Anda di halaman 1dari 4

Farmakokinetik

Farmakokinetik sediaan topikal secara umum menggambarkan perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang diaplikasikan pada kulit dan kemudian diserap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan secara sistemik. Secara umum perjalanan sediaan topikal melewati tiga kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat.

Stratum korneum dapat berperan sebagai reservoir bagi vehikulum tempat sejumlah unsur pada obat masih berkontak dengan permukaan kulit namun belum berpenetrasi tetapi tidak dapat dihilangkan dengan cara digosok atau terhapus oleh pakaian.

Unsur vehikulum sediaan topikal dapat mengalami evaporasi, selanjutnya zat aktif berikatan pada lapisan yang dilewati seperti pada epidermis, dermis. Pada kondisi tertentu sediaan obat dapat membawa bahan aktif menembus hipodermis. Sementara itu, zat aktif pada sediaan topikal akan diserap oleh vaskular kulit pada dermis dan hipodermis.

Jalur penetrasi sediaan topikal Saat sediaan topikal diaplikasikan pada kulit, terjadi 3 interaksi: 1. Solute vehicle interaction: interaksi bahan aktif terlarut dalam vehikulum. Idealnya zat aktif terlarut dalam vehikulum tetap stabil dan mudah dilepaskan. Interaksi ini telah ada dalam sediaan. 2. Vehicle skin interaction: merupakan interaksi vehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasi fungsi reservoir kulit terhadap vehikulum. 3. Solute Skin interaction: interaksi bahan aktif terlarut dengan kulit (lag phase, rising phase, falling phase).

a. Penetrasi secara transepidermal Penetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. Penetrasi interseluler merupakan jalur yang dominan, obat akan menembus stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit. Difusi dapat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah berhasil menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat di bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler.

Penetrasi secara intraseluler terjadi melalui difusi obat menembus dinding stratum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi ke kapiler.

b. Penetrasi secara transfolikular Analisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo. Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil seperti kafein dapat berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular. Obat berdifusi melalui celah folikel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian berdifusi ke kapiler.

Absorpsi sediaan topikal secara umum Saat suatu sediaan dioleskan ke kulit, absorpsinya akan melalui beberapa fase: a. Lag phase Periode ini merupakan saat sediaan dioleskan dan belum melewati stratum korneum, sehingga pada saat ini belum ditemukan bahan aktif obat dalam pembuluh darah b. Rising phase Fase ini dimulai saat sebagian sediaan menembus stratum korneum, kemudian memasuki kapiler dermis, sehingga dapat ditemukan dalam pembuluh darah. c. Falling phase Fase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan kulit dan dapat dibawa ke kapiler dermis.

Penyerapan sediaan topikal secara umum dipengaruhi oleh berbagai faktor: 1. Bahan aktif yang dicampurkan dalam pembawa tertentu harus menyatu pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup. 2. Konsentrasi bahan aktif merupakan faktor penting, jumlah obat yang diabsorpsi secara perkutan perunit luas permukaan setiap periode waktu, bertambah sebanding dengan bertambahnya konsentrasi obat dalam suatu pembawa. 3. Penggunaan bahan obat pada permukaan yang lebih luas akan menambah jumlah obat yang diabsorpsi. 4. Absorpsi bahan aktif akan meningkat jika pembawa mudah menyebar ke permukaan kulit. 5. Ada tidaknya pembungkus dan sejenisnya saat sediaan diaplikasikan. 6. Pada umumnya, menggosokkan sediaan akan meningkatkan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi. 7. Absorpsi perkutan akan lebih besar bila sediaan topikal dipakai pada kulit yang lapisan tanduknya tipis. 8. Pada umumnya, makin lama sediaan menempel pada kulit, makin banyak kemungkinan diabsorpsi.

Pada kulit utuh, cara utama penetrasi sediaan melalui lapisan epidermis, lebih baik daripada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat, karena luas permukaan folikel dan kelenjar keringat lebih kecil dibandingkan dengan daerah kulit yang tidak mengandung elemen anatomi ini. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan berlaku sebagai membran semi permeabel, dan molekul obat berpenetrasi dengan cara difusi pasif.

Berikut beberapa bentuk vehikulum glukokortikoid topikal: 1. Salep (Ointments) menyebabkan lubrikasi dan oklusi disbanding sediaan lainnya, dan paling bermanfaat pada lesi hiperkeratosi yang kering dan tebal. Kemampuan oklusi sediaan ini meningkatkan absorpsi steroid. Salep sebaiknya tidak diberikan pada daerah yang berambut, dan dapat menyebabkan maserasi dan folikuliris jika digunakan di daerah lipatan. Sifat lubrikasi ini kurang disukai pasien sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan. 2. Krim (Cream) merupakan campuran air pada minyak. Sediaan ini memiliki kualitas lubrikasi yang baik dan mampu tidak terlihat, sehingga baik secara kosmetik. Krim secara umum kurang poten dibandingkan dengan salep dan kadang sering mengandung pengawet yang dapat menyebabkan iritasi, bau, dan reaksi alergi. Inflamasi eksudatif akut merespon baik dengan pemberian krim karena efek mengeringnya. Krim juga bermanfaat saat diberikan pada daerah lipatan sebagai pengganti salep. 3. Losion (Lotion) dan gel memiliki sifat lubrikasi dan oklusi yang paling rendah dibanding yang lain. Losion mengandung alkohol, yang memiliki efek mengering pada lesi yang basah. Losion berguna pada daerah yang berrambut karena sifatnya yang mudah berpenetrasi dan meninggalkan bekas yang sedikit.

4. Foams, mousses, dan shampoo juga efektif pada pemberian steroid di daerah kulit kepala. Sediaan
ini mudah diberikan dan cepat menyebar, terutama pada daerah berrambut. Sediaaan ini biasanya lebih mahal dibandingkan yang lain.

Potency Ratings of Topical Corticosteroids


POTENCY (GROUP) Ultra high (I) GENERIC Augmented betamethasone dipropionate 0.05% Clobetasol propionate 0.05% BRAND Diprolene* Clobex Olux* Temovate* Temovate E* Apexicon* Vanos Cordran Ultravate* Diprolene* Diprolene AF* Diprosone* Topicort 0.25%* Topicort 0.05%* Apexicon E* Lidex* Halog Cyclocort Betanate* Cutivate* Cinalog* Beta-Val 0.1%* Luxiq 0.12% Topicort LP* Synalar* Cutivate* Locoid* Pandel Westcort* Elocon* Kenalog* Triderm* Aclovate* Desonate Desowen* Lokara Verdeso Locoid* DOSAGE VEHICLE G, O L, Sh F C, G, O C O C T C, O O L C O C, O G C C, G, O C, O, So C C O C, O C, L F C C, O C O C C, O C, L, O C, L, O C, L, O C, O G C, O L F C C C, L, O AVAILABLE SIZES 15, 45, 50 g 59, 118 mL (L); 118 mL (Sh) 50, 100 g 15, 30, 45 g (C, O); 15, 30, 60 g (G) 15, 30, 60 g 15, 30, 60 g 30, 60 g 24 3 and 80 3 rolls 15, 50 g 15, 30, 60 g 30, 60 mL 15, 50 g 15, 45 g 15, 60 g 15, 60 g 15, 30, 60 g 15, 30, 60 g 15, 30, 60, 240 g (C, O); 30, 60 mL (So) 4, 15, 30, 60 g 15, 45 g 15, 30, 60 g 15 g 14, 45 g (C); 60 mL (L) 100 g 15, 60 g 15, 60 g 15, 30, 60 g 5, 10, 15, 30, 45 g 15, 45, 80 g 14, 45, 60 g (C, O); 120 g (C) 15, 45 g (C, O); 30, 60 mL (L) 15, 80, 454 g (C, O); 60 mL (L) 15, 80, 454 g (C, O); 15, 60 mL (L) 15, 45, 60 g 15, 30, 60 g 15, 60 g 60, 120 mL 100 g 15, 60 g 5, 10, 15, 30, 45 g 20, 30, 120 g (C, O); 60, 120 mL (L)

High (II)

Diflorasone diacetate 0.05% Fluocinonide 0.1% Flurandrenolide 4 mcg per m2 Halobetasol propionate 0.05% Amcinonide 0.1% Augmented betamethasone dipropionate 0.05% Betamethasone dipropionate 0.05% Desoximetasone Diflorasone diacetate 0.05% Fluocinonide 0.05% Halcinonide 0.1%

Medium to high (III)

Medium (IV and V)

Amcinonide 0.1% Betamethasone dipropionate 0.05% Fluticasone propionate 0.005% Triamcinolone acetonide 0.5% Betamethasone valerate Desoximetasone 0.05% Fluocinolone acetonide 0.025% Fluticasone propionate 0.05% Hydrocortisone butyrate 0.1% Hydrocortisone probutate 0.1% Hydrocortisone valerate 0.2% Mometasone furoate 0.1% Triamcinolone acetonide 0.025% Triamcinolone acetonide 0.1% Alclometasone dipropionate 0.05% Desonide 0.05%

Low (VI)

Least potent (VII)

Fluocinolone 0.01% Hydrocortisone butyrate 0.1% Hydrocortisone 1%, 2.5%

C = cream; F = foam; G = gel; L = lotion; O = ointment; Sh = shampoo; So = solution; T = tape .

Anda mungkin juga menyukai