Anda di halaman 1dari 41

DESAIN TABLET

DEWI RAHMA FITRI


KRITERIA DESAIN TABLET
1. Menunjukkan disolusi obat secara optimal, yang berarti ketersediaan
dari sediaan farmasi untuk diabsopsi secara konsisten sesuai dengan
tujuan penggunaan (pelepasan diperlama/dipercepat)
2. Keseragaman dan akurasi kandungan obat
3. Stabilitas (bahan,formulasi) untuk jangka waktu yang lama
4. Penerimaan oleh pasien semaksimal mungkin
5. desain formulasi memungkinkan untuk memproduksi obat secara
efisien, efektif biaya dan praktis sesuai dengan yang dipersyaratkan.
DESAIN DAN MANUFAKTUR
 Pemilihan bahan yang tepat dan penentuan jumlah eksipient
yang seimbang untuk setiap API atau kombinasi eksipien
dalam formulasi tablet untuk dapat mencapai sifat yang
diinginkan obat aman dan handal
 Keharusan dan ketentuan melakukan validasi proses dalam
memproduksi sediaaan (tablet) sebelum diloloskan/diedarkan
ke pasaran.
 Biaya API,eksipien dan tahapan proses perlu dipertimbangkan
sebelum melaakukan formulasi akhir dan pemilihan proses
manufaktur.
 Faktor eksipien sangat kritikal dalam mendesain sistempenghantaran obat
dan memeran peranan utama dalam kualitas kinerja obat.
 Eksipien dipilih untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dapat
timbul dalam sediaan farmasi.
 peningkatan stabilitas
 Optimasi dan modifikasi pelepasan obat
 Peningkatan fungsi teknologi
 Peningkatan penerimaan pasien
MUTU MELALUI
DESAIN(QUALITI BY DESIGN)
 Pendekatan dalam penegembangan obat tidak boleh laagi berdasarkan
pada trial and error.
 QBD adalah cara pendekatan bersifat sistematik dalam pengembangan
obat dengan merancang tujuan terlebih dahulu dan menekankan
pemahaman produk dan kontrol proses berdasarkan keilmuan yang
mendalam dan manajemen resiko kualitas.
QUALITI BY DESIGN
1. Pendekatan secara saintifik berbasis risiko bersifat holistik dan
proaktif dalam pengembangan farmasetika.
2. Melibatkan usaha design mulai dari konsep produk sampai
komersialisasi.
3. Pemahaman menyeluruh sebagaimana sifat produk dan
keterkaitan proses terhadap kinerja produk.
 Jadi, dalam mendesain produk obat, tidaak hanya aspek produk
saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga aspek manusia yang
akan menggunakan produk serta aspek ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
OBAT PADAT
 Secara fisik sebagain obat berbentuk padat.
 Kelarutan (solubility)suatu obat merupakan sifat fisikokimia yang sangat
penting.
 Penentuan kelaurtan obat dan cara memodikfikasi (meningkatkan dan
menurunkan) kelarutan sangat penting dalam pengembangan sediaan.
LANJUTAN

 Ketersediaan hayati (bioavailability /BA) dari suatu obat yang diberikan


secara oral bergantung terutama pada kelarutan obat dalam saluran cerna
dan permeabilitasnya melewati sel membran saluran cerna.
SISTEM PENGHANTARAN
OBAT
 Prinsip :
 1.Pelepasan segera sampai bentuk kompleks (sediaan dengan pelepasan
diperlama atau sediaan pelepasan dimodifikasi).
 2. Menghantarkan obat ke lokasi kerja dalam jumlah yang cukup dan pada
kecepatan yang sesuai.
 3. harus memenuhi kriteria esensial lainnya stabil fisika dan kimia, dapat
diproduksi secara massal dan ekonomis, terjaminjumlah bahan aktif obat,
dan diterima oleh pasien.
KRITERIA DESAIN TABLET
1. Menunjukkan disolusi obat secara optimal, yang berarti ketersediaan
dari sediaan farmasi untuk diabsopsi secara konsisten sesuai dengan
tujuan penggunaan (pelepasan diperlama/dipercepat)
2. Keseragaman dan akurasi kandungan obat
3. Stabilitas (bahan,formulasi) untuk jangka waktu yang lama
4. Penerimaan oleh pasien semaksimal mungkin
5. desain formulasi memungkinkan untuk memproduksi obat secara
efisien, efektif biaya dan praktis sesuai dengan yang dipersyaratkan.
STABILITAS SOLID
 Implementasi studi stabilitas harus mempertimbangkan dua hal.

1. Pengembangan suatu profil zat aktif


2. Pertimbangan interaksi antara zat aktif dan eksipien
Faktor paling umum yang menyebabkan reaksi dalam keadaan solid adalah
panas, cahaya,oksigen, dan kelembapan.

Reaksi dalam keadaan solid umumnya lambat.


 Studi stabilitas
 Studi stabilitas pada suhu yang ditingkatkan ( 30,40,50 dan 60)
 Stabilitas fotolitik ( memudarnya sediaan )
 stabilitas dalam oksidasi (sensitivitas zat terhadap oksigen atmosfer)
STUDI KOMPABILITAS
 Suatu sediaan tablet mengandung beberapa jenis eksipien yaitu
pengisi,pengikat,penghancur,lubrikan,glidan,antilekat,dan adjuvant.

 Perbandingan zat aktif dan eksipien harus konsisten dan tergantung pada
sifat eksipien, ukuran dan potensi tablet
PARAMETER YANG
MEMPENGARUHI ADSORBSI
 Absorpsi zat aktif solid yang diberikan secara oral terdiri dari dua proses
berurutan yaitu proses disolusi, diikuti dengan transportasi zat terdisolusi.

 Sifat fisikokimia yang berkaitan dengan proses absopsi yaitu koefisiean


partisi, yang merefleksikan kelarutan relatife dalam air dan lemak suatu zat
dan perilaku ionisasi.
Metode Manufaktur Sediaan Tablet

Metode manufaktur sediaan tablet :

1.Granulasi Basah (wet granulation)


2.Granulasi kering (Slugging atau roller
compaction)
3.Cetak langsung (direct compression).
OPERASI SATUAN
PEMBUATAN TABLET
Cetak langsung
Menghaluskan dan
Granulasi kering
Menghaluskan dan
Granulasi basah
Menghaluskan dan
mencampur obat dan mencampur obat dan mencampur obat dan
eksipien eksipien eksipien

Pembuatan larutan pengikat Kompresi mejadi slug Pengempaan


menggunakan alat roll
compactor
Membasahi massa dengan Menghaluskan dan mengayak
penambahan larutan slug dan serbuk dikempa
pengikat
Pengayakan massa basah Pencampuran dengan
lubrikan dan disintegran
Pengeringan granu basah Pengempaan tablet
Pengayakan granul kering
Pencampuran dengan
lubrikan dan disintegran
untuk menghasilkan serbuk
dengan sifat alir baik
Pengempaan tablet
Pemilihan metode manufaktur tergantung :

1.Stabilitas fisika dan kimiawi zat aktif


selama proses manufaktur
2.Ketersediaan instrument yang dibutuhkan
3.Biaya proses manufaktur
4.Eksipien –eksipien yang digunakan dalam
formulasi sediaan
Metode granulasi basah

Tahap I : pencampuran zat aktif dengan serbuk-serbuk excipient


(selain lubrikan)

Tahap ini merupakan pencampuran zat aktif dengan eksipient


dlm mesin pencampur (mixer).

Kecepatan dan waktu pencampuran faktor kunci : campuran


homogen.

Efisiensi pencampuran : dengan menggunakan serbuk yang


memiliki rata-rata ukuran/distribusi yang hampir sama.
Mesin pencampur yg sering digunakan :

1. Planetary Bowl Mixer


2. Rotating Drum Mixer

3. High Speed Mixers

Sering digunakan dlm industri farmasi krn sifat pencampuran


serbuk yang baik. Krn mengkombinasikan antara mixer dan
granulator .
Tahap II : Granulasi campuran serbuk

Granulasi : merupakan unit proses membuat campuran serbuk


menjadi aggregat dengan diameter ukuran partikel 0,2 – 0,4 mm.
Keuntungan Granulasi :

1. Mencegah segregasi komponen serbuk


selama proses tabletasi atau
penyimpanan.
2.Memperbaiki sifat alir massa cetak
3.Memperbaiki sifat kompaksi
(compactibility)
4.Meminimalkan debu selama proses
manufaktur
Alat yang digunakan :

1. Oscillating Granulator :
2. Fluidized Bed Granulation
Tahap III : proses Granul menjadi Tablet
Ada beberapa proses :

1. Pengeringan granul
2. Pengurangan ukuran partikel granul (pengayakan kering)
3. Pencampuran granul dengan fasa luar (lubrikan,
glidants)
Pencampuran terakhir terakhir granul kering
dengan lubrikan, glidants. Hal yg perlu
diperhatikan waktu (lama) dan kecepatan
pencampuran akan mempengaruhi performance
sediaan tablet.
4. Kompressi granul menjadi tablet
Tahap-tahap granulasi basah

Interaksi partikel-partikel : pembentukan jembatan cair .


Jumlah pelarut binder sangat berpengaruh thd proses granulasi.
Interaksi antar partikel tergantung kpd massa air bebas yang tersedia :

Tahap tahap :

1. Keadaan pendular : terbentuk pad kadar lembab yg


lebih rendah, terbentuk jembatan cair antar partikel
yg berdekatan. Gaya tarik menarik yang berperan
adalah gaya antarmuka dan hidrostatik.
2. Keadaan Funikular : jika massa air meningkat, maka
jembatan cair semakin baik. Shg gaya adhesif antar
partikel jg meningkat
3. Keadaan kapilar : peningkatan lebih lanjut zat
pengikat, mk udara antar partikel akan digantikan oleh
larutan pengikat, ikatan kuat antara partikel melalui
gaya kapilar pada antar muka cair –udara.
4. Tahap terakhir : overwetted : tidak dikehendaki dlm
Interaksi partikel-partikel melallui pembentukan
jembatan padat :

1. Jembatan padat dapat dibentuk oleh pengikat yg


bersifat polimerik, setelah proses pengeringan
granul.
2. Kristalisasi zat pengikat pada permukaan partikel
yg terdispersi dapat terjadi selama proses
pengeringan
3. Jika bahan aktif larut dalam cairan penggranul
/pengikat, juga akan dpt terbentuk jembatan padat
melalui kristalisasi zat aktif
Keuntungan metode granulasi basah :

1. Mengurangi segragasi komponen 2


penyusun selama proses dan
penyimpanan.
2. Bermanfaat untuk manufaktur
sediaan tablet yg mengandung kadar
bahan aktif yg rendah.
3. Menggunakan eksipien 2 yang
konvensional
4. Tablet yg dihasilkan dr metode
granulasii basah memenuhi syarat
utk diproses selanjutnya spt : coating
dll.
Keterbatasan :

Dibutuhkan tahap manufaktur yang panjang


Pelarut yang digunakan selama proses granulasi :
yang dapat menyebabkan konsekwensi :
a. Degradasi obat
b. Transformasi polimorfik
c. Panas yg dibutuhkan untuk menghilangkan
pelarut (degradasi,cost)
Metode granulasi kering (dry granulation)

Proses granulasi tanpa menggunakan pelarut

Aggregasi partikel-partikel menjadi granul difasilitasi


oleh pemberian tekanan /energi stress pada campuran
serbuk. Ada dua metode yang digunakan dalam
metode granulasi kering :

1. Slugging
serbuk dicampur, kemudian di cetak menjadi tablet
yang besar dan akhirnya tablet digiling untuk
menghasilkan granul sesuai dengan ukuran yg
diinginkan.
2. Roller Compaction
campuran serbuk dicetak menjadi lembaran –
lembaran menggunakan roller compaction, kmdn
digiling menjadi granul dengan ukuran yg sesuai.
Skema Roller Compaction
Interaksi antar partikel pada metode granulasi kering
terjadi melallui :

1. Gaya elektrostatik
gaya ini berperan dalam interaksi kohesif antar partikel,

2. Interaksi van der Waals


gaya ini sangat besar peranannya dlm interaksi antar partikel
dlm keadaan padat. Gaya van der Waals semakin besar jk
jarak antar partikel semakin dekat.

3. Peleburan komponen dalam campuran serbuk


selama proses pemberian energi /stress pada campuran
serbuk, dpt menyebabkan peleburan sebagian partikel-partikel
eksipien. Pd saat solidifikasi, akan menghasilkan interaksi
antar partikel yg berdekatan.
CETAK LANGSUNG
 Metode pembuatan tablet tanpa proses granulasi, memerlukan
bahan tambahan yang sesuai sehingga memungkinkan untuk
dikempa secara langsung.
 Syarat untuk bahan tambahan cetak langsung adalah :

mempuyai sifat alir yang baik, kompaktibiliitas yang tinggi,


kapasitas yang tinggi, reprodusibel dalam produksi baik.
Metode Cetak Langsung (Direct Compression)

Tahap-tahap dlm proses cetak langsung :

1. Pre-milling komponen formulasi


pd metode cetak langsung , distribusi ukuran partikel zat aktif
dan excipient sangat menentukan sifat penccetakan campuran
serbuk. Seringkali ukuran partikel zat aktif di modifikasi
terlebih dahulu dengan alat penggiling energi tinggi spt
Fitzmill.

2. Pencampuran zat aktif dengan eksipien termasuk lubrikan dan


glidants
mencampur semua bahan eksipien dengan zat aktif termasuk
lubrikan, glidants dalam mesin pemcampur serbuk. Tipe mesin
pencampur yg digunkan : planetary bowl mixer, rotating drum
mixer dan high speed mixer

3. Pencetakan campuran serbuk menjadi tablet


Excipient yg digunakan dlm metode cetak
langsung : sifat alir dan kompresibilitasnya harus
baik
SISTEM PENGHANTARAN
OBAT
 Prinsip :
 1.Pelepasan segera sampai bentuk kompleks (sediaan dengan pelepasan
diperlama atau sediaan pelepasan dimodifikasi).
 2. Menghantarkan obat ke lokasi kerja dalam jumlah yang cukup dan pada
kecepatan yang sesuai.
 3. harus memenuhi kriteria esensial lainnya stabil fisika dan kimia, dapat
diproduksi secara massal dan ekonomis, terjaminjumlah bahan aktif obat,
dan diterima oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai