Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PEMANTAPAN

BAKTERIOLOGI C13

NAMA / NIM :
HANANTA BAGUS SUDIAKA / 1193083

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


STIKES NASIONAL
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG 1

Identitas Sampel : P2
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.


3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no P2 yang diperiksa ditemukan baktei Escherichia coli
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Eubacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
(Escherich, 1885. ; dalam Lies Indah S, 2016)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan
diberi nama sesuai dengan nama penemunya. E. coli merupakan bakteri
berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5
micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3 . Bakteri ini dapat hidup
pada rentang suhu 20-40 0 C dengan suhu optimumnya pada 370 C dan
tergolong bakteri gram negatif.
b. Habitat
Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. (Lies
Indah S, 2016)
c. Patogenitas
Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. coli tipe
O157:H7 dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin
dari unit 28S rRNA (Zhu et al., 1994 ; dalam Lies Indah s, 2016) sehingga
menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging
yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.
Bakteri E. coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare,
dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan
dapat menyebabkan infeksi. Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran
kencing maka dapat mengakibatkan infeksi pada saluran kemih/kencing
(ISK). Zhu et al., 1994 ; dalam Lies Indah s, 2016)
Sumber pembahasan :
Sutiknowati, L. I. (2016). “Bioindikator Pencemar, Bakteri Escherichia coli.” Jurnal
Oseana, 41(4), 63–71. oseanografi.lipi.go.id
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG 2

Identitas Sampel : K3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.


3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no K3 yang diperiksa ditemukan baktei Escherichia coli
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Eubacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
(Escherich, 1885. ; dalam Lies Indah S, 2016)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan
diberi nama sesuai dengan nama penemunya. E. coli merupakan bakteri
berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5
micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3 . Bakteri ini dapat hidup
pada rentang suhu 20-40 0 C dengan suhu optimumnya pada 370 C dan
tergolong bakteri gram negatif.
b. Habitat
Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. (Lies
Indah S, 2016)
c. Patogenitas
Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. coli tipe
O157:H7 dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama
verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin
dari unit 28S rRNA (Zhu et al., 1994 ; dalam Lies Indah s, 2016) sehingga
menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging
yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.
Bakteri E. coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare,
dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan
dapat menyebabkan infeksi. Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran
kencing maka dapat mengakibatkan infeksi pada saluran kemih/kencing
(ISK). Zhu et al., 1994 ; dalam Lies Indah s, 2016)
Sumber pembahasan :
Sutiknowati, L. I. (2016). “Bioindikator Pencemar, Bakteri Escherichia coli.” Jurnal
Oseana, 41(4), 63–71. oseanografi.lipi.go.id
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG 3

Identitas Sampel : A3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.


3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no A3 yang diperiksa ditemukan bakteri Serratia marcesens
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteri
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Serratia
Spesies : Serratia marcescens
(Rosidah, 2016)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bakteri Ser. marcescens memiliki bentuk sel batang atau bacillus dan
beberapa galur membentuk kapsul, memiliki ukuran koloni sangat kecil
hingga 2 mm. Bakteri ini bersifat motil karena memiliki flagel peritrik yang
digunakan sebagai alat gerak dan flagel tersebut ditemukan pada seluruh sel
bakteri. Secara makroskopis bakteri ini membentuk koloni cembung, lembut,
dengan tepi yang berbeda, dan dapat menghasilkan pigmen merah (Rosidah,
2016). Bakteri ini menghasilkan pigmen merah yang merupakan metabolit
sekunder yang dikenal sebagai prodigiosin dari family tripyrrole yang
umumnya mengandung 4-methox-2,2-bipyrolle (Giri et al., 2004).
b. Habitat
Serratia marcescens (Ser. marcescens) adalah bakteri gram negatif dari
family Enterobacteriaceae dan termasuk flora normal pada usus manusia.
Bakteri ini dapat hidup di air, tanah, permukaan daun, dalam tubuh serangga,
hewan, dan manusia (Khanafari et al., 2006). Bakteri ini bersifat fakultatif
anaerob sehingga mampu hidup pada keadaan yang sangat ekstrim, seperti
pada lingkungan yang terpapar antiseptik, desinfektan, dan air destilasi,
selain itu bakteri ini juga dapat hidup dalam kisaran suhu 5°C - 40°C dan
dalam kisaran pH antara 5-9 (Saputra, 2010)
c. Patogenitas
Bakteri Ser. marcescens termasuk bakteri yang memiliki peran besar dalam
penyebab terjadinya infeksi nosokomial yang didapatkan dari kontak
langsung antara petugas medis dengan seorang pasien ketika petugas medis
tersebut sudah terkontaminasi dengan bakteri ini yang disebabkan oleh
faktor terkontaminasinya tangan petugas dengan lingkungan (Darmadi,
2008). Organisme ini mampu menyebabkan infeksi nosokomial pada tubuh
terutama infeksi saluran pernapasan dan saluran kemih, meningitis,
bakteremia dan berbagai jenis luka (Ochieng et al, 2014). Serratia
marcescens adalah bakteri enterik yang umumnya dianggap tidak patogen
dalam saluran pencernaan, namun berdasarkan penelitian Ochieng (2014)
melaporkan bahwa bakteri Serratia marcescens juga dapat menyebabkan
diare pada anak-anak. Bakteri ini menjadi patogen jika jumlah bakteri ini
dalam saluran pencernaan meningkat atau berada diluar usus. Bakteri Ser.
marcescens diakui sebagai bakteri oportunistik dan tahan terhadap antibiotik,
sehingga bakteri ini dianggap spesies berbahaya karena termasuk organisme
saprofit. Bakteri tersebut tahan terhadap berbagai antibiotik, seperti penisilin,
sefalosporin, cefuroxime, cephamycins, makrolid, tetrasiklin, nitrofurantoin
dan colistin (Stock, 2003).
Sumber pembahasan :
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. 1–64.
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG 4

Identitas Sampel : G2
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.


3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no G2 yang diperiksa ditemukan bakteri Serratia marcesens
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteri
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Serratia
Spesies : Serratia marcescens
(Rosidah, 2016)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bakteri Ser. marcescens memiliki bentuk sel batang atau bacillus dan
beberapa galur membentuk kapsul, memiliki ukuran koloni sangat kecil
hingga 2 mm. Bakteri ini bersifat motil karena memiliki flagel peritrik yang
digunakan sebagai alat gerak dan flagel tersebut ditemukan pada seluruh sel
bakteri. Secara makroskopis bakteri ini membentuk koloni cembung, lembut,
dengan tepi yang berbeda, dan dapat menghasilkan pigmen merah (Rosidah,
2016). Bakteri ini menghasilkan pigmen merah yang merupakan metabolit
sekunder yang dikenal sebagai prodigiosin dari family tripyrrole yang
umumnya mengandung 4-methox-2,2-bipyrolle (Giri et al., 2004).
b. Habitat
Serratia marcescens (Ser. marcescens) adalah bakteri gram negatif dari
family Enterobacteriaceae dan termasuk flora normal pada usus manusia.
Bakteri ini dapat hidup di air, tanah, permukaan daun, dalam tubuh serangga,
hewan, dan manusia (Khanafari et al., 2006). Bakteri ini bersifat fakultatif
anaerob sehingga mampu hidup pada keadaan yang sangat ekstrim, seperti
pada lingkungan yang terpapar antiseptik, desinfektan, dan air destilasi,
selain itu bakteri ini juga dapat hidup dalam kisaran suhu 5°C - 40°C dan
dalam kisaran pH antara 5-9 (Saputra, 2010)
c. Patogenitas
Bakteri Ser. marcescens termasuk bakteri yang memiliki peran besar dalam
penyebab terjadinya infeksi nosokomial yang didapatkan dari kontak
langsung antara petugas medis dengan seorang pasien ketika petugas medis
tersebut sudah terkontaminasi dengan bakteri ini yang disebabkan oleh
faktor terkontaminasinya tangan petugas dengan lingkungan (Darmadi,
2008). Organisme ini mampu menyebabkan infