A. Bahan Baku
1. Zat Aktif (Ampicillin)
a. Ampicillin (C16H19N3O4S)
Pemerian :
Putih atau hampir putih. Serbuk kristal. Menunjukkan polimorfisme. Sedikit
larut dalam air, praktis tidak larut dalam alkohol, aseton dan dalam minyak
lemak. Larut dalam larutan encer asam dan alkali hidroksida. Suatu larutan
0,25% dalam air mempunyai pH 3.5-5.5. Simpan pada suhu tida lebih dari 30C
dalam wadah kedap udara.
b. Ampicillin Sodium (C16H19N3NaO4S)
Pemerian :
Putih atau hampir putih, serbuk higroskopis, serbuk kristla. Sangat mudah larut
dalam air dan dalam larutan isotonis NaCl dan larutan Glukosa, sedikit larut
dalam aseton, praktis tidak larut dalam larutan parafin dan dalam minyak lemak.
Suatu larutan 10% daam air mempunyai pH 8-10. Simpan dalam wadah kedap
udara.
Incompatibility :
Incompatibility dengan Aminoglikosida. Incompatibility juga terhadap obat lain
termasuk antibakteri lain, dan sangak jelas pada konsentrasi yang lebih tinggi
dan dalam larutan yang mengandung glukosa.
Stabilitas :
Stabilitas dari larutan Ampisillin tergantung pada banyak faktor seperti
konsentrasi, pH, suhu dan sifat dari penghantar. Stabilitas berkurang dengan
adanya glukosa, fruktosa, gula inver, dextran, hetastarch, natrium bikarbonat dan
laktat. Disarankan untuk rekonstruksi larutan Natrium Ampisillin untuk injeksi
harus diberikan dalam waktu 24 jam dari rekonstruksi dan harus sidimpan pada
suhu 2-8C tetapi tidak boleh dibekukan. Larutan untuk infus stabil dalam
berbagai periode dan secara rinci diberikan sebagai produk lisensi.
hidroksida alkali. Suatu larutan 0,25% dalam air memiliki pH 3,5-5,5. Simpan
dalam wadah kedap udara.
Stabilitas Penyimpanan :
Ampisilin kapsul, serbuk oral suspensi disimpan pada wadah kedap dengan suhu
antara 15-30C, setelah mengalami pencampuran, ampisilin trihidrat disimpan
dalam lemari pendingin dengan suhu antara 2-8C dan akan bertahan selama 14
hari, tapi jika disimpan dalam suhu ruangan maka akan bertahan selama 7 hari.
Ampisilin injeksi, setelah mengalami pelarutan sebaiknaya digunakan kurang dari 1
jam setelah pencampuran. Stabilitas ampisilin injeksi setelah dilarutkan tergantung
kenaikan konsentrasinya, ampisillin peka sekali dengan cairan yang mengandung
dextrose, karena akan mengakibatkan efek katalitik dan menghidrolisis obat.
Sifat Fisikokimia :
Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak kurang dari 900 g
tiap milligram C16H19N3O4S dihitung terhadap zat anhidrat. Secara komersial,
sediaan ampisilin tersedia dalam bentuk trihidrat untuk sediaan oral dan garam
natrium untuk sediaan injeksi. Potensi ampisilin trihidrat dan natrium penisilin
dihitung berdasarkan basis anhidrous. Ampisilin trihidrat berwarna putih, praktis
tidak berbau, serbuk kristal, dan larut dalam air. Ampisilin trihidrat mempunyai
kelarutan dalam air sekitar 6 mg/mL pada suhu 200C dan 10 mg/mL pada suhu 40
0C. Ampisilin sodium berwarna hampir putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal,
serbuk hidroskopis, sangat larut dalam air, mengandung 0.9% natrium klorida.
Pelarutan natrium ampicilin dengan larutan yang sesuai, maka 10 mg ampicilin per
mL memiliki pH 8-10. Jika dilarutkan secara langsung ampisillin trihidrat oral
suspensi memiliki pH antara 5-7.5
(Sweetman, 2009;Gennaro, 2002)
2. Zat Tambahan
Zat tambahan atau eksipiens harus memenuhi persayaratan di bawah (menurut
Farmakope Indonesia) :
a. Tidak boleh berbahaya dalam jumlah yang digunakan
b. Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek yang
diharapkan.
c.
d.
e.
f.
Gliseril palmitostearat
1-3 %
Polioksietilen Stearat
1-2 %
Natrium Lauril Sulfat
1-2 %
Pati
2-10 %
Talk
1-10 %
(Jones, 2008; Swarbrick, 2007; Niazi, 2009; Augsburger & Stephen, 2008)
d. Perbikan Aliran (Glidant)
Glidan adalah zat yang digunakan untuk memperbaiki aliran granul dari hopper
ke feeder dan ke lubang cetakan. Beberapa mekanisme kerja glidan, yaitu :
dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul, distribusi glidan selama
granulasi, adsorpsi gas pada glidan yang berlawanan dengan granulasi,
meminimalkan gaya van der Waals dengan pemisahan granul, mengurangi friksi
antar partikel dan mengurangi permukaan kasar granul dengan penempelan
glidan selama granulasi.
Contohnya :
Nama Bahan
Konsentrasi
Keterangan
Talk
5-30 %
Silikin Dioksi Coloidal
0.1-0.5 %
Kalsium Silikat
0.5-2 %
Magnesium Oksida
1-3 %
Magnesium Silikat
0.5-2 %
Magnesium Karbonat
1-3 %
Pati
2-10 %
(Jones, 2008; Swarbrick, 2007; Niazi, 2009; Augsburger & Stephen, 2008)
e. Anti Lengket (Antiadheren)
Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa
tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan.
Contohnya :
Nama Bahan
Konsentrasi
Keterangan
Magnesium
Oksida/
0.5-1 %
Carbonat
Kaolin/Bentonit
1-2 %
(Augsburger & Stephen, 2008)
f. Penyerap (Adsorbent)
Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan
seperti minyak, ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi dalam
tablet tanpa perubahan zat tersebut menjadi basah.
Contohnya :
Nama Bahan
Konsentrasi
Pati
3-10 %
Microcrystallin Selulosa
Keterangan
Aerosil
(Jones, 2008)
g. Pengisi (Diluent/Filler)
Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran
tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki
daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi
masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Sedangkan pada
tablet khusus seperti tablet kunyah, pengisi dapat berguna untuk memberikan
rasa yang lebih baik. Bahan pengisi diperlukan untuk memungkinkan suatu
pencetakan sehingga menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang
dibutuhkan (Siregar, 2010). Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu (Lachman dkk, 1994) :
1) Harus nontoksik dan dapat memenuhi praturan-peraturan dari Negara di
mana produk akan dipasarkan.
2) Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu
dibuat.
3) Harganya harus cukup murah.
4) Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya, sukrosa), atau karena
komponen (misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
5) Secara fisiologi harus inert/netral.
6) Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
obat atau komponen tablet lain.
7) Harus bebas dari segala jenis mikroba.
8) Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
9) Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu),
pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai
bahan aditif pada makanan.
10) Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Contohnya :
Nama Bahan
Laktosa Anhidrat
Laktosa Monohidrat
Laktosa Spray-Dried
Pati
Apti pregelatinasi
Mikrocriltalline
Cellulose
Mannitol
Konsentrasi
Keterangan
Ad 100 %
5-10 %
BAHAN PENGISI
Pengisi
Laktosa
Keuntungan
Kekurangan
1. bersifat abrasi,
membutuhkan
lubrikan dalam
jumlah yg cukup
banyak.
2. Memungkingkan
berubah warna
,menjadi
coklat/reaksi
maillard
3. memerlukan
desintegran yang
memadai.
1. bersifat abrasi,
membutuhkan
lubrikan dalam
jumlah yg cukup
banyak.
2. Berpotensi
menyebabkan efek
laksatif pada dosis
tinggi
Comments
Tersedia sebagai
anhidrat dan
monohydrate; bahan
anhidrat digunakan
untuk kompresi
langsung
MCC
Pengikat
Typical
concentration
used (%)
Advantages
Limitations
Gelatin
5 - 10
Cenderung
menghasilkan tablet yang
keras dan waktu hancur
yang lama sehingga
memerlukan disintegran
yang aktif.
Starch
1500
5 - 15
Polyvinyl
pyrrolido
ne (PVP)
2-8
Gives memberikan
kekerasan tablet
berdasarkan stabilitas
lama waktu hancur.
Hydroxyp
ropyl
methylcel
lulose
2-8
Sebaiknya tidak
digunakan sebagai pengisi
pada granulasi basah
karena akan menghasilkan
gel yang berfungsi sebagai
pengikat yang sangat kuat
Starch 1500 mengandung
10% kelembaban dan
menyebabkan tablet
menjadi lunak jika
dikombinasi dengan Mg
stearate
Methylcel
lulose
1-5
Gom Arab
10-25
DESINTEGRAN
Disintegrant
Pati
Typical
Concentation
used (%)
5 - 10
Partially
pregelatinized starch
5 10
MCC
10 - 25
Insoluble ion
exchange resings
Sodium starch
glycolate
2 - 10
Croscarmellose
sodium
Gums such as agar,
guar gum, xanthan
gum, etc
1-5
4-6
Crospovidone
1-5
28
<5
Comments
Probably works by wicking; swelling
minimal at body temperature.
Sebagian amilum pada starch 1500 dapat
menyebabkan mengembang
Wicking yang kuat;
Kehilangan desintegran pada saat
kempa dengan kekuatan tinggi
Kecenderungan wicking yang
kuat dan mengembang
Serbuk yang mengalir bebas yang
mengembang dengan cepat jika terkena
air
Mengembang jika terkena air.
Mengembang jika terkena air.;
membentuk gel kental yang dapat
menghambat disolusi, sehingga
membatasi konsentrasi yang digunakan
Mengembang seperti gum arab Swells
like gums, tapi bentuk gel kurang
kental dari guar gum, xanthan, dll
Kemampuan wicking yang sangat tinggi
Talc
Fumed silicon dioxide
1-5
0.1 - 0.5
Native starch
1 - 10
0.2 - 2
Pelicin Padat
Magnesium stearate
0.2 - 2
Calcium stearate
0.5 - 4
hidrofobik
e 0.5 - 2
2 - 20
1-3
e 1-3
2-5
Mudah larut
1-3
Hydrogenated
vegetable oil
1-5
Pelicin Cair
Stearic acid
0.25 - 2
Hidrofobik
Glyceryl behenate
0.5 - 4
B. Bahan Pengemas
Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas /
dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung sebelah luar,
artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan/atau
disimpan (Voigt, 1995).
Menurut undang-undang pasal 24 menyatakan bahwa Pengemasan sediaan farmasi
dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemasan yang tidak
membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya
persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Tipe
Primer
Kegunaan
Botol, ampul, vial berisi solution
Plastik
PrimerSekunder
atau tablet
Botol, ampul, vial berisi solution
atau
tabletPembungkus
yang
Primer
Primer
Sekunder
Sekunder
Primer
primer
Pengisi kosong
Penyusun aerosol, penutup bahan
Kotak berisi kemasan primer
Leaflet, label
Penutup yang memberi segel
Primer
kompresi
Strip dan blister
(Lund, 1994)
Memiliki permeabilitas terhadap udara (oksigen dan gas lain) yang baik
harus bersifat tidak toksik dan tidak bereaksi (inert), sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat menyebabkan atau menimbulkan perubahan warna, flavor dan
citarasa produk yang dikemas
harus mampu menjaga produk yang dikemas agar tetap bersih dan merupakan
3.
4.
6.
digunakan.
Komposisi formulasi produk.
Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan.
Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi wadah.
Penutup wadah harus bisa mencegah isi :
a. Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi wadah.
b. Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap
DAFTAR PUSTAKA
Anandita, Dipta, 2012, Packaging Development at Pharmaceutical, www.centro.web.id,
diakses tanggal 30 November 2016.
