Penyusun :
Tim Pengampu Praktikum Biokimia
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
DESAIN PENILAIAN
Alokasi Penilaian :
No Aspek Penilaian Bobot
1 Unjuk Kerja
a. Pre Analisis
Alat Pelindung Diri (APD) 10%
b. Analisis
Ketepatan kerja 15%
Hasil 10%
Ketepatan waktu 5%
2 Laporan
Kualitas Laporan 15%
Ketepatan mengumpulkan 5%
3 Tes Tertulis 30%
4 Sikap
Perhatian 5%
Ketertiban 5%
Total 100
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Standar Penilaian
Rentang Nilai Nilai (dalam skala 5)
Skor (skala 100) HURUF ANGKA ARTI
80-100 A 4 Sangat Baik
70-79 B 3 Baik
60-69 C 2 Cukup
40-59 D 1 Kurang
0-39 E 0 Gagal
Laporan
1. Laporan sementara dibuat dalam bentuk buku tulis bersampul yang
sama dalam satu kelompok dan tercantum nama dan nim pada sampul
buku.
2. Laporan sementara diisi dengan format : judul percobaan, prosedur
dan hasil pengamatan
3. Laporan resmi dibuat dikertas folio ditulis tangan
4. Laporan resmi dibuat sesuai format dan harus berisi : Judul, prosedur
percobaan, hasil pengamatan, reaksi kimia, kesimpulan, pembahasan
dan daftar pustaka yang digunakan.
5. Laporan resmi harus diserahkan sekurang-kurangnya satu minggi
setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf dari asisten
yang menerima laporan tersebut. Jika dalam dua minggu belum
memberikan laporan percobaan, maka nilai laporan resmi dari
mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan 0
Lain-lain
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
MODUL 1
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Pendahuluan
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai dialam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccarosa = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C 6H12O6.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cadangan makanan atau energy yang disimpan dalam
sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain
sebagai penyususn struktur dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat
yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang dan biji sebagai pati (Amylum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan
hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak dan sebagian
besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen.
Secara umum untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu
bahan makanan atau dalam suatu contoh (zat uji), dapat dilakukan uji
molish, untuk mengetahui adanya gula pereduksi dapat ditentukan dengan
uji benedict
UJI MOLISH
a. Tujuan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis
menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh
asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa
menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Peraksi molisch yang terdiri
atas -naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks yang berwarna ungu dalam bentuk cincin.
Cincin berwarna ungu ini akan terbentuk pada seluruh jenis
karbohidrat. Pada monosakarida akan memberikan hasil reaksi lebih
cepat. Sedangkan disakarida dan polisakarida akan memberikan hasil
lebih lambat
d. Bahan
Asam sulfat pekat
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 10 tetes sampel dan tambahkan 10 tts
-naftol dalam alcohol dikocok sampai tercampur.
3. Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat melalu dinding tabung.
f. Hasil
Positif jika terbentuk cincin ungu
Positif Negatif
UJI IODIUM
a. Tujuan
Membuktikan adanya poliskarida
b. Dasar teori
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk
komplek adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati
dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan
warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagai pati
terhidrolisis beraksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat.
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Bahan
Larutan iodium
e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 3 tetes sampel dan tambahkan
pada masing-masing tabung 2 tetes larutan iodium
f. Hasil
Amilum (pati) : pati dengan iodium menghasilkan warna biru
Dekstrin : menghasilkan warna merah anggur
Glikogen : dan sebagai pati yang terhidrolisis beraksi
dengan iodium membentuk warna merah coklat.
UJI BENEDICT
a. Tujuan
Membuktikan adanya gula reduksi
b. Dasar teori
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan merduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu +,
yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna
biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar
gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan
untuk menentukan kadar gula darah urin secara semikuantitatif.
e. Prosedur
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
f. Hasil
Kegiatan Praktikum 2
UJI BARFOED
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan
Membedakan antara monosakarida dan disakarida
b. Dasar teori
Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
d. Bahan
Reagen barfoed
e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 4 tetes sampel dan 10 tetes reagen barfoed,
kocok
3. Panaskan selama kurng lebih 1 menit, dan perhatikan endapan yang
terbentuk
4. Bila tidak terlihat adanya endapan, panaskan dalam penangas air
mendidih tapi tidak melebihi 5 menit. Pemanasan yang terlalu lama
akan mengakibatkan disakarida yang dalam keadaan asam terhidrolisa
dan menyebabkan reaksi positif.
