JMP1107/3(1-2)
Semester 2
Tim Dosen
Mutu
organoleptik MUTU Mutu
PANGAN Mikrobiologi
ANALISIS MUTU KIMIAWI PANGAN
Aturan-aturan, prosedur-
prosedur dan praktik –praktik
di laboratorium yang cukup
untuk menjamin mutu dan
integritas data analitik yang
dikeluarkan oleh laboratorium
tersebut
Apa pentingnya penerapan GLP?
1. Reliable
2. Repeatable
3. Auditable
4. Recognized by scientists worldwide
Penerapan GLP Mulai dari mana?
1. Perencanaan
2. Pengujian
3. Pencatatan data
4. Pelaporan
5. Pengarsipan
6. Pengawasan
GLP meliputi :
1. Sumber daya (personel, fasilitas dan peralatan)
2. Karakteristik sistem (test item & test system)
3. Aturan (Panduan Mutu & SOP)
4. Hasil (pengambilan data, pelaporan hasil &
pengarsipan)
5. Jaminan Mutu (audit internal & external)
Sumber daya personel
1. Pendidikan memadai
2. Pengalaman kerja memedai
3. Pelatihan yang memadai
4. Jumlah personel memadai
5. Menggunakan pakaian yang memadai
6. Pengetahuan keselamatan kerja di laboratorium
memadai
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketelitian data
Dilarang
menggunakan lensa
kontak
Alat-Alat Keselamatan Kerja
Safety Shower
Rambut panjang harus diikat ke belakang
Melindungi dari
tumpahan bahan kimia
atau alat gelas pecah
Gloves/ sarung tangan
“ cara efektif melindungi dari bahan kimia, tapi sarung tangan harus tahan
terhadap bahan kimia yang digunakan
Tidak ada sarung tangan yang tahan terhadap semua jenis bahan kimia !
Ganti secara berkala saat terkontaminasi !
Perlindungan Diri
1. Jangan makan, minum, atau merokok
di lab
2. Jangan menggunakan kosmetik saat
praktikum
3. Jangan menyentuh wajah, mulut atau
mata
4. Jangan memasukkan pulpen/pensil ke
mulut anda
5. Selalu cuci tangan setelah praktikum,
dan setelah keluar lab sebelum
makan
Jangan mencicipi bahan kimia !
Bekerja dengan Bahan Kimia
• Baca label bahan kimia dan konsentrasinya dua kali
• Jangan biarkan botol bahan kimia terbuka! Tutup segera setelah
digunakan ! Jangan simpan tutup di atas meja lab dalam posisi
telungkup !
• Jika anda harus mencium bau bahan kimia, kibaskan asap melalui
hidung anda oleh tangan . Jangan menaruh hidung anda diatas
wadah dan menghirup asapnya !
• Jangan pernah menuangkan air ke dalam asam pekat. Lakukan
sebaliknya !
Selalu TUANGKAN ASAM ke
air
asam
air
Jangan bekerja sendiri di laboratorium
Perilaku ceroboh,
melamun, dan bercanda
dapat membahayakan
diri anda dan orang
lain!
Berperilakulah yang baik
1. Dosis – jumlah bahan kimia yang terserap bergantung kekuatan bahan kimia/
konsentrasi, lama paparan dan frekuensinya Secara umum, semakin besar dosisnya,
semakin bahaya bagi kesehatan
2. Efek akut – terjadi dengan cepat setelah terpapar (contoh terkena asam pekat)
3. Efek kronis –- berkembang/perlahan setelah periode waktu yang lama setelah terus-
menerus terpapar pada konsentrasi rendah (contoh benzena menyebabkan kanker)
Keragaman Individu- tidak semua
orang memperoleh tanda dan gejala
yang sama (terutama efek kronis)
Keselamatan kerja dengan bahan
mudah terbakar :
1. Jauhkan dari sumber nyala, api
terbuka, permukaan panas, peralatan
listrik.
2. Simpan dalam lemari khusus bahan
mudah terbakar
3. Gunakan sesedikit mungkin. Jangan
menyimpan > 1 L di meja lab.
4. Pastikan tersedia alat pemadam di
dekat lokasi
Bahan Kimia Pengoksidasi
Oksidator : bahan yang dapat bereaksi dengan zat lain memicu kebakaran dengan
memberikan elektron dan mengalami reduksi. Reaksi ini dapat menghasilkan api atau
ledakan.
contoh oksidator umum :
a. Nitrogen oksida
b. Hidrogen peroksida
c. Asam nitrat
d. Asam perklorat
e. Asam sulfat
a. Kloroform – pelarut
b. Formaldehid – pengawet, pereaksi
c. Karbon tetraklorida - pelarut
Korosif
Bahan kimia korosif mempunyai pH
rendah atau tinggi pH (<2.0 atau >12.5).
Sehingga, asam dan basa korosif. Jika
terkena kulit atau mata – menyebabkan
kerusakan permanen. Bahayanya bersifat
akut
Contoh ::
a. Asam klorida
b. Amonium hidroksida
c. Asam asetat
Iritan
Irritant bersifat tidak permanen (reversibel) , tapi juga menyakitkan,
inflamasi ketika kontak dengan kulit, mata hidung atau saluran
pernafasan.
Contoh :
Pastikan laboratorium
2.
→ dapat membahayakan
anda sendiri atau
menimbulkan kerusakan
alat yang harganya mahal !
Bangunan
1. Ukuran bangunan
2. Konstruksi bangunan
3. Pengaturan ruangan
Note:
Bebas dari gangguan, kebisingan, polusi dan
kontaminasi silang
Seberapa besar
Ukuran bangunan ???
Kalibrasi peralatan
Questions?
Thanks!
Do you have any questions?
magungzaim@apps.ipb.ac.id
+62 811 9433367
IPB University
3
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
IKATAN KIMIA
4
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Definisi Kalibrasi
Merupakan serangkaian kegiatan membandingkan pembacaan alat
dengan suatu standar yang tertelusur dengan menggunakan metode
standar atau telah teruji yang dilakukan oleh personel kompeten dan
dalam kondisi tertentu.
5
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Tujuan Kalibrasi
1. Mencapai ketertelusuran pengukuran
2. Mengetahui karakteristik alat ukur dan stabilitas alat
3. Menentukan penyimpangan kebenaran nilai penunjukan instrument
atau alat ukur
4. Menentukan tingkat akurasi alat ukur
5. Memastikan alat ukur masih dalam batas toleransi
6. Menentukan ketidakpastian pengukuran
7. Memenuhi persyaratan sistem mutu atau standar tertentu
7
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Kalibrasi dalam SNI ISO/IEC 17025:2017 point 6
Mengenai persyaratan sumber daya menyatakan bahwa:
Laboratorium harus memelihara ketertelusuran hasil pengukuran
pengujian dan kalibrasi melalui rantai kalibrasi yang didokumentasikan
Ketertelusuran sangat penting untuk memastikan hasil pengukuran
terjejak ke sistem internasional melalui:
1. Kalibrasi oleh laboratorium yang kompeten
2. Melalui nilai certified reference material (CRM) yang diproduksi
oleh produsen kompeten dengan pernyataan ketertelusuran ke SI
3. Melalui satuan SI yang dijamin melalui pengukuran langsung atau
tidak langsung dengan standar nasional atau internsaional
4. Melalui ketertelusuran metrologi
8
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Persyaratan peralatan dan bahan acuan
9
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Persyaratan proses kalibrasi
10
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Jangka waktu kalibrasi
12
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Tahapan kalibrasi
1. Memastikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan standar kalibrasi
2. Memastikan kalibrator telah terkalibrasi menggunakan standar
kalibrasi yang lebih tinggi
3. Melakukan perencanaan kalibrasi peralatan termasuk K3
4. Pemeriksaan fisik peralatan yang akan dikalibrasi termasuk fungsi
peralatan
5. Kalibrasi peralatan sesuai jenis peralatan yang dikalibrasi
6. Perhitungan hasil kalibrasi
13
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
SPEKTROSKOPI
01 GENERAL KNOWLEDGE
Pengetahuan umum
spektroskopi
02 Spektrofotometer UV-Vis
Instrumentasi
03 Serapan atom
Instrumentasi 04 Merah
Instrumentasi
SPEKTROSKOPI
Istilah/nama yang digunakan untuk
ilmu (secara teori) yang mempelajari
tentang hubungan antara
radiasi/energi/sinar (yang memiliki
fungsi panjang gelombang, yang
biasa di sebut frekuensi) dengan
benda.
SPEKTROFOTOMETRI SPEKTROFOTOMETER
merupakan tehnik pengukuran jumlah Alat yang digunakan dalam
zat yang juga berdasar spektroskopi spektrofotometri, yang dapat
khusus untuk panjang gelombang UV mengukur intensitas sebagai fungsi
Visible dan infra merah dari warna, atau secara lebih khusus,
fungsi panjang gelombang
KLASIFIKASI SPEKTROSKOPI
• BERDASARKAN MATERINYA :
1. Sp. ATOM
2. Sp. MOLEKUL
Me
Instrumentasi
Monokromator Rekorder
Sumber
Sinar
Kecuali Sp
emisi Wadah
Sampel
Kecuali Sp emisi
Detektor
1. Sumber Radiasi
Untuk spektrum kontinyu :
Lampu argon Sp. UV-Vakum
Lampu deuterium, hidrogen Sp UV
Lampu xenon, tungsten/wolfram Sp UV-Vis
Lampu Glower, Globar, Kawat Nikrom Sp Infra Red
Kuarsa Sp UV-Vis
Plastik Sp Vis
Kristal NaCl Sp IR
Kristal KBr Sp IR
Kristal LiF Sp IR
Lebar Kuvet
0.1-1 Cm Untuk Sp UV Vis
< 1 mm Untuk Sp IR
2. Wadah sampel
3. Monokromator
FUNGSI :
KOMPONEN MONOKROMATOR :
JENIS MONOKROMATOR :
a. Detektor foton :
b. Detektor panas
thermocouple, bolometer.
biasa dipakai untuk mengukur radiasi infra merah
5. Rekorder
Signal listrik dari detektor diperkuat dan
direkam sebagai spektrum yang
berbentuk puncak-puncak.
Asumsi:
1. Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu sama lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak lurus
dengan permukaan media penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan penghamburan
sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu besar
yang menyebabkan efek saturasi.
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER
A = abc
Menurut Hk. Lambert-Beer, A berbanding lurus dengan panjang lintasan (b) dan
konsentrasi (c), sehingga:
1. A tidak mempunyai limitasi terkait dengan b.
Gunakan sel yang tipis untuk sampel dengan konsentrasi tinggi.
Gunakan sel yang tebal untuk sampel dengan konsentrasi rendah.
1. Single Beam
INSTRUMENTASI
2. Double Beam
Double-beam in time instrument
INSTRUMENTASI
2. Double Beam
Double-beam in space instrument
INSTRUMENTASI
3. Multi Channel
Aplikasi Spektrofotometer Pada Pengukuran
Larutan Protein dan Larutan Nanofibril
Kacang
Bogor
Preparation Pengeringan (cabinet dyer)
Defatted
(hexane)
Bogor Nut Flour
Preceipitation
Isolation Protein
+buffer tris-HCl
+2 mercaptoetahnol
Ultracentrifugation
10000g, 20oC, 30 mn
Dissolved protein,
Heating, Shaking spectrophotometry,
+HCl pH 6, Centrifuge metode Lawry 600 nm
waterbath
Link : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/443/1/012078
Microplate Reader
Aplikasi
02
SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM
Spektroskopi atom berkaitan dengan
absorpsi, emisi, atau fluoresensi oleh atom
atau ionnya
Spektrofotometer IR takdispersif
Fotometer filter
Spektrometer filter dielektrik filter spectrometer
SpectrometerSpecial purpose
He-
Ne
Spektrofotometer FTIR
Interferometer
Interferometer (ditemukan oleh
Michelson tahun 1887) dapat
menjadi alternatif dalam
pemilihan panjang gelombang.
Disamping menyaring dan
mendispersi radiasi
elektromagnetik, interferometer
akan melewatkan radiasi secara
simultan untuk seluruh panjang
gelombang dalam mencapai
detektor
Interferometer
Interferometer
Radiasi dari sumber difokuskan pada pembelah berkas (beam splitter) yang akan
mentransmisikan setengah dari radiasi ke cermin tetap (fixed mirror), dan memantulkan
sebagian yang lain ke cermin bergerak (movable mirror)
Radiasi kemudian bergabung kembali pada pembelah berkas dengan interferensi konstruktif
dan destruktif menentukan untuk setiap panjang gelombang intensitas sinar yang akan ke
detektor. Saat cermin bergerak berubah posisinya, panjang gelombang dari sebuah sinar yang
mengalami interferensi konstruktif dan destruktif yang maksimum juga akan berubah. Sinyal
dalam detektor menunjukkan intensitas sebagai fungsi posisi cermin bergerak, diekspresikan
dalam unit jarak atau waktu. Hasilnya disebut sebagai interferogram, atau spektrum dengan
domain waktu. Spektrum dengan domain waktu ini kemudian dikonversi dengan persamaan
matematika yang dikenal sebagai transformasi Fourier menjadi spektrum yang normal
(spektrum domain frekuensi) dengan intensitas sebagai fungsi energi radiasi.
Karena cermin gerak yang bergerak pada jalurnya tersebut akan menghasilkan pengukuran
beberapa kali pada tiap , maka:
- Spektra yang dihasilkan akan cepat (<1 detik)
- rasio sinyal dan derau dapat ditingkatkan
Interferometer
Bentukan
interferogram dari
keluaran
interferometer
Michelson
Interferometer
(a) Spektrum dari sumber sinar
kontinu
(b) Inteferogram dari sumber
sinar (a) yang dihasilkan dari
keluaran interferometer
Michelson
Interferometer
Interferometer
Milkoscan
https://www.youtube.com/wa
tch?v=XIzHAzjQrGU
TUGAS INDIVIDU
RESUME JURNAL
PETUNJUK :
1. Cari jurnal tentang spektrofotometri
2. Buat resume yang terdiri dari
a. Topik apa yang dibahas?
b. Manfaat pengujian
c. Alat spektrofotometer yang digunakan
d. Metode yang digunakan
e. Hasilnya seprti apa
f. Dikumpulkan pekan depan
1
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Ekstraksi
• Infusa
• Decocta
• Maserasi
• Perklorasi
• Sokletasi
• Refluks
• Destilasi
• Ultrasound assisted solvent ekstraktor
Profil konsentrasi dari pita solut A dan B pada dua waktu yang berbeda
dalam migrasinya melewati kolom
Migrasi solut
Kromatogram dari dua
komponen yang dipisahkan
yang mengilustrasikan dua
metode dalam meningkatkan
pemisahan:
Perbaikan dengan
meningkatkan keterpisahan
spektra (b)
K = koefisien partisi/distribusi
CS
K= CS = konsentrasi analit dalam fase diam
CM
CM = konsentrasi analit pada fase gerak
• K diinginkan konstan pada berbagai konsentrasi, jika tidak konstan kita
dapat bekerja pada kisaran yang lebih sempit saat K konstan
kromatografi linier
• Pada kromatografi linier laju alir yang tetap dari fase gerak bergerak
sepanjang kolom → K cenderung konstan
• Elusi: proses dimana analit akan melewati kolom dibawa oleh fase
gerak (dapat cair atau gas)
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
TEORI KROMATOGRAFI KOLOM
Terminologi pada Kromatogram
waktu retensi/retention time (tR):
waktu yang dibutuhkan molekul yang
tertahan pada fase diam untuk
mencapai detektor
waktu mati/dead time (tM): waktu yang
dibutuhkan molekul yang tak tertahan
pada fase diam untuk mencapai detektor
volume retensi: volume fase gerak
yang dibutuhkan untuk menggerakkan
molekul dari saat injeksi hingga
mencapai detektor
Baseline width (w): lebar pita senyawa
yang terukur pada garis dasar
Kromatografi Gas
• Fase gerak = gas (umumnya He)
• Fase diam = kolom yang dilapisi atau dikemas oleh
suatu bahan (umumnya partisi)
Fase Gerak
- Tidak berinteraksi dengan sampel
- Pemilhannya bergantung pada detektor yang digunakan
konduktivitas thermal → He
ionisasi nyala → He atau N2
Penangkapan elektron → tidak terdapat udara, O2, N2 bebas atau Ar +
5 % CH4
- Harus murni
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Kromatografi Gas
Pengontrol Laju Gas Pembawa (Fase Gerak)
Regulator bervariasi dalam kualitas, material dan proses kontrolnya. Umumnya digunakan 2
regulator dengan material dari stainless steel
Laju alir dicek oleh soap bubble meter agar dihasilkan laju yang akurat
Laju gas pembawa 25-150 ml/menit untuk kolom terkemas
1-25 ml/menit untuk kolom open tubular
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Kromatografi Gas
Injektor bagian alat KG yang berfungsi sebagai tempat untuk
memasukkan sampel
menguapkan sampel agar dapat dibawa oleh gas
pembawa ke dalam kolom pemisahan
Tinjektor > 500C diatas Tkolom
Septum haruslah:
- stabil pada suhu injektor
- diganti secara reguler
Liner
Sebagai tempat untuk
menguapkan sampel,
umumnya dibuat dari gelas
Ukuran sampel
Cair → umumnya antara 0,1-10 l
Gas → umumnya 0,5-5 ml
Presisi injeksi dengan menggunakan syringe 1%
kolom kemas
Elusi dalam KG terutama ditentukan lewat titik didih senyawa yang akan dipisahkan
sehingga senyawa dalam sampel dengan perbedaan titik didih yang besar akan mudah
untuk dipisahkan. Akan tetapi jika pebedaannya kecil maka perlu juga memilih fase diam
yang selektif untuk salah satu senyawa dalam memisahkannya selain sistem elusinya
Secara umum senyawa nonpolar akan mudah dipisahkan dengan fase diam nonpolar
demikian pula untuk yang polar
Kriteria utama dalam pemilihan fase diam yaitu secara kimia inert, stabil terhadap
perbedaan suhu, volatilitas rendah, dan polaritas yang sesuai dengan senyawa yang akan
dipisahkan,
Jika suhu oven dibuat konstan selama analisis maka sering disebut sebagai
pemisahan isothermal. Secara normal, suhu diset sedikit dibawah titik didih
senyawa yang mempunyai titik didih terendah untuk meningkatkan interaksinya
dengan fase diam
Salah satu kesulitan dalam pemisahan menggunakan suhu oven yang konstan
adalah pemisahan untuk komponen yang mempunyai titik didih tinggi dapat
menyebabkan waktu retensi menjadi lebih lama
Suhu terprogram dapat mengatasi masalah ini. Suhu awal diset dibawah titik
didih senyawa yang memiliki titik didih terendah dan setelah itu suhu dinaikkan
secara perlahan dengan kenaikan yang seragam atau dibuat berseri beberapa
tahap.
Komponen yang memberikan respon atau tidak sama sekali pada FID yaitu:
gas mulia, NH3, CS2, NOx, CO, O2, H2O, CO2, N2, komponen perhalogenasi,
asam format, dan formaldehida
KCKT
• Menggunakan material pendukung yang kecil,
uniform, dan rigid
• Ukuran partikel dp < 40 μm, umumnya 3-10
μm dalam praktiknya
• Good system efficiencies and small plate
heights, narrow peaks, shorter separation
times
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
INSTRUMENTASI
Data
Sistem elusi
Elusi gradien
Eluen campuran dengan rasio
komposisi berubah untuk
mendapatkan gradien kepolaran
Elusi isokratik
Eluen tunggal atau campuran
dengan komposisi konstan
Sistem pompa
kolom KCKT dapat dikemas dalam bentuk koil ataupun tidak. Beberapa
buah kolom dapat digabung (coupling column)
Secara mendasar, jenis kolom untuk KCKT dikategorikan sebagai:
❑ Kolom kemas, (packed column)
❑ Kolom kapiler (open tubular/capillary column)
❑ Kolom preparatif
Kolom
Detektor
Detektor
Contoh Aplikasi
KARBOHIDRAT
Dr. Andi Early Febrinda, STP MP
Kebutuhan Karbohidrat
Menurut AKG 2019
Sebagian Sebagian
Pektin Gum Betaglucans Lignin Selulosa
Hemiselulosa Hemiselulosa
Serat Pangan
• Serat pangan adalah material tanaman (polisakarida dan lignin) yang resisten terhadap enzim
pencernaan manusia. Amilase hanya dapat memutus ikatan ⍺1-4 dan tidak dapat memutus ikatan β1-
4. Namun microflora pada kolon manusia dapat memetabolis beberaspa serat dan menghasilkan
metabolit berupa asam lemak rantai pendek (asam asetat, asam propionate, dan asam butirat). SCFA
ini dapat diserap oleh portal hepatic dan digunakan sebagai energi.
• Berdasarkan kecenderungan kelarutannya di dalam air, serat pangan terbagi atas serat pangan larut
dan serat pangan tidak larut.Serat pangan larut antara lain terdiri dari pektin, gums dan mucilages.
Serat pangan tidak larut terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan selulosa termodifikasi.
• Serat larut banyak terdapat pada buah-buahan, legumes, oats dan beberapa sayuran. Sumber serat
pangan tidak larut adalah sereal, biji-bijian, legume dan sayuran.
• Lignin bukan karbohidrat, tetapi digolongkan juga ke dalam serat pangan tak larut. Lignin tersusun
oleh polimer alcohol aromatik dinding sel tanaman (coumaryl, coniferyl, sinapyl).
• Gum dan mucilages mirip dengan pektin secara struktur dan karakter. Gum disintesis oleh tanaman
pada posisi perlukaan dan memiliki fungsi seperti jaringan luka pada manusia. Mucilages diproduksi
oleh sel sekretori tanaman untuk mencegah proses transpirasi yang berlebihan.
• Di usus halus, kemampuan hidrasi oleh serat pangan akan
berkontribusi atas terbentukanya matriks gel sehingga
meningkatkan viskositas material di dalam usus halus, hal ini
akan memperlambat laju penyerapan zat gizi. Penurunan laju
penyerapan karbohidrat ini memberi keuntungan bagi individu
diabetes karena berpotensi menurunkan indeks glikemik
makanan.
• Serat larut memiliki peranan dalam mencegah penyakit
jantung karena memiliki kemampuan untuk menurunkan level
kolesterol serum. Oat bran adalah contoh bahan pangan yang
mengandung serat larut yang dapat memperlihatkan efek
fisiologis tersebut di bawah kondisi terkontrol. Serat larut juta
dapt memperlambat laju penyerapan glukosa dari usus halus.
• Serat tak larut seperti selulosa dan lignin memiliki
kecenderungan untuk mengikat air dan memberikan feses
kandungan air yang lebih tinggi.
• Lignin dan pektin dapat mengikat material pada saluran usus
seperti asam empedu, kolesterol dan terbawa keluar dari
tubuh melalui feses, sehingga memberi efek
hipokolesterolemik.
Pencernaan Karbohidrat
• Tujuan pencernaan karbohidrat adalah
untuk membebaskan monosakarida dari
disakarida dan polimer kompleks lainnya.
Aktivitas ini dimulai dari mulut oleh
amilase yang dihasilkan kelenjar saliva. pH
optimal untuk aktivasi amilase 6,6-6,8. Di
dalam lambung tidak terjadi pencernaan
karbohidrat. Di usus halus, terjadi
pencernaan karbohidrat oleh enzim ⍺-
amilase yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas menghasilkan maltose,
maltotriosa dan ⍺-dextrin. Vili pada
permukaan usus mengandung enzim
maltase, lactase dan sukrase.
• Enzim ⍺1-6-dextrinase atau isomaltase
yang terdapat pada brush border akan
menghidrolisis ikatan glikosidik pada
bagian percabangan residu dekstrin.
www.chegg.com
www.vivo.colostate.edu
© Cengage Learning
Penyerapan Monosakarida
• Sel-sel penyerap yang terdapat pada dinding usus halus akan menyerap beberapa
heksosa dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan monosakarida lain. Galaktosa
dan glukosa secara aktif diserap sedangkan fruktosa tidak. Bila laju transportasi
glukosa dijadikan standar (1,0) maka laju penyerapan untuk galaktosa, fruktosa,
manosa, xylosa dan arabinosa masing-masing sebesar 1,1; 0,4; 0,2; 0,15; dan 0,1.
• Galaktosa dan glukosa akan berkompetisi memperebutkan transporter umum
(yang terdiri dari protein carrier, natrium dan ATP) yang akan membawanya
menyeberangi dinding sel usus halus.
• Fruktosa diserap secara difusi fasilitatif, yang artinya fruktosa harus berikatan
dengan membrane protein carrier untuk dapat melewati gradient konsentrasi
masuk ke dalam dinding sel
• Triosa dan tetrosa diserap secara difusi fasif.
Nondigestable Starch
• Beberapa pati ada yang tidak dapat dihidrolisis
secara sempurna. Pati yang resisten terhadap
enzim pencernaan ini bisa berada dalam bentuk
granula semikristalin yang tidak larut.
• Ketika pati dipanaskan melebihi 100°C
granularitasnya hilang dan pati tergenlatinisasi
atau granulanya membengkak yang menyebabkan
Palguna et al. (2014)
meningkatnya avaibilitas pati untuk dicerna oleh
enzim. Tetapi Ketika pati tersebut didinginkan,
terjadi beberapa rekristalisasi pati yang disebut
retrogradasi dan resisten terhadap proses hidrolisis
oleh enzim amilase.
• Pati yang tidak dapat dicerna akan difermentasi
oleh bakteri kolon menghasilkan SCFA yang akan
memberikan kalori sebesar 3 kkal/g.
Metabolisme Glukosa
• Masuknya glukosa ke dalam darah akan meningkatkan kadar glukosa darah dan mengakibatkan hormone
insulin disekresi oleh kelenjar pankreas.
• Keberadaan hormone insulin di dalam darah menyebabkan glukosa dapat diambil oleh sel-sel tubuh untuk
diubah menjadi energi melalui jalur glikolisis-siklus krebs- dan transfer elektron.
• Kelebihan glukosa akan disimpan di jaringan hati dan otot dalam bentuk glikogen. Karena sintesis glikogen
sifatnya terbatas maka kelebihan glukosa selanjutnya akan diubah menjadi lemak dan disimpan di jaringan
adiposa.
• Jika intake glukosa dari usus terhenti kadar glukosa di dalam darah mulai menurun. Hal ini menyebabkan
sekresi insulin terhenti dan pankreas akan melakukan sekresi hormone glucagon. Keberadaan hormone
glucagon di dalam darah menyebabkan terjadinya mobilisasi simpanan glikogen di hati untuk diubah
menjadi glukosa melalui jalur gluconeogenesis. Bila cadangan glikogen di hati dan otot telah habis maka
tubuh akan membebaskan asama lemak dari trigliserida untuk disintesis menjadi glukosa. Bila cadangan
lemak tubuh telah habis maka tubuh akan memecah protein menjadi asam amino untuk disintesis menjadi
glukosa.
Regulasi Glukosa Darah
www.intochopen.com
Metabolisme Galaktosa
www.nature.com
www.oup.com
• Indeks glikemik (atau GI) adalah peringkat karbohidrat dalam skala 0 hingga
100 menurut sejauh mana makanan tersebuk akan meningkatkan kadar gula
darah (glukosa) setelah makan. Karbohidrat dengan nilai GI rendah (55 atau
kurang) lebih lambat dicerna, diserap dan dimetabolisme dan menyebabkan
kenaikan glukosa darah yang lebih rendah dan lebih lambat dan tentu juga
kadar insulin.
• Makanan dengan GI tinggi adalah makanan yang dengan cepat dicerna,
diserap, dan dimetabolisme dan menyebabkan fluktuasi kadar gula darah
Indeks (glukosa) yang nyata.
• Nilai GI suatu makanan ditentukan dengan memberi makan 10 orang sehat
Glikemik atau lebih, sebagian dari makanan yang mengandung 50 gram karbohidrat
yang dapat dicerna (tersedia) dan kemudian mengukur efeknya pada kadar
glukosa darah mereka selama dua jam berikutnya. Untuk setiap orang,
kemudian diukur area di bawah respons glukosa darah dua jam mereka
(AUC glukosa). Pada kesempatan lain, 10 orang yang sama mengkonsumsi
gula dalam porsi yang sama (makanan referensi) dan respon glukosa darah
dua jam mereka juga diukur. Nilai GI untuk makanan uji kemudian dihitung
untuk setiap orang dengan membagi AUC glukosa mereka untuk makanan
uji dengan AUC glukosa mereka untuk makanan referensi. Nilai GI akhir
untuk makanan uji adalah nilai GI rata-rata untuk 10 orang.
Penyakit Terkait Karbohidrat
• Diabetes Melitus
• Hypoglicemia
• Ketoasidosis diabetikum
• Impaired Glucose Tolerance
• Lactose Intolerance
• Celiac disease
• Galaktosemia
• Glicogen Storage Disease
• Divertikulosis
• Hiatus Hernia
• Konstipasi
• Kanker usus
Diabetes melitus
• Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang
seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
• Yang paling umum terjadi adalah diabetes tipe 2, ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau
tubuh tidak menghasilkan cukup insulin.
• Diabetes tipe 1, dulu dikenal sebagai diabetes remaja atau diabetes tergantung insulin, adalah kondisi
kronis di mana pankreas menghasilkan sedikit atau sama sekali tidak ada menghasilkan insulin akibat
penghancuran sel beta pankreas.
• Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Pendekatan yang efektif adalah mencegah diabetes tipe 2 dan
mencegah komplikasi dan kematian dini yang dapat diakibatkan dari semua jenis diabetes. Ini termasuk
kebijakan dan praktik di seluruh populasi terlepas dari apakah mereka menderita diabetes, seperti
berolahraga secara teratur, makan sehat, menghindari merokok, dan mengontrol tekanan darah dan
lemak.
• Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pertama kali saat kehamilan. Diabetes tipe lainnya
disebabkan oleh kondisi penyakit seperti endokrinopati, penyakit eksokrin pankreas, sindrom genetik,
dll.
Sampel darah
plasma kapiler total
Glukosa darah puasa (mmol/L)
Normal <6,1 <5,6 <5,6
Gangguan glikemia puasa 6,1 – 6,9 5,6 – 6,0 5,6 – 6,0
Diabetes ≥ 7,0 ≥6,1 ≥6,1
Glukosa darah 2 jam
Normal <7,8 <7,8 <6,7
Gangguan toleransi glukosa 7,8– 11,0 7,8 – 11,0 6,7– 9,9
Diabetes ≥ 11,1 ≥ 11,1 ≥ 10,0
Terdiri dari:
1. Gugus amino
2. Gugus karboksilat
3. Gugur R (side chain)
pI = pH pada saat gugus amin dan karboksil mengion 100% ( titik iso elektrik)
Jenis asam amino:
1. AA esensialà asam amino yang tidak dapat
dihasilkan/disintesis oleh tubuh dan harus disuplai dari
asupan makanan
(Lisin, Leusin, isoleusin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptofan, valin, histidin (anak-anak & bayi), arginin (bayi)
• Metionin
terdapat pada protein hewan sebesar (2-4%) dan nabati (1-2%)
mengandung atom sulfurà ikatan hidrofobik
mudah rusak oleh panas, proses dengan O2
Bleaching tepungà metionin sulfoksimida
• Asam glutamat
bersifat asam à membentuk ikatan interaksi
elektrostatik
terdapat pada protein susu (21,7 %), telur (12,5%), ayam
(16.1 %), daging sapi (13.5%), gandum (31.4%), jagung (18.4%)
Digunakan sebagai flavour enhancer à subtitusi gugus
H dengan sodium à rasa gurih
Dikelompokkan sebagai bahan tambahan pangan à
penguat rasa makanan
Reaksi pembentukan
garam
Reaksi pembentukan disulfida
Peptida : polimer yang mengandung 2 hingga 50 asam amino, yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan kovalen yang disebut ikatan
peptida
Ikatan peptida menghubungkan antara gugus amin dengan gugus
karboksil secara kovalen
Dalam pembentukan ikatan peptida akan dihasilkan molekul protein dan
air yg dinamakan reaksi polimerisasi kondensasi
Sifat peptida
-Amfoter
-Zwitter ion
-Titik iso elektrik
-Sifat peptida à jumlah, jenis, & urutan
asam amino.
Hidrolisis peptida
- Asam kuat basa kuat
- Enzim protease
- Protein: merupakan molekul polipeptida berukuran besar yang disusun
oleh lebih dari 100 buah asam amino dengan urutan tertentu yang
dihubungkan satu sama lain secara kovalen oleh ikatan peptida
Contoh:
Protein dengan asam amino polar lebih banyakà lebih bersifat larut
dalam air à albumin, globulin
Protein dengan kepolaran lebih rendah à bersifat sulit larut dalam air
Limiting amino acid
- β sheet terbentuk ketika struktur asam amino berorientasi tegak lurus dengan
arah rantai, oleh karena itu ikatan hidrogen hanya mungkin antar segmen dan
tidak dimungkinkan intrasegmen
- Konfigurasi segmen N-P-N-P-N-P
Struktur β sheet lebih stabil dibandingkan dengan α helixà suhu denaturasi lebih
tinggià β lactoglobulin (75 °C) dan albumin (> α helix, 64 °C)
Struktur tersier :
Struktur yang terbentuk ketika adanya ikatan antar
struktur sekunder melalui ikatan hidrogen, interkasi
hidrofobik, interaksi elektrostatik, jembatan disulfida
membentuk struktur 3 Dimensi.
Stuktur kuartener merupakan struktur yang terbentuk dari 2 atau
lebih polipeptida. Ikatan yang dapat terjadi adalah ikatan hidrogen,
interkasi hidrofobik, interaksi elektrostatik, jembatan disulfida
Contoh : kolagen, sutra, dan insulin
Protein Structure
Model Molecule: Hemoglobin
Red Blood Cell (Erythrocyte)
Heme Groups in Hemoglobin
Hemoglobin – Tertiary Structure
alpha helix
Hemoglobin – Primary Structure
-Val-His-Leu-Thr-Pro-Glu-Glu-
NH2
Lys-Ser-Ala-Val-Thr-Ala-Leu-Trp-
Gly-Lys-Val-Asn-Val-Asp-Glu-Val-
Gly-Gly-Glu-…..
Normal
Mutant
Capillary Blockage
Sickle-cell Trait
• Oxy-hemoglobin is isolated, but de-
oxyhemoglobin sticks together in
polymers, distorting RBC
• Some cells take on “sickle” shape
• When hemoglobin again binds oxygen,
again becomes isolated
• Cyclic alteration damages hemoglobin
and ultimately RBC itself
Protein: The Machinery of Life
NH2-Val-His-Leu-Thr-Pro-Glu-Glu-
Lys-Ser-Ala-Val-Thr-Ala-Leu-Trp-
Gly-Lys-Val-Asn-Val-Asp-Glu-Val-
Gly-Gly-Glu-…..
◙ Pokok Bahasan
Lemak (2)
2
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan – Sekolah Vokasi IPB
Apa
bedanya?
Dalam tubuh:
❖ Sumber energi (9 kkal/g)
❖ Hormon dan struktur sel
❖ Karier vitamin larut lemak
❖ Sistem syaraf
❖ Insulator panas bagi tubuh
10
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Trigliserida
24
25
26
27
28
trigliserida 29
31
❖ Suhu dimana lemak/minyak berubah wujud dari fase padat menjadi fase cair
❖ Makin kuat ikatan antar asam lemak maka makin banyak panas yang diperlukan
untuk pencairan kristal (titik leleh tinggi)
❖ Titik cair dipengaruhi :
✓ Panjang rantai C ( C maka MP )
✓ Jumlah ikatan rangkap (ikatan rangkap maka MP )
✓ Bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh (cis maka MP ) 32
“
B. Kelarutan Asam Titik
dalam Air
Lemak Leleh
(mg/ 100 ml
Jenuh (C)
• Asam lemak bersifat polar, karenanya dapat H2O)
larut dalam air
C4 :0 -8 -
• Semakin panjang atom karbon penyusun
asam lemak, maka kelarutan dalam air C6:0 -4 970
semakin rendah
• Lemak/minyak bersifat nonpolar, sehingga C8:0 16 75
hanya dapat larut dalam pelarut organik
nonpolar : heksana, petroleum eter, dietil C10:0 31 6
eter C12:0 44 0.55
C14:0 54 0.18
C16:0 63 0.08
C18:0 70 0.04
33
C18:0 70
C18:1 16
C18:2 -5
C18:3 -11
C20:0 75
C20:4 -50
34
•
“
Berkaitan dengan berat molekul, panjang rantai asam lemak, tingkat
ketidakjenuhan, dan tingkat konjugasi
• Perbandingan kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan cahaya
dalam medium tertentu
• Untuk menguji kemurnian suatu lemak
• Alat : refraktometer
• Penentuan indeks bias minyak → 25 °C, lemak →40 °C
• Semakin panjang rantai C,derajat ketidakjenuhan , suhu maka
indeks refraksi
• Berhubungan erat dengan bilangan iod, untuk mengendalikan proses
hidrogenasi 35
36
F. Rheology
❖ Sifat dapat berubah bentuk dan daya alir dari lemak
❖ Sangat penting pada aplikasi proses
❖ Minyak cair (viscocity, viscoelastik)
❖ Lemak padat (plasticity) for bread 37
“
A. Bilangan Asam (Acid Value)
41
▪
“
Menunjukkan ketidakjenuhan minyak
▪ Jumlah gram iod yang diserap oleh 100 g lemak/minyak
▪ Iod mampu mengadisi ikatan rangkap dengan carrier tertentu ex. Cl, Br
▪ Reaksi adisi asam lemak oleh senyawa iod:
nI2 + -n(CH=CH)- -n(CH-CH)-
I I
▪ Reaksi oksidasi-reduksi antara I2 dengan Na2S2O3
I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
42
E. Bilangan Paraanisidin
▪
“
Seberapa besar kerusakan lemak/minyak telah terjadi
▪ Mengukur stabilitas oksidasi lemak
▪ Alat : Methrom Rancimat
▪ Methrom Rancimat mengukur waktu induksi yakni waktu yang diperlukan oleh
lemak dan minyak pada suhu tertentu sebelum mengalami kerusakan yang cepat
▪ Pengukuran didasarkan pada senyawa volatil hasil oksidasi lemak yang
menyebabkan bau tengik seperti asam dikarboksil
▪ Senyawa berbau tengik meningkatkan konduktivitas listrik, integrasi dalam kurva
hubungan waktu induksi dan konduktivitas
▪ Minyak/lemak dengan waktu induksi lebih pendek, stabilitas oksidasi rendah
45
46
47
Pengepresan
Proses Lemak
Ekstraksi Kasar
(crude oil)
Pemanasan
(menggunaka
n pelarut
lemak) 48
Proses
Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan ekstraksi
– Sekolah Vokasi IPBdan pemurnian lemak/minyak
Proses Pemurnian Lemak/Minyak
Degumming
“
Refining
Bleaching
49
Fraksinasi
Hidrogenasi
50
Hidrogenasi
TRANS
FATTY
Partially ACID
Potensi bahaya !
51
“
Menurunkan Meningkatkan
kadar HDL kadar LDL
AVOID THIS! 53
54
55
56
57
Inisiasi : RH → R● +
“
H
Terminasi : R● + R● R-R
R● + ROO● ROOR
ROO● + ROO● (ROO● )n
58
“
Modifikasi sifat kristalisasi dan titik leleh lemak/minyak:
❑ Reaksi intra-esterifikasi
Menukar-nukar posisi asam lemak pada rantai gliserol tanpa mengubah jenis
asam lemaknya (melalui reaksi alkoholisis, asidolisis atau enzimatis).
❑ Reaksi inter-esterifikasi
Mensubtitusi asam lemak yang terikat pada gugus gliserol dengan asam lemak
lain.
60