Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

PRODUK NUTTEGI

DISUSUN OLEH :

Disusun Oleh :

1. Ade Fia Arianti (C12019001)


2. Agustian Hermansyah (C12019003)
3. Dani Riszki A (C12019010)
4. Nia Safinda (C12019032)
Kelompok/ Golongan/ Kelas : A1/ A1/ S1 Farmasi 3A

BAGIAN KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
kewirausahaan yang berjudul “NUTTEGI” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
laporan resmi praktikum keiwrausahaan dari Ibu Apt. Eka Wuri Handayani,
M.Farm pada mata kuliah kewirausahaan. Selain itu, laporan resmi berbentuk
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman untuk
dapat mengembangkan suatu produk kewirausahaan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Gombong, 21 Oktober 2021

DAFTAR IS

i
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Dasar Teori..................................................................................................3
B. Materi Praktikum.......................................................................................7
A. Riset Pasar................................................................................................7
B. Memilih Usaha Dan Mengembangkan Produk....................................8
C. Menetapkan Rencana Produksi...........................................................10
D. Proses Produksi Nuget Tempe.............................................................13
E. Penjualan Online...................................................................................15
F. Evaluasi..................................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................19
BAB 1V KESIMPULAN.....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Seorang
wirausahawan, harus memiliki cara berfikir yang inovatif. Seorang wirausahawan
juga harus mampu, pintar, dan jeli dalam membaca peluang usaha yang tersedia.
Keadaan lingkungan tempat usaha itu bediri juga berpengaruh besar terhadap
kemajuan usaha tersebut.

Wirausahawan juga harus mampu membaca peluang tentang keberadaan


suatu produk. Produk yang jarang ditemukan di suatu daerah sedangkan
konsumen banyak membutuhkan akan menjadikan produk tersebut laris di
pasaran. Salah satu produk yang jarang ditemukan adalah nugget tempe. Karena
banyaknya tempe yang ada dipasaran dan paling hanya di masak dengan di goreng
atau di buat orak arik tempe, sehingga kami ingin berinovasi membuat nugget dari
tempe.

Nugget merupakan salah satu produk olahan pangan yang umum dijumpai
di masyarakat. Pada umumnya, nugget yang beredar di masyarakat yaitu nugget
yang terbuat dari daging, udang, atau ikan. Akan tetapi kebutuhan dan pola hidup
masyarakat yang mengarah pada pola hidup yang sehat, makanan diet, dan siap
saji membuat nugget diinovasikan dari bahan lain seperti  nabati atau sering
disebut nugget nabati.

Nugget nabati merupakan salah satu jenis makanan olahan yang berbahan
dasar nabati yang telah dihancurkan dan diberi bahan pengisi, bahan pengikat dan
bumbu-bumbu yang kemudian dicetak dalam berbagai bentuk dan digoreng.
Pembuatan nugget nabati dapat  dilakukan dengan berbagai variasi bahan
baku yang akan menghasilkan kualitas yang berbeda, dengan harapan diperoleh
produk yang lebih berkualitas. Salah satu bahan nabati yang dapat digunakan
dalam proses pembuatan nugget yaitu tempe.

1
Tempe merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang memiliki
kandungan gizi yang tinggi seperti protein. Kandungan gizi yang tinggi pada
tempe sangat sesuai untuk dijadikan nugget. Dalam proses pembuatan nugget
nabati berbahan dasar tempe, ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan
mutu nugget yang dihasilkan terutama dari segi organoleptik salah satunya yaitu
jenis tepung yang digunakan. Berbagai jenis tepung seperti tepung maizena,
tepung terigu, dan tepung tapioka memiliki kandungan amilosa dan amilopektin
yang berbeda. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukanlah praktikum
pembuatan nugget nabati.

Di era yang modern ini, masih jarang ditemukan penjual nugget tempe.
Tidak bisa dipungkiri karena sebenarnya peminat tempe masih banyak walaupun
kita telah berada di era yang telah modern seperti saat ini. Tapi kurangnya inovasi
dalam pengolahan tempe sehingga membuat sebagian orang bosan dengan tempe.
Sehingga dengan adanya inovasi nugget tempe membuat orang tidak bosen
dengan tempe. Kelangkaan usaha yang seperti inilah yang dapat dijadikan bisnis
usaha yang menjanjikan. Akan tetapi, semua itu juga tergantung bagaimana
kejelian seorang wirausahawan melihat peluang yang tersedia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar teori

Secara umum, nugget merupakan salah satu produk pangan cepat saji yang
saat ini dikenal baik oleh masyarakat. Seperti sosis, burger, pizza, hotdog dan
corned,nugget telah menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai produk pangan
yang praktis. Produk nugget yang ada di pasaran biasanya berupa nugget ayam,
daging sapi, dan ikan, namun umumnya nugget ayam populer dikalangan
masyarakat. Daging ayam memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang
tinggi,sehingga bagi penderita hipertensi perlu membatasi konsumsinya. Daging
ayam memiliki kadar kolesterol yang hampir sama dengan kambing, ataupun sapi.
Kandungan kolesterol tertinggi dalam daging ayam terdapat di bagian dada
(breast). Salah satu upaya untuk  mengatasinya adalah dengan memanfaatkan
sumber pangan nabati (Mahmud dkk., 2008).

Nugget Nabati merupakan suatu bentuk produk olahan dari nabati (sayur-
sayuran/tumbuh-tumbuhan) dengan proses pengukusan, penghalusan, adanya
penambahan atau pencampuran bumbu, bahan pengikat melalui pemanasan dan
pembekuan atau nugget nabati dibuat dari hasil pertanian giling yang diberi
bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu,
dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti
(breading). Nugget digoreng setengah matang dan dibekukan untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget merupakan salah satu
bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah mengalami
pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk
beku siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada
suhu 150º C. Dalam membuat nugget diperlukan bahan yang mengandung
karbohidrat sebagai bahan pengikat agar bahan satu sama lain saling terikat dalam
satu adonan yang berguna untuk memperbaiki tekstur. Nugget mengandung zat-
zat gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak, tapi tidak mengandung serat.

3
Kebutuhan akan serat dalam makanan perlu bagi manusia karena serat sanggup
mencegah penyakit, seperti kanker usus besar (colon cancer), luka serta benjolan
dalam usus besar (diverticulitis), serta dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Salah satu bahan makanan yang banyak mengandung serat adalah sayuran.
Bahan pengikat yang sering digunakan adalah berbagai jenis tepung yang
mengandung karbohidrat, salah satunya adalah tepung terigu. Tepung terigu
merupakan tepung/bubuk halus berbahan dasar gandum (Triticum spp) yang kaya
akan karbohidrat  (Tanikawa, 2001). Aroma nugget dipengaruhi oleh penambahan
bumbu dan penyedap rasa seperti lada dan bawang putih, penggunaan bahan lain
seperti susu skim, tepung roti dan bumbu-bumbu yang memiliki aroma khas
masing-masing (Chen dkk.2009)

Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Tempe


merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa bahan lain yang
diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi
tempe”.Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian
menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna. Tempe sebagai makanan
dengan nilai kandungan gizi yang tinggi tempe terus dilakukan dan dari penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang berguna bagi
tubuh seperti asam lemak. viamin, mineral, dan antioksidan (Nababan dkk.,
2012). Astuti (2009) mengatakan terbentuknya aroma dan rasa yang khas pada
tempe disebabkan degradasi komponen-komponen dalam tempe selama
berlangsungnya proses fermentasi.

Nugget tempe adalah suatu bentuk produk olahan dari bahan dasar tempe
dan diberi bumbu-bumbu serta dicampur dengan bahan pengikat kemudian
dicetak menjadi bentuk tertentu. Selanjutnya dilumuri dengan tepung roti,
digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutu selama
penyimpanan dan pembuatan tekstur.

Pembuatan Nugget Nabati

Proses pembuatan nugget mencakup delapan tahap, yaitu penimbangan


bahan, penggilingan, pencampuran bahan, pencetakan, pengukusan, pelapisan
perekat dan pelumuran tepung roti (pemaniran), penggorengan awal (pre-frying)

4
dan pembekuan (Winarno, 1997). Tahapan pembuatan nugget adalah sebagai
berikut :

a. Penimbangan bahan

Penimbangan bahan merupakan kegiatan menimbang semua bahan sesuai


dengan formula yang ditentukan. Semua bahan harus ditimbang dengan benar
agar tidak terjadi keslahan dalam pembuatan nugget.

b. Penggilingan

Penggilingan daging diusahakan pada suhu di bawah 15ºC, yaitu dengan


menambahkan es pada saat penggilingan daging (Tatono, 1994). Pendinginan
ini bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas.
Penggilingan jenis pangan sumber protein dilakukan berfungsi untuk
menghaluskan jenis pangan sumber protein agar mudah tercampur dalam
adonan.

c.  Pencampuran bahan

Pencampuran semua bahan dalam pembuatan nugget meliputi jenis pangan


sumber protein, tepung tapioka, telur, bawang bombay, bawang putih, garam,
lada dan pala dilakukan dengan cara diaduk-aduk hingga adonan tercampur
rata atau homogen.

d.  Pencetakan

Pencetakan dalam pembuatan nugget dilakukan dengan membungkus


adonan menggunakan plastik dan membentuknya menjadi bulat panjang
dengan diameter 2 cm dan mengikat kedua ujungnya menggunakan tali atau
mencetaknya dalam loyang kotak lalu dibentuk dengan aneka jenis bentuk
cetakan nugget.

e.  Pengukusan

5
Pengukusan menyebabkan terjadinya pengembangan granula– granula pati
yang disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa pengembangan
granula pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan
semula (Winarno, 1997). Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati
akan menyerap air yang memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatan–
ikatan struktur heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan
akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut
hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu
matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997). Pengukusan
dilakukan dengan waktu 30 menit dengan maksud agar adonan menjadi padat
sehingga mudah dipotong.

f.  Pemaniran

Pemaniran merupakan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan


nugget yang mempunyai dua tahapan yaitu pencelupan adonan nugget yang
sudah dipotong pada putih telur dan pelumuran tepung roti. Tahapan yang
pertama merupakan pencelupan nugget yang sudah dipotong pada putih telur
dengan tujuan agar tepung roti dapat menempel pada nugget. Pelumuran
tepung roti menjadi tahapan yang kedua dan merupakan bagian yang paling
penting dalam proses pembuatan produk pangan beku dan industri pangan yang
lain. Pelumuran tepung roti dapat membuat produk menjadi renyah, enak dan
lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan
proses pemaniran. Tepung roti yang digunakan sebaiknya tidak tengik,
wadahnya masih dalam keadaan baik, memiliki bau khas tepung, dan waktu
kadaluarsanya masih lama (Yuyun, 2007 : 7).

g. Penggorengan

Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang


dengan menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang
digoreng mempunyai permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang
muncul disebabkan karena reaksi pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986).
Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino, dan amin dengan gula

6
aldehida dan keton, yang merupakan penyebab terjadinya pencoklatan selama
pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan pangan
berprotein (Bintoro, 2008).

Penggorengan awal (pre-frying) adalah langkah yang terpenting dalam


proses aplikasi pemaniran. Tujuan penggorengan awal adalah untuk
menempelkan perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut
dengan pembekuan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen.
Penggorengan awal akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak
pada produk setelah digoreng, memberikan penampakan goreng pada produk
serta berkontribusi terhadap rasa produk (Fellow, 2000). Penggorengan awal
dilakukan dengan menggunakan minyak mendidih (180-195°C) sampai
setengah matang. Suhu penggorengan jika terlalu rendah, pelapis produk
menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi, pelapis produk akan berwarna
gelap dan gosong. Waktu untuk penggorengan awal adalah sekitar 30 detik.
Penggorengan awal dilakukan karena penggorengan pada produk akhir hanya
berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan ukuran produk
(Tanoto, 1994).

h.  Pembekuan

Agar tahan lama produk nugget disimpan pada suhu beku. Produk nugget
apabila dikonsumsi dapat langsung digoreng.

B. Materi Praktikum
a. Riset pasar
 Dari 51 responden, berdasarkan usia ada 49 responden berumur 16-25
tahun, 2 responden berumur 26-35tahun
 Dari 51 responden, berdasarkan jenis kelamin ada 47 responden
perempuan dan 4 responden laki-laki
 Dari 51 responden, berdasarkan suka atau tidak suka dengan makanan
cepat saji, 47 responden menyukai makanan cepat saji, dan 4
responden tidak menyukainya

7
 Dari 51 responden, berdasarkan suka atau tidak suka dengan nuget, 50
responden menyukai nuget, dan 1 responden tidak menyukainya
 Dari 51 responden, berdasarkan minat mengkonsumsi nugget tempe
atau tidak, 49 responden berminat mengkonsumsinya, dan 4
responden tidak berminat
 Dari 51 responden yang di berikan pertanyaan tentang penting atau
tidaknya protein bagi tubuh, serta apakah protein dapat didapatkan
dari prodak nugget tempe, 46 responeden menjawab protein itu sangat
penting bagi tubuh dan salah satu sumber protein nabati teradapat
dalam nugget tempe, dan 5 responden menjawab protein itu sangat
penting bagi tubuh namun protein nabati tidak teradapat dalam nugget
tempe
 Dari 51 responden yang di berikan pertanyaan apakah responden
mengetahui nugget tempe dapat membantu proses metabolisme, 31
responden menjaab ya dan 20 responden menjawab tidak
 Dari 51 responden yang diberikan pertanyaan tentang teknik
marketing apa yang cocok untuk proses promosi, 31 responden
menjawab promosi dengan sosial media, 12 responden memilih media
cetak, 19 responden memilih mempromosikan secara langsung dan 30
responden memilih untuk mencoba semua teknik marketing (sosial
media, media cetak, dan mempromosikan secara langsung)
 Dari 51 responden yang diberikan pertanyaan tentang sasaran
konsumen yang cocok untunk membeli produk, 14 responden
menjawab anak kecil, 17 responden menjawab anak muda, 10
responden menjawab orang dewasa dan 43 responden menjawab
semua kalangan suka
 Dari 51 rsponden yang diberikan pertanyaan tentang setuju atau
tidaknya prodak diberi pengawet, 29 responden menjawab setuju
dengan catatan pengawet yang digunakan aman dan 22 responden
menjawab tidak
 Dari 51 responden yang diberi pertanyaan tentang kemasan apa yang
cocok untuk digunakan oleh produk, 18 responden memilih box

8
plastik, 10 responden memilih plastik ziplook , dan 23 responden
memilih penggunaan plastic vacum.
b. Memilih usaha dan mengembangkan produk
Usaha yang akan kami kembangkan yaitu "nuttegi" nugget tempe
bergizi. Pemilihan usaha ini karena pada dasarnya disekitar lingkungan
sudah banyak olahan tempe yang hanya itu-itu saja. Maka dari itu kami
memutuskan untuk mengembangkan produk yang terbuat dari tempe yaitu
nuttegi.
Alat dan Bahan untuk membuat sediaan nugget tempe bergizi adalah
sebagai berikut :

Alat : Bahan :
- Pisau + talenan - Tempe
- Baskom - Tepung terigu
- Blender - Tepung panir
- Centong - Seledri
- Panci + sarangan - Wortel
- Kompor + gas - Telur
- Kemasan - Bawang putih
- Penyedap rasa
Prosedur kerja untuk membuat sediaan nugget tempe bergizi adalah
sebagai berikut :

 Potong dadu tempe, kemudian masukkan ke dalam panci dan


dikukus selama +- 20 menit sampai tempe matang. (Campuran 1)
 Potong kecil-kecil wortel dan tumbuk atau blender seledri sebagai
pewarna hijau (campuran 2)
 Tumbuk halus bawang putih dan bumbu lain

9
 Masukkan kukusan tempe ke dalam baskom kemudian ditambahkan
dengan tepung terigu dan telur. Aduk sampai merata (campuran 3)
 Masukkan campuran 2 kedalan campuran 3 dan tambahkan penyedap
rasa. Aduk sampai tercampur merata
 Ratakan adonan diatas nampan yang sudah diolesi menggunakan
mentega
 Kukus adonan selama +- 15 menit
 Potong-potong adonan sesuai selera dan lumuri menggunakan tepung
panir
 Masukkan adonan yang sudah jadi ke dalam kemasan mika dan beri
label.
 Produk yang sudah jadi alangkah baiknya disimpan dalam lemari
pendingin supaya produk lebih awet atau tahan lama dan tidak
mudah ditumbuhi jamur.

Produk yang baik adalah produk yang kualitas terjaga dari sejak dibuat
hingga sampai di tangan konsumen. Menurut Kottler dan Amstrong (2012)
Kemasan adalah salah satu kunci dalam menjaga kualitas produk, yaitu:
“packaging involves designing and producing the container or wrapper for
a product” (kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi
untuk melindungi produk)
c. Menetapkan Rencana Produksi

Rencana produk yang akan kami produksi pada praktikum kali ini
adalah "nuttegi" nugget tempe bergizi yang baik bagi kesehatan tubuh.
Selain itu juga dapat mengurangi mengkonsumsi daging. Dalam produk
kami juga mengkombinasikan wortel dan daun seledri. Karena wortel
memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mungkin saja
banyak orang yang tidak punya uang untuk membeli daging maka Nuttegi
merupakan olahan yang tepat sebagai pengganti.

a) Pengembangan Produk
 Bahan Langsung

10
No Jeis Bahan Jumlah Harga Jumlah Sumber
kebutuhan satuan biaya pasokan
(unit) (Rp/unit)
1 Tempe 15 Rp. 1.000 Rp. 15.000 Produsen
tempe
2. Tepung terigu 2 kg Rp. 7.500 Rp. 15.000 Pasar
tradisional
3. Tepung panir 1 bungkus Rp. 5.500 Rp. 5.500 Pasar
tradisional
5. Wortel 1/4 kg Rp. 10.000 Rp. 2.500 Pasar
tradisional
6. Seledri 1 iket Rp. 2.000 Rp. 2.000 Pasar
tradisional
7. Telur 1/4 kg Rp. 18.000 Rp. 4.500 Pasar
tradisional
8. Bawang putih 1/4 kg Rp. 22.000 Rp. 5.500 Pasar
tradisional
9. Kemasan + 1 pack RP. 13.000 Rp. 13.000 Pasar
logo tradisional
 Bahan Tak Langsung

No. Jenis Bahan Jumlah Harga satuan Jumlah Sumber pasokan


kebutuhan (Rp/unit) biaya
(unit)
1. Pisau 2 unit Rp. 3.000 Rp. 6.000 Pasar tradisional
2. Talenan 1 unit Rp. 5.500 Rp. 5.500 Pasar tradisional
3. Baskom 1 unit Rp. 7.000 Rp. 7.000 Pasar tradisional
4. Blende atau 1 unit - - Milik pribadi
penggilingan
5. Kompor dan gas 1 unit - - Milik pribadi
elpigi
6. Kemasan 1 pak Rp. 13.000 Rp. 13.000 Pasar tradisional

11
Keterangan tabel biaya dan sumber pemasok bahan:

Bahan-bahan yang akan digunakan pada pembuatan produk herbal kami


yaitu tempe, tepung terigu, tepung panir, wortel, seledri, mentega, telur,
bawang putih, penyedap rasa.

Untuk sumber bahan yang akan digunakan, kami membeli bahan yang
tersedia dipasar terdekat. Karena untuk meminimalisir pengeluaran biaya
yang akan digunakan dan supaya bisa melihat secara langsung keadaan
kondisi bahan tersebut. Selain itu, kita bisa memilih bahan-bahan yang
berkualitas tinggi (seperti tidak busuk, tidak berjamur, tidak lembab, dll).

Total keseluruhan biaya yang kami gunakan mulai dari biaya bahan
langsung (yaitu seperti bahan-bahan yang akan digunakan) dan tidak
langsung (seperti tenaga kerja dan semua kebutuhan pada proses produksi)
yaitu sejumlah Rp.93.500.

Pemilihan lokasi untuk penjualan produk kami akan kami sesuaikan


dengan usaha kami yaitu Home Made. Apabila usaha kami sudah
berkembang pemilihan lokasi akan kami tempatkan ditempat yang
strategis dan mudah dijangkau. Supaya kami mendapat pemasukan lebih
banyak dari sebelumnya.
No Tahapan Proses Jumlah Keterangan
Kegiatan Tenaga
Kerja

1 Kualifikasi 1 orang Pengalaman -

12
Tenaga Kerja

2 Proses 1 orang Keahlian dan -


Pembuatan keadaan fisik
Nugeti

3 Pengemasan 1 orang Keahlian dan -


kecekatan dalam
pengemasan

4 Promosi Produk 1 orang Penampilan dan -


Bakat

Semua proses kegiatan pada pembutan produk “NUGUTI” membutuhkan


tenaga kerja. Seperti pada tabel, untuk pembelian bahan-bahan sampai dengan
promosi produk masin-masing hanya membutuhkan 1 orang tenaga kerja
karena, produk yang kami buat belum terlalu banyak dan belum
membutuhkan banyak tenaga kerja.

b) Tenaga Manusia dan Sumber daya Manusia


Susunan Tenaga Manusia dan Sumber Daya Manusia Perusahaan kami,
yaitu:
Direktur utama : Ade Fia Arianti
Bagian SDM : Agustian Hermansyah
Bagian produksi : Nia Safinda
Bagian keuangan : Dani Riszki Amanda
c) Menetapkan Rencana Pasar
Perencanaan pemasaran produk "nuttegi" yang akan kami produksi
rencananha akan dipasarkan melalui media sosial seperti, Whatsapp,
Instagram dsb. Selain melalui media sosial, kemungkinan kami juga
akan menjualnya secara face to face atau secara tatap muka. Guna untuk
memberikan informasi lebih lengkap tentang produk yang kami
produksi.
Untuk kisaran harga yang kami berikan pada produk ini seharga
Rp.7.000/box dengan isi 8 buah nugget. Expired Date untuk produk

13
nugget yang kami buat dapat bertahan selama 2 minggu asalkan
disimpan dalam lemari pendingin.
d. Proses Produksi Nuget Tempe
Proses produksi melalui beberapa tahapan yang merupakan
aktifitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang
membuat produk, tahapan-tahapan ini disebut tahapan produksi.
Tahapan-tahapan produksi yang tersusun secara teratur disebut aliran
produksi.
Alat dan Bahan untuk membuat sediaan nugget tempe bergizi
adalah sebagai berikut :

Alat : Bahan :
- Pisau + talenan - Tempe
- Baskom - Tepung terigu
- Blender - Tepung panir
- Centong - Seledri
- Panci + sarangan - Wortel
- Kompor + gas - Telur
- Kemasan - Bawang putih
- Penyedap rasa
Prosedur kerja untuk membuat sediaan nugget tempe bergizi adalah
sebagai berikut :

 Potong dadu tempe, kemudian masukkan ke dalam panci dan


dikukus selama +- 20 menit sampai tempe matang. (Campuran 1)
 Potong kecil-kecil wortel dan tumbuk atau blender seledri sebagai
pewarna hijau (campuran 2)
 Tumbuk halus bawang putih dan bumbu lain
 Masukkan kukusan tempe ke dalam baskom kemudian ditambahkan
dengan tepung terigu dan telur. Aduk sampai merata (campuran 3)
 Masukkan campuran 2 kedalan campuran 3 dan tambahkan penyedap
rasa. Aduk sampai tercampur merata

14
 Ratakan adonan diatas nampan yang sudah diolesi menggunakan
mentega
 Kukus adonan selama +- 15 menit
 Potong-potong adonan sesuai selera dan lumuri menggunakan tepung
panir
 Masukkan adonan yang sudah jadi ke dalam kemasan mika dan beri
label.
 Produk yang sudah jadi alangkah baiknya disimpan dalam lemari
pendingin supaya produk lebih awet atau tahan lama dan tidak
mudah ditumbuhi jamur.

e. Penjualan Online

Jeis Bahan Jumlah Harga Jumlah


kebutuhan satuan biaya
(unit) (Rp/unit)
Tempe 15 Rp. 1.000 Rp. 15.000
Tepung terigu 2 kg Rp. 7.500 Rp. 15.000
Tepung panir 1 bungkus Rp. 5.500 Rp. 5.500
Wortel 1/4 kg Rp. 10.000 Rp. 2.500
Seledri 1 iket Rp. 2.000 Rp. 2.000
Telur 1/4 kg Rp. 18.000 Rp. 4.500
Bawang putih 1/4 kg Rp. 22.000 Rp. 5.500
Kemasan + 1 pack Rp. 13.000 Rp. 13.000
Logo
Jumlah Modal Produksi Rp. 63.000
Terjual 8 Bungkus Rp. 56.000

f. Evaluasi
1. Evaluasi Riset Pasar
Dengan riset pasar dapat diketahui pula siapa saja yang
membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan, dimana produk atau

15
jasa tersebut di butuhkan dan kualitas produk seperti apa yang
dibutuhkan para konsumen. Dan dapat juga diketahui seberapa besar
permintaan dan potensi permintaan kapan permintaan tersebut
memuncak dan kapan permintaan tersebut menurun dari konsumen.
Dilakukan riset pemasaran tentang minat/pengetahuan konsumen
mengenai produk Nuget tempe yang merupakan salah satu produk
olahan tempe yang sangat bermanfaat bagi kesehatan salah satunya.
Instrument yang digunakan dalam riset pemasaran ini adalah
menggunakan kuesioner, dimana dalam kuisioner tersebut terdapat
beberapa pertanyaan yang disebarkan kepada responden melalui
media elektronik/internet. Dalam riset pasar dari kuisioner yang
kelompok kami peroleh terdapat 51 responden yang menaggapi riset
pemasaranra produk Nuget Tempe
2. Evaluasi Evaluasi proses produksi Nutegi
Alat : pisau, talenan, baskom, blende atau penggilingan, kompor
dan gas elpigi
Bahan : tepung terigu, tepung panir, penyedap rasa, tempe, wortel,
seledri, telur
Prosedur produksi nutegi meliputi :
1. Potong dadu tempe, kukus selama kurang lebih 20 menit,
sebagai campuran 1.
2. Potong wortel dan tumbuk seledri dan ambil sari seledri
sebagai pewarna hijau makanan.
3. Tumbuk halus bawang putih bersama bumbu lain.
4. Hancurkan tempe. Masukan kedalam baskom dan tambahkan
tepung terigu, telur, dan penyedap rasa.
5. Ratakan adonan diatas cetakan/loyang yang sudah diolesi
mentega.
6. Kukus kurang lebihnya selama 15 menit.
7. Potong adonan sesuai selera untuk dilumuri tepung panir
8. Produk telah jadi. Penyimpanan yang baik di dalam lemari
pendingin agar awet dan tidak ditumbuhi jamur.

16
3. Evaluasi penjualan online Nutegi
Produk nutegi kami promosikan menggunakan WA dengan
harga Rp. 7.000/pack berisi 8 potong nuget. Komposisi nutegi ini
terdiri dari tempe dengan kualitas yang baik, wortel dan seledri
yang segar, penyedap rasa, tepung terigu dan tepung panir. Tempe
memiliki banyak manfaatnya seperti gizi protein dan probiotik
dan lainnya. Penjualan dilakukan dengan sistem pre order kepada
pembeli.

4. Evaluasi Menetapkan Rencana Produksi


Biaya keseluruhan pada proses produksi kami yaitu sebesar
Rp 80.500, biaya tersebut sudah meliputi biaya bahan langsung
dan biaya bahan tidak langsung. Tenaga kerja yang kami
butuhkan pada proses pembuatan produk sampai dengan
pemasaran atau promosi yaitu 1 orang setiap kegiatan karena
produk yang kami buat belum terlalu banyak. Harga produk yang
kami buat yaitu sebesar Rp 7.000/box dengan isi 8 potong nugget.
Pada satu kali produksi kami menghasilkan 160 potong nugget,
sehingga dari kami memperhitungkan harga jualnya yaitu jika
Rp.7.000/8 potong maka 160:8 mendapatkan sekitar 20 bungkus.
Sehingga 20 x Rp. 7.000 = Rp. 140.000. Terlihat cukup banyak
laba yang didapat,akan tetapi pada modal awal belum terhitung
untuk pembeliam gas elpigi karena menggunakan milik pribadi
yang dirumah terlebih dahulu, selain itu juga buat ongkos kesana
kemari
5. Evaluasi keseluruhan

17
- Lebih menggencarkan promosi pada ibu dan anak-anak untuk
memberikan informasi yang spesifik mengenai gizi didalam
nutegi.
- Promosi melalui media sosial lebih luas, bukan hanya WA saja.
- Memberi informasi kepada pembeli bahwa nutegi menjadi
asupan protein alternatif anak.

Analisa SWOT

- Strenghts (Kekuatan) : Cara membuat produk yang mudah, bahan-


bahan mudah diperoleh di sekitar
- Weaknesses (Kelemahan) : Kurang promosi melalui media sosial
instagram, kurangnya sasaran kepada konsumen diatas 25 tahun, harga
sedikit lebih mahal
- Opportunites (Kesempatan) : kebutuhan akan produk kesehatan
sebagai pendamping/penunjang pengobatan utama
- Threats (Ancaman) : produk bisa saja kadaluarsa, banyak kompetitor
baru.

18
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang memilih usaha dan pengembangan
produk. Kelompok kami sepakat membuka usaha dan mengembangankan
produk berupa nuget dari tempe dalam bentuk sediaan frozen food. Kami
menamainya dengan nama NUTtEGI yang artinya nuget tempe bergizi. Untuk
sediaannya diberikan tiap wadah berisi 8 potong.
Makanan ini biasanya dikonsumsi oleh anak-anak maupun dewasa. Harga
perwadah yang dipromosikan sebesar Rp. 7.000 dan untuk pemasaran
menggunakan sosial media mengingat sekarang teknologi sudah canggih serta
bisa juga dengan penjualan secara langsung.
Sebelum melakukan poduksi kami melakukan survei pasar terlebih dahulu,
adapun suervei yang dilakakukan sebagai berikut :
 Dari 51 responden, berdasarkan usia ada 49 responden berumur 16-25
tahun, 2 responden berumur 26-35tahun
 Dari 51 responden, berdasarkan jenis kelamin ada 47 responden
perempuan dan 4 responden laki-laki
 Dari 51 responden, berdasarkan suka atau tidak suka dengan makanan
cepat saji, 47 responden menyukai makanan cepat saji, dan 4
responden tidak menyukainya
 Dari 51 responden, berdasarkan suka atau tidak suka dengan nuget, 50
responden menyukai nuget, dan 1 responden tidak menyukainya

19
 Dari 51 responden, berdasarkan minat mengkonsumsi nugget tempe
atau tidak, 49 responden berminat mengkonsumsinya, dan 4
responden tidak berminat
 Dari 51 responden yang di berikan pertanyaan tentang penting atau
tidaknya protein bagi tubuh, serta apakah protein dapat didapatkan
dari prodak nugget tempe, 46 responeden menjawab protein itu sangat
penting bagi tubuh dan salah satu sumber protein nabati teradapat
dalam nugget tempe, dan 5 responden menjawab protein itu sangat
penting bagi tubuh namun protein nabati tidak teradapat dalam nugget
tempe
 Dari 51 responden yang di berikan pertanyaan apakah responden
mengetahui nugget tempe dapat membantu proses metabolisme, 31
responden menjaab ya dan 20 responden menjawab tidak
 Dari 51 responden yang diberikan pertanyaan tentang teknik
marketing apa yang cocok untuk proses promosi, 31 responden
menjawab promosi dengan sosial media, 12 responden memilih media
cetak, 19 responden memilih mempromosikan secara langsung dan 30
responden memilih untuk mencoba semua teknik marketing (sosial
media, media cetak, dan mempromosikan secara langsung)
 Dari 51 responden yang diberikan pertanyaan tentang sasaran
konsumen yang cocok untunk membeli produk, 14 responden
menjawab anak kecil, 17 responden menjawab anak muda, 10
responden menjawab orang dewasa dan 43 responden menjawab
semua kalangan suka
 Dari 51 rsponden yang diberikan pertanyaan tentang setuju atau
tidaknya prodak diberi pengawet, 29 responden menjawab setuju
dengan catatan pengawet yang digunakan aman dan 22 responden
menjawab tidak
 Dari 51 responden yang diberi pertanyaan tentang kemasan apa yang
cocok untuk digunakan oleh produk, 18 responden memilih box
plastik, 10 responden memilih plastik ziplook , dan 23 responden
memilih penggunaan plastic vacum.

20
Dari hasil suveri, responden terdiri dari kalangan anak muda dengan
rentan usia 16-25 taun dengan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan.
Dengan rata-rata jawaban mendukung atas terceptinya produksi nugget tempe
ini, hal ini bisa dilihat dari antusiasisme para responden tertarik mengkonsumsi
nugget tempe.

Pada praktikum kali ini, kami melakukan penjualan online produk nutegi.
Penjualan online adalah melakukan aktifitas penjualan darimencari calon
pembeli sampai menawarkan produk atau barang dengan memanfaatkan
jaringaninternet yang didukung dengan seperangkat alat elektronik sebagai
penghubung dengan jaringan internet.
Produk nutegi yang kami produksi memiliki komposisi tempe, wortel, seledri,
telur, tepung dan penyedap rasa. Bahan baku tempe yang kami gunakan
memiliki kualitas baik selain itu juga memiliki manfaat didalamnya. Karena itu,
kami membuat produk yang berkhasiat sebagai alternatif protein dari yang
biasanya nuget terbuat dari daging ayam ataupun sapi.
Penjualan nutegi kami buka dengan sistem pre-order. Kami mempromosikan
di sosial media WA untuk menarik minat para pembeli, setelah itu kami
membuatkan produk yang akan dijual kepada pembeli sesuai yang dipesankan
sekaligus memberikan kuisioner untuk mengevaluasi produk yang kami buat.
Mulai dari tampilan dan soal rasa.
Produk yang kami buat dikombinasikan dengan sayuran wortel dan seledri
sebagai pewarna hijau alami yang dituangkan kedalam adonan supaya produk
tidak terlihat pucat. Alasan lainnya adalah kebanyakan anak-anak tidak
menyukai sayuran. Nah dari sini kami berinovasi untuk menambahkan sayuran
kedalam produk kami.

a. Pengembangan produk

Alat yang digunakan untuk proses produksi : pisau, blender/ alat


penghancur lain, loyang, set alat pengukus.

Bahan yang digunakan : tempe, wortel, seledri, telur, tepung terigu dan
panir, serta kemasan.

21
No Jeis Bahan Jumlah Harga Jumlah Sumber
kebutuhan satuan biaya pasokan
(unit) (Rp/unit)
BAHAN LANGSUNG

1 Tempe 15 Rp. 1.000 Rp. 15.000 Produsen


tempe
2. Tepung terigu 2 kg Rp. 7.500 Rp. 15.000 Pasar
tradisional
3. Tepung panir 1 bungkus Rp. 5.500 Rp. 5.500 Pasar
tradisional
5. Wortel 1/4 kg Rp. 10.000 Rp. 2.500 Pasar
tradisional
6. Seledri 1 iket Rp. 2.000 Rp. 2.000 Pasar
tradisional
7. Telur 1/4 kg Rp. 18.000 Rp. 4.500 Pasar
tradisional
8. Bawang putih 1/4 kg Rp. 22.000 Rp. 5.500 Pasar
tradisional
9. Kemasan + 1 Pack Rp. 13.000 Rp. 13.000
Logo
SUBTOTAL BAHAN Rp. 63.000

BAHAN TIDAK LANGSUNG

Tenaga kerja Rp. 20.000 Rumahan

TOTAL BIAYA PENGADAAN Rp 83.000,-

Keterangan tabel biaya dan sumber pemasok bahan:

- Bahan-bahan yang akan digunakan pada pembuatan produk kami yaitu :


Tempe, tepung panir, wortel, seledri, telur, bawang putih (penyedap). Untuk
sumber pemasok akan digunakan, kami menggunakan/membeli bahan yang
tersedia dipasar terdekat. Karena untuk meminimalisir pengeluaran biaya

22
yang akan digunakan dan supaya bisa melihat secara langsung keadaan
kondisi bahan tersebut. Selain itu, kita bisa memilih bahan-bahan yang
berkualitas tinggi (seperti tidak busuk, tidak berjamur, tidak lembab, dll)
- Total keseluruhan biaya yang kami gunakan mulai dari biaya bahan langsung
(yaitu seperti bahan-bahan yang akan digunakan) dan tidak langsung (seperti
tenaga kerja dan semua kebutuhan pada produksi yaitu sebesar Rp 83.000.
Pemilihan lokasi untuk penjualan produk kami akan kamisesuaikan dengan
usaha kami yaitu Home Made. Apabila usaha kami sudah berkembang pemilihan
lokasi akan kami tempatkan ditempat yang strategis dan mudah
dijangkau.Supaya kami mendapat pemasukan lebih banyak dari sebelumnya.
No Tahapan Proses Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja Kualifikasi Tenaga Kerja

1 Pembelian Bahan Bahan 1 orang Pengalaman

2 Proses Pembuatan nutegi 1 orang Keahlian dan keadaan fisik

3 Pengemasan 1 orang Keahlian dan kecekatan


dalam pengemasan
4 Promosi produk 1 orang Penampilan dan bakat

Semua proses kegiatan pada pembutan produk “NUTEGI” membutuhkan


tenaga kerja. Seperti pada tabel, untuk pembelian bahan-bahan sampai dengan
promosi produk masin-masing hanya membutuhkan 1 orang tenaga kerja
karena, produk yang kami buat belum terlalu banyak dan belum membutuhkan
banyak tenaga kerja.

b. Tenaga Manusia dan Sumber daya Manusia


Susunan Tenaga Manusia dan Sumber Daya Manusia Perusahaan kami,
yaitu:
- Direktur utama : Ade Fia Arianti
- Bagian SDM : Agustian Hermansyah
- Bagian Produksi : Dani Riszki Amanda
- Bagian Keuangan : Nia Safinda

23
c. Menetapkan Rencana Pasar
Perencanaan pemasaran produk Nutegi yang akan kami produksi
akan dipasarkan melalui media sosial seperti, Whatsapp, Instagram dsb.
Selain melalui media sosial, kemungkinan kami juga akan menjualnya
secara face to face atau secara tatap muka. Guna untuk memberikan
informasi lebih lengkap tentang produk yang kami produksi. Untuk
kisaran harga yang akan kami berikan pada produk ini seharga Rp.
7.000/box dengan isi 8 potong nuget. Expired Date untuk produk Nutegi
yaitu selama 2 minggu. Sasaran produk yang kami buat yaitu untuk
semua umur terutama anak-anak.
Pada produksi “NUTEGI” kami menggunakan biaya produksi. Jumlah
biaya produksi yang kami gunakan pada proses produksi kami, yaitu
sebesar Rp 63.000. Biaya yang tertera berupa modal secara material, dan
kami mengalami kerugian sebesar Rp 7.000, apabila dihitung dengan
non-material seperti biaya karyawan kami mengalami kerugiaan sebesar
Rp 27.000

Tempe Rp. 15.000

Tepung terigu Rp. 15.000

Tepung panir Rp. 5.500

Wortel Rp. 2.500

Seledri Rp. 2.000

Telur Rp. 4.500

Bawang putih Rp. 5.500

Cetak logo Rp. 10.000

Kemasan (plastik mika) Rp. 3000

Total Rp 63.000

Modal Keseluruhan + Tenaga Kerja Rp 63.000 + Rp 20.000 = Rp

24
83.000

Terjual 8 Pack Nutegi Rp 56.000

Kerugian Rp 27.000

BAB 1V
KESIMPULAN
 Biaya keseluruhan pada proses produksi dari produk herbal kami semula
yaitu sebesar Rp 93.500 berubah menjadi Rp. 63.000, biaya tersebut sudah
meliputi biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung. Tenaga
kerja yang kami butuhkan pada proses pembuatan produk sampai dengan
pemasaran atau promosi yaitu 1 orang setiap kegiatan karena produk yang
kami buat belum terlalu banyak. Harga produk yang kami buat yaitu
sebesar Rp 7.000/box dengan isi 8 Nuget tempe.
 Penjualan online adalah melakukan aktifitas penjualan dari mencari calon
pembeli sampai menawarkan produk atau barang dengan memanfaatkan
jaringan internet yang didukung dengan seperangkat alat elektronik
sebagai penghubung dengan jaringan internet.
 Harga 1 pack rojahe tea berisi 8 kantung teh yaitu Rp.7.000
 NUGETTIdipromosik an melalui WA yang selanjutnya akan melalui
IG,Facebook,Twitter dengan sistem pre-order lalu COD (untuk jarak yang
dekat)
 Dalam produksi kali ini mengalami kerugian modal Rp. 7000 dan kerugian
secara keseluruhan apabila dihitung dengan tenaga kerja menjadi Rp.
27.000

25
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, N. P. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai Yang Dibungkus
Plastik, Daun Pisang dan Daun Jati. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Bintoro V. P. Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk.


Universitas Diponegoro. Semarang

De, Mann. 2009. Principle of Food Chemistry. The Avi Pub. Co. In Westport
Connecticut.

Mahmud, Mien K., Hermana, N. A. Zulfianto, R. R. Apriyantono,


S.Ngadiarti, B. Hartati,Bernadus, Tinexcelly. 2008. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia. Kompas Gramedia. Jakarta

Nababan, Fera Erika, dkk. 2012. Uji Daya Terima Tempe Biji Kecipir Beras
Merah Dan Kandungan Gizinya. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU. Medan

Novi, Heridiansyah, dkk. 2014. Pengaruh Jenis Tempe dan Bahan Pengikat
Terhadap Karakteristik Nugget Tempe. Jurnal. Program Studi Teknologi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Unived. Tanikawa, 2001. Fermented
Foods. J. Food Tech. 26:12-16.

Tatono, E. 1994. Pengolahan Fish Nugget Dari Ikan Tenggiri


(Scromberomorus commersoni). Skripsi. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

26
Yuyun, Alamsyah. 2011. Nugget. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

27
Lampiran-Lampiran

Logo dan kemsan yang digunakan untuk produk

Data Hasil Riset Pasar

28
Hasil kepuasaan pelanggan

(jumlah ada 8 pembeli namun ada yang mengisi link 2x)

29

Anda mungkin juga menyukai