Anonim, 2006, Pedoman Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta
Augsburger, Larry L. & Stephen W. Hiag. 2008. Pharmaceutical Dosage Forms :
Tablets. 3rd Edition. Volume 2 : Rational Design and Formulation. Informa
Healthcare USA, Inc. : USA.
Depkes RI. 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes : Jakarta.
Gennaro, Alfonso R. 2002. Remington : The Science and Practice of Pharmacy. Volume
II. Univercity of the Sciences in Philadelphia.
Jones, David. 2008. Fastrack : Pharmaceutical Dosage Form and Design.
Pharmaceutical Press : London.
Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah, 2006, Buku Ajar Tekologi Pengemasan, Universitas
Sumatera Utara Press : Sumatera.
Kurniawan, D.W. dan Teuku Nanda S.S., 2012, Teknologi Sediaan Farmasi,
Laboratorium Farmasetika Unsoed, Purwokerto.
Leon Lachman, Herbert A. Lieberman, Joseph L. Kanig, 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri 1 (Edisi 3). Jakarta : UI Press.
Lund, Walter. 1994. Pharmaceutical Codex Twelfth Edition. The Pharmaceutical Press :
London.
Niazi, Sarfaraz K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations.
Compressed Solid Products. 2nd Edition. Volume 1. Informa Healthcare USA,
Inc. : USA.
Parikh, Dilip M. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. Taylor &
Francis Group, LLC : New York.
Parikh, Dilip M. 2010. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. Informa
Healthcare USA, Inc. : USA.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi Dan Alat Kesehatan.
pengempaan,
pewarna,
pemanis,
pengawet,
zat
Pharmaceutical
Excipients
Council (IPEC)mendefinisikan
Pharmaceutical excipients sebagai substansi selain obat atau prodrug yang telah
dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran obat untuk
berbagai tujuan berikut
1. Untuk membantu selama proses pembuatan
2. Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas
3. Membantu dalam identifikasi produk
4. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan
penggunaan
Beberapa kriterial umum yang esensial untuk eksipien yaitu: netral secara fisiologis,
stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak
mempengaruhi bioavailabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia
dalam jumlah yang cukup dan murah.
Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi tablet.
Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi
tablet tanpa membutuhkan eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat
diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam produksi tablet. Pertama adalah
eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada
fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi-pengencer, pengikat,
glidan dan lubrikan. Grup yang kedua adalah eksipien yang membantu
memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu bahan: penghancur, pewarna, serta
pembasah dan surface-active agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan
memberi rasa dimulut juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors. Tablet yang
dimodifikasi pelepasanya (controlled or modified-release tablets), membutuhkan
polimer, malam, atau material yang lain yang dapat menghambat pelepasan
obatnya. Sementara itu, tablet salut membutuhkan material penyalut untuk
melindungi/menutupi inti (core) untuk berbagai tujuan penyalutan.
Berikut adalah bahan tambahan yang biasa digunakan pada saat pembuatan tablet :
FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI
Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki
bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir
bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori:
material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik
(kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi
yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah
zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat
tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh
sifat bahan pengisi.
Larut
Kalsium sulfat
Laktosa
Sukrosa
Kalsium karbonat
Dektrosa
Amilum
Mannitol
Modifikasi amilum
Sorbitol
Mikrokritalin selulosa
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan fillerbinders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan
meningkatkan
daya
alir
dan
kompaktibilitas
massa
tablet. Filler
dapat
berfungsi
hasil
modifikasi,
Diskripsi
Modifikasi tunggal
Avicel
Ditab
Co-processed
Fast Flo lactose
Microcellac
Ludipress
Nu-Tab
Di-Pac
Sugartab
Emdex
Cal-Tab
Cal-Carb
Calcium 90
StarLac
karbonat
(minimum)
90%
da
Amilum, NF (maksimum) 9%
Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%
BINDERS (PENGIKAT)
Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada
granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada
pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan
bentuk larutan (lebih efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan
menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.
Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan
(dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam
bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru
ditambahkan pelarut.
Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
Nama
Konsentrasi
Pelarut
(%dari formula)
Selulosa mikrokristalin
10-50
Air
1-5
Air
CMC Na
2-7
Alcohol
HPC
2-5
Alkohol, air
HPMC
1-3
Air
MC
1-5
Air
HEC
2-5
Air (pasta)
EC
10-25
Air
PVP
2-20
Air
Gelatin
5-10
Air
Gom Alam
5-10
Akasia
Tragakan
Guar
Pektin
Amilum
Amilum pregelatin
Sukrosa
Lainnya
Sirup jagung
PEG
Na Alginat
Magnesium aluminum silikat
Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan
pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan
cair (liquid bridges) antar partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan
semakin banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses
pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya
jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul.
Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi
tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan,
porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode
penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang
dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan pengisi.
Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g
pengisi
Larutan bahan pengikat
Pengisi
Sukrosa
Lactosa
Dektrosa
Mannitol
Gelatin 10%
200
290
500
560
Glukosa 50%
300
325
500
585
290
400
835
570
Air
300
400
660
750
Akasia 10%
220
400
685
675
Musilagoamili 10%
285
460
660
810
Alkohol 50%
460
700
1000
1000
260
340
470
525
780
650
825
900
Kelas
Mikrokristalinselulosa
SMCC (50)
Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW)
UNI-PURE (LD)
DC Lactose
DC laktosa anhydrous
DI TAB
DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa
Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)
Sifat alir
Compresibilitas
Crushing Strength
Avicel
DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS
Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung
pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi
membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat
fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk
mempercepat
disintegrasi
tablet,
maka
ditambahkan
disintegran/bahan
Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat
ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada
granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa
mekanisme, yaitu: aksi kapiler,swelling/pengembangan, heat of wetting, particle
repulsive forces, deformation, release of gases,enzymatic action.
Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan
Disintegrant
Konsentrasi (%)
Amilum
5-20
Amilum 1500
5-15
5-10
Solka floc
5-15
Asam alginat
5-10
2-8
Gom guar
2-8
0,5-5
Amberlite IPR 88
0,5-5
5-10
Konsentrasi(%)
Talc
1-2
Sterotex
0,25-1
Waxes
1-5
Stearowet
1-5
Glyceryl behapate(Compritol888)
1-5
Liquid paraffin
Sampai 5
1-5
1-5
Konsentrasi (%)
Logam stearat
<1
Asam stearat
1-5
Talk
1-5
Amilum
1-10
Natrium benzoat
2-5
Natrium klorida
5-20
1-3
2-5
Jenis antiadherents
Konsentrasi (% b/b)
Talk
1-5
Magnesium stearat
<1
Amilum jagung
3-10
Colloidal silica
0,1-0,5
DL-Leucine
3-10
<1
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan
bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam
sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi
produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance
and brand image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak
tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah
pewarna yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai
pewarna untuk sediaan obat.
Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan
dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah
pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan
dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat
mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut
dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan
bahan tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat
penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta
perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran
dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry,Tristimulus Colourimetric
Measurements dan Microreflectance Photometer
Tabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan
Pewarna
Nama umum
Red 3
Erythrosine
Red 40
Allura red AC
Yellow 5
Tartrazine
Yellow 6
Sunset Yellow
Blue 1
Brilliant Blue
Blue 2
Indigotine
Green 3
Fast Green
SWEETENERS, FLAVORS
Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah,
hisab, buccal, sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk
hancur atau larut dimulut.
Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet
Pemanis alami
Pemanis sintesis/buatan
Mannitol
Sakarin
Lactosa
Siklamat
Sukrosa
Aspartame
Dektrosa
Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada
akhir dan bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik.
Aspartame 180 kali lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada
kondisi lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang
higroskopis.
Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang
dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh
konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors)
atau dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble) flavors. Dalam bentuk
padat lebih mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk
minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif
terhadap moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan.
Jadi yang paling mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan
ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang
ditambahkan pada granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses
penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous flavors tidak banyak digunakan sebab tidak
stabil because pada penyimpanan.
PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN EKSIPIEN UNTUK TABLET
Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan
fungsinya), dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir,