Anda di halaman 1dari 66

Agustus 2017

Penuntun Praktikum Biokimia


Prodi D III Analis Kesehatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Tinjauan Mata Kuliah

Mata kuliah Praktikum Biokimia dengan kode mata kuliah AK-202,


adalah satu dari sepuluh jenis mata kuliah kelompok keilmuan dan
keterampilan pada kurikulum Prodi D III Analis Kesehatan sejak tahun 2010.
Mata kuliah ini diberikan sebagai mata kuliah dasar keahlian guna menunjang
mata kuliah keahlian terutama kimia klinik, mikrobiologi, analisis makanan
dan minuman. Oleh karena itu setelah mempelajari dan membahas setiap
percobaan yang terdapat pada setiap kegiatan praktikum pada mata kuliah
ini, hendaklah saudara mengakaitkannya dengan mata kuliah tersebut.
Tujuan dari mata kuliah praktikum biokimia ini adalah agar mahasiswa
terampil : melakukan identifikasi, melakukan pengamatan, terhadap setiap
perubahan-perubahan reaksi yang terjadi pada saat melakukan identifikasi,
serta menginterprestasikan hasil pengamatan dari reaksi identifikasi
karbohidrat dan protein, melakukan percobaan lemak, enzim dan vitamin.
Mata kuliah Praktikum Biokimia memiliki beban studi 1 SKS, terdiri dari
5 modul, masing-masing modul berisi beberapa kegiatan praktikum. Kelima
modul terdapat pada mata kuliah ini yaitu :
Modul 1 : identifikasi karbohidrat
Modul 2 : identifikasi lemak/minyak
Modul 3 : identifiasi protein
Modul 4 : identifikasi enzim
Modul 5 : identifikasi vitamin

Surakarta, Agustus 2020

Penyusun :
Tim Pengampu Praktikum Biokimia

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai


praktikum
2. Sediakan alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak
digunakan sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak
menganggu dalam bekerja
3. Gunakan peralatan seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi
pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak
kena kotoran yang mempersulit analisis
5. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia
6. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak
tinggi
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kibaslah uap
tersebut dengan tangan ke muka anda
9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah
khusus
10. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi
(pedih atau gatal)
11. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk
menghindari kesalahan
12. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan
menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
13. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk
mencegah kontaminasi
14. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama
setelah melakukan praktikum
15. Bila kulit kena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar
16. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium
17. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah
segera keringkan dengan lap
18. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter,
kloroform, dsb
19. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
luka bakar, misalnya asam-asam pekat (H 2SO4, HNO3,HCl), basa-basa
(KOH,NaOH, dan NH4OH) dan oksidator kuat (air brom, iod, senyawa
klor, permanganat)

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

20. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan


menghasilkan gas-gas beracun dilakukan dilakukan di almari asam
21. Jangan memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur
22. Menetralkan asam/basa
- asam pada pakaian : dengan amonia encer
-basa pada pakaian : dengan asam cuka encer, kemudian amonia
encer
- asam/bas pada meja/lantai : dicuci dengan air yang banyak
- asam, basa dan zat-zat yang merusak kulit : dicuci dengan air,
kemudian diberi vaselin.
23. bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan
segera pada dosen atau asisten jaga
24. berbicaralah seperlunya selam praktikum dan tidak diperkenalkan
menganggu ketenangan pekerjaan orang lain.

ALAT-ALAT DAN LARUTAN PEREAKSI

1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan


mengembalikan alat-alat inventaris seperti semula
2. Alat-alat yang hilang atau pecah harus diganti dengan alat-alat yang
sama atau diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh
laboratorium
3. Botol-botol pereaksi harus ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan dan pengambilan pereaksi harus dilakukan dengan pipet
yang khusus untuk setiap pereaksi
4. Botol-botol pereaksi yang kososng harus diberitahukan kepada asisten
atau laboran untuk diisi kembali

TEKNIK KERJA LABORATORIUM

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Teknik Analisis Kualitatif:


1. Reaksi pembentukan warna atau endapan.
Jika tidak dinyatakan lain, ambil kira-kira 0,4 mL (5 tetes) larutan
sampel, masukkan ke tabung reaksi (jika masih ada proses
selanjutnya) atau druppel plat (jika tidk ada proses selanjutnya),
tambahkan pereaksi secukupnya secara tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna. Jika pereaksi yang digunakan sudah cukup banyak
(± 1 mL) tetapi tidak terjadi perubahan warna ataupun menghasilkan
endapan, maka rekasi dinyatakan positif.
2. Cara memanaskan zat dalam cawan porselin/erlenmeyer/gelas beker
- Ambil kaki tiga dan letakkan
kasa kawat diatasnya
- Letakan gelas kimia yang
berisi larutan diatas kasa dan
panaskan dengan pemanas
spirtus.

3. Memanaskan zat dalam tabung reaksi


- Jepit tabung reaksi yang berisi larutan dengan penjepit tabung
kayu/besi
- Panaskan dengan nyala api spirtus, api pemanas hendaknya
terletak pada bagian atas larutan
- Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata
- Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar
percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri
4. Cara menyaring endapan

- Gunakan kertas saring yang


dibentuk seperti disamping

- Saringlah, sedikit demi


sedikit, kira-kira banyakanya

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

larutan adalah sepertiga

DESAIN PENILAIAN

Penilaian praktikum biokimia meliputi semua aspek, dari mulai laporan


sementara, test sebelum praktikum, teknik kerja pada saat praktikum,
laporan hasil, sampai dengan pelaksanaan UTS dan UAS. Sistem yang
digunkan adalah sistem standard mutlak dengan nilai akhir dalam bentuk
huruf. Berikut adalah alokasi serta standar penilaian praktikum Biokimia :

Alokasi Penilaian :
No Aspek Penilaian Bobot
1 Unjuk Kerja
a. Pre Analisis
Alat Pelindung Diri (APD) 10%
b. Analisis
Ketepatan kerja 15%
Hasil 10%
Ketepatan waktu 5%

2 Laporan
Kualitas Laporan 15%
Ketepatan mengumpulkan 5%
3 Tes Tertulis 30%
4 Sikap
Perhatian 5%
Ketertiban 5%
Total 100

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Prosentase bobot nilai harian, UTS dan UAS

No Nilai Bobot Keterangan


1 Harian 30% -
2 UTS 35% Materi Ujian dari sebelum UTS
3 UAS 35% Materi ujian setelah UTS
Total 100

Standar Penilaian
Rentang Nilai Nilai (dalam skala 5)
Skor (skala 100) HURUF ANGKA ARTI
80-100 A 4 Sangat Baik
70-79 B 3 Baik
60-69 C 2 Cukup
40-59 D 1 Kurang
0-39 E 0 Gagal

Laporan
1. Laporan sementara dibuat dalam bentuk buku tulis bersampul yang
sama dalam satu kelompok dan tercantum nama dan nim pada sampul
buku.
2. Laporan sementara diisi dengan format : judul percobaan, prosedur
dan hasil pengamatan
3. Laporan resmi dibuat dikertas folio ditulis tangan
4. Laporan resmi dibuat sesuai format dan harus berisi : Judul, prosedur
percobaan, hasil pengamatan, reaksi kimia, kesimpulan, pembahasan
dan daftar pustaka yang digunakan.
5. Laporan resmi harus diserahkan sekurang-kurangnya satu minggi
setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf dari asisten
yang menerima laporan tersebut. Jika dalam dua minggu belum
memberikan laporan percobaan, maka nilai laporan resmi dari
mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan 0

Lain-lain

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum


2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan
harus memberi surat keterangan dari orang rua/wali atau surat
keterangan dokter
3. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian

MODUL 1

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Pendahuluan
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai dialam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccarosa = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C 6H12O6.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cadangan makanan atau energy yang disimpan dalam
sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain
sebagai penyususn struktur dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat
yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang dan biji sebagai pati (Amylum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan
hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak dan sebagian
besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen.
Secara umum untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu
bahan makanan atau dalam suatu contoh (zat uji), dapat dilakukan uji
molish, untuk mengetahui adanya gula pereduksi dapat ditentukan dengan
uji benedict

UJI MOLISH
a. Tujuan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

b. Dasar teori
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis
menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh
asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa
menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Peraksi molisch yang terdiri
atas -naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks yang berwarna ungu dalam bentuk cincin.
Cincin berwarna ungu ini akan terbentuk pada seluruh jenis
karbohidrat. Pada monosakarida akan memberikan hasil reaksi lebih
cepat. Sedangkan disakarida dan polisakarida akan memberikan hasil
lebih lambat

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltosa
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
Amylum

d. Bahan
Asam sulfat pekat

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Pereaksi molisch ( -naftol dalam alcohol : 5% dalam alcohol dan


harus baru )

e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 10 tetes sampel dan tambahkan 10 tts
-naftol dalam alcohol dikocok sampai tercampur.
3. Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat melalu dinding tabung.

f. Hasil
Positif jika terbentuk cincin ungu

Positif Negatif

UJI IODIUM
a. Tujuan
Membuktikan adanya poliskarida

b. Dasar teori
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk
komplek adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati
dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan
warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagai pati
terhidrolisis beraksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat.

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltosa
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
Amylum

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

d. Bahan
Larutan iodium

e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 3 tetes sampel dan tambahkan
pada masing-masing tabung 2 tetes larutan iodium

f. Hasil
Amilum (pati) : pati dengan iodium menghasilkan warna biru
Dekstrin : menghasilkan warna merah anggur
Glikogen : dan sebagai pati yang terhidrolisis beraksi
dengan iodium membentuk warna merah coklat.

UJI BENEDICT
a. Tujuan
Membuktikan adanya gula reduksi

b. Dasar teori
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan merduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu +,
yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna
biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar
gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan
untuk menentukan kadar gula darah urin secara semikuantitatif.

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltose amylum
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
d. Bahan
Reagen benedict

e. Prosedur

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

1. Kedalam masing-masing tabung reaksi yang bersih,


dimasukkan satu jenis larutan karbohidrat sebanyak 5 tetes
dan tambahkan 10 tetes reagen benedist.
2. Kedua larutan dicampur dengan jalan menggoyang-
goyangkan tabung reaksi.
3. Dengan menggunakan penjepit tabung, masing-masing
tabung dipanaskan di atas nyala pembakar spirtus secara
hati-hati sampai mendidih, atau dalam penangasan air
mendidih selama 1 menit
4. Perhatikan warna endapan yang terbentuk.

f. Hasil

Warna Penilaian Konsentrasi


Biru/hijau keruh - -
Hijau/hijau kuning +1 Kurang dari 0,5%
Kuning kehijauan/kuning keruh +2 0,5%-1,0%
Jingga +3 1,0%-2,0%
Merah Bata +4 Lebih dari 2,0%

Kegiatan Praktikum 2

UJI BARFOED

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

a. Tujuan
Membedakan antara monosakarida dan disakarida

b. Dasar teori
Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltosa
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
Amylum

d. Bahan
Reagen barfoed

e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi 4 tetes sampel dan 10 tetes reagen barfoed,
kocok
3. Panaskan selama kurng lebih 1 menit, dan perhatikan endapan yang
terbentuk
4. Bila tidak terlihat adanya endapan, panaskan dalam penangas air
mendidih tapi tidak melebihi 5 menit. Pemanasan yang terlalu lama
akan mengakibatkan disakarida yang dalam keadaan asam terhidrolisa
dan menyebabkan reaksi positif.

f. Hasil
Reaksi positif ditandai adanya endapan Cu2O yang berwarna merah bata.

Uji Bial

a. Tujuan
Membuktikan adanya pentose

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

b. Dasar teori
Dehidrasi pentose oleh HC pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5 dihidroksi toluene) akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks berwarna biru

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltosa
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
Amylum

d. Bahan
Pereaksi bial
HCl pekat

e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masng tabung diisi 5 tetes sampel dan tambahkan 2 tetes
pereaksi bial dikocok agar tercampur
3. Tambahkan pelan-pelan 2 tetes HCl pekat kemudian langsung tabung
ditutup dengan kapas
4. Panaskan dengan api dari pembakar spirtus dan amati hasilnya

f. Hasil
Positif jika terbentuk warna biru (biru kehijauan)

Uji seliwanof

a. Tujuan
Membuktikan adanya ketosa

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

b. Dasar teori
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah orange.

c. Sampel yang digunakan


Glukosa maltosa
Fruktosa tepung maizena
Sukrosa tepung beras
Laktosa tepung terigu
Amylum

d. Bahan
Peraksi selliwanoff

e. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masing tabung tambahkan 4 tetes sampel dan 2 tetes peraksi
seliwanoff
3. Panaskan kurang lebih 1 menit (mendidih), amati hasilnya

f. Hasil
Positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.

Kegiatan praktikum 3

Beberapa reaksi identifikasi karbohidrat

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

HIDROLISIS PATI
a. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati)

b. Dasar teori
Pati (starch) merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian
besar tanaman, terutama dalam golongan umbi seperti kentang dan pada
biji-biji seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi yang terlarut disebut amilosa
(± 20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium
memberi warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (±80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan
iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan
iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir
hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis pati ditunjukkan
seperti pada tabel.

Tabel : hasil hidrolisis pati setiap 3 menit dengan iodium

Waktu hidrolisis Warna dengan Hasil hidrolisis


iodium
Setelah 3 menit biru Amilosa
Setelah 6 menit Ungu Amilopektin
Setelah 9 menit Violet Amilopektin
Setelah 12 menit Merah Eritodekstrin
Setelah 15 menit Kuning coklat Akrodekstrin
Setelah 18 menit Kuning pucat Maltose
Setelah 21 menit Kuning pucat Glukosa

c. Bahan dan Alat


Larutan amilum 1% Kertas pH strip
Larutan iodium Alat pemanas
Peraksi benedict Tabung reaksi
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Larutan HCl 2N penjepit tabung


Larutan Na2CO3 2% pipet ukur

d. Prosedur
1. Masukkan kedalam tabung reaksi besar 10 mL amilum 1%, kemudian
tambahkan 3 tetes HCl pekat
2. Campur dengan baik, tabung ditutup kertas aluminium, lalu masukkan
ke dalam penangas air mendidih
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan cara mengambil 2 tetes
larutan ditambah 2 tetes iodium dalam lubang plat tetes. Catatat
perubahan warna yang terjadi.
4. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat,
dan tidak memberikan perubahan warna lagi. Pemanasan dilanjutkan 5
menit.
5. Ambil 3 ml hidrolisat,dimasukkan kedalam tanung reaksi yang bersih,
didinginkan kemudian dinetralkan dengan larutan Na 2CO3 2% uji dengan
kertas pH
6. Larutan tersebut dibagi dua bagian, lakukan uji barfoed dan uji
benedict, amati perubahan yang terjadi
7. Bila hasil reaksi barfoed dan benedict positif, maka pemanasan
dihentikan.

Kegiatan praktikum 4

Tes Identifikasi Karbohidrat

a. Tujuan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Setelah mengikuti kegiatan praktikum 4, mahasiswa diharapkan


terampil :
1. Memepersiapkan peralatan yang digunakan untuk
identifikasi karbohidrat
2. Mempersiapkan peraksi yang digunakan untuk identifikasi
karbohidrat
3. Melakukan identifikasi karbohidrat
4. Melakukan pengamatan hasil reaksi antara karbohidrat
dalam suatu larutan contoh yang diuji dengan masing-
masing peraksi yang digunakan untuk pengujian karbohidrat
5. Membedakan jenis-jenis monosakarida terhadap jenis-jenis
disakarida dan polisakarida atau sebaliknya
6. Menginterprestasikan hasil-hasil reaksi antara larutan uji
dengan pereaksi yang digunakan untuk identifikasi
karbohidrat.
7. Mengambil kesimpulan dari hasil interprestasi terhadap
seluruh pengujian yang dilakukan.

b. Alat dan bahan


1. Alat yang digunakan
Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi Pembakar spirtus
Pipet tetes Penangas air (water bath)
Kapas

2. Bahan yang digunakan


Reagen molish Reagen benedict
HCl pekat Reagen barfoed
Reagen Iodium Reagen bial
Reagen Seliwanoff

Bahan

positif Uji molish negatif

karbohidrat Bukan karbohidrat 2


Polisakarida
positif : biru Gula pereduksi
Uji iodium
Amilum negatif
maltose, laktosa
Glikogen
Pentose : :
Monosakarida
merah Heksosa
Galaktosa,
: galaktosa, : glukosa,maltose,
Sukrosa,
glukosa,
laktosa :
Disakarida Non pereduksi
Dekstri : coklat Ketosa : Fruktosa
arabinosa fruktosa, Galaktosa,
galaktosa glukosa, fruktosa
maltose, Aldosa :Sukrosa
laktosa Glukosa, galaktosa
Gambar : skematis
fruktosa, arabinose, Uji bial identifikasi
fruktosa,
glukosa arabinosa karbohidrat
Uji barfoed
negatif secara
Uji negatif
benedict
Uji seliwanoff kualitatif
negatif negatif
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

positif

positif

positif

positif

MODUL 2

IDENTIFIKASI LIPID

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Pendahuluan

Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam


tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam
struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris
tertentu atau struktur yang serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter (dietil
eter), kloroform, aseton, heksan, benzen dll.
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam
tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang enting seperti hormon
korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu
Percobaan lipid meliputi : sifat umum lemak dan minyak (daya larut,
keasaman, dan emulsi lemak/minyak), reaksi-reaksi yang berhubungan
dengan gliserol (pembentukan akrolein, uji benedict kualitataif dan tes
dunstan), reaksi yang berhubungan dengan kolesterol (percobaan libermann-
burchard).
Modul 2, terdiri dari 2 kegiatan praktikum, yaitu :
Praktikum 1 : percobaan daya larut, pembentukan emulsi, tes akrolein
Praktikum 2 : uji benedict, tes dunstan, tes libermann-burchard
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan terampil :
1. Mempersiapkan peralatan dan peraksi yang akan digunakan untuk
percobaan lipida.
2. Memahami prosedur kerja percobaan lipida
3. Melakukan percobaan daya larut lemak dan minyak
4. Melakukan percobaan pembentukan emulsi dari minyak
5. Melakukan percobaan akrolein
6. Melakukan percobaan dunstan
7. Melakukan percobaan benedict kualitatif
8. Mengamati setiap perubahan-perubahan reaksi yang terjadi pada saat
melakukan percobaan lipid
9. Membedakan hasil pengamatan dari setiap percobaan lipid yang
dilakukan
10. Menginterprestasikan hasil pengamatan reaksi-reaksi percobaan lipid
Dalam modul ini, mahasiswa diharapkan membaca setiap topik
yang tersedia, memahami isinya, melakukan percobaan, mengamati

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

perubahan-perubahan reaksi yang terjadi, mencatat semua data yang


diperoleh setelah melakukan pengamatan, menginterprestasikan hasil
pengamatan, menulis prinsip dan persamaan reaksi, membuat
kesimpulan dari tiap-tiap percobaan, serta menjawab pertanyaan yang
tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.

Kegiatan Praktikum 1

Percobaan Lipid

UJI KELARUTAN LIPID

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

a. Tujuan
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu

b. Dasar teori
Lemak dan mimyak memiliki sifat fisis yang sama, yaitu relatif tidak
larut dalam air (pelarut polar) dan larut dalam pelarut nonpolar.

c. Sampel yang digunakan


Minyak kelapa

d. Bahan
Kloroform Eter
Alkohol Aquades
Larutan Na2CO3

e. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi bersih, masing-masing disi 2 tetes minyak
kelapa
- Tabung 1 tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian kocok kuat
- Tabung 2 tambahkan 10 tetes alkohol, kemudian kocok kuat
- Tabung 3 tambahkan 10 tetes larutan Na 2CO3, kemudian kocok
kuat
- Tabung 4 tambahkan 10 tetes eter kemudian kocok kuat
- Tabung 5 tambahkan 10 tetes aquades kemudian kocok kuat
Amati pada masing-masing tabung lihat perubahan yang terjadi, jika
masih kesulitan dalam melihat lakukan percobaan tambahan yaitu
dengan masing-masing pelarut diteteskan pada kertas saring dengan
volume yang sama, misal 3 tetes. Jangan sampai lemak yang tidak
larut ikut terambil. Biarkan sampai kering sehingga akan tertinggal
pada bercak-bercak lemak pada kertas saring. Bandingkan secara
relative besar dan intensitas bercak. Laporkan tingkat pelarut-pelarut
yang baik.

UJI PEMBENTUKAN EMULSI

a. Tujuan
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi minyak

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

b. Dasar teori
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat pengemulsi yang
disebut sebagai emulsifier dan emulsifyinng agent, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air.
emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai
akibat menurunnya tegangan permukaan dan diabsorpsi melapisi
butiran-butiran minyak, sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Minyak kelapa dan minyak tengik dengan penambahan Na aCO3,
akan terjadi proses penyabunan, sehingga akan membentuk emulsi
yang mantap.

c. Sampel yang digunakan


Minyak kelapa

d. Bahan
Aquades
Larutan Na2CO3 0,5%
Air sabun
Larutan GOM

e. Prosedur
Siapkan 4 tabung reaksi bersih
1. Tabung 1 diisi 10 tetes aquades tambahkan 3 tetes minyak
kocok dengan kuat
2. Tabung 2 diisi 10 tetes aquades ditambahkan 2 tetes minyak
dan 5 tetes larutan Na2CO3 0,5% dikocok dengan kuat
3. Tabung 3 diisi 10 tetes aquades dan tambahkan dengan 2 tetes
minyak dan 20 tetes air sabun, dikocok dengan kuat
4. Tabung 4 diisi 10 tetes aquades ditambah dengan 2 tetes
minyak dan 20 tetes larutan GOM dikocok dengan kuat
Masing-masing tabung dilihat perubahannya

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

TES AKROLEIN

a. Tujuan
Untuk menunjukkan terjadinya akrolein dan gliserol dan
turunannya

b. Dasar teori
Akrolein merupakan suatu zat yang berasal dari hasil penarikan
molekul air (dehidration) dari gliserol. Pada reaksi, terbentuknya
gas SO2 yang berbau dan merangsang hidung, seolah-olah bau
akrolein. Jadi, uji ini merupakan uji spesifik untuk gliserol, tetapi
karena lemak pada umumnya mengandung gliserol maka uji
akrolein merupakan uji umum untuk lipid.

c. Bahan
Gliserol
Minyak tengik

d. Alat
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi

e. Prosedur
1. Masukkan serbuk halus KHSO4 setinggi 0,5 cm dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan yang diuji
3. Panaskan dengan hati-hati dengan nyala api spirtus
4. Catat adanya bau yang menyengat dan akrolein yang
terbentuk.

Kegiatan Praktikum 2

Percobaan Lipid

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

UJI BENEDICT KUALITATIF

a. Dasar teori
Hidrolisi triasilgliserol/trigliserol, akan menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Gliserol dengan oksigen dari udara, akan bereaksi membentuk
gliseridehidra dan dihidroksi aseton, yang mempunyai sifat dapat
mereduksi Cu2+ dalam suasana basa (dari reagen benedict) menjadi Cu +.

b. Bahan
Larutan gliserol
Minyak kelapa tengik
Reagen benedict

c. Alat
Pipet tetes Pembakar spirtus
Tabung reaksi Penjepit tabung
Rak tabung reaksi

d. Prosedur
1. Ke dalam 2 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi 2 pipet
tetes penuh reagen benedict
2. Ke dalam tabung pertama, ditambahkan 5 tetes gliserol, kocok dengan
kuat
3. Ke dalam tabung kedua, ditambahkan 5 tetes minyak kelapa tengik,
kocok dengan kuat
4. Ke dua tabung diatas dipanaskan langsung dengan api dari pembakar
spirtus sampai mendidih, kemudian amati perubahan yang terjadi
5. Kedalam tabung pertama, ditambahkan 15 tetes gliserol, kocok.
Diamati perubahannya
6. Kedalam tabung kedua, ditambahkan 15 tetes minyak kelapa tengik,
kocok. Diamati perubahan yang terjadi
7. Kedua tabung diatas, dipanaskan kembali sampai mendidih, diamati
perubahan yang terjadi.
TES DUNSTAN

a. Dasar teori
Natrium tetraborax (borax) dlam air akan terurai menjadi asam
borat dan natrium hidroksida.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Gliserol bereaksi dengan asam borat, meghasilkan senyawa


yang bersifat lebih asam, dan apabila dipanaskan reaksi akan
bergeser ke kiri, sehingga larutan bersifat basa.

b. Bahan
Larutan gliserol 20%
Minyak kelapa tengik
Larutan borax 0,5%
Larutan fenolftalein 0,1% dalam alkohol

c. Alat
Pipet tetes Tabung reaksi
Rak tabung reaksi Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi

d. Prosedur
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering dan diberi
tanda
2. Ke dalam 2 tabung reaksi A dan B, masing-masing diisi 2 tetes
fenolftalein 0,1 %
3. Kedalam tabung A dimasukkan 3 pipet tetes penuh larutan
gliserol 20% dan tabung B dimasukkan 3 pipet tetes penuh
minyak kelapa tengik, campur, diamati perubahan yang terjadi
4. Kedalam tabung reaksi C dan D, masing-masing dimasukkan 5
ml larutan borax 0,5% dan 2 tetes fenolftalein 0,1 % campur.
Diamati perubahan yang terjadi
5. Kedalam tabung reaksi C ditambahkan larutan gliserol tetes
demi tetes sampai warna hilang
6. Kedalam tabung D, ditambahkan minyak tengik tetes demi tetes
7. Keempat tabung diatas dipanaskan, kemudian diamati
perubahan yang terjadi.

UJI LIBERMANN-BURCHARD

a. Tujuan
Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan
secara kualitatif.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

b. Dasar teori
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan
komponen penting yang terdapat dalam membran semua sel
hidup. Kolesterol adalah sterol utama yang terdapat dialam.
Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan
uji kolesterol yang menggunakan reaksi warna. Salah satu
diantaranya ialah reakasi libermann burchard. Uji ini positif bila
reaksi menunjukkan warna yang berubahan dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding
dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.

c. Bahan
Minyak kelapa
Kuning telur puyuh
Kloroform (CHCl3)
Asam asetat anhidrat
Asam sulfat pekat

d. Alat
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi

e. Prosedur
Sediakan 2 tabung reaksi
Tabung 1 :
1. 10 tetes minyak ditambahkan 20 tetes CHCl 3, kocok
sampai larut.
2. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrit, kocok
3. Tambahkan 10-15 tetes asam sulfat pekat melalui
dinding tabung diamkan sebentar sampai terjadi
perubahan warna

Tabung 2 :
1. 10 tetes kuning telur ditambahkan 20 tetes CHCl3, kocok
sampai larut.
2. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrit, kocok

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

3. Tambahkan 10-15 tetes asam sulfat pekat melalui


dinding tabung diamkan sebentar sampai terjadi
perubahan warna

MODUL 3

IDENTIFIKASI PROTEIN

Pendahuluan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Protein berasal dari kata yunani “proteios” yang berarti


barisan pertama. Kata ini diciptakan oleh Johns J.Barzellius
pada tahun 1938, untuk menekankan pentingnya golongan ini.
Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah dalam
sel hidup, dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel.
Protein ditemukan dalam semua sel dan semua bagian sel.
Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul,
terutama protein, asam nukleat dan polisakarida, yang
berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon,
dan sebagi tempat penyimpanan informasi genetika yang khas
untuk setiap spesies. Makromolekul ini adalah biopolimer yang
dibentuk dari unit monomer atau bahan bangunan yang
berlainan. Unit monomer yang menyusun suatu protein, adalah
asam amino.
Banyak protein yang mengandung zat-zat lain selain
asam amino. Maka banyak sifat biologis ditentukan oleh jenis
asam amino yang menyusunnya, urutan asam amino yang
berikatan satu sama lain pada rantai polipeptida, dan hubungan
keruangan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Sifat
biologi protein yang unik terutama disebabkan oleh interaksi
spesifik antara asam amino yang menyusunnya.
Pemisahan asam-asam amino dari suatu campuran, atau
dari hasil hidrolisis lengkap suatu protein dapat dilakukan
dengan metode kromatografi dan elektrolisis. Kromatografi lapis
tipis satu atau dua dimensi dapat digunakan untuk pemisahan
asam-asam amino, sebagai pengganti kromatografi kertas.
Gugus karboksil dan gugus amil yang dimiliki oleh asam
amino sebagai penyusun suatu protein merupakan gugus fungsi
yang dapat diidentifikasi, bila kedalamnya dapat ditambahkan
suatu pereaksi. Reaksi-reaksi yang dapat dilakukan, adalah
reaksi pembentukan garam.
Reaksi warna yang dapat digunakan mengidentifikasi
asam amino dalam protein, adalah biuret, xanthoprotein, millon
dll. Modul 3 terdiri dari 2 kegiatan praktikum, yaitu :
Kegiatan praktikum 1 : reaksi identifikasi protein yang
terdiri sifat kelarutan dan
pengendapan dengan logam berat.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Kegiatan praktikum 2 : reaksi identifikasi protein yang


terdiri dari uji ninhidrin, uji biuret,
uji xanthoprotein dan uji millon
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan
terampil melakukan identifikasi protein, dan secara khusus
mahasiswa dapat terampil :
1. Melakukan reaksi pengendapan asam amino dan protein
dengan asam maupun basa
2. Melakukan reaksi pengendapan asam amino dan protein
dengan logam berat
3. Melakukan adanya pengendapan asam amino dan protein
dengan pelarut organik
4. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein
5. Membedakan satu jenis protein terhadap jenis-jenis asam
amino dan jenis protein lainnya.
Dari modul ini, mahasiswa diharapkan membaca setiap
topik atau sub topik yang tersedia, memahami isinya,
melakukan percobaan, mengamati perubahan-perubahan reaksi
yang terjadi, mencatat semua data yang diperoleh setelah
melakukan pengamatan, membuat gambar tabel atau grafik bila
diperlukan, menginterprestasikan hasil pengamatan, menulis
prinsip dan hasil reaksi, melakukan perhitungan, serta membuat
kesimpulan dari tiap-tiap percobaan.

Kegiatan Praktikum 1

Beberapa reaksi identifikasi protein dan asam amino

Protein terdiri dari bermacam-macam makromolekul yang


heterogen yang merupakan turunan dari polipeptida dengan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

berat molekul yang tinggi. secara kimia, dapat dibedakan antara


protein sederhana ( yang hanya terdiri dari polipeptida), dan
protein kompleks, yang mengandung zat-zat tambahan seperti:
hem, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat.
Berdasrkan fungsinya di dalam tubuh, protein
dikelompokkan kedalam tiga kelas, yaitu : protein serat (protein
struktursl) merupakan protein yang tidak larut dalam air, seperti
kolagenelastin, dan keratin, protein globuler adalah protein
yang berbentuk agak bulat, karena rantai-rantai melipat
bertumpukan, larut dalam air, contoh protein globuler antara
lain : albumin (albumin telur dan serum), globulin (globulin
serum), histon dan protamin, serta protein konjugasi seperti :
nukleoprotein, glikoprotein dan lipoprotein.
Protein bila dihidrolisis lengkap, yang dikatalisis oleh
asam, basa atau enzim menghasilkan 20 jenis asam amino.

Atom C pada asam amino disebut atom C asimetris karena


mengikat empat gugus yang berbeda, atau juga dikenal dengan
atom Cα.
Berdasarkan polaritas gugus R yang terikat pada atom karbon
alfa, asam amino yang terdapat dalam protein dikelompokkan
ke dalam 2 golongan. Sedangkan untuk tujuan lain, asam amino
dikelompokkan dalam 7 kelas, yaitu:
1. Asam amino dengan R (ranatai sampin) alifatik, contoh :
glisisin, alanin, valin, leusin, dan isoleusin.
2. Asam amino dengan rantai R (rantai samping) yang
mengandung gugus hidroksil, contoh : serin dan treonin.
3. Asam amino dengan rantai R (rantai samping) atom
belerang (sulfur), contoh : sistein dan metionin.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. Asam amino dengan rantai R (rantai samping) mengandung


gugus asam atau amidanya, contoh : asam aspartat,
asparagin, asam glutamat, dan glutamin.
5. Asam amino dengan rantai R (rantai samping) yang
mengandung gugus basa, contoh : arginin, lisisn,
hidroksilisin dan histidin.
6. Asam aminbo dengan rantai R (rantai samping) yang
mengandung cincin aromatik, contoh fenilalanin, tirosin dan
triptofan.
7. Asam imino : prolin dan 4-hidroksiprolin
Kelarutan dalam air dan titik leleh yang tinggi dqari
sebagian besar protin, melukiskan adanya gugus yang
bermuatan. Asam amino dan protein mudah dilarutkan dalam
pelarut polar seperti air dan etanol, tetapi mereka tidak larut
dalam pelarut non polar seperti : benzen, heksan dan eter.
Asam amono aromatik menyerao sinar ultraviolet, sebagian
besaar absorpsi sinar ultraviolet protein disebabkan oleh kadar
triptofan yang terdapat didalamnya.

UJI KELARUTAN PROTEIN

a. Tujuan
Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu

b. Dasar teori
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat beraksi dengan larutan
asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam
dan basa. Sebagian mudah larut dan ada pula yang sukar larut.
Namun semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etr
atau kloroform. Apabila protein protein dipanaskan atau ditambah
etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal
ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-
molekul protein.

c. Bahan
Putih telur Larutan HCl
Aquades Larutan NaOH 40%
Kloroform Alkohol

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

d. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi 5 tetes
larutan putih telur
1. Tabung 1 : tambahkan 10 tetes aquades, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
2. Tabung 2 : tambahkan 10 tetes HCl, kocok dengan kuat, amati
perubahannya
3. Tabung 3: tambahkan 10 tetes NaOH, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
4. Tabung 4 : tambahkan 10 tetes alkohol, kocok dengan kuat,
amati perubahannya
5. Tabung 5 : tambahkan 10 tetes kloroform, kocok dengan kuat,
amati perubahannya

UJI PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN GARAM

a. Tujuan
Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen
konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein

b. Dasar teori
Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan
protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan
terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetensi antara garam anorganik dengan
molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik
lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul
protein akan berkurang (garam merusak kestabilan dari koloid
protein).

c. Bahan
Albumin (putih telur) Larutan BaCL2 5%
Larutan (NH4)2SO4 jenuh Larutan CaCl2 5%
Larutan NaCl 5% Larutan MgSO4 5%

d. Prosedur
Sediakan 5 tabung reaksi

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

1. Masing-masing diisi 5 tetes albumin


Pada tabung 1,2,3,4,5 berturut-turut tambahkan larutan
(NH4)2SO4 jenuh, NaCl 5%, BaCL2 5, CaCl2 5%, MgSO4 5%
setetes demi tetes hingga muncul endapan
2. Selanjutnya tambahkan kembali larutan garam secara
berlebihan.
3. Kocok tabung, amati perubahan yang terjadi

Kegiatan Praktikum 2

Beberapa reaksi identifikasi protein dan asam amino

UJI NINHIDRIN

a. Tujuan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein

b. Dasar teori
Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarnA BIRU. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa
berwarna kuning.

c. Bahan
Albumin (putih telur)
Larutan susu bubuk(casein)
Larutan gelatin
Pereaksi ninhidrin

d. Prosedur
1. Sediakan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi 4 tetes, putih telur,
larutan susu bubuk, dan larutan gelatin
2. Tambahkan 10 tetes peraksi ninhidrin pada tiap tabung
3. Panaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5 menit
4. Amati perubahan warna yang terjadi

UJI BIURET

a. Tujuan
Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein

b. Dasar

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Ion Cu2+ dari larutan CuSO4 (dalam pereaksi biuret) dalam suasana
basa akan beraksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang
menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).
Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih,
tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif
terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : -CH 2NH2,
-CSNH2, -C(NH)NH2 dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.

c. Bahan
Putih telur (albumin) Larutan NaOH 10%
Larutan gelatin Larutan CuSO4
Larutan susu(casein) Tabung reaksi
Pipet tetes

d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi
1. Tabung 1 : masukkan 10 tetes putih telur(albumin) ditambahkan 10
tetes larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat
amati perubahan yang terjadi
2. Tabung 2 : masukkan 10 tetes larutan gelatin ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat amati
perubahan yang terjadi
3. Tabung 3 : masukkan 10 tetes larutan susu ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok kuat amati
perubahan yang terjadi
4. Positif ditunjukkan dengan warna ungu (violet)

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

UJI XANTOPROTEIN

a. Tujuan
Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenilalanin yang
terdapat dalam protein

b. Dasar teori
Reaksi pada uji xanthoprotein didasarkan pada inti benzene yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin
benzena (tirosin, triptofan dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi orange.

c. Bahan dan alat


Larutan albumin Larutan HNO3
Larutan casein Larutan NH4OH
Larutan gelatin Alat pemanas
Pipet tetes

d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi
1. Tabung 1 : 25 tetes larutan albumin ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
kran dan ditambahkan dengan 5 pipet penuh NH 4OH melalui dinding
tabung amati perubahan yang terjadi.
2. Tabung 2 : 25 tetes larutan gelatin ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
kran dan ditambahkan dengan 5 pipet penuh NH 4OH melalui dinding
tabung amati perubahan yang terjadi.
3. Tabung 3 : 25 tetes larutan casein ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dipanaskan dengan nyala api pembakar spirtus, didinginkan dibawah air
2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

kran dan ditambahkan dengan 5 pipet penuh NH4OH melalui dinding


tabung amati perubahan yang terjadi.

JANGAN DIKOCOK KARENA AKAN MEMBENTUK CINCIN

UJI MILLON

a. Tujuan
Untuk menunjukkan asam amino fenolat seperti tirosin

b. Dasar teori
Senyawa yang mengandung radikal hidroksibenzen dapat bereaksi
dengan reagen millon membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
Hanya asam amino fenolat seperti tirosin dan keturunannya yang
memberikan reaksi positif. Reagen millon merupakan larutan merkuri nitrat
50% v/v dalam asam nitrat. Sekarang dapat menggunakan modifikasi
reagen millon yaitu merkuri sulfat dalam asam sulfat.

c. Alat dan bahan


Larutan albumin
Larutan gelatin
Larutan casein
Reagen millon (150 g/l larutan merkuri sulfat dalam 15% v/v asam sulfat)
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Waterbath
Pipet tetes

d. Prosedur
Sediakan 3 tabung reaksi

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

1. Tabung 1 : 20 tetes larutan albumin ditambahkan 6 tetes reagen millon,


larutan dipanaskan dengan nyala api bunsen secara hati-hati.
2. Tabung 2 : 20 tetes larutan gelatin ditambahkan 6 tetes reagen millon,
larutan dipanaskan dengan nyala api bunsen secara hati-hati.
3. Tabung 3 : 20 tetes larutan casein ditambahkan 6 tetes reagen millon,
larutan dipanaskan dengan nyala api bunsen secara hati-hati.

MODUL 4

PERCOBAAN ENZIM

Pendahuluan

Enzim adalah suaru protein spesifik yang memiliki aktivitas katalitik.


Tenaga katalitik enzim amat luar biasa, umumnya jauh lebih besar dari

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

katalisator sintetik/non protein/ ion-ion logam. Sifat katalitik enzim


menentukan corak perubahan kimia dalam gel, ia juga berperan dalam
perubahan berbagai bentuk energi.
Sebagai makromolekul, enzim sangat efektif dalam mengkatalisis
berbagai ragam reaksi kimia, karena kemampuan untuk berikatan secara
khas dengan berbagai macam molekul. Dengan menggunakan seluruh daya
intermolekuler yang ada, enzim menempatkan substrat pada kedudukan
yang optimum untuk memulai proses pembentukan ataupun pemecahan
ikatan kimia. Pada hakekatnya, enzim mengkatalisis reaksi dengan cara
memantapkan keadaan transisi, yaitu subtrat dengan tingkat energi yang
tertinggi
Spesifikasi enzim sangat tinggi terhadap substratnya, enzim
mempercepat reaksi kimia spesifik dalam sistem biologi tanpa pembentukan
produk samping, dan molekul ini berfungsi dalam larutan encer pada
keadaan biasa (fisiologis) tekanan, suhu pH normal. Hanya sedikit
katalisator nonbiologi yang dilengkapi dengan sifat-sifat demikian.
Aktifitas katalitik enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain,
konsentrasi enzim dari substrat, konsentrasi koenzim (untuk beberapa
reaksi kimia tertentu), temperatur, pH dan Inhibitor.
Modul 4, terdiri dari dua kegiatan praktikum, yaitu :
Kegiatan praktikum 1 : meliputi percobaan enzim invertase, percobaan
aktivitas enzim ptyalin dengan adanya ion klorida percobaan enzim urease.
Kegiatan praktikum 2 : meliputi uji shardinger, reaksi gmealin terhadap cat
empedu dan reaksi hay terhadap cat empedu.
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan terampil
melakukan percobaan enzim, dan secara khusus mehasiswa dapat terampil:
1. Melakukan percobaan aktivitas enzim invertase yang terdapat dalam ragi
terhadap substrat
2. Melakukan percobaan aktivitas enzim invertase yang terdapat dalam ragi
terhadap substrat sukrosa, yang dipengaruhi oleh pemanasan
3. Menentukan adanya monosakarida sebagai hasil hidrolisis sukrosa oleh
enzim invertase
4. Melakukan percobaan aktivitas enzim ptyalin yang terdapat dalam air liur
dengan tanpa aktivator ion clorida
5. Melakukan percobaan aktivitas enzim ptyalin yang terdapat dalam air liur
dengan aktivator ion klorida
6. Melakukan percobaan aktivitas enzim ptyalin yang terdapat dalam air liur
dengan aktivator ion clorida yang dipengaruhi pH

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

7. Melakukan percobaan enzim urease yang terdapat dalam suspensi


kedelai terhadap larutan urea
8. Melakukan percobaan aktivitas enzim urease yang terdapat dalam
suspensi kedelai terhadap larutan urea, dengan adanya inhibitor
9. Melakukan percobaan aktivitas enzim dehidrogenase yang terdapat
dalam susu
10.Melakukan percobaan untuk mengetahui pigmen-pigmen dalam empedu
11.Melakukan percobaan untuk mengetahui salah satu sifat garam empedu
dalam menurunkan tegangan permukaan air.
Dalam modul ini mahasiswa diharapkan membaca tiap topik atau
subtopik yang tersedia, memahami isinya, melakukan percobaan,
mengamati perubahan-perubahan reaksi yang terjadi, mencatat setiap data
yang diperoleh setelah melakukan pengamatan, menginterprestasikan hasil
pengamatan dan membuat kesimpulan dari tiap-tiap percobaan.

Kegiatan Praktikum 1

Percobaan Enzim

Enzim adalah proteinyang disintesa oleh sel hidup yang


berfungsi mengkatalisa jenis reaksi kimia tertentu yang terjadi di
dalam dan diluar sel yang menghasilkannya, sehingga enzim disebut
juga biokatalisator.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Jenis reaksi yang dimaksudkan adalah oksidoreduksi,


transfer/pemindahan, hidrolisis atau liasi, isomerasi. Sebagaimana
halnya protein pada umumnya, maka aktifitas katalitil enzim antara
lain dipengaruhi oleh pH, suhu, Kadar Substrat atau enzim. Melalui
percobaan ini dapat dilakukan beberapa percobaan yang menguji sifat
enzim.

PERCOBAAN AKTIVITAS ENZIM INVERTASE

Enzim invertase antara lain terdapat dalam ragi, yang dapat


meghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Bila larutan ragi
terlebih dahulu dipanaskan, maka enzim akan rusak dan tidak dapat
menghidrolisis sukrosa. Untuk menunjukkan bahwa hidrolisis telah
sempurna, maka terhadap hidrolisat dilakukan uji barfoed.

a. Alat dan bahan


Tabung reaksi Penangas air
Rak tabung reaksi Pembakar spirtus
Pipet ukur 5 mL dan 10 mL Penjepit tabung reaksi
Larutan ragi
Larutan sukrosa
Larutan maltosa
Reagen barfoed

b. Prosedur
1. Siapkan 2 tabung reaksi dan beri label pada masing-masing
tabung. Masukkan sebanyak 5mL larutan sukrosa ke dalam
masing-masing tabung.
2. Tabung pertama ditambahkan 1 mL larutan ragi, campur
sampai homogen
3. Tabung ke dua ditambahkan 1 mL larutan ragi yang telah
didihkan, campur hingga homogen
4. Tabung ke tiga dimasukkan 5 mL larutan maltosa dan 1 mL
larutan ragi, dicampur hingga homogen
5. Ketiga tabung diatas dipanaskan dalam penangas air pada
suhu 400C, selama 10 menit
6. Terhadap ketiga hidrolisat dilakukan uji barfoed (lihat uji di
karbohidrat) diamati perubahan yang terjadi

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

PERCOBAAN AKTIVITAS ENZIM PTYALIN DENGAN AKTIVATOR


ION KLORIDA

Dalam air liur terdapat enzim ptyalin yang dapat meghidrolisis


amilum, menjadi amilodektrin, eritrodekstrin, akrodekstrin, dan
maltosa. Dengan penambahan larutan iodin, amilodekatrin berwarna
biru, eritrodekstrin berwarna merah, sedangkan akrodekstrin dan
maltosa tidak berwarna.
Dengan adanya ion klorida dari NaCl pada pH netral
menyebabkan kondisi optimum untuk aktivitas enzim ptyalin,
sedangkan dalam suasana netral dan tidak adanya ion clorida, aktivitas
enzim lambat. Bila kedalam air liur ditambahkan ion klorida yang
berasal dari asam klorida maka aktivitas enzim ptyalin hilang (rusak),
karena kondisi (pH) larutan menjadi asam.

a. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur 5 mL dan 10 mL
Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi
Penangas air
Larutan NaCl
Larutan Amilum
Larutan HCl 2N
Larutan Iodium
Air

b. Prosedur
1. Kedalam 3 tabung reaksi yang bersih dan telah diberi label,
masing-masing dimasukkan 3 mL larutan amilum 1%,1 mL
larutan air liur dan 1 tetes larutan Iodium
2. Kedalam tabung pertama tambah 1 ml larutan NaCl 1%,
dicampur hingga homogen
3. Kedalam tabung kedua, ditambahkan 1 ml larutan HCl 2 N,
dicampur hingga homogen

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. Kedalam tabung ketiga, dimasukan 1 ml aquades, campur


hingga homogen
5. Ketiga tabung diatas dipanaskan dalam penangas air pada suhu
400C, selama beberapa menit
6. Diamati perubahan yang terjadi

UJI UREASAE

a. Tujuan
Membuktikan adanya enzim urease dalam suspensi kedelai

b. Dasar teori
Substrat ureum oleh enzim urease di dalam suspensi kedelai
akan diuraikan menjadi amonia (NH3) dan gas karbondioksida
(CO2). Senyawa amonia yang dihasilkan bersifat basa, sehingga pH
larutan menjadi naik. Akibatnya, fenolptalein dalam larutan yang
semula tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Aktivitas
enzim urease dapat dihambat oleh inhibitor logam berat, seperti
Hg2+ atau Pb2+, dan rusak pada pemanasan 1000C.

c. Alat dan bahan


Penangas air
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Suspensi kedelai
Larutan urea 1%
Larutan penolptalein, PP(pH8,3-10)
Larutan HgCl2 1%

d. Prosedur
1. Siapkan 3 tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 mL
larutan urea 1%
2. Tabung 1 : tambahkan 10 tetes filtrat kedelai dan 2 tetes
indikator pp
3. Tabung 2 : tambahkan 10 tetes filtrat kedelai yang telah
didihkan dan 2 tetes indikator pp

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. Tabung 3: tambahkan 10 tetes filtrat kedelai dan 2 tetes


indikator pp dan 10 tts larutan HgCl2
5. Setelah dicampur dengan baik, masukkan ketiga tabung ke
dalam penangas air pada suhu 400C sealama 5 menit
6. Amati perubahan yang terjadi.

Kegiatan praktikum 2

Percobaan Enzim

UJI SCHARDINGER

Uji schardinger merupakanuji enzim dehidrogense dalam susu


segar. Enzim dehidrogense yang terdapat dalam susu segar

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

mengkatalisis pelepasan H (hidrogen) dari formaldehid. Atom H


(hidrogen) yang dibebaskan akan berekasi dengan metilen blue
membentuk leukometilen blue. Susu yang telah dipanaskan sampai
700C (pasteurized milk) menyebabkan enzim tidak aktif lagi

a. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur 5 mL
Penangas air
Susu yang telah dipasteur
Susu segar
Metilen blue
Formaldehid

b. Cara kerja
1. Sediakan dua tabung reaksi, pada tabung pertama,
masukkan 5 mL susu segar dan tabung ke dua diisi 5 mL
susu yang telah dipasteur
2. Tambahkan 3 tetes metilin blue dan 1 mL formaldehide
0,4% pada msing-masing tabung
3. Campur dengan baik dan masukkan ke dalam penangas air
60-650C
4. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing reaksi

REAKSI G MEALIN TERHADAP CAT EMPEDU

a. Tujuan
Untuk mengidentifikasi pigmen-pigmen empedu

b. Dasar teori
Empedu mengandung bermacam-macam pigmen.pigmen empedu
yang utama adalah biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin yang
berwarna jingga atau kuning coklat. Oksdidasi pigmen-pigmen empedu

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

oleh oksidator kuat seperti HNO3 akan menghasilkan turunan senyawa


yang berwarna. Misalnya :
Mesobiliverdin : hijau-biru
Mesobilirubin : kuning
Mesobilisianin : biru-ungu atau violet

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pipet ukur
Larutan empedu encer (1:10)
Larutan HNO3 pekat
Larutan iodium 0,5%

d. Prosedur
1. Masukkan 1 mL larutan HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan dengan hati-hati 5 tetes larutan empedu, goyang dengan
hati-hati
3. Perhatikan warna-warna pada bidang perbatasan
4. Selanjutnya simpulkan pigmen-pigmen apa yang terdapat dalam
empedu
5. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan larutan iodium 0,5%
sebagai oksidator

REAKSI HAY TERHADAP CAT EMPEDU

a. Tujuan
Untuk mengetahui salah satu sifat garam empedu dalam menurunkan
tegangan permukaan air.

b. Dasar teori
Percobaan ini berdasarkan atas sifat garam empedu. Macam-macam
garam empedu : K atau Na dari cholic acid, chonodeoxychololanic acid.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Garam empedu dapat menurunkan tegangan permukaan air. selain


empedu terdapat zat-zat lain yang dapat juga menurunkan tegangan
permukaan seperti sabun, etanol, caprylac, alkohol, eter, protein. Hal ini
dapat kilta lihat bila serbuk belerang tenggelam dalam larutan empedu.

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Serbuk belerang
Garam empedu

d. Prosedur
1. Sediakan dua tabung reaksi
Tabung 1 : diisi aquades
Tabung 2 : diisi lartan empedu
2. Pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan serbuk belerang
3. Amati pada tabung mana serbuk belerang tenggelam

MODUL 5

PERCOBAAN VITAMIN

Pendahuluan
Banyak enzim yang membutuhkan kofaktor nonprotein untuk fungsi
katalitiknya, yaitu suatu molekul organik yang disebut koenzim atau
komponen anorganik, seperti ion logam. Pada beberapa enzim, kofaktor ikut
serta secara langsung dalam proses katalitik, dan pada proses lain kofaktor

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

berfungsi sebagai pembawa sementara beberapa gugus fungsional tertentu


yang diturunkan dari substrat.
Walaupun kofaktor enzim teresbut hanya dalam jumlah sangat kecil,
kerja enzim pasangannya sangat esensial karena sangat vital untuk
metabolisme dalam sel. Zat yang dimaksud sebagai pasangan enzim adalah
vitamin dalam bentuk mikronutrien dalam makanan.
Modul 5, terdiri dari dua kegiatan praktikum, yaitu:
Kegiatan praktikum 1 : meliput percobaan penentuan adanya vitamin A,
vitamin D dan vitamin B2
Kegiatan praktikum 2 : meliputi percobaan penentuan vitamin B1, vitamin B6
dan vitamin C
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan terampil
melakukan percobaan penentuan vitamin, dan secara khusus mahasiswa
dapat terampil :
1. Melakukan percobaan penentuan vitamin A dalam sampel
2. Melakukan percobaan penentuan vitamin B2 dalam sampel
3. Melakukan percobaan penentuan vitamin D dalam sampel
4. Melakukan percobaan penentuan vitamin B1 dalam sampel
5. Melakukan percobaan penentuan vitamin B6 dalam sampel
6. Melakukan percobaan penentuan vitamin C dalam sampel
Dalam modul ini mahasiswa diharapkan membaca tiap topik atau
subtopik yang tersedia, memahami isinya, melakukan percobaan, mengamati
perubahan-perubahan reaksi yang terjadi, mencatat setiap data yang
diperoleh setelah melakukan pengamatan, menginterprestasikan hasil
pengamatan dan membuat kesimpulan dari tiap-tiap percobaan.

Kegiatan praktikum 1
Percobaan Vitamin

Vitamin adalah golongan senyawa organik sebagai pelengkap


makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh.vitamin memiliki peran sangat
penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi
tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar


untuk menyediakan energi dan menghasilkan prekursor organik berbagai
komponen tubuh. Sebaliknya, vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak
dapat digantikan oleh zat lain. Kekurangan vitamin menimbulkan penyakit
tertentu. Kondisi kekurangan vitamin disebut avitaminosis dan dapat
disembuhkan dengan memberikan vitamin yang kurang.
Pada umunya, vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh dalam
jumlah yang mencukupi, sehingga harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat
didalam kulit, asal kulit cukup mendapat sinar matahari. Vitamin lain yang
disintesis didalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua jenis
vitamin disintesis di dalam usus oleh bakteri.
Klasifikasi vitamin

Vitamin

Larut dalam air Larut dalam lemak

Vitamin A (Retinol,β-carotenes)
Vitamin C Vitamin B kompleks
Vitamin D (cholecalciferol)
Vitamin K (Phylloquinones)
Energy-releasing
Vitamin E (tocopherols)
Thiamine (vitamin B1) 2
Riboflavin (vitamin B2)
Niacin (vitamin B3)
Biotin
Pantothenic acid
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Hematopietic
Folic acid
Vitamin B12

Other
Pyridoxine
(vitamin B6)
Pyridoxal
pyridoxamine

PENENTUAN ADANYA VITAMIN A


a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif
b. Dasar teori
Sumber vitamin A adalah karoten dan karetnoid yang banyak
terdapat dalam bahan-bahan nabati sebagai provitamin. Dalam
jaringan hewan, vitamin A diperoleh dalam bentuk retinol.
Vitamin A stabil dibawah atmosfir, tetapi cepat kehilangan
aktivitasnya bila dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada
suhu tinggi. Vitamin A dapat rusak bila dioksidasi atau didehidrogenasi.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi


carr-price atau pereaksi trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan carr-
price akan memberikan warna biru,kemudian berubah menjadi merah
coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A
yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat
dijadikan dasar penentuan kuantitatif vitamin A secara kolorimetri.

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes

Minyak ikan Susu bubuk Susu murni


Asam asetat anhidrat Kloroform Kristal SbCl3

d. Prosedur
Cara A
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung 1 : tambahkan minyak ikan
Tabung 2 : tambahkan susu bubuk
Tabung 3 : tambahkan susu murni
2. Masing-masing tabung tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian
campurlah dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit
4. Bubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl 3 kedalam masing-masing
tabung
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi, positif (+) warna biru
yang kemudian berubah menjadi coklat.

Cara B
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung 1 : tambahkan minyak ikan
Tabung 2 : tambahkan susu bubuk
Tabung 3 : tambahkan susu murni
2. Masing-masing tabung tambahkan 1 mL asam trichlorasetat dalam
kloroform, kemudian campurlah dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi, positif (+) warna biru


yang kemudian berubah menjadi coklat.

PENENTUAN ADANYA VITAMIN B1( Aneurin HCl, Thiamin HCl)

a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif

b. Dasar teori
Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu
inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia,
vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam
jaringan hewan sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat.
Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut
lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak,
sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada
pemanasan kering, tetapi mudah oleh zat-zat pengoksidasi dan
terhadap radiasi sinar ultraviolet.

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi Rak tabung reaksi
Pipet tetes Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi
Larutan thiamin 1% Susu sapi
Susu bubuk Katul
Larutan Pb(CH3COO) 10% Larutan NaOH 6 N
Larutan Bi(NO3)3 Larutan KI 5%

d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes thiamin
Tabung 2 : 5 tetes susu segar
Tabung 3 : 5 tetes susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes katul

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

2. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 tetes larutan


Bi(NO3)3, campur dengan baik
3. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung 1 tetes
larutan KI 5%
4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya warna
endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif

Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes thiamin
Tabung 2 : 5 tetes susu segar
Tabung 3 : 5 tetes susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes katul
2. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 tetes larutan
Pb(CH3COO) 10% dan NaOH 6 N
3. Campurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya
warna kuning yang terjadi
4. Selanjutnya, panaskan sehingga akan timbul endapan warna
coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.

Kegiatan Praktikum 2

Percobaan Vitamin

PENETAPAN ADANYA VITAMIN D


a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif

b. Dasar teori
Ada dua jenis vitamin D yang penting, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol)
dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Sumber vitamin D2 banyakterdapat bahan

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

nabati seperti ragi dan jamur, sedangkan vitamin D3 banyak terdapat


dalam minyak ikan.
Pada umunya, vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan
oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didekstruksi bila lingkungannya
alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan
hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan rusak.

