Anda di halaman 1dari 39

TRANSDERMAL DRUG

DELIVERY SYSTEMS
(TDDS)
• Sediaan transdermal, yaitu
sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan
tujuan untuk mencapai sirkulasi sistemik yaitu
dengan cara menembus barrier (pertahanan) kulit.
STRUKTUR KULIT
• Lapisan kulit paling terluar  stratum corneum (SC) merupakan barrier utama
• Struktur Epidermis :

• Aktif membelah  sel-sel baru bergerak ke permukaan kulit


Basal layer menggantikan lapisan diatasnya

Spinous layer • Memiliki banyak intracellular connections

• Lapisan sel berbentuk granular terdapat granul keratohyalin (sel


Granular layer granul irregular mengandung protein)

Stratum corneum • Memiliki interseluler lipid (Barrier lipid)


• Lapisan epidermis terdiri dari :
 Stratum germinativum untuk memproduksi pigmen melanin dan membentuk sel-sel baru ke arah
luar
 Stratum granulosum untuk pembentukan keratin dan membantu proses kematian sel
 Stratum corneum untuk melindungi terhadap senyawa-senyawa yang kontak dengan kulit
• Dermis berfungsi untuk melindung kulit dari kerusakan fisik, penyebaran penyakit, pengatur
suhu tubuh dan penerima rangsangan
• Epidermis merupakan lapisan kulit yang terdiri dari lapisan korneum/lapisan tanduk dan
lapisan malpighi
• Pembuluh darah berfungsi meyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan dermis
• Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut
• Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekerinan kulit dan
rambut, selain itu juga melindungi kulit dari bakteri
• Kelenjar keringat pada kulit berbentuk seperti pembuluh yang bergelung tersusun dari sel-sel
yag berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpannya di dalam pembuluh
JALUR TRANSPORT OBAT
MENEMBUS STRATUM CORNEUM
1. Jalur Trans Epidermal

• Jalur transport transcellular merupakan jalur lipid.

Transcellular • Jalur transport transcellular  terjadi proses partisi molekul


obat pada kompartemen sel Stratum Corneum yang sifatnya
lipophilic dan hydrophilic.

• Jalur transport ini juga masih dipengaruhi oleh intercellular


Intercellular lipid.
• Jalur ini lebih mudah dibandingkan jalur transcellular.
2. Jalur Trans appendageal
• Rute ini berperan penting pada beberapa senyawa polar dan molekul ion
yang tidak bisa berpenetrasi melalui stratum corneum.
• Rute ini dapat menghasilkan difusi yang lebih cepat segera setelah
penggunaan.
• Pada rute ini obat terpenetrasi melalui folikel rambut atau kelenjar
keringat
RUTE PENETRASI MELALUI
STRATUM CORNEUM
KEUNTUNGAN
• Menghindari kesulitan absorpsi obat di gastrointestinal yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian pH gastrointestinal, aktivitas enzim, interaksi obat dengan makanan
atau obat lain
• Sebagai rute yang dapat digunakan jika rute peroral tidak dapat digunakan, misalnya
pada kondisi pasien mual atau diare
• Dapat menghindari first pass  metabolism, yaitu metabolisme obat secara besar-
besaran sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
• Menghindari resiko dan gangguan terapi obat secara parenteral dan berbagai variable
absorpsi dan metabolisme yang terkait dengan terapi obat secara peroral
• Memiliki kemampuan untuk menjadikan terapi obat multiday menjadi terapi dengan
satu kali pemakaian sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat multiple dose
• Memperpanjang aktivitas obat dengan waktu paruh yang pendek melalui
penyimpanan obat yang ada pada system pemberian terapetik dengan pengaturan
pelepasan obat secara terkendali
• Menyediakan kemampuan untuk menghentikan efek obat secara cepat (jika
dikehendaki) dengan cara melepaskan sediaan dari permukaan kulit
• Menyediakan kemudahan identifikasi dalam keaadaan pengobatan darurat (seperti
pasien yang nonresposif, tidak sadar , atau pasien dalam keadaan koma)
KERUGIAN
1. Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan pemberian secara
oral.
2. Tidak sesuai untuk obat-obat yang iritatif terhadap kulit 
3. Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat menembus kulit),
sehingga tidak semua obat cocok untuk diberikan secara transdermal.
4. Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat dapat efektif jika
diberikan secara transdermal
SYARAT-SYARAT OBAT UNTUK
DIBERIKAN SECARA
TRANSDERMAL
a. obat yang mempunyai bobot molekul yang < 500 Da
(sangat kecil) yang bisa menembus stratum corneum
b. Memiliki koefisien partisi sedang yang larut baik dalam lipid maupun
air.
c. Memiliki titik lebur yang rendah, kurang dari 200°C.
STRATEGI UNTUK MENGATASI
BARRIER KULIT
• Keberhasilan penghantaran obat secara transdermal tergantung
dari kemampuan pembawa untuk melewati barrier  kulit dan
mencapai  jaringan kulit yang lebih dalam. 
• Adapun strategi yang dapat digunakan antara lain :
1. Modifikasi formula obat 
2. Menambahkan enhancer  kimiawi
1. MODIFIKASI FORMULASI OBAT.

Transpor suatu obat dikatakan baik jika fluks obatnya besar,
berdasarkan persamaan dari hukum difusi Fick I, yang disajikan pada
persamaan

keterangan:

J = fluks (mol detik-1cm-2)

Cd = konsentrasi obat dalam formula tersebut (Molar)

D = koefisien difusi dari obat (cm2 detik-1)

P = koefisien partisi obat

h = panjang jalur difusi (cm)

Berdasarkan teori pH partisi, obat yang berbentuk molekul mempunyai
nilai koefisien partisi yang lebih tinggi daripada ion sehingga lebih
mudah menembus kulit.

Fraksi obat yang berbentuk molekul untuk obat yang bersifat asam atau
basa lemah tergantung pH medium (diatasi dengan penambahan
buffer).

Obat asam lemah akan berada dalam bentuk tidak terion lebih banyak
jika pH < pKa, dan untuk obat basa lemah dalam bentuk tidak terion
lebih banyak jika pH > pKa.

Pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan transpor
obat menembus kulit yaitu dengan menambahkan pasangan ion
(counter ion) untuk obat yang bermuatan seperti garam HCl dari
lidokain atau sulfat dari terbutalin.
2. PENAMBAHAN ENHANCER
KIMIAWI

Enhancer kimia adalah senyawa yang dapat meningkatkan penetrasi
perkutan obat dengan berpartisi pada stratum corneum dan mengubah
susunan lipid-protein di kulit.

Perubahan ini menyebabkan perubahan sifat stratum corneum dan
terjadi penurunan pertahanan pada stratum corneum.

Contoh senyawa-senyawa yang dapat berfungsi sebagai enhancer kimia
yaitu, sulfoksida, azone, pirolidon, asam lemak, alkohol, glikol,
surfaktan, urea dan terpen.
SYARAT-SYARAT SENYAWA DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI ENHANCER KIMIA YAITU:


bersifat non-toksik dan tidak menimbulkan iritasi pada
kulit;

pada penggunaan di kulit, sifat barrier kulit cepat pulih
kembali seperti semula (penggunaan sediaan
transdermal tidak meninggalkan bekas atau
menyebabkan kulit menjadi rusak);

memberikan rasa nyaman saat digunakan di kulit;
• dapat campur dengan obat atau berbagai bahan tambahan
yang digunakan dalam pembuatan sediaan transdermal;
• aksinya sebaiknya cepat dan durasi efeknya dapat diprediksi
dan reproduksibel;
• bersifat inert, tidak memberikan aksi farmakologi di dalam
tubuh;

26/03/12
Enhancer kimia dapat meningkatkan permeabilitas
stratum corneum melalui beberapa mekanisme yaitu:

meningkatkan fluiditas lipid di kulit;

melalui hidrasi jalur polar;

melalui aksi keratolitik;

meningkatkan kelarutan obat;

meningkatkan partisi stratum corneum
CONTOH PEMAKAIAN SISTEM
TRANSDERMAL

1) Skopolamin
yg digunakan secara transdermal, dikulit bagian belakang
telinga (untuk mengatasi motion sickness/mual muntah)

Skopolamin mempunyai range terapetik yg sempit,
sehingga menguntungkan jika diberikan secara
transdermal, karena dapat memberikan obat dalam
keadaan steady state sehingga mencegah terjadinya
fluktuasi kadar obat dalam plasma

Pemberian skopolamin dapat sampai 3 hari (72 jam)

Contoh produknya: Transderm-Scop Ciba (merupakan perekat
bundar dan datar yg dirancang untuk melepaskan skopolamin
secara kontinue melalui membran dengan pori-pori mikro
pengatur laju.

26/03/12
2) nitrogliserin, untuk obat jantung.
contoh produknya:Transderm-Nitro (Ciba), Nitro-Dur
(Key), Nitro-Disk ( Searle), produk-produk tersebut
digunakan untuk penggunaan selama 24 jam
Nitrogliserin berfungsi sebagai antiangina yg mempunyai
dosis rendah, waktu paruh plasmanya pendek
• Bila digunakan dibawah lidah maka akan dengan cepat
dimetabolisme oleh hati, sehingga bioavailabilitasnya rendah

26/03/12
• Transdermal drug delivery systems (TDDS) juga disebut dengan patches
atau plester.
1. Impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya terbuat dari
lapisan polyester, ethylene vinyl alcohol (EVA), atau lapisan
polyurethane. Lapisan ini berguna untuk melindungi obat dari air dan
sebagainya yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas dari
pada lapisan di bawahnya untuk.
2. Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat (zat aktif) beserta
dengan perlengkapannya seperti material pengatur kecepatan pelepasan
obat, dsb. Obat terdispersi dengan baik dalam eksipien cair yang inert
dalam lapisan ini.
3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan impermeable
back beserta drug reservoir pada kulit.; serta
4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester digunakan.
Lapisan ini berguna untuk mencegah melekatnya lapisan perekat pada
kemasan sebelum digunakan.
TRANSDERMAL PATCH
• Patch transdermal terbagi menjadi 4 jenis utama, antara lain:
1. Single layer drug in adhesive
2. Multi layer drug in adhesive
3. Reservoir 
4. Matriks
SINGLE LAYER DRUG IN ADHESIVE
• Single-layer Obat-in-Adhesive sistem ini ditandai dengan masuknya
obat langsung dalam perekat 
• Dalam sistem desain transdermal, perekat tidak  hanya  berfungsi  untuk
 menempelkan  sistem untuk kulit, tapi juga berfungsi  sebagai  dasar
 formulasi,  yang  berisi obat
• Laju pelepasan obat dari jenis sistem tergantung pada difusi di seluruh
kulit
MULTI LAYER DRUG IN ADHESIVE
• Obat-in-Adhesive multi-lapisan mirip dengan Single-layer Obat-in-
Adhesive di bahwa obat inidimasukkan langsung ke dalam perekat. 
• Namun, multi-layer ada penambahan membran
SISTEM MEMBRAN
(RESERVOIR)
• Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan
sebuah lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak
berpori.
• Obat bisa dalam bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik
polimer padat.
• Polimer hipoalergenik adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar
membran polimer yang kompatibel dengan obat.
SISTEM MATRIK
• Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2 komponen utama,
yaitu backing layer dan matrik.
• Pada sistem ini, obat di dalam eksipien seperti polimer, plasticizer,
permeation enhancer dan perekat diformulasikan menjadi satu, yang
kemudian dibiarkan mengering hingga membentuk matrik.
• Selanjutnya, matrik ditempelkan pada backing layer.
• Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan membentuk suatu patch yang
tipis sehingga nyaman untuk digunakan 
EVALUASI SEDIAAN
TRANSDERMAL
1. Evaluasi Fisikokimia : film tickness,keseragaman kandungan, weight
variation,tahanan lipat, tensil strength dansebagainya.
2. Evaluasi In vitro :
uji permeasi kulitmenggunakan hewan dan uji pelepasanobat dari patch
in vitro.
3. Evaluasi In vivo : uji permeasi kulit in vivodan uji iritasi kulit.

Anda mungkin juga menyukai