f. Hasil
Reaksi positif ditandai adanya endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Uji Bial
a. Tujuan
Membuktikan adanya pentose
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Dehidrasi pentose oleh HC pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5 dihidroksi toluene) akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks berwarna biru
d. Bahan
Pereaksi bial
HCl pekat
e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masng tabung diisi 5 tetes sampel dan tambahkan 2 tetes
pereaksi bial dikocok agar tercampur
3. Tambahkan pelan-pelan 2 tetes HCl pekat kemudian langsung tabung
ditutup dengan kapas
4. Panaskan dengan api dari pembakar spirtus dan amati hasilnya
f. Hasil
Positif jika terbentuk warna biru (biru kehijauan)
Uji seliwanof
a. Tujuan
Membuktikan adanya ketosa
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah orange.
d. Bahan
Peraksi selliwanoff
e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung tambahkan 4 tetes sampel dan 2 tetes peraksi
seliwanoff
3. Panaskan kurang lebih 1 menit (mendidih), amati hasilnya
f. Hasil
Positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.
Kegiatan praktikum 3
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
HIDROLISIS PATI
a. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati)
b. Dasar teori
Pati (starch) merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian
besar tanaman, terutama dalam golongan umbi seperti kentang dan pada
biji-biji seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi yang terlarut disebut amilosa
(± 20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium
memberi warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (±80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan
iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan
iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir
hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis pati ditunjukkan
seperti pada tabel.
d. Prosedur
1. Masukkan kedalam tabung reaksi besar 10 mL amilum 1%, kemudian
tambahkan 3 tetes HCl pekat
2. Campur dengan baik, tabung ditutup kertas aluminium, lalu masukkan
ke dalam penangas air mendidih
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan cara mengambil 2 tetes
larutan ditambah 2 tetes iodium dalam lubang plat tetes. Catatat
perubahan warna yang terjadi.
4. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat,
dan tidak memberikan perubahan warna lagi. Pemanasan dilanjutkan 5
menit.
5. Ambil 3 ml hidrolisat,dimasukkan kedalam tanung reaksi yang bersih,
didinginkan kemudian dinetralkan dengan larutan Na 2CO3 2% uji dengan
kertas pH
6. Larutan tersebut dibagi dua bagian, lakukan uji barfoed dan uji
benedict, amati perubahan yang terjadi
7. Bila hasil reaksi barfoed dan benedict positif, maka pemanasan
dihentikan.
Kegiatan praktikum 4
a. Tujuan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Bahan
positif
positif
positif
positif
MODUL 2
IDENTIFIKASI LIPID
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Pendahuluan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan Praktikum 1
Percobaan Lipid
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
b. Dasar teori
Lemak dan mimyak memiliki sifat fisis yang sama, yaitu relatif tidak
larut dalam air (pelarut polar) dan larut dalam pelarut nonpolar.
d. Bahan
Kloroform Eter
Alkohol Aquades
Larutan Na2CO3
e. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi bersih, masing-masing disi 2 tetes minyak
kelapa
- Tabung 1 tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian kocok kuat
- Tabung 2 tambahkan 10 tetes alkohol, kemudian kocok kuat
- Tabung 3 tambahkan 10 tetes larutan Na 2CO3, kemudian kocok
kuat
- Tabung 4 tambahkan 10 tetes eter kemudian kocok kuat
- Tabung 5 tambahkan 10 tetes aquades kemudian kocok kuat
Amati pada masing-masing tabung lihat perubahan yang terjadi, jika
masih kesulitan dalam melihat lakukan percobaan tambahan yaitu
dengan masing-masing pelarut diteteskan pada kertas saring dengan
volume yang sama, misal 3 tetes. Jangan sampai lemak yang tidak
larut ikut terambil. Biarkan sampai kering sehingga akan tertinggal
pada bercak-bercak lemak pada kertas saring. Bandingkan secara
relative besar dan intensitas bercak. Laporkan tingkat pelarut-pelarut
yang baik.
a. Tujuan
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi minyak
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat pengemulsi yang
disebut sebagai emulsifier dan emulsifyinng agent, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air.
emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai
akibat menurunnya tegangan permukaan dan diabsorpsi melapisi
butiran-butiran minyak, sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Minyak kelapa dan minyak tengik dengan penambahan Na aCO3,
akan terjadi proses penyabunan, sehingga akan membentuk emulsi
yang mantap.
d. Bahan
Aquades
Larutan Na2CO3 0,5%
Air sabun
Larutan GOM
e. Prosedur
Siapkan 4 tabung reaksi bersih
1. Tabung 1 diisi 10 tetes aquades tambahkan 3 tetes minyak
kocok dengan kuat
2. Tabung 2 diisi 10 tetes aquades ditambahkan 2 tetes minyak
dan 5 tetes larutan Na2CO3 0,5% dikocok dengan kuat
3. Tabung 3 diisi 10 tetes aquades dan tambahkan dengan 2 tetes
minyak dan 20 tetes air sabun, dikocok dengan kuat
4. Tabung 4 diisi 10 tetes aquades ditambah dengan 2 tetes
minyak dan 20 tetes larutan GOM dikocok dengan kuat
Masing-masing tabung dilihat perubahannya
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
TES AKROLEIN
a. Tujuan
Untuk menunjukkan terjadinya akrolein dan gliserol dan
turunannya
b. Dasar teori
Akrolein merupakan suatu zat yang berasal dari hasil penarikan
molekul air (dehidration) dari gliserol. Pada reaksi, terbentuknya
gas SO2 yang berbau dan merangsang hidung, seolah-olah bau
akrolein. Jadi, uji ini merupakan uji spesifik untuk gliserol, tetapi
karena lemak pada umumnya mengandung gliserol maka uji
akrolein merupakan uji umum untuk lipid.
c. Bahan
Gliserol
Minyak tengik
d. Alat
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
e. Prosedur
1. Masukkan serbuk halus KHSO4 setinggi 0,5 cm dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan yang diuji
3. Panaskan dengan hati-hati dengan nyala api spirtus
4. Catat adanya bau yang menyengat dan akrolein yang
terbentuk.
Kegiatan Praktikum 2
Percobaan Lipid
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Dasar teori
Hidrolisi triasilgliserol/trigliserol, akan menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Gliserol dengan oksigen dari udara, akan bereaksi membentuk
gliseridehidra dan dihidroksi aseton, yang mempunyai sifat dapat
mereduksi Cu2+ dalam suasana basa (dari reagen benedict) menjadi Cu +.
b. Bahan
Larutan gliserol
Minyak kelapa tengik
Reagen benedict
c. Alat
Pipet tetes Pembakar spirtus
Tabung reaksi Penjepit tabung
Rak tabung reaksi
d. Prosedur
1. Ke dalam 2 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi 2 pipet
tetes penuh reagen benedict
2. Ke dalam tabung pertama, ditambahkan 5 tetes gliserol, kocok dengan
kuat
3. Ke dalam tabung kedua, ditambahkan 5 tetes minyak kelapa tengik,
kocok dengan kuat
4. Ke dua tabung diatas dipanaskan langsung dengan api dari pembakar
spirtus sampai mendidih, kemudian amati perubahan yang terjadi
5. Kedalam tabung pertama, ditambahkan 15 tetes gliserol, kocok.
Diamati perubahannya
6. Kedalam tabung kedua, ditambahkan 15 tetes minyak kelapa tengik,
kocok. Diamati perubahan yang terjadi
7. Kedua tabung diatas, dipanaskan kembali sampai mendidih, diamati
perubahan yang terjadi.
TES DUNSTAN
a. Dasar teori
Natrium tetraborax (borax) dlam air akan terurai menjadi asam
borat dan natrium hidroksida.
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Bahan
Larutan gliserol 20%
Minyak kelapa tengik
Larutan borax 0,5%
Larutan fenolftalein 0,1% dalam alkohol
c. Alat
Pipet tetes Tabung reaksi
Rak tabung reaksi Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi
d. Prosedur
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering dan diberi
tanda
2. Ke dalam 2 tabung reaksi A dan B, masing-masing diisi 2 tetes
fenolftalein 0,1 %
3. Kedalam tabung A dimasukkan 3 pipet tetes penuh larutan
gliserol 20% dan tabung B dimasukkan 3 pipet tetes penuh
minyak kelapa tengik, campur, diamati perubahan yang terjadi
4. Kedalam tabung reaksi C dan D, masing-masing dimasukkan 5
ml larutan borax 0,5% dan 2 tetes fenolftalein 0,1 % campur.
Diamati perubahan yang terjadi
5. Kedalam tabung reaksi C ditambahkan larutan gliserol tetes
demi tetes sampai warna hilang
6. Kedalam tabung D, ditambahkan minyak tengik tetes demi tetes
7. Keempat tabung diatas dipanaskan, kemudian diamati
perubahan yang terjadi.
UJI LIBERMANN-BURCHARD
a. Tujuan
Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan
secara kualitatif.
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan
komponen penting yang terdapat dalam membran semua sel
hidup. Kolesterol adalah sterol utama yang terdapat dialam.
Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan
uji kolesterol yang menggunakan reaksi warna. Salah satu
diantaranya ialah reakasi libermann burchard. Uji ini positif bila
reaksi menunjukkan warna yang berubahan dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding
dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.
c. Bahan
Minyak kelapa
Kuning telur puyuh
Kloroform (CHCl3)
Asam asetat anhidrat
Asam sulfat pekat
d. Alat
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
e. Prosedur
Sediakan 2 tabung reaksi
Tabung 1 :
1. 10 tetes minyak ditambahkan 20 tetes CHCl 3, kocok
sampai larut.
2. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrit, kocok
3. Tambahkan 10-15 tetes asam sulfat pekat melalui
dinding tabung diamkan sebentar sampai terjadi
perubahan warna
Tabung 2 :
1. 10 tetes kuning telur ditambahkan 20 tetes CHCl3, kocok
sampai larut.
2. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrit, kocok
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
MODUL 3
IDENTIFIKASI PROTEIN
Pendahuluan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan Praktikum 1
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan
Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu
b. Dasar teori
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat beraksi dengan larutan
asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam
dan basa. Sebagian mudah larut dan ada pula yang sukar larut.
Namun semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etr
atau kloroform. Apabila protein protein dipanaskan atau ditambah
etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal
ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-
molekul protein.
c. Bahan
Putih telur Larutan HCl
Aquades Larutan NaOH 40%
Kloroform Alkohol
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi 5 tetes
larutan putih telur
1. Tabung 1 : tambahkan 10 tetes aquades, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
2. Tabung 2 : tambahkan 10 tetes HCl, kocok dengan kuat, amati
perubahannya
3. Tabung 3: tambahkan 10 tetes NaOH, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
4. Tabung 4 : tambahkan 10 tetes alkohol, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
5. Tabung 5 : tambahkan 10 tetes kloroform, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
a. Tujuan
Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen
konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein
b. Dasar teori
Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan
protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan
terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetensi antara garam anorganik dengan
molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik
lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul
protein akan berkurang (garam merusak kestabilan dari koloid
protein).
c. Bahan
Albumin (putih telur) Larutan BaCL2 5%
Larutan (NH4)2SO4 jenuh Larutan CaCl2 5%
Larutan NaCl 5% Larutan MgSO4 5%
d. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan Praktikum 2
UJI NINHIDRIN
a. Tujuan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Dasar teori
Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarnA BIRU. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa
berwarna kuning.
c. Bahan
Albumin (putih telur)
Larutan susu bubuk(casein)
Larutan gelatin
Pereaksi ninhidrin
d. Prosedur
1. Sediakan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi 4 tetes, putih telur,
larutan susu bubuk, dan larutan gelatin
2. Tambahkan 10 tetes peraksi ninhidrin pada tiap tabung
3. Panaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5 menit
4. Amati perubahan warna yang terjadi
UJI BIURET
a. Tujuan
Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein
b. Dasar
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Ion Cu2+ dari larutan CuSO4 (dalam pereaksi biuret) dalam suasana
basa akan beraksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang
menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).
Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih,
tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif
terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : -CH 2NH2,
-CSNH2, -C(NH)NH2 dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
c. Bahan
Putih telur (albumin) Larutan NaOH 10%
Larutan gelatin Larutan CuSO4
Larutan susu(casein) Tabung reaksi
Pipet tetes
d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi
1. Tabung 1 : masukkan 10 tetes putih telur(albumin) ditambahkan 10
tetes larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat
amati perubahan yang terjadi
2. Tabung 2 : masukkan 10 tetes larutan gelatin ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat amati
perubahan yang terjadi
3. Tabung 3 : masukkan 10 tetes larutan susu ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat amati
perubahan yang terjadi
4. Positif ditunjukkan dengan warna ungu (violet)
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
UJI XANTOPROTEIN
a. Tujuan
Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenilalanin yang
terdapat dalam protein
b. Dasar teori
Reaksi pada uji xanthoprotein didasarkan pada inti benzene yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin
benzena (tirosin, triptofan dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi orange.
d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi
1. Tabung 1 : 25 tetes larutan albumin ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
kran dan ditambahkan dengan 5 pipet penuh NH 4OH melalui dinding
tabung amati perubahan yang terjadi.
2. Tabung 2 : 25 tetes larutan gelatin ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
kran dan ditambahkan dengan 5 pipet penuh NH 4OH melalui dinding
tabung amati perubahan yang terjadi.
3. Tabung 3 : 25 tetes larutan casein ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
UJI MILLON
a. Tujuan
Untuk menunjukkan asam amino fenolat seperti tirosin
b. Dasar teori
Senyawa yang mengandung radikal hidroksibenzen dapat bereaksi
dengan reagen millon membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
Hanya asam amino fenolat seperti tirosin dan keturunannya yang
memberikan reaksi positif. Reagen millon merupakan larutan merkuri nitrat
50% v/v dalam asam nitrat. Sekarang dapat menggunakan modifikasi
reagen millon yaitu merkuri sulfat dalam asam sulfat.
d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
MODUL 4
PERCOBAAN ENZIM
Pendahuluan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan Praktikum 1
Percobaan Enzim
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Prosedur
1. Siapkan 2 tabung reaksi dan beri label pada masing-masing
tabung. Masukkan sebanyak 5mL larutan sukrosa ke dalam
masing-masing tabung.
2. Tabung pertama ditambahkan 1 mL larutan ragi, campur
sampai homogen
3. Tabung ke dua ditambahkan 1 mL larutan ragi yang telah
didihkan, campur hingga homogen
4. Tabung ke tiga dimasukkan 5 mL larutan maltosa dan 1 mL
larutan ragi, dicampur hingga homogen
5. Ketiga tabung diatas dipanaskan dalam penangas air pada
suhu 400C, selama 10 menit
6. Terhadap ketiga hidrolisat dilakukan uji barfoed (lihat uji di
karbohidrat) diamati perubahan yang terjadi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Prosedur
1. Kedalam 3 tabung reaksi yang bersih dan telah diberi label,
masing-masing dimasukkan 3 mL larutan amilum 1%,1 mL
larutan air liur dan 1 tetes larutan Iodium
2. Kedalam tabung pertama tambah 1 ml larutan NaCl 1%,
dicampur hingga homogen
3. Kedalam tabung kedua, ditambahkan 1 ml larutan HCl 2 N,
dicampur hingga homogen
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
UJI UREASAE
a. Tujuan
Membuktikan adanya enzim urease dalam suspensi kedelai
b. Dasar teori
Substrat ureum oleh enzim urease di dalam suspensi kedelai
akan diuraikan menjadi amonia (NH3) dan gas karbondioksida
(CO2). Senyawa amonia yang dihasilkan bersifat basa, sehingga pH
larutan menjadi naik. Akibatnya, fenolptalein dalam larutan yang
semula tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Aktivitas
enzim urease dapat dihambat oleh inhibitor logam berat, seperti
Hg2+ atau Pb2+, dan rusak pada pemanasan 1000C.
d. Prosedur
1. Siapkan 3 tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 mL
larutan urea 1%
2. Tabung 1 : tambahkan 10 tetes filtrat kedelai dan 2 tetes
indikator pp
3. Tabung 2 : tambahkan 10 tetes filtrat kedelai yang telah
didihkan dan 2 tetes indikator pp
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan praktikum 2
Percobaan Enzim
UJI SCHARDINGER
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
b. Cara kerja
1. Sediakan dua tabung reaksi, pada tabung pertama,
masukkan 5 mL susu segar dan tabung ke dua diisi 5 mL
susu yang telah dipasteur
2. Tambahkan 3 tetes metilin blue dan 1 mL formaldehide
0,4% pada msing-masing tabung
3. Campur dengan baik dan masukkan ke dalam penangas air
60-650C
4. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing reaksi
a. Tujuan
Untuk mengidentifikasi pigmen-pigmen empedu
b. Dasar teori
Empedu mengandung bermacam-macam pigmen.pigmen empedu
yang utama adalah biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin yang
berwarna jingga atau kuning coklat. Oksdidasi pigmen-pigmen empedu
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
1. Masukkan 1 mL larutan HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan dengan hati-hati 5 tetes larutan empedu, goyang dengan
hati-hati
3. Perhatikan warna-warna pada bidang perbatasan
4. Selanjutnya simpulkan pigmen-pigmen apa yang terdapat dalam
empedu
5. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan larutan iodium 0,5%
sebagai oksidator
a. Tujuan
Untuk mengetahui salah satu sifat garam empedu dalam menurunkan
tegangan permukaan air.
b. Dasar teori
Percobaan ini berdasarkan atas sifat garam empedu. Macam-macam
garam empedu : K atau Na dari cholic acid, chonodeoxychololanic acid.
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
1. Sediakan dua tabung reaksi
Tabung 1 : diisi aquades
Tabung 2 : diisi lartan empedu
2. Pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan serbuk belerang
3. Amati pada tabung mana serbuk belerang tenggelam
MODUL 5
PERCOBAAN VITAMIN
Pendahuluan
Banyak enzim yang membutuhkan kofaktor nonprotein untuk fungsi
katalitiknya, yaitu suatu molekul organik yang disebut koenzim atau
komponen anorganik, seperti ion logam. Pada beberapa enzim, kofaktor ikut
serta secara langsung dalam proses katalitik, dan pada proses lain kofaktor
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Kegiatan praktikum 1
Percobaan Vitamin
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Vitamin
Vitamin A (Retinol,β-carotenes)
Vitamin C Vitamin B kompleks
Vitamin D (cholecalciferol)
Vitamin K (Phylloquinones)
Energy-releasing
Vitamin E (tocopherols)
Thiamine (vitamin B1) 2
Riboflavin (vitamin B2)
Niacin (vitamin B3)
Biotin
Pantothenic acid
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Hematopietic
Folic acid
Vitamin B12
Other
Pyridoxine
(vitamin B6)
Pyridoxal
pyridoxamine
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
Cara A
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung 1 : tambahkan minyak ikan
Tabung 2 : tambahkan susu bubuk
Tabung 3 : tambahkan susu murni
2. Masing-masing tabung tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian
campurlah dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit
4. Bubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl 3 kedalam masing-masing
tabung
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi, positif (+) warna biru
yang kemudian berubah menjadi coklat.
Cara B
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung 1 : tambahkan minyak ikan
Tabung 2 : tambahkan susu bubuk
Tabung 3 : tambahkan susu murni
2. Masing-masing tabung tambahkan 1 mL asam trichlorasetat dalam
kloroform, kemudian campurlah dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif
b. Dasar teori
Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu
inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia,
vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam
jaringan hewan sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat.
Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut
lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak,
sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada
pemanasan kering, tetapi mudah oleh zat-zat pengoksidasi dan
terhadap radiasi sinar ultraviolet.
d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes thiamin
Tabung 2 : 5 tetes susu segar
Tabung 3 : 5 tetes susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes katul
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes thiamin
Tabung 2 : 5 tetes susu segar
Tabung 3 : 5 tetes susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes katul
2. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 tetes larutan
Pb(CH3COO) 10% dan NaOH 6 N
3. Campurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya
warna kuning yang terjadi
4. Selanjutnya, panaskan sehingga akan timbul endapan warna
coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.
Kegiatan Praktikum 2
Percobaan Vitamin
b. Dasar teori
Ada dua jenis vitamin D yang penting, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol)
dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Sumber vitamin D2 banyakterdapat bahan
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B2 secara kualitatif
b. Dasar teori
Vitamin B2 atau riboflavin diisolasi pertama kali dari susu, diidentifikasi
dan disintesis pada tahun 1935. Vitamin ini merupakan kristal kuning
jingga yang mengandung cincin isoaloksasin. Riboflavin merupakan
koenzim dehidrogenase sebagai FMN (flavin mononukleotida) dan FAD
(flavin adenukleotida)
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. Tambahkan asam asetat glasial setetes demi setetes sampai terjadi
pengumpalan secara maksimal, kocok kemudian diamkan biar
mengendap
3. Hasil menunjukkan flouresensi kuning dilihat dibawah sinar uV
Cara B
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. masing-masing tabung diisi 5 tetes HCl pekat
3. tambahkan sedikit logam Zn ke dalam tabung reaksi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Cara C
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. masing-masing tabung diisi 5 tetes AgNO3
3. positif menunjukkan warna jingga
a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif
b. Dasar teori
Dialam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuksenyawa, yaitu piridoksin,
pirodoksal, dan piridoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam
hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum.
Piridoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Piridoksal dan
piridoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari ke
tiga bentuk vitamin B6, hanya piridoksin yang paling tahan terhadap
pengaruh pengolahan dan penyimpanan.
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CuSO 4 2% dan 10 tetes
NaOH 3 N
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna biru-ungu berarti
vitamin B6 positif
Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CuSO 4 2% dan 10 tetes
FeCl3
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna jingga berarti vitamin
B6 positif
Cara C
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CH 3COONa 50% dan 1
tetes aquades, 2 tetes reagen diazo a, 2 tetes diazo B dan 5 Na 2CO3 5,5
% tetes larutan campurkan baik-baik pada setiap penambahan reagen
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna kuning-jingga berarti
vitamin B6 positif
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
a. Tujuan :
Membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif
c. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. Tambahkan masing-masing tabung 10 tetes benedict
3. Panaskan dalam pemanas sampai mendidih
4. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna hijau kekuningan
berarti vitamin C positif.
Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. masing-masing tabung dinetralkan dengan NaHCO3 5% (pH =9-10)
3. tambahkan 2 tetes larutan FeCl3
4. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna merah-ungu berarti
vitamin C positif.
Cara C
1. Sediakan 4 tabung reaksi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
Daftar Pustaka
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
5. Vogel. A.I. 1989. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, edisi ke lima. Jakarta.PT. Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN 1
FORMAT LAPORAN X
I. TUJUAN
II. ALAT DAN BAHAN
III. PROSEDUR (DIBUAT DALAM BENTUK DIAGRAM ALIR)
IV. DATA PENGAMATAN
NO Lar Pereaksi Hasil Reaksi Kesimpulan zat
X No : ……
1
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
2
3
dst
KESIMPULAN
Dalam larutan zat X no ….mengandung jenis karbohidrat/vitamin
Surakarta, …………………..20……..
(……………………………………….) (………………………………………)
Tanda tangan mahasiswa tanda tangan instruktur
Catatan :
1. Identifikasi zat X karbohidrat/vitamin selama 60 menit,
termasuk membuat dan mengumpulkan laporan
2. Selama waktu pemeriksaan mahasiswa diperbolehkan
mengulang kembali pemeriksaan ( jika pengumpulan 15 menit
sebelum batas akhir)
3. Penilaian :
a. Kesimpulan zat X pada pengumpulan laporan langsung, hasil
benar nilai 100
b. Kesimpulan zat X pada pengumpulan laporan batas waktu
pemeriksaan salah, nilai 40
c. Kesimpulan zat x, pada pengumpulan laporan pemeriksaan
kedua hasil benar, nilai 70
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
LAMPIRAN II
FORMAT LAPORAN
(CONTOH PERTEMUAN I)
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0
DATA PENGAMATAN