Anda di halaman 1dari 18

KULIT

a. Epidermis
Lapisan kulit :
1. Stratum korneum > paling luar, protoplasma jadi keratin
2. Lusidum : bawah korneum, ada eleidin
3. Granulosum > ada keratohyalin
4. Spinosum > polygonal dan ada glikogen
5. Basal : 1. Sel bentuk kolumner dengan protoplasma basofilik (keratinosit)
2. melanosit

Kalo melanin masuk ke dermis > dropping dermis > pada penggunaan steroid

b. Dermis
- Papilar: berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
- Reticular: serabut penunjang > serabut kolagen, elastin dan retikulin
c. Subkutis : berisi jar ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya

Adneksa kulit :
1. Kelenjar keringat :
a. Ekrin: ada di seluruh permukaan kulit, dan terbanyak di telapak tangan dan
kaki, dahi, dan aksila
b. Apokrin : tdp di aksila, areola mamae, pubis, labia minora, dan saluran telinga
luar
2. Kelenjar sabasea:

Pada regio tampak macula hipopigmentasi menyebar


Varicella : vesikel menyebar
Zoster : vesikel bergerombol
Pada lengan tampak vesikel berisi cairan bening multiple bergerombol pada kulit eritematosa
Regio-ukk-jumlah-bentuk
Psosriasis pustulosa : pulau pulau pustule, lighten
Regio punggung kanan pustule bergerombol di atas kulit eritematosa
Dx acne vulgaris harus ada menyebutkan komedonya kalo gaada komedonya berarti rosasea

Rambut :
Jenis rambut :
1. Lanugo > rambut pendek, halus, terdapat pada janin, dan akan rontok saat umur
32-36 minggu
2. Velus > pendek, halus, Panjang < 2 cm, tidak ada medulla dan pigmen, terdapat
hamper seluruh tubuh
3. Terminal > ada medulla dan pigmen, ada di rambut kepala, bulu mata, dan alis
Struktur rambut :
1. Kutikula : terdiri dari lapisan keratin berguna untuk melindungi dri kekeringan dan
pengaruh lain
2. Korteks : terdiri dri serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. Ada
pigmen
3. Medulla : terdiri 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohyalin, badan lemak, dan
rongga udara.
Siklus pertumbuhan rambut ;
1. Anagen : sel matrikss mitosis membentuk sel-sel baru
2. Katagen : masa peralihan yang didahului oleh peenebalan jaringan ikat di sekitar
folikel rambut. Pmbentukan gada (club)
3. Telogen: masa istirahat
Dermatoterapi :
1. Topical > penggunaanya dioleskan langsung ke permukaan kulit. Sediaan topikal
untuk kulit berfungsi untuk mengantarkan bahan aktif obat ke kulit, dengan cara
penetrasi secara difusi pasif melewati stratum korneum
Obat yang dipakai ditempat lesi
a. Vehikulum (bahan pembawa): bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk
cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit.
Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi
serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di
dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan
b. Vehikulum terdiri dari :
- Cairan
- Bedak
- Salep
Campuran 2 atau lebih bahan dasar :
- Bedak kocok (lotion): cairan dan bedak
- Krim : cairan dan salep
- Pasta: salap dan bedak
- Linimen: cairan, bedak, dan salep
2. Zat aktif : komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik. Sistemik :
pemberian obat melalui aliran darah agar zat obat beredar ke seluruh tubuh
Sistemik > infeksi sekunder, lesi sangat luas, lesi susah dijangkau
Intralesi > keloid kalo di injeksi

Dasar-dasar pengobatan topical :


