subnitrate
(preputial area).
II Vehikulum Bifasik
LOTION
mendinginkan.
astringents.
mengeringkan.
Anti inflamasi
superfisial.
• Indikasi :
Akut, sub-akut &
dermatoses inflamasi
superficial.
Dermatoses Seborrheic &
intertrigenous
• Kontraindikasi : dermatitis
Madidans & daerah badan
yg berambut.
• Efek samping :
Aksi mengeringkan
diindikasikan untuk jangka
pendek
mungkin clump.
AGAR BEDAK TDK TERLALU KENTAL & TDK
Indikasi kosmetik
(pembersih atau body
lotion).
• Kontra indikasi :
Lesi madidans.
• Efek samping :
Kekeringan (pemakaian
jangka panjang)
Efek pruritus (sebab
tendensi kekeringan)
Cara pembuatan dasar krim A dan B
a.Emulgide dan oleum sesami masukkan cawan peng
uap,panaskan diatas penangas air sampai melebur.
b.Aqua dalam cawan penguap dipanaskan.
c.Campur a dan b (suhu ± 70ºC) dalam mortir yang su
dah dipanaskan. Campuran diaduk sampai homogen
dan dingin, kemudian digunakan untuk pembuatan k
rim
Cara pembuatan dasar krim C
– Asam stearat dan gliserin dalam cawan penguap pan
askan diatas penangas air
– Boraks, T EA, air dalam cawan penguap panaskan di
atas penangas air
– Campur a dan b (suhu ± 70ºC) dalam mortir yang su
dah dipanaskan. Campuran diaduk sampai homogen
dan dingin, kemudian digunakan untuk pembuatan k
rim.
Contoh resep
1. Krim Air dalam Minyak
a. R/ Cold cream usp 100
sue
b. R/ Spermaceti 12,5
Cera alba 12
Paraf. Liq 56
Borax 0,5
Aquadest 19 ml
sue
2. Krim Minyak dalam Air
a. R/ Ac. Stearinic 14,2
Glycerol 10
Borax 0,25
TLA 1
Aquadest 75
m.f. krim
b. R/ Ol. Sesami 30
Emulgide 10
Aquadest ad 100
m.f krim
UNGUENTUM (SALEP)
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untu
k pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibag
i dalam 4 kelompok:
• dasar salep senyawa hidrokarbon
• dasar salep serap
• dasar salep yang dapat dicuci dengan air
• dasar salep larut dalam air.
• Komposisi : zat berkhasiat
vehikulum (dasar salep)
• Syarat utama dari salep
- Bahan obat yang terkandung harus
terlarut
- Terbagi rata / terdispersi homogen
dalam vehikulum
Syarat Dasar Salep :
- Secara terapi netral
- Tidak ada mikroorganisme
- Tidak ada interaksi fisika-kimia dengan
bahan obat
- Stabil secara fisika, kimia, dan
mikrobiologi
- Diketahui pengaruhnya terhadap bahan obat
Menurut efek terapi
A. Salep epidermik (salap pelindung)
Melindungi kulit atau mengobati epithelium, sebagai
vehikulum sering dipakai vaselin atau campuran hidrokar
bon.
B. Salep endodermik (salap penetrasi)
Bahan obat berpenetrasi melalui kulit sehingga bekerj
a lebih dalam dari permukaan kulit. Vehikulum berupa le
mak. Contoh: adeps lanae/lanolin atau campuran koleste
rol, stearil alkohol, cera alba, dan vaselin album.
C. Salep diadermik (salap resorpsi)
Pelepasan bahan obat menembus kulit dan
menimbulkan efek tetap. Obat ini tidak lazim ha
nya untuk senyawa tertentu, misalnya obat seny
awa raksa, iodida, dan belladonna. Vehikulum y
ang digunakan lanolin, adeps lanae, dan oleum
cacao.
Contoh resep
1. Salep Epidermik
R/ Ung. Acidi borici 10 % 20
sue
2. Salep Endodermik
R/ Menthol 2
Methyl salicyl 2
Ol. Cocos 3
Adeps lanae ad 20
sue
3.Salep diadermik
R/ Albucid 1
Paraf. Liq 2
Adeps lanae ad 10
m f occulenta
sue
• Efek Salep:
melindungi.
melembutkan skuama, krusta
menghaluskan.
• Indikasi : inflamasi yg kering &
kronis psoriasis, dermatitis kronis,
dermatosis yg dlm & kronik krn daya penetrasi salap
paling kuat jika dibandingkan dgn bahan dasar lain.
• Kontra indikasi :
Kondisi seboroik.
Inflamasi kulit akut (lesi
madidans).
• Efek samping :
Inflamasi menetap efek
oklusi.
Dihidrosis menetap.
Pasta
• Sediaan setengah padat berupa massa lembek,
dibuat dengan mencampurkan bahan obat (serb
uk) 40% - 60 % dalam vaselin / paraffin liquidu
m / bahan lain yang cocok
• Fungsi : pelindung, pengering, dan untuk terapi l
okal pada kulit basah
• Bahan dasar pasta (serbuk) :
zink oxyd, calcium carbonat, amylum, talc
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta :
• Mengikat cairan sekret
• Lebih baik dari salep untuk lesi yang akut denga
n tendensi mengeluarkan cairan.
• Tidak mempunyai daya penetrasi
• Mengurangi rasa gatal lokal.
• Bahan obat lebih melekat pada kulit sehingga m
eningkatkan daya kerja lokal.
Contoh resep
mendinginkan.
Anti-inflamasi
Sekresi – absorbsi
(mengeringkan).
Melindungi kulit.
• Indikasi:
Ulkus.
Dermatosis kronik
eksudatif
Plak likenifikasi tebal.
Infeksi bakteri sekunder.
• Kontra indikasi :
Inflamasi kulit akut.
• Kontra indikasi:
Dermatosis madidans
• Jelly (gel), sediaan setengah padat, merupakan s
uspensi dari bahan organik atau anorganik dan
mengandung air. Digunakan pada kulit yang pek
a/berlendir.
Contoh :
Thrombophob gel
Bioplacenton jelly
Sapo
Sapo atau sabun dibuat dengan proses penyabuna
n alkali dengan lemak atau asam lemak tinggi
Konsistensi sapo tergantung pada basa yang dipa
kai untuk proses penyabunan
Kalium hidroksida : sabun lunak / lembek
Natrium hidroksida : sabun keras
Sabun obat :
a. Sapo kalinus = sabun hijau
Merupakan sabun lunak, dibuat dari penyabun
an KOH dengan minyak nabati, mengandung gl
iserin
Digunakan untuk membersihkan kulit pada per
siapan operasi atau rambut dengan kondisi der
matologis.
b. Sapo medicatus = sabun obat
Merupakan sabun keras, berwarna kekuninga
n, dibuat dari NaOH dengan minyak atau asa
m lemak tinggi
Tidak mengandung gliserin
Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan s
abun obat yang mengandung sulfur presipita
tum (sabun belerang), fenol (sabun antisepti
k), balsamum peruvianum (sabun purol)
EMPLASTRUM (plester)
• Sediaan setengah padat untuk penggunaan luar, mempuny
ai daya lekat tinggi. Merupakan hasil proses penyabunan d
ari asam lemak (asam arakhat, asam palmitat,asam stearat)
dengan logam berat
• Plester adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terb
uat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pa
da pembalut.
• Dapat mengandung jaringan kain atau benang yang diimpr
egnasi dengan bahan obat
• Dapat berperforasi dan dalam massa plester mungkin men
gandung zat berkhasiat
Syarat plester :
• Massa plester harus melekat kuat pada bahan
pembawa
• Tidak boleh menarik benang atau menyebar
• Tidak boleh melekat baik dengan bahan penut
up
• Harus melekat pada kulit tanpa dipanaskan.
Tujuan Pemberian Plester
• Memberikan perlindungan dan bantuan mekani
s pada kulit.
• Obat tidak mudah meleleh , kontak dengan daer
ah sakit lebih lama sehingga efek lokal lebih inte
nsif.
Linimentum
a. Asam salisil
• Pada konsentrasi rendah (0.5 -
2%) antiseptik, keratoplastik,
anti inflamasi
• Pada konsentrasi 3 - 10%, keratolitik,
menghilangkan skuama pada psoriasis
atau eksim hiperkeratotik
• Efek samping : efek toksik jika
digunakan pada daerah yang luas
(terutama pada anak-anak)
b. Sulfur
• Efek :
Astringent (2 - 10%).
Anti jamur (10%).
Kosmetik & pengobatan muka &
preparat utk kulit kepala (tidak
ada efek supresif sebum)
c. Resorsinol
• Efek :
Mengeringkan.
Astringent.
Efek keratolitik (konsentrasi tinggi)
• Indikasi :
Dermatosis berskuama.
Akne komedo (dengan Asam Vit.A)
3. OBAT ANTIBIOTIK
Pseudomonas A)
ampho-moronal.
A.
contoh: mycostatin, mycolog
5. ANTI PARASIT
anak
b. Hexachlorocyclohexane:antiskabies, antipedikulosis,
antiphtiriasis.
• Efek :
Anti-inflamasi.
Anti-pruritus.
Dermatosis Granulomatous.
Anti mitotik
Anti alergi
ANTI INFLAMASI
• Menghambat banyak aspek peradangan, paling berm
akna mengurangi rekruitmen netrofil dan monosit, d
an menekan respon makrofag, sehingga makrofag tid
ak terkumpul lokal.
• Menghambat fosfolipase A2 glukokortikoid mencegah
biosintesis asam arakhidonat sel sehingga mencegah
mediator peradangan yang kuat (prostaglandin, leuko
trien, asam hidroksi)
EFEK IMUNOSUPRESIF
• Reaksi kekebalan seluler dapat ditekan, hal ini
dapat diperlihat dengan menghambat sensitis
asi terhadap dinitrokhlorobenzena yang dioles
kan topikal. Limfosit T lebih sensitif dibanding l
imfosit B terhadap kortikosteroid.
EFEK ANTI MIKOTIK
• Penghambatan sintesis DNA epidermis.
• Penghambatan dalam fase G1 dan G2, tetapi ju
ga pengurangan umum dalam sintesis makrom
olekul menyebabkan penghambatan mitosis y
ang tidak spesifik siklus sel
EFEK VASOKONTRIKSI
• Menghambat pembentukan prostaglandin yan
g merupakan vasodilator. Menghambat kerja h
istamin dan kinin vasoaktif, efek vasokontriksi i
ni menyokong sifat anti-inflamasinya
Klassifikasi Kortikosteroid Topikal:
Striae steroid.
Leukoderma.
Ulkus steroid (chronic venous
insufficiency).
Efek rebound (psoriasis
vulgaris).
Telangiektasis
Purpura
Hipertrikosis stempat
Hipopigmentasi
Kontraindikasi
• Infeksi primer oleh bakteri, virus dan jamur serta pad
a daerah yang mengalami ulserasi
Memilih Potensi
• Bayi dan anak-anak Kortikosteroid topikal lemah
▫ Bayi 0,5%
▫ Anak-anak 1 - 2,5%
• Kortikosteroid Topikal kuat:
▫ Waktu relatif singkat dengan dosis minimal
Atau
▫ Digunakan kortikosteroid berselang-seling dengan krim ya
ng netral
▫ Setelah lesi ada perbaikan diganti dengan kotikosteroi
d yang lemah diikuti dengan pemakaian emolien
▫ Tujuan: menghindari ”rebound phenomen” dan efek sa
mping baik lokal maupun sistemik .
Penggunaan Kortikosteroid Topikal Pa
da Dermatosis
• Dermatitis Seboroik
▫ Ringan emolien yang diurut/ditekan-tekan di kulit
kepala atau muka
▫ Berat gunakan sampo bayi untuk keramas dilanjut
kan dengan pengolesan larutan hidrokortison 1%
▫ Anak yang lebih besar, dapat diberikan juga sampo y
ang mengandung asam salisilat
▫ Lesi pada kulit krim kortikosteroid lemah seperti T
riamsinolon, dioleskan 3x sehari selama 1-2 minggu
• Dermatitis Numularis
– Ringan kortikosteroid topikal lemah
– Berat kortikosteroid topikal potensi kuat disertai kortikoste
roid sistemik
• Pitiriasis Alba
– pemberian kortikosteropid salep topikal potensi lemah, biasany
a hdrokortison 1% disertai aplikasi tabir surya saat keluar rumah
• Gigitan Serangga
– pemberian krim kortikosteroid potensi tinggi ditambah antihista
min. kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada keadaan bera
t
• Dermatitis “diapers”
– Prinsip pengobatan penyakit ini yaitu dengan membersihk
an kulit paha dan bokong sebaik mungkin serta kausatif ses
uai gejala penyakit
– Kulit dibersihkan, dikeringkan lalu diolesi krim kortikosteroi
d Hidrokortison 1%, 3x sehari
– Bila diduga ada infeksi bakteri, diberikan antibiotik topikal
(gentamycin)
– Jika disangka ada infeksi jamur diberikan nistatin topikal
PENGGUNAAN PADA WANITA HAMIL
• Penelitian belum pernah dilakukan pada manusia.
• Pada binatang menyebabkan kelainan janin bila diber
ikan dalam dosis besar, tanpa pengawasan, pengguna
an jangka panjang dan potensi kuat.
• Ekskresi melalui air susu tidak diketahui.
• Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari p
enggunaan kortikosteroid.
PENULISAN RESEP
Prinsip Pengunaan Obat Topikal
1. Pilihan obat topikal, berdasar :
*Stadium/morfologi penyakit
*Lokasi anatomi
*Distribusi dan umur
2. Hindari bahan aktif topikal yang bersifat sensitizer
3. Sesuaikan bentuk obat topikal dengan
perkembangan penyakit
4. Kontrol resep yang diracik apotik
5. Obat topikal yang tidak tahan lama, diberikan
secukupnya saja
6. Penjelasan penggunaan obat topikal
7. Jumlah obat sesuai dengan luas kelainan kulit, frekuensi penggunaan/ ha
ri, dan jumlah hari pengobatan.
Identifikasi Kelengkapan dalam Peresepan
• Nama Px - Nama Obat
• Usia Px - Bentuk sediaan
• Jenis Kelamin Px - Dosis Obat
• BB Px - Jumlah Obat
• Nama Dokter - Aturan Pakai
• SIP Dokter - Waktu Pemberian Obat
• Alamat Dokter
• Tanda Tangan Dokter
• Tanggal Resep
• Obat topikal perhitungan dan penulisannya jug
a agak berbeda karena bentuknya yang biasa s
alep atau krim atau sejenisnya (obat luar).
• Untuk perhitungannya membagi regio-regio tu
buh jadi 9%. Misalkan lukanya (yang mesti diol
esin) itu seluruh lengan kanan berarti 9% total
butuh ½ gram krim
• Kalau misalkan tidak sampai 1 lengan ya berar
ti hitungnya kira-kira pakai besar telapak tanga
n. Terus kalau kita sudah tau berapa persen be
sar lukanya buat apa?
• Gunanya itu untuk menentukan seberapa ban
yak krim yang dibutuhkan.
Hitungannya yaitu: tiap 1% area tubuh.
Jumlah gr atau ml obat topikal
• Patokan :
10 x 10 cm2 1 gr (bentuk padat),
2 ml (bentuk cairan).
• Contoh :
Luas lesi kulit : 300 cm2,
Frekuensi pemakaian/ hari : 3 kali
Lama pemakaian : 10 hari
Obat topikal yang akan diberikan : salap.
• Jumlah salap yang diresepkan :
3 x 3 x 10 = 90 gr dibulatkan : 100 gr
1. Sediaan topikal terdiri atas zat pembawa dan z
at aktif.
2. Idealnya suatu zat pembawa mudah dioleskan,
mudah dibersihkan, tidak meng-iritasi dan men
yenangkan secara kosmetik, selain itu zat aktif
dalam pembawa mudah dilepaskan.
3. Terdapat berbagai bentuk sediaan topikal sepe
rti: cairan, bedak, salep, krim, bedak kocok, pas
ta, pasta pendingin.
4. Beberapa sediaan baru obat topikal: foam aero
sol, cat, gel.
5. Secara umum sediaan topikal melewati tiga jal
ur penetrasi yaitu interseluler, transeluler, tran
sfolikuler.
6. Mekanisme kerja sediaan topikal berupa difus
i pasif menembus lapisan kulit.
7. Cara pakai sediaan topikal pada umumnya diol
eskan pada permukaan kulit, dan dengan pena
mbahan cara lain seperti ditekan, digosok,kom
pres, dan oklusi.
Metode penulisan resep
R/ Acidum salicium 12
Vaselin album ad 30
mfla cum zalf pot I
s 3 dd ue
Pro : An Darmiya
Umur : 25 tahun
BB : 49 kg
Alamat : Gg.Indah Permai no.79
Acidum boricum
(antiseptik/ fungistatik)
•Solutio 3%
•Bedak 3-5%
•Salep 3-10%
151
Kompres
R/Acid boric sol.3% 500ml
Suc
R/Acid boric 3%
Aqua ad 500 ml
m f sol
Suc
152
Pulv. adspersorius
R/ Salicyl talc pulv.adsp 2% 200
Sue
R/ Acid salicyl 2%
Talc. Venet ad 200
mf. pulv. Adsp
Sue
153
Bedak Purol
R Acid salicylic
Bals.peruv. aa 1
Adeps lanae 2
Oxyd. magnesic
Oxyd. Zincici aa 5
Talcum ad 50
154
Unguenta
R/ Ichtyol ung. 10% 10
Sue
R/ Ichtyol 10%
Vaselin flavum ad 10
mf ung
Sue
155
Resep tradisional
CMN = Codex Medicamentorum Nederlandicum
FMI = Formularium Medicamentorum Indicum
Formularium Nasional – Dep.Kes
156
Larutan Iodium
R/Iodium 2
Natrii Iodium 2,4
Aqua ad 100ml
mf sol.
Sue
157
Boraks gliserin sol.
R/Natrii tetraboras 1
Glycerin ad 10 ml
mf.sol
Sue
158
Bedak kocok
R/Lotio Faberi 100ml
Sue
R/ Acidum salicylicum 500mg 0,5%
Talc.Venet 5 5%
Oxyd Zinci 5 5%
Amylum manihot 5 5%
Alkohol 90% ad 100ml
mf. Lotio
Sue
159
Lotio Pekelhering/ anti ketombe
R/Acidum salicylicum 1
Glycerin 3
Alkohol 70% ad 100 ml
Sue
160
Lotio Kummerfeldi
161
Lotio Calamin
R/ Calamin 8
Zinc oxyd 8
Glycerin 2 ml
Bentonitum magma 25ml
Calcii hidroxydi sol.ad 100ml
mf.lotio
Sue
162
Lotio contra urticaria (CMN)
R/Carb. Zinci 20
Carb. Magnesici 5
Sol.ammon.anisi spirit5
Glycerin 5
Aqua ment.piperitae 65
mf lotio
Sue
163
Menthol-parafin
Obat anti gatal (lokal)
R/Menthol 3
Parafin .Liq. ad100
Sue
164
Menthol-cone
Obat gosok masuk angin-menthol
R/Menthol 3
Parafin.Solid ad 100
mf.ung
Sue
165
Unguentum Whitfield-salep jamur
R/Acid. Benzoic
Acid. Salicylic aa5
Lanolin 45
Vaselin album ad.100
mf. Ung
Sue
166
Pasta Lassari
R/Acidum salicylicum 200mg
Zinc.Oxydum 2,5 g
Amylum Tritici 2,5 g
Vaselin flavum ad 10g
mf pasta
Sue
167
Salep 2-4
R/Acid. Salicylic. 2
Sulfur praecip. 4
Vaselin flavum ad 50
mf ung
Sue
168
Ung.Leniens (salep sejuk)
R/Cetaceum 12,5
Cera alba 12
Paraffin liq 56
Natrii tetraboras 500 mg
Aquadest 19 ml
mf ung
Sue
169
Liniment Calcis (Luka bakar)
R/ Ol.Lini
Aqua calcis aa 50
mf. Liniment
Sue
170
Liniment amonia
R/Acid.Oleinic. Crud 1
Ol. Sesami 79
Ammonii.liq 20
mf. Liniment
Sue
171
Daktarin
Miconazole cream
Cream 2% x 5g ,10g, 20g
Powd 2% x 20 g
172
Nizoral cream
Ketoconazole
Cream 2% x 5g, 15g
Nizoral
Scalp soln 2% x 80ml
Sachet 6ml x 6ml
173
Dr .Fitri
Praktik Umum
SIP:12/01/2011
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat:Jln Patimura No :1 Telp.: 12345
-----------------------------------------------------
Palembang,5 Nopember 2020
R/ Sol. PK 1/10.000 150 cc
S t d d compres
______________________&
R/ Krim gentamisin 2% 5 g no I
S b d d applic loc dol
_________________________&
Pro : Yanti Umur: 25 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Palembang
Persiapan alat dan bahan
1. Krim antibiotika (gentamicin 0,1%)
2. Larutan permanganas kalikus 1/10.000
3. Kasa steril
4. Pinset
5. Nierbekken
6. Sarung tangan non steril
7. Mangkok
8. Cotton bud
Prosedur kompres dengan larutan PK
1. Tuangkan cairan PK 1/10.000 ke dalam mangkok
2. Gunakan sarung tangan
3. Ambil kasa tiga lapis
4. Celupkan kasa ke dalam cairan PK
5. Angkat kasa dan diperas agar air tidak menetes saat mengom
pres dengan pinset
6. Tempelkan kasa diatas lesi kulit selama 15 menit
7. Apabila kasa mengering, basahi lagi kasa dengan dengan laru
tan PK
8. Buang kasa ke dalam nierbekken
9. Kompres dilakukan tiga kali sehari Prosedur pemakaian
Krim Antibiotika:
1. Buka tutup tube krim dengan cara diputar
2. Tusuk lubang kemasan krim dengan tutup tub
e krim bagian atas
3. Oleskan krim pada lesi kulit dengan menggun
akan cotton bud
Dr .Fitri
Praktik umum
SIP:12/01/2011
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat:Jln Patimura No :1 Telp.: 12345
-------------------------------------------------------------------------
Palembang,5 Agustus 2020
R/ Shampo ketoconazole fls no I
Suc
_________________________&
R/ Krim miconazole 2% 5 g no I
S b d d applic loc dol
_________________________&
Pro : Yanti Umur: 25 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Palembang
Persiapan alat dan bahan
1. Krim antijamur (krim miconazole 2%)
2. Sampo antijamur (sampo ketoconazole 2%)
3. Cotton bud
Pemakaian shampo Antijamur:
4. Tuangkan shampo ke telapak tangan
5. Campurkan dengan sedikit air
6. Oleskan shampo ketoconazole pada lesi
7. Diamkan selama 5 menit
8. Mandi dan bilas sisa shampo pada lesi
9. Dilakukan dua kali seminggu.
Pemakaian Krim Antijamur:
1. Buka tutup tube krim dengan cara diputar
2. Tusuk lubang kemasan krim dengan tutup tub
e krim bagian atas
3. Oleskan krim pada lesi kulit dengan menggun
akan cotton bud
4. Pengolesan dilebihkan 2 cm dari pinggir lesi
5. Oleskan setelah mandi pagi dan mandi sore
Contoh Kasus
Tn. T, 44 th, mengeluh gatal2 di kepala dan berketombe. Selain itu
di lipat paha kanan dan kiri juga terdapat bercak merah kehitaman
yang gatal. • DK : tinea kapitis dan tinea kruris • Tulis resep untuk t
erapi topical
• Ketokonazol krim 2% (pilihan kemasan ada tube 5g dan 10g), 2x se
hari (pagi dan malam) selama 3 hari, oleskan pada bag yang sakit.
– Tinea kapitis
• Ketokonazol 2% shampoo, 1 botol isinya 100ml. Oles dan bilas sete
lah 5-10 menit, 2x seminggu selama 14 hari, pada pagi hari. – Tine
a kruris
• – Tinea kapitis , total butuh 6 gram. Jadi kita gunakan tube yang 1
0 gram, jadi total butuh 1gr krim tiap kali pakai. – Karena butuhnya
6x (2x3) karena kanan kiri jadi 2%, 4 kali selama 14 hari.
• – Untuk tinea kruris, anggaplah lipatan paha itu besarnya setelapa
k tangan, maka 1%.
Penyelesaian • Untuk yang tinea kapitis sediaannya dalam bentuk sham
po. Kenapa? Karena kalau di kepala (bagian yang berambut) gak lazim
dikasi krim.
Penghitungannya: – Untuk yang tinea kapitis . Jumlah botolnya 1 aja, ka
rena kemasannya 100ml per botol. Sedangkan pakainya cuma sedikit
pagi dan malam. Oleskan pada daerah yang sakit, m.et.v (mane et ves
pere) , untuk obat luar **applic part dol tiap pagi
• Tinea kruris
R/ Ketokonazol 2% cream tube 10g No.I
S u.e. 2dd applic part dol
m.et.v ** u.e (usus externum)
• Tinea kapitis
R/ Shampo Ketokonazol 2% 100ml fls No.I
S 2x seminggu o.m.
Kasus 1