0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan6 halaman
Transdermal merupakan penggunaan obat melalui kulit untuk pengobatan sistemik dimana obat dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke sirkulasi darah. Sediaan transdermal seperti klonidin, fentanyl, dan nitrogliserin bekerja dengan memungkinkan obat masuk ke kulit dan mengalami efek sistemik. Keuntungan sistem transdermal antara lain meningkatkan kepatuhan pasien dan menjaga bioavailabilitas obat.
Transdermal merupakan penggunaan obat melalui kulit untuk pengobatan sistemik dimana obat dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke sirkulasi darah. Sediaan transdermal seperti klonidin, fentanyl, dan nitrogliserin bekerja dengan memungkinkan obat masuk ke kulit dan mengalami efek sistemik. Keuntungan sistem transdermal antara lain meningkatkan kepatuhan pasien dan menjaga bioavailabilitas obat.
Transdermal merupakan penggunaan obat melalui kulit untuk pengobatan sistemik dimana obat dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke sirkulasi darah. Sediaan transdermal seperti klonidin, fentanyl, dan nitrogliserin bekerja dengan memungkinkan obat masuk ke kulit dan mengalami efek sistemik. Keuntungan sistem transdermal antara lain meningkatkan kepatuhan pasien dan menjaga bioavailabilitas obat.
• (trans = lewat; dermal = kulit) Transdermal adalah penggunaan obat
melalui kulit untuk tujuan pengobatan sistemik. Suatu sediaan akan dapat memberikan efek sistemik, apabila obat yang diberikan tersebut dapat menembus lapisan kulit dan masuk kedalam sirkulasi sistemik. • Pembuktian absorpsi obat perkutan apat diketahui melalui pengukuran kadar obat dalam darah, eksresi obat, atau metabolitnya yang dapat dideteksi dalam urin dan respon klinin pasien terhadap obat • Sediaan transdermal merupakan sediaan yang bekerja dengan cara memungkinkan obat masuk ke dalam kulit yang akan mengalami efek sistemik. Contoh sediaan dari transdermal sendiri adalah klonidin, fentanyl, lidokain, nitrogliserin, dan sebagainya. Keuntungan sistem pemberian obat dengan patch transdermal yaitu:
1. Meningkatkan kepatuhan pasien karena mengurangi frekuensi
pemakaian. 2. Menjaga bioavailabilitas obat dalam plasma selama pemakaian dibandingkan pemberian peroral. 3. Menghindari first-pass effect pada pemberian peroral 4. Untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dapat menggunakan alternatif patch. 5. Pemakaian mudah dihentikan bila terjadi efek toksik. Kerugian sistem pemberian obat dengan patch transdermal yaitu
1. Jenis obat yang digunakan terbatas
2. Sistem transdermal tidak cocok untuk obat yang dapat mengiritasi kulit. 3. Tidak semua bagian tubuh dapat dijadikan tempat aplikasi obat seperti pada telapak kaki. Sistem Pembuatan Patch Transdermal Ada beberapa jenis patch transdermal diantaranya adalah sistem reservoir dan sistem matrik. a.Sistem membran (Reservoir) Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan sebuah lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat b.Sistem Matrik ada patch transdermal terdiri dari 2 komponen utama, yaitu backing layer dan matrik. Penggunaan sitem transdermal :
1. Penggunaan lokasi penempelan patch harus dirubah-ubah agar
tidak terjadi iritasi pada kulit. 2. Digunakan pada kulit yang bersih, tidak berambut, tidak kapalan, tidak pecah dan tidak teriritasi. 3. Tidak boleh digunakan bersamaan dengan lotion kulit karena dapat mempengaruhi hidras kulit dan mengubah koefisien partisi. 4. Tidak boleh dirubah secara fisik karena dapat merusak integritas sistem. 5. Harus dilepaskan dari kemasan dengan hati-hati. 6. Patch direkatkan pada bagian tubuh yang memungkinkan tidak akan lepas karena gerakan atau pakaian. 7. Harus digunakan dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. Contoh Obat Transdermal