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi Rak tabung reaksi
Pipet tetes Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi
Minyak ikan Larutan Susu bubuk
Susu sapi segar Larutan H2O2 5%
Kloroform Asam asetat anhidrit
Kristal SbCl3
d. Prosedur
1. Sediakan 3 tabung reaksi, masing-masing dimasukkan 1 mL larutan
minyak ikan, susu bubuk, dan susu sapi segar. Masing-masing tabung
ditambahkan 1 mL larutan H2O2 5%
2. Kocoklah campuran itu selama kurang 1 menit, dan panaskan perlahan-
perlahan sampai tidak ada lagi gelembung gas yang keluar. (jangan
sampai mendidih)
3. Dinginkan isi tabung dibawah air kran, lalu lakukan reaksi carr-price seperti
pada penentuan adanya vitamin A
4. Perhatikan warna yang timbul, adanya warna jingga-kuning berarti vitamin
D positif
PENENTUAN ADANYA VITAMIN B2 (riboflavin)

a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B2 secara kualitatif

b. Dasar teori
Vitamin B2 atau riboflavin diisolasi pertama kali dari susu, diidentifikasi
dan disintesis pada tahun 1935. Vitamin ini merupakan kristal kuning
jingga yang mengandung cincin isoaloksasin. Riboflavin merupakan
koenzim dehidrogenase sebagai FMN (flavin mononukleotida) dan FAD
(flavin adenukleotida)

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Meskipun riboflavin stabil terhadap pemanasan dantidak merusak


karena udara, riboflavin sangat labil terhadap cahaya. Riboflavin
memberikan flouresensi kuning di bawah sinar ultra-violet, warna ini
dijadikan untuk analisa kuantitatif di laboratorium

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes

Larutan riboflavin Larutan susu segar


Larutan susu bubuk Kuning telur
Putih telur Larutan HCl
Logam zn Putih telur
Asam asetat glasial

d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. Tambahkan asam asetat glasial setetes demi setetes sampai terjadi
pengumpalan secara maksimal, kocok kemudian diamkan biar
mengendap
3. Hasil menunjukkan flouresensi kuning dilihat dibawah sinar uV

Cara B
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. masing-masing tabung diisi 5 tetes HCl pekat
3. tambahkan sedikit logam Zn ke dalam tabung reaksi

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. positif menunjukkan warna merah

Cara C
1. Sediakan 5 tabung reaksi
Tabung 1 : 10 tetes larutan riboflavin
Tabung 2 : 10 tetes susu bubuk
Tabung 3 : 10 tetes susu segar
Tabung 4 : 10 tetes kuning telur
Tabung 5 : 10 tetes putih telur
2. masing-masing tabung diisi 5 tetes AgNO3
3. positif menunjukkan warna jingga

PENENTUAN ADANYA VITAMIN B6 (Piridoksin HCl)

a. Tujuan
Membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif

b. Dasar teori
Dialam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuksenyawa, yaitu piridoksin,
pirodoksal, dan piridoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam
hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum.
Piridoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Piridoksal dan
piridoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari ke
tiga bentuk vitamin B6, hanya piridoksin yang paling tahan terhadap
pengaruh pengolahan dan penyimpanan.

c. Alat dan bahan


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes

Larutan piridoksin HCl Larutan susu bubuk


Larutan susu segar Larutan katul
Larutan CuSO4 2% Larutan Na2CO3 5%
Larutan FeCl3 1% Reagen diazo A
Reagen diazo B Larutan CH3COONa 50%
Larutan HNO3 3N

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

d. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CuSO 4 2% dan 10 tetes
NaOH 3 N
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna biru-ungu berarti
vitamin B6 positif

Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CuSO 4 2% dan 10 tetes
FeCl3
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna jingga berarti vitamin
B6 positif

Cara C
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan piridoksin HCl
Tabung 2 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu segar
Tabung 4 : 5 tetes larutan katul
2. Tambahkana masing-masing tabung 2 tetes CH 3COONa 50% dan 1
tetes aquades, 2 tetes reagen diazo a, 2 tetes diazo B dan 5 Na 2CO3 5,5
% tetes larutan campurkan baik-baik pada setiap penambahan reagen
3. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna kuning-jingga berarti
vitamin B6 positif

PENENTUAN ADANYA VITAMIN C

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

a. Tujuan :
Membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif

b. Alat dan bahan


Tabung reaksi Rak tabung reaksi
Pipet tetes Pembakar spirtus
Penjepit tabung reaksi pH strip

larutan asam askorbat jeruk nipis


larutan susu busuk pisang
pereaksi benedict larutan NaHCO3 5%
larutan FeCl3 1% filtrat bayam

c. Prosedur
Cara A
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. Tambahkan masing-masing tabung 10 tetes benedict
3. Panaskan dalam pemanas sampai mendidih
4. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna hijau kekuningan
berarti vitamin C positif.

Cara B
1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. masing-masing tabung dinetralkan dengan NaHCO3 5% (pH =9-10)
3. tambahkan 2 tetes larutan FeCl3
4. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk warna merah-ungu berarti
vitamin C positif.

Cara C
1. Sediakan 4 tabung reaksi

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat


Tabung 2 : 5 tetes tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. masing-masing tabung tambahkan dengan KMnO4
3. Amati warna yang terjadi. Bila warna ungu luntur vitamin C positif.

Cara D (uji cuprifiel)


1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. masing-masing tabung dinetralkan dengan 5 tetes CuSO 4
3. tambahkan 2 tetes larutan NaOH
4. Amati warna yang terjadi. Bila berbentuk endapan kuning berarti
vitamin C positif.

Cara E (uji fehling)


1. Sediakan 4 tabung reaksi
Tabung 1 : 5 tetes larutan asam askorbat
Tabung 2 : 5 tetes tetes larutan jeruk
Tabung 3 : 5 tetes larutan susu bubuk
Tabung 4 : 5 tetes larutan filtrat bayam
2. masing-masing tabung tambahkan 3 tetes fehling A
3. tambahkan 3 tetes larutan Fehling B
4. Amati perubahan yang terjadi. Bila berbentuk endapan kuning, coklat
kehijauan berarti vitamin C positif.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

Daftar Pustaka

1. Lehninger, A.L., 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Alih bahasa : M.Thenawijaya.


Erlangga. Jakarta.

2. Panil, Zulbadar.2008. Memahami Teori Dan Praktis Biokimia Dasar Medis.


Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3. Wahyuni, Yeni., Ai Djuminar., Ani Riyani S. 2004. Praktikum Biokimia.


Bandung. Politeknik Kesehatan Bandung.

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

4. Vogel. A.I. 1959. Practikal Organic Chemistry Including Qualitative Organic


Analysis. 3th edit. Logmans

5. Vogel. A.I. 1989. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, edisi ke lima. Jakarta.PT. Kalman Media Pustaka

6. Yasid, E dan Nursanti, L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk


Mahasiswa Analis. Yogyakarta. Penerbit Andi.

LAMPIRAN 1
FORMAT LAPORAN X

I. TUJUAN
II. ALAT DAN BAHAN
III. PROSEDUR (DIBUAT DALAM BENTUK DIAGRAM ALIR)
IV. DATA PENGAMATAN
NO Lar Pereaksi Hasil Reaksi Kesimpulan zat
X No : ……
1

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

2
3

dst

KESIMPULAN
Dalam larutan zat X no ….mengandung jenis karbohidrat/vitamin

Surakarta, …………………..20……..

(……………………………………….) (………………………………………)
Tanda tangan mahasiswa tanda tangan instruktur

Catatan :
1. Identifikasi zat X karbohidrat/vitamin selama 60 menit,
termasuk membuat dan mengumpulkan laporan
2. Selama waktu pemeriksaan mahasiswa diperbolehkan
mengulang kembali pemeriksaan ( jika pengumpulan 15 menit
sebelum batas akhir)
3. Penilaian :
a. Kesimpulan zat X pada pengumpulan laporan langsung, hasil
benar nilai 100
b. Kesimpulan zat X pada pengumpulan laporan batas waktu
pemeriksaan salah, nilai 40
c. Kesimpulan zat x, pada pengumpulan laporan pemeriksaan
kedua hasil benar, nilai 70

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

LAMPIRAN II
FORMAT LAPORAN
(CONTOH PERTEMUAN I)

TUJUAN (tulis ulang tujuan untuk uji Molisch+uji Iodium+uji Benedict)


DASAR TEORI (tulis ulang tujuan untuk uji Molisch+uji Iodium+uji Benedict)
ALAT DAN BAHAN (tulis ulang tujuan untuk uji Molisch+uji Iodium+uji
Benedict)
PROSEDUR DALAM BENTUK DIAGRAM (Buat alur prosedur untuk uji
Molisch+uji Iodium+uji Benedict

2
Prodi DIII Analis Kesehatan 202
0

DATA PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai