Dosen Pengampu :
Apt. Cindhany Darmaria Faridhah Utami Mala, S.Farm., M.Sc.
Apt. Mutmainnah, S.Farm., M.Farm.
IDENTITAS PRAKTIKAN :
Nama Mahasiswa : ................................................................................
NPM : ................................................................................
Kelas / Kelompok : ................................................................................
Tujuan dari penyusunan penuntun praktikum ini adalah untuk membantu mahasiswa yang
melaksanakan tugas praktikum Teknologi Sediaan Semipadat dan Cair di Program Studi S1
Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun.
Penuntun praktikum ini dibuat berdasarkan percobaan dimana alat dan bahan- bahan yang
diperlukan disesuaikan dengan fasilitas yang ada di laboratorium. Sangat diharapkan
mahasiswa membaca buku-buku literatur yang ada.
Kritik dan saran dari segala pihak akan diterima demi penyempurnaan penuntun praktikum ini.
ttd
A. JADWAL PRAKTIKUM
Minggu Ke- Praktikum
1 Asistensi Umum, Respon Umum I
2 Formulasi Sediaan I (Penyusunan jurnal dan diskusi)
3 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan I
4 Formulasi Sediaan II (Penyusunan jurnal dan diskusi)
5 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan II
6 Formulasi Sediaan III (Penyusunan jurnal dan diskusi)
7 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan III
8 Respon Umum II
9 Formulasi Sediaan IV (Penyusunan jurnal dan diskusi)
10 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan IV
11 Formulasi Sediaan V (Penyusunan jurnal dan diskusi)
12 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan V
13 Formulasi Sediaan VI (Penyusunan jurnal dan diskusi)
14 Pembuatan dan Evaluasi Sediaan VI
15 Respon Umum III
16 Ujian Akhir Semester
LARUTAN
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menyusun formula sediaan syrup/eliksir
b. Mahasiswa mampu membuat sediaan syrup/eliksir
c. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan syrup/eliksir
2. Teori
Larutan adalah campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen
dalam skala molekuler. Secara garis besar, larutan terdri dari dua komonen, yaitu pembawa
atau pelatrut (air atau pelarut campur) dan solute, bagian terlarut yang merupakan fasa
terdispersi dalam bentuk molekul dan ion (zat aktif, pemanis, pewarna, pewangi, antioksidan,
pengawet atau pengental).
Beberapa masalah yang mungkin ditemui dalam fomulasi sediaan larutan adalah:
1. Kelarutan zat aktif rendah → dilakukan solubilisasi untuk meningkatkan kelarutan zat
aktif dalam pembawa.
2. Stabilitas kimia dan biologi zat aktif dalam pelarut → ditambahkan antioksidan atau
pengawet
3. Antaraksi obat-eksipien → dipilih eksipien dengan antaraksi minimal
4. Stabilitas eksipien dalam kondisi yang sesuai untuk zat aktif → pemilihan eksipien yang
sesuai dengan kondisi akhir sediaan.
Secara kuantitatif, kelarutan adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada
suhu tertentu, sedangkan secara kualitatif, kelarutan adalah interaksi spontan dari dua zat atau
lebih untuk membentuk dispersi molekuler yang homogen. Informasi kelarutan suatu zat
tercantum dalam monografi zat terkait dan dinyatakan dalam istilah sebagai berikut:
Adapun komponen penyusun sediaan larutan dalam formulasi adalah sebagai berikut :
1. Zat aktif
2. Zat tambahan
Pemilihan zat tambahan tergantung dari karakter zat aktif dan karakter sediaan yang akan
dibuat. Macam-macam zat tambahan yang biasa dipakai yaitu :
a. Zat pewarna
Untuk menutupi penampilan yang tidak menarik serta meningkatkan penerimaan
pasien. Yang harus diperhatikan dalam pemilihan zat warna yaitu : kelarutan, stabilitas,
ketercampuran, konsentrasi zat warna dalam campuran, sesuai dengan rasa sediaan,
pH sediaan.
b. Zat pengawet
Zat pengawet yang digunakan yang tidak toksik, tidak bau, stabil dan dapat bercampur
dengan komponen lain didalam formula, potensi antibakterinys luas. Contohny adalah
larutan untuk oral yaitu : asam benzoate, asam sorbet, dan lain-lain, sedangkan untuk
pemakainan topical yaitu nipagin, nipasol, dll.
c. Zat pemanis, contohnya yaitu sukrosa, sorbitol, aspartame, dan lain-lain.
d. Zat pendapar
Dapar digunakan pada zat yang range pH nya kecil. Pemilihan dapar yang sesuai
tergantung dari PH dan kapasitas dapar yang diinginkan, contohnya buffer laktat,
fospat, karbonat, sitrat, boraks, dll.
e. Anticaplocking
Yaitu untuk mencegah kristalisasi gula pada tutup botol. Contohnya adalah sorbitol,
gliserol, propilen glikol, dll.
f. Pengaroma
Dalam pemilihannya didasarkan pada untuk siapa konsumenya serta rasa dari zat aktif
yang dikandungnya. Contohnya rasa buah-buahan untuk zat aktif yang berasa asam,
vanilla, rasa jeruk, dll.
Bahan
Zat Aktif : Paracetamol
Zat Tambahan : Lihat formula yang disetujui.
Prosedur Kerja
1. Buat usulan formula untuk zat aktif yang ditentukan
2. Buat cara kerja/metode pembuatan sediaan
3. Kemas sediaan
4. Tentukan dan Lakukan evaluasi sediaan larutan yang sudah dibuat. Kemudian amati
kestabilan larutan pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-14
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan definisi larutan (4 Literatur) (Skor : 15)
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisika kimia kelarutan (4 Literatur) (Skor : 30)
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari larutan (4 Literatur) (Skor 15)
4. Jelaskan jenis-jenis larutan secara umum, berdasarkan banyaknya zat terlarut dan berdasarkan sifat
fisika kimia (4 Literatur) (Skor :30)
5. Sebutkan bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi larutan serta jelaskan fungsinya
(2 Literatur) (Skor : 10)
SUSPENSI
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menyusun formula sediaan suspensi
b. Mahasiswa mampu membuat sediaan suspensi
c. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan suspensi
2. Teori
Suspensi adalah suatu sediaan dengan sistem heterogen yang terdiri dari fasa pendispersi
sebagai fasa dalam dan fasa pendispersi sebagai fasa luar. Fasa terdispersi berbentuk partikel
dengan ukuran partikel tertentu yang tidak terlarut dalam fasa pendispersi. Penggolangan
suspensi berdasarkan sifatnya:
a. Suspensi Deflokulasi
o Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri
o Kecepatan sedimentasi lambat, setiap partikel mengendap secara terpisah, dan ukuran
partikel minimal.
o Endapan cepat menjadi kompak, karena berat pada lapisan atas material endapan, selain
itu endapan yang sudah mengeras akan sulit untuk di redispersikan.
o Keunggulan: sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu
yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
o Kekurangan: apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa
yang kompak.
o Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat
dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paruhnya.
b. Suspensi Flokulasi
o Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat
o Kecepatan pengendapan tinggi, disebabkan oleh setiap unit partikel dibentuk oleh
kelompok partikel sehingga ukuran agregat relatif besar.
o Endapan yang terbentuk longgar, tidak kompak. Partikel tidak terikat kuat satu sama lain
sehingga mudah didispersikan kembali.
o Cairan supernatan pada sistem flokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul
yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
o Keunggulan: Sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah
diredispersi.
o Kekurangan: Dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya
tinggi.
o Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
− Kombinasi ukuran partikel
− Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
− Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam suspensi
2. Bahan tambahan
a. Bahan pembasah: surfaktan dan humektan
Bahan pembasah diperlukan agar partikel zat aktif dapat terdispersi secara merata di
dalam fasa luarnya. Mekanisme kerja surfaktan sebagai zat pembasah adalah dengan
menurunkan sudut kontak antara partikel padat dan zat cair, sehingga menurunkan
tegangan permukaan padat-cair, akibatnya partikel padat dapat terbasahi. Surfaktan
sangat baik digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat permukaan partikel
hidrofob. Mekanisme kerja dari humektan adalah dengan menghilangkan lapisan udara
di permukaan partikel zat padat yang terdispersi, sehingga zat padat mudah terbasahi.
Humektan digunakan sebagai wetting agent untuk zat aktif dengan sifat permukaan
hidrofil.
b. Bahan pensuspensi
Bahan pensuspensi digunakan untuk memodifikasi viskositas sediaan dan
memperlambat terjadinya pengendapan zat padat saat penyimpanan. Syarat yang harus
dimiliki oleh bahan pensuspensi yang ideal adalah :
• Dapat merubah sifat fisik larutan pembawa.
• Viskositas sediaan tinggi saat penyimpanan.
• Viskositas tidak cepat berubah oleh pengaruh suhu dan penyimpanan.
• Tahan terhadap pengaruh elektrolit dan tidak terurai pada rentang pH yang besar..
• Dapat bercampur dengan bahan berkhasiat dan bahan tambahan lainnya.
• Tidak toksik.
c. Bahan pembawa : air, sirup, sorbitol.
d. Dapar
e. Pengawet
f. Flavour
Bahan
Zat Aktif : Allumunium Hidroksida, Magnesium Hidroksida
Zat Tambahan : Lihat formula yang disetujui.
Prosedur Kerja
1. Buat usulan formula untuk zat aktif yang ditentukan
2. Buat cara kerja/metode pembuatan sediaan
3. Kemas sediaan
4. Tentukan dan Lakukan evaluasi sediaan suspensi yang sudah dibuat.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan definisi suspensi. (4 Literatur) (Skor : 15)
2. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari Suspensi dan simpulkan. (4 Literatur) (Skor 15)
3. Jelaskan syarat-syarat suspensi yang baik dan ideal. (4 Literatur) (Skor :30)
4. Sebutkan dan jelaskan bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi suspensi.
(2 Literatur) (Skor : 10)
5. Jelaskan tipe-tipe suspensi (4 Literatur) (Skor : 30).
EMULSI
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menyusun formula sediaan emulsi
b. Mahasiswa mampu membuat sediaan emulsi
c. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan emulsi
2. Teori
Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur satu
dengan yang lain. Pada umumnya cairan tersebut adalah campuran dari minyak dan air,
tergantung dari tipe emulsi yang dibuat, fase terdispersi dapat berupa minyak atau air.
Pada prinsipnya pembuatan sediaan emulsi terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Tahap dispersi
Dalam tahap ini dilakukan pemecahan fase minyak menjadi globul- globul kecil, sehingga
fase terdispersi tersebut dapat lebih mudah terdispersi dalam fase pendispersi.
2. Tahap stabilisasi
Dalam tahap ini dilakukan stabilisasi globul-globul yang terdispersi dalam medium
pendispersi dengan menggunakan emulgator dan bahan pengental.
Nilai HLB 1,8-8,6 seperti span dianggap lipofil dan umumnya membentuk tipe emulsi
A/M. Nilai HLB 9,6 – 16,7 seperti Tween dianggap hidrofil yang pada umumnya
membentuk emulsi tipe M/A.
Bahan
Zat Aktif : Minyak Ikan, Vitamin C
Zat Tambahan : Lihat formula yang disetujui.
Prosedur Kerja
1. Buat usulan formula untuk zat aktif yang ditentukan
2. Buat cara kerja/metode pembuatan sediaan
3. Kemas sediaan
4. Tentukan dan Lakukan evaluasi sediaan emulsi yang sudah dibuat.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan definisi emulsi. (4 Literatur) (Skor : 10)
2. Jelaskan tipe-tipe emulsi (4 Literatur) (Skor 10)
3. Jelaskan tentang emulgator (4 Literatur) (Skor : 25)
4. Jelaskan tentang teori emulsifikasi (4 Literatur) (Skor : 25)
5. Jelaskan tentang keuntungan dan kerugian emulsi (4 Literatur) (Skor : 30).
SEMISOLIDA
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menyusun formula sediaan semisolida
b. Mahasiswa mampu membuat sediaan semisolida
c. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan semisolida
2. Teori
Sediaan semisolid adalah sediaan setengah padat yang dibat untuk tujuan pengobatan
topikal melalui kulit. Bentuk sediaan ini dapat bervariasi tergantung bahan pembawa
(basis) yang digunakan, yaitu salep, krim, gel atau pasta. Untuk mengembangkan
bentuk sediaan semisolida yang baik harus diperhatikan beberapa faktor antara lain :
struktur, berat molekul dan konsentrasi obat yang dapat melalui kulit, jumlah obat ang
dilepaskan dari pembawa pada permukaan kulit: jumlah obat yang terdifusi melalui
stretum korneum; stabilitas fisika dan kimia sediaan selama penyimpanan dan penerimaan
pasien terhadap formula yang dibuat. Faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
formulasi sediaan semisolida adalah :
1. Struktur kulit
2. Formulasi sediaan semisolida
3. Cara pembuatan
Dalam pemberian obat melalui kulit ada beberapa tahap penentu yang
mempengaruhi efektifitas rute pemberian tersebut, yaitu :
1. Tahap pelepasan bahan aktif dari pembawanya yang tergantung dari sifat bahan
pembawa dan sifat fisika dan kimia bahan aktif. Affinitas bahan pembawa terhadap
bahan aktif ditentukan oleh kelarutan obat tersebut dalam pembawa.
2. Tahap terjadinya proses partisi bahan aktif ke dalam masing-masing lapisan
kulit yang ditentukan oleh koefisien partisi bahan aktif terhadap komponen pada setiap
lapisan kulit.
3. Tahap difusi bahan aktif melalui lapisan kulit ditentukan oleh kecepatan difusi
melalui membran setiap lapisan kulit.
4. Tahap terjadinya pengikatan bahan aktif dengan komponen stratum korneum,
lapisan epidermis dan dermis, atau terjadi mikroreservoir pada lapisan lemak pada daerah
subkutan.
5. Tahap eliminasi melalui aliran darah, kelenjar limfa atau cairan jaringan.
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau
selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok
yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci
dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Salep obat menggunakan salah satu dari
dasar salep tersebut. Berikut adalah persyaratan salep yang baik :
1. Bersifat plastis, mudah berubah bentuk dengan adanya pengaruh mekanis (mudah
dioleskan pada tempat pemakaiannya).
2. Stabil saat penyimpanan dan setelah salep diaplikasikan.
3. Harus mempunyai aliran tiksotropik, yaitu setelah salep dioleskan maka viskositasnya
dapat kembali pada viskositas semula, sehingga salep tidak mengalir pada saat sudah
dioleskan.
4. Tidak berbau tengik.
5. Kecuali dinyatakan lain, kadar zat aktif dalam salep adalah 10%.
6. Mengandung dasar salep yang sesuai.
FORMAT SAMPUL
PERCOBAAN
..................................................
Oleh :
Nama Mahasiswa : ...........................................................................
NPM : ...........................................................................
Kelas : ...........................................................................
Kelompok : ...........................................................................
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Studi Literatur Zat Aktif
Cara DL DM
Zat Aktif Kemasan Sumber/Hal.
Pemakaian Sekali Sehari Sekali Sehari
2
3
4
5
6
6. Preformulasi Eksipien
Nama bahan tambahan : (Sumber, hal.)
Kegunaan : (Sumber, hal.)
Sinonim : (Sumber, hal.)
Struktur Molekul / BM : (Sumber, hal.)
Rumus Molekul : (Sumber, hal.)
Pemerian : (Sumber, hal.)
Kelarutan : (Sumber, hal.)
Titik Leleh : (Sumber, hal.)
Keasaman : (Sumber, hal.)
Kelembaban : (Sumber, hal.)
Incompabilitas : (Sumber, hal.)
Stabilitas : (Sumber, hal.)
Penyimpanan : (Sumber, hal.)
Alasan Pemilihan Bahan : (Sumber, hal.)
7. Formula Disetujui
Tiap ........... mg/ ....... ml ...................... mengandung :
No Bahan Konsentrasi Fungsi
Zat Aktif :
1
Bahan Tambahan
2
3
4
5
6
Jumlah yang
Bahan Konsentrasi
dibutuhkan
Bahan :
No. Nama Alat Jumlah
IPC
1
2
3
4
5
6
Evaluasi Sediaan
1
2
3
4
5
Kesimpulan :
Sediaan memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
11. Pembahasan
12. Kesimpulan