1. Absorbis perkutan: Absorpsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari kulit ke
dalam jaringan di bawah kulit, kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah dengan
mekanisme difusi pasif
Pemindahan obat dari permukaan kulit ke stratum korneum, dibawah pengaruh
gradien konsentrasi, dan berikutnya difusi obat mellaui stratum korneum yang terletak
dibawah epidermis, melewati dermis dan masuk kedalam mikrosirkulasi.
gradien konsentrasi (difusi pasif). Gradien konsentrasi ditimbulkan oleh perbedaan
konsentrasi obat aktif dalam sediaan yang diaplikasikan pada kulit dan konsentrasi
obat aktif dalam jaringan kulit serta jaringan di bawahnya (dermis dan subkutan).2
- Penetrasi lewat sratum korneum :
A. transepidermal > ada dua jalur , jalur ini lebih bagus
1. Transeluler> lewat protein di dalam sel dan melewati daerah yang kaya lipid>
biasanya obat hidrofilik
2. Paraseluler : melalui ruang antar sel > lipofilik
B. absorbs transsappendageal > jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar
keringan karena adanya pori pori diantaranya
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbs perkutan:
1. Ketebalan kulit> makin tebal kulit, makin s
2. Oklusi
3. Frekuensi aplikasi
4. Kuantitas aplikasi> jumlah pemakaian harus cukup, jumlah yang dipakai sesuai
dengan permukaan kulit terkena ( setiap 3% luas permukaan kulit membutuhkan 1
gram krim/salep)
5. Oklusi dapat meningkatkan penyerapan obat topikal melalui peningkatan status
hidrasi stratum korneum. Aplikasi obat topikal pada lokasi yang berbeda juga dapat
memberikan hasil yang berbeda karena perbedaan ketebalan stratum korneum.
Koefisien partisi menunjukkan kemampuan obat aktif terlepas dari vehikulumnya untuk
kemudian berinteraksi dan berdifusi ke dalam stratum korneum dan lapisan di bawahnya.
Peningkatan nilai koefisien partisi tersebut meningkatkan penyerapan obat aktif ke dalam
kulit. Sementara semakin kecil ukuran molekul obat aktif akan memudahkan obat aktif
melalui sawar dan lapisan kulit
Pemilihan vehikulum:
Kalo ngasih obat berbanding terbalik dengan peradangannya > kalo berat dikasih krim yang
ringan, defek pada stratum korneum dapat meningkatkan absorbsi
1. Stadium
Inflamasi akut ada eksudatnya : lotion, tingtura
Inflamais kronik > krim atau salep
Kelainan kulit basah> terapi dengan bahan dasar basah solusio, atau kompres oil/water
Kelainan kulit kering > terapi dengan bahan dasar kering, salep, pasta atau krim water/oil
2. Tipe dan status kulit : hidrofili (larut dalam air) kulit normal atau berminyak
Hidrofobik > kering
3. Lokasi penyakit kulit : Pemilihan vehikulum berdasarkan lokasi anatomis kelainan
kulit menjadi hal penting. Ketebalan stratum korneum dan kepadatan folikel rambut
yang bervariasi pada berbagai lokasi anatomis, mempengaruhi penyerapan sediaan
topikal. Misalnya sediaan berbentuk salep dapat digunakan dalam pengobatan
dermatosis pada telapak tangan atau telapak kaki. Pertimbangan lain yang berkaitan
dengan lokasi anatomis juga menyangkut kenyamanan pasien dan pertimbangan
kosmetik.

Obat topical :
1. Kortikosteroid topical: untuk inflamasi, untuk mengobati radang kulit yang bukan
disebabkan oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak, gigitan
serangga dan eksim skabies bersama-sama dengan obat skabies.
KI: rosasea, ulseratif, akne vulgaris
Responsive thd kortiko
Akut harus pake cairan
Luas dan distribusi pake lotion
Water in oil > lebih banyak waternya
Salep > water in oil > airnya dikit
Krim > oil in wwater
Steroid menyebabkana DKA karena penambahan bahannya
Penggunaan maksimal 2 minggu untuk potensi kuat

Dermatomikosis:
penyakit kulit karna jamur
Cuma candida yang bias menimbulkan mukosa.
Biasanya dermatomikosis sering pada imunosupres spt pada pasien tb, dm

Patogenesis :
1. Adherence atau perlekatan > host defence : asam lemak, kolonisasi bakteri (kalo
kolonisasi bakteri yang baik berkurang > jamur bisa masuk)
2. Invasi> cepat, protease, lipase, ceramidase
3. Respon imun > peningkatan proliferasi epidermis, sekresi antimikroba, sekresi sitokin

Central healing > karena keratinya hilang karna dilepaskan rekreatinase


Trychopiton > meletakkan toksinnya di endotriks
Mycrosphorum > di eksotrin> Grey warm> menghasilkan fluorosensi kuning

Spaghetti meatbalss> hifa pendek dan spora bergerombol


Kalo ngambil rambut > pangkal rambut

PVC > warna putih karna di malasezia ada asam azelaic karna dihambat melanositnya
Hitam> karena ukuran melanosomnya besar
Piedra> dirambut kepala
Dicukur rambutnya, shampoo ketokonazol, selsul

Dermatofis
Tinea kapitis >
1. Black dot> (trycophyton tonsurans) patch alopesia dengan bitnik hitam, disertai
dengan rambut patah
2. Grey warm > (microsporum) patch alopesia tertutup skuama keabuan, beberapa
didapatkan rambut patah
3. Kerion
4. Favus> mousy odor, krusta, spustula kalo dikopek akan muncul bau
Tx; griseovulvin diminumnya pake susu, karena dia lipofilik

Whietfild : as. Salisilat dan as benzoate > ada full strang dan low strang

Onikomikosis: ada diskolorisasai


Kalo dari pangkal > osp
Kalo dari ujung kuku> osdl
Ukk OSDL ; ada diskolorisasi bewarna kuning, onikolisis (kuku rapuh ), hyperkeratosis
(kukunya tebel)
Onikomikosis : ada inflamasi di sekitar kuku atau lempeng kuku
Tx: keterlibatan kuku < 50% tanpa keterlibatan matriks atau pangkal > terapi topical
Kalo ada 2 kuku atau > 50% > terapi sistemik + topical
Sistemik : itrakonazol > dosis kontinyu 200mg/3 bulan untuk kuku kaki minimal 3 bulan,
kalo tangan minimal 2 bulan. Full dose 400mg/hari seminggu tiap bulan selama 2-3 bulan

kandidiasis
khelitis angularis> pada pasien dm
kandidiasis kutan > lesi satelit
kandidiasis oral > nystatin 400.00-600 ribu unit 4x sehari 10-14 hari, gentian violet solusio
1%
kalo kandidiasis dan pvc gaada make griseovulvin
ketokonazol oral > hepatotoksik

Manajemen kasus
1. Bisul di cuping hidung > bintil merah terasa nyeri kalo dipegang> bernanah
Rpd > penyakit serupa?
Pengobatan > glukokortikoid
Higienitas >
Ukk > tampak nodul eritem soliter diatasnya terdapat pustul
Dengan dasar eritem > vesikel, pustule,
Px penunjang > pemeriksaan gram > kokus gram positif , kultur (staphylococcus
aureus)
Dd :
- Acne nodularis
- Hidradenitis suppurative > nodul, lokasi di ketiak
- Furunkel
Dx : acne nodularis
Tx
First line : mupirocin
Second line : asam fusidat
Cefadroxil > perdoski 2 x 1
Dicloksasilin 250-500 mg 4x sehari
Cream mupirocin 2% tube no 1 s2dd ue

2. Laki-laki berusia 5 tahun > koreng, di hidung,


Impetigo krustosa > papul eritem, vesike multiple dan terdapat krusta
Tx ; dikompres NaCl 0,9 %
Diberikan salep tropical
1. Mupirocin cream 2% s3dd ue 5
2. asam fusidat

3. varicella: UKK : vesikel berisi cairan jernih dasar eritem multiple menyebar
dengan distribusi diantaranya tampak erosi dan krusta sentrifugal gambaran
polimorfik

tx nya bisa dikasih antivirus kalo 2x24 jam karna antivirus itu gunanya buat
replikasi virus nah replikasi virus itu pas viremia primer (muncul panas) dan
erupsi kulit makanya dipake antivirus setelah 5 hari gausah dikasih lagi kalo ada
pustul brrti masuk pyoderma sekunder diobatin pake mupirocin
untuk gatal bisa dipakai calamin 0,1 %

Erupsi obat:
Urtikaria akut/ biduran : rx vascular akibat berbagai macam sebab terbatas di dermis. Bisa
gatal atau sangat gatal, seperti tertusuk, ada halo merah pada edema
Kalo subkutan > angioderma> ada gejala sistemik (laring> sesak seperti tercekik)
Angioderma > gatalnya ga dominan tapi lebih ke nyeri, predileksinya pada jaringan longgar
(palpebra, bibir)
Insect bite di tengah lesi ada punctum
Urtikaria < 6 minggu > akut tapi ga harus setiap hari, tapi kambuh kambuhan juga bisa

Urtikaria vasculitis > lesi menetap 32 jam


Urtikaria alergi (akut atau kronik): lesinya hilang setelah 24 jam
Urtikaria disebabkan hipersensitivitas tipe 1
Patofisiologi :
1. imunologi> hipersensitivitas 1 > alergi
2. hipersensi 1 dan 2 > idiopatik
3. non imun > karna obat opioid, oains, aspirin> biasanya beberapa menit langsung
urtikaria
4. hipersensitivitas tipe 3 > post tranfusi darah > bengkak

UKK urtikaria : urtika


Cara tau urtikaria > tes diaskopi > dipencet lesi pake glas obyek, kalo pucat ada gangguan di
vaskuler
Px penunjang : stratch tes : dermatografisme
Skin prick tes > setelah lesi (-), bebas antihistamin 7 hari
IgE total dan IgE spesifik

Tx urtikaria akut non gawat :


Kasih antihistamin generasi 2(baru) non sedative : cetirizine (1x10mg) , loratadine (1x10)
biasanya 7 hari kalo masih blm sembuh bisa kasih antihistamin gen 1 : ctm, dipenhydramin

Urtikaria kronik > cetirizine 14 hari diminum tiap hari, kalo masih belum sembuh nanti bisa
dinaikan dosisnya (2-4 kali) atau bisa rujuk kalo dokter umum

Angioedema > antihistamin + steroid (prednisone : metilprednisolon 5:4)

Exanthema drug eruption : alergi ringan pada kulit akibat obat sistemik > biasanya 7-14 hari
dan tampak 1-2 hari setelah obat berhenti
Nama lain : erupsi makulopapuler, erupsi morbiliformis
Erupsi > muncul cepat, dan banyak
Disebabkan sama hipersensitivitas type 4
Demam disertai kemerehan (belakang leher> ekstremitas )> viral eksantema
Tx : kortikosteroid sistemik (prednisone 30 mg/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 1 minggu )
Antihistamin sistemik : cetirizine 1x10 mg atau loratadine 1x10 mg
Topical : bedak dalidilat 2% calamin lotion

Fixed drug eruption/ eritema fikstum : erupsi obat yang muncul berkali kali di lokasi yang
sama setiap terpapar obat > biasanya di mukosa. Karna hipersensitivitas tipe iv
Tx : stop obat
Kortisteroid sistemik : prednisone 30 mg/hari
Antihistamin sistemik : hidroksozon
Topikol tergantung lesi > kalo erosi atau lesi basah > kompres NaCl 0,9% atau
pemanganas

SJS DAN TEN


Rx obat yang mengancam nyawa, berupa lesi purpurik dan eritema serta lepuh pada tubuh
disertai lepasnya epidermis kulit dan keterlibatan mukosa
Obat : alopurinol, golongan sulfaa, banyak cefadroksil dan sefalosporin
Riwayat obat > 2 bulan terakhir
Ada stomatitis erosive dan konjungtivitis
Tes diaskopi untuk tau purpura > kalo menetap atau ngga pucat > purpura
Nikolsky sign (+)> ten
Housbuhan (?)
Lesi target hanya 2, perlu di cek konjungtivitis atau stomatitis, atau di cek genitalnya
Dd: pemphigus vulgaris (balita) dan S4 > nikolsky sign (+)
Prognosisnya menggunakan scorten > 3 mortalitasnya 30% jadi perlu konsul anestesi dan
kulit
Tx: obat di stop > kalo lesi minimal > metil 30-40 mg/hari, atur keseimbangan elektrolit dan
nutrisi

Eritema multiforme/herpes iris/ dermatostomatitis


Eripsi obat mendadak/akut terjadi pada kulit dan mukosa
Karna rx hipersensitivitas tipe II dan self limiting
Karena obat sistemik > barbiturate, penisilin, fenitoin, sulfamida
Ada target lesion (berbentuk iris/bulls eye ) atau bulat anuler > terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian tengah vesikel atau eritem keunguan, dikelilingi lingkaran konsentris yang pucat
kemudian lingkaran yang merah
Bisa pada mulut> krusta kecoklatan
Bisa di genital

Psoriasis vulgaris :
Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan plak merah berbatas
tegas tertutup skuama tebal sebagai akibat dari gangguan proliferasi dan diferensiasi
epidermis. Bisa karna autoimun. Bisa disebabkan oleh stress psikis, tonsilektomi, infeksi
streptokokus tenggorokan
plak eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis dan berwarna putih keperakan
terutama pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan lumbal. Lesi kulit pada psoriasis
biasanya simetris dan dapat disertai gejala subjektif seperti gatal dan rasa terbakar
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin (skuama pada lesi bewarna putih seperti lilin
kalo dikerok atau fenomena kaarsvlek) , Auspitz (timbul bercak darah kalo skuama dilepas)
dan Kobner (isomorfik). Kedua fenomena tetesan lilin dan Auspitz dianggap khas, sedangkan
Kobner dianggap tidak khas
Lesi biasanya tegas dan simetris. Lokasi plak pada umumnya terdapat pada siku, lutut, skalp,
umbilikus, dan intergluteal.
Biasanya ada rasa gatal
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yakni sekitar 50% yang agak khas yaitu
yang disebut dengan pitting nail atau nail pit yang berupa lekukan-lekukan miliar.
penyakit ini dapat pula menimbulkan kelainan pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular,
tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal.
Berdasarkan BSA, derajat keparahan psoriasis vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang, dan
berat. Dikatakan berat apabila BSA >30%, sedang apabila BSA >10%, dan ringan apabila
BSA <10% meliputi emolien, glukokortikoid, analog vit D

Menurut kepustakaan gambaran histopatologik psoriasis berupa parakeratosis, sering dengan


hiperkeratosis, akantosis, pemanjangan rete ridge, pemanjangan papila dermis disertai
mikroabses Munro di epidermis, dermis sembab dengan sebukan sel limfosit dan monosit.
Pemeriksaan KOH bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat infeksi jamur

Penatalaksanaan pasien psoriasis vulgaris berdasarkan BSA dibagi menjadi 3 yaitu terapi
sistemik, fototerapi, dan terapi topikal. Terapi topikal diindikasikan pada psoriasis dengan
BSA < 10% %meliputi emolien, glukokortikoid, analog vit D
Fototerapi diindikasikan pada psoriasis vulgaris dengan BSA >10%.
Terapi sistemik diindikasikan pada psoriasi vularis dengan BSA>30%, meliputi metotreksat,
acitretin, dan agen biologis sebagai lini pertama serta siklosporin sebagai lini kedua

Tx :SISTEMIK: Pasien psoriasis vulgaris dengan BSA >30% maka pilihan terapi meliputi
terapi sistemik berupa metotreksat sebagai lini pertama serta siklosporin sebagai lini kedua
prednisone 40-60 mg atau metilprednisolon 16 mg/ hari dengan dosis terbagi 8 mg/12 jam
bisa kasih ceitirzin
Methotrexate 10-12 mg per minggu, atau 5 mg tiap 12 jam selama periode 36 jam sebagai
agen neoplastic > dengan cara menginduksi apoptosis keratinosit yang berproliferasi , dan
menghambat sintesis dna dengan menekan kemotaktik thd sel neutrophil . efek sampingnya
gangguan fungsi ginjal, hati, ulkus peptikum
Siklosporin menghambat proliferasu sel T (2-5 mg/kgbb perlu 3-6 bulan ), ada efek samping
nefrotoksik dan hepatotoksik

Topical : retinoid (derivate vitamin A contohnya etretina atau acitretinat)> menghentikan


diferensiasi dan proliferasi keratinosit dan anti inflamasi
Bisa resepin benosom krim 10 gram, campuran betametason (steroid topical) dan neomisin
(antibiotic)
Dermatitis kontak ; peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon thd pengaruh
faktor eksogen ( bahan kimia> detergen, asam, basa, fisik > suhu, sinar ) dan atau endogen
(dermatitis atopi)
Dermatitis kontak merupakan pola respons inflamasi pada kulit akibat kontak dengan faktor
eksternal
Faktor eksogen meliputi tipe dan karakteristik agen, karakteristik paparan serta faktor
lingkungan. Sedangkan faktor endogen meliputi faktor genetik, jenis kelamin, usia, ras, lokasi
kulit dan riwayat atopi
Berdasarkan keterlibatan imun dibagi menjadi dua :
1. DKA > dermatitis yang diperantarai oleh rx hipersensitivitas IV (tipe lambat)>
muncul 12-48 jam serelah pajanan
yang disebabkan akibat kontak dengan allergen. Terjadi pada seseorang yang telah
mengalami sensitisasi thd suatu bahan penyebab alegen.
Gejala khas DKA berupa pruritus dan dermatitis eksematosa yang terbatas pada
tempat paparan alergen.
- Fase sensitisasi : kontak pertama kali antara allergen dengan kulit yang
selanjurnya allergen tsbut akan dikenal dan direspon oleh limfosit T. sampai
terbentuknya antibody Ige spesifik
- Fase elisitasi > terjadi pada saat terjadi kontak ulang antara kulit dengan hapten
yang sama atau serupa.
Etiologi : bahan kimia sederhana dengan berat molekul rendah (hapten), bersifat
lipofilik, sangat reaktif, dan dapat menembus stratum korneum

Px penunjang :
- Patch tes: dilakukan setelah dka nya sembuh
Bahan yang diujikan (dengan konsentrasi dan bahan pelarut yang sudah
ditentukan) ditempelkan pada kulit normal, kemudian ditutup
b. Biarkan selam 2 hari (minimal 24 jam)
c. Kemudian bahan tes dilepas dan kulit pada tempat tempelan tersebut dibaca
tentang perubahan atau kelainan yang terjadi pada kulit. Pada tempat tersebut bisa
kemungkinan terjadi dermatitis berupa: eritema, papul, oedema atau fesikel, dan
bahkan kadang-kadang bisa terjadi bula atau nekrosis.
- Prick tes : allergen makanan, hirup, allergen di tempaat kerja, lokasinya di daerah
volar lengan bawah. Diteteskan ekstrak allergen, lapisan superfisial kulit ditusuk
dan dicungkit ke atas dengan jarum. Positif kalo terbentuk wheal > 2mm
- Hitung eusinofil total > eusinofilia jika jumlah eusinofil >450 eusinofil/mikroL
- Kadar IgE total
- IgE spesifik > elisa
Tx;
- Kalo vesikel atau akut atau basah . kompres Nacl 0,9%
- First line nya kortikosteroid
- Bisa dikasih :
Mebhydrolin napadisilat > antihistmain gol 1

2. DKI

Keluhan umum > biasanya gatal, penyebaran dapat setempat, generalisata, dan universalis.
Stadium akut : eritema, edem, vesikel/bula, erosi dan eksudasi sehingga lesi tampak basah
Stadium subakut : eritema dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi krusta
Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, likenifikasi

Kasus dka bst :


Gejala khas DKA berupa pruritus dan dermatitis eksematosa yang terbatas pada tempat
paparan alergen. Keluhan utama pasien adalah bercak merah gatal, rasa terbakar dan timbul
lepuhan pada kulit setelah memakai tato hena pada tempat tersebut.
Pasien juga mempunyai riwayat sensitisasi sebelumnya dengan alergen yang dicurgai
Reaksi alergi terhadap hena murni sangat jarang terjadi karena hena merupakan bahan yang
memiliki potensi alergi sangat rendah. Reaksi alergi biasanya disebabkan bahan-bahan lain
yang ditambahkan ke dalam hena. Kebanyakan reaksi alergi yang terkait dengan hena
disebabkan oleh PPD karena bahan ini biasanya ditambahkan pada hena untuk membuat
warna lebih gelap. PPD merupakan alergen kuat.
Pada kasus ini, tes tempel dilakukan 10 bulan setelah lesi sembuh, menggunakan standar seri
tes tempel Eropa. Waktu pembacaan tes tempel dilakukan pada 48, 72, dan 96 jam setelah
penempelan allergen
Sistem penilaian hasil tes tempel menggunakan rekomendasi dari International Contact
Dermatitis Research Group (ICDRG), yaitu dari + sampai +++, + berarti reaksi lemah
(eritema, sedikit infiltrasi, tidak ada vesikel); ++ berarti reaksi kuat (edema atau terbentuk
vesikel); dan +++ berarti reaksi sangat kuat/ekstrim (terbentuk bula atau ulkus).

BST :
Termasuk eritroderma ; inflamasi yang ditandai dengan eritem di permukaan tubuh ( lebih
dari 90% dari keterlibatan lesi kulit)
Psoriasis vulgaris ; peradangan kulit kronis, diferensiasi epidermis, peningkatan turn over
dari epidermis, bercak-bercak eritem berbatas tegas dengan skuama bening yang kasar dan
berlapis-lapis
Tetesan lili > skuama yang neing awalnya jadi warna putih meningkat ketika digores dengan
glass obyek
Auspitz: skuama yang diangkat akan menjadi bitnik perdarahan
Kobner : trauma pada kulit (garukan) pada kulit penderita kira kira setelah 3 minggu. Bisa
ditanya pas anamnesis menggaruk atau tidak
Px histopatologi : parakeratosis, perpanjangan pembuluh darah sampe dermis, abses Monroe

Dermatitis seboroik :
Dermatitis seboroik adalah kelainan papuloskuamosa yang sering dijumpai dan bersifat
kronis dengan predileksi di daerah kaya kelenjar sabasea dapat mengenai bayi dan dewasa.
Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa. Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang memiliki banyak kelenjar
sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas dan fleksura (inguinal,
inframammae, dan aksila).
Predileksinya pada kulit kepala, dan ukk nya biasanya menyeluruh
Etiologic: bisa berhubungan dengan jamur mallaszesia furfur, gangguan imunologis, dan
aktivitas glandula sabasea
Dandruff biasanya dianggap sebagai bentuk klinis ringan DS, ditandai dengan serpihan kulit
yang lepas berwarna putih dan kering. Skuama yang berlebihan pada kulit kepala sering
ditandai dengan rasa 7 gatal dan kadang-kadang didapatkan inflamasi ringan
Klinis 1.
Anamnesis
 Pada bayi biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan. Sering disebut cradle cap.
Keluhan utama biasanya berupa sisik kekuningan yang berminyak dan umumnya tidak
gatal.1,2
 Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan utama adalah kemerahan dan sisik
di kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, area post aurikula, dahi dan dada. Lesi lebih
jarang ditemukan di area umbilikus, interskapula, perineum dan anogenital. Area kulit yang
kemerahan biasanya gatal. Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan
dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin.1,3,4

Pemeriksaan Fisik
 Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak gatal.
Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di
belakang telinga dan area alis mata. Lesi lebih jarang ditemukan di lipatan fleksura, area
popok dan wajah.1,2  Pada anak dan dewasa dapat bervariasi mulai dari:
Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala
o Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di kulit
kepala, wajah dan tubuh
o Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis.
 Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis.
 Dapat meluas hingga menjadi eritroderma

Buat meyakinkan dermatosis seboroik di kepala, bisa di kerok di alisnya jika tdp skuama >
dermatitis seboroik
Terbagi menjadi 2 kelompok:
1. Bentuk infantile: tjd dalam minggu pertama hingga 3 bulan pertama kehidupan.
Bersifat self limited
Kelenjar sebasea aktif pada bayi yang baru lahir akibat stimulasi hormon androgen
dari ibunya, kemudian kelenjar tersebut menjadi tidak aktif sampai pubertas
2. Bentuk dewasa: bersifat kronik. Insidens mencapai puncak umur >40 tahun. Laki-
laki> wanita
Px : histopatologi DS bervariasi sesuai dengan perjalanan penyakitnya: akut, sub-akut,
dan kronis. Dermatitis seboroik akut dan sub-akut, didapatkan sebaran infiltrat limfosit
dan histiosit perivaskuler superfisial, spongiosis ringan sampai sedang, hiperplasia
epidermis psoriasiform ringan, folikuler plugging dengan orthokeratosis dan
parakeratosis, skuama yang mengandung neutrofil pada ujung ostia folikuler
Dermatitis seboroik kronis ditandai dengan dilatasi kapiler dan vena pada pleksus superfisial
ditambah 1 dengan gambaran seperti pada DS akut/sub-akut
Tanda diagnostik yang paling penting dari DS adalah shoulder parakeratosis

Tx:
Penatalaksanaan DS pada bayi, untuk area kepala,:
 menghilangkan krusta dengan asam salisilat 3% dalam olive oil atau dalam
sediaan yang larut air,
 kompres dengan olive oil hangat, penggunaan glukokortikoid potensi rendah
(misalnya hidrokortison 1%) dalam bentuk krem atau losio selama beberapa
hari,
 penggunaan topikal anti jamur seperti imidazol (dalam bentuk shampoo), dan
memberi perlindungan kulit dengan emolien dalam bentuk krem atau pasta
Penatalaksanaan pada lipatan, dengan losio pengering seperti clioquinol 0.2-0.5%
dalam lotion zinc atau zinc oil

Urtikaria :
Urtikaria adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya urtika berbatas
tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna kemerahan, dan terasa gatal.1 Urtikaria dapat terjadi
dengan atau tanpa angioedema.
rx vascular pada kulit yang ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dn
hilang perlahan, bewarna pucat atau kemerahan, umumnya dikelilingi oleh halo kemerahan
(flare) dan disertai dengan rasa gatal berat, rasa tersengat atau tertusuk (yang berakhir 1- 24
jam)
Urtikaria akut memiliki durasi kurang dari 6 minggu , sedangkan urtikaria kronik lebih dari 6
minggu

Peninggian kulit pada urtikaria harus memenuhi kriteria di bawah ini:


1. Ditemukan edema sentral dengan ukuran bervariasi, dan bisa disertai eritema di sekitarnya
2. Terasa gatal atau kadang-kadang sensasi terbakar
3. Umumnya dapat hilang dalam 1-24 jam, ada yang < 1 jam.

Lesi akan memucat/blanching dengan penekanan karena dilatasi vasa akan tertekan dgn
bagian tengah yg memucat (tes diaskopi) > kalo memucat berarti urtika, kalo negative >

Tes dermografisme (terapi antihistamin harus dihentikan setidaknya 2-3 hari dan terapi
immunosupresi untuk 1 minggu).
Dermatographia atau yang biasa disebut sebagai writing skin adalah salah satu jenis penyakit
kulit, dimana saat kulit pasien tergores (sengaja ataupun tidak sengaja), goresan tersebut akan
menjadi kemerahan dan dapat timbul seperti tulisan.

Ada beberapa subtipe dari urtikaria kronik ;


1. Urtikarifisis timbulnya gejala biasanya terkait dengan perubahan tempratur
lingkungan yang mencolok, lebih sering akibat dingin. Pemicu yang lain misalnya;
trauma mekanis, getaran, aktivitas fisik / exercise, stres emosional, sinar
matahari, air.
2. Urtikaria Vaskulitis sebenarnya merupakan manifestasi kulit dari penyakit
sistemik / Autoimmune disease
3. Urtikaria kronik idiopatik; jika tidak diketahui pemicunya yang spesifik pada
penelusuran dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, maupun hasil laboratorium.

Tx ;
-first line: antihistamin gen I

-pembesaran kelenjar limfe > inguinal


- pembesaran skrotum > kortitis
- IPD
- duh urertra
- konjungtivitis gonore neonatal
- tumor > kondiloma

Kalo mau baca ukk itu habis lesi primer > jumlah

Hidradenitis :
Peradangan pada kelenjar apokrin, karna staphylococcus aureus
Predileksi : aksila (gunting, deodorant), perineum (cukur kemaluan),
Biasanya ada demam, malaise
Ruam berupa nodul dengan tanda radang akut, nodus menjadi abses dan memecag membtnuk
fistel yang disebut hidradenitis supurativ
Dd: skrofuloderma
Tx: antibiotic sistemik, insisi kalo ada abses, kmpres klo nodus belum terbuka

Keratosis seboroik :
Termasuk tumor jinak kulit biasanya berpigmen umumnya pada orang tua serta berasal dri
keratinosit
Predileksi : wajah dan badan atas
Lesi berupa plak verukosa, atau nodus menempel pada kulit dan hiperpigmentasi warna
coklat sampai hitam dengan skuama diatasnya, papul/nodus berbentuk kubah, permukaan lici
tidak mengkilap, bentuk oval dan bila multiple lesi tersusun searah lipatan kulit
Histopatologik : akantosis papilomatosis, hyperkeratosis dalam berbagai tingkat
Tx : bedah beku atau listrik atau bedah laser

Lesi seperti bentuk biji kacang hijau dan biji kacang kedelai

Pityriasis rosasea :
Erupsi kulit akut yang sembuh sendrii, dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema
dan skuama haalus. Disusul dengan lesi lesi lebih kecil di badan, lengan, tungkai atas
Karna virus HHV 7 dan 6
Lesi pertama (herald patch) di badan, soliter, berbentuk oval dan anular. Ada skuama di
pinggir
Lesi berikutnya : lesi kecil, susunan sejajar kosta menyerupai critsmas tree. Permukaan
skuama kolarete halus tersusun seperti hanging curtain sign

Predileksi : badan, lengan atas bagian proksimal, tungkai atas


Tx: aimtomatik gatal >antihitsamin, sedative kalo topical > bedak salisilat + menthol 0,5-1%
atau calamin
Kalo pasiennya ada gejala flu like syndrome atau lesi kulitnya parah > acyclovir oral 800 mg
5 kali selama seminggu

Anda mungkin juga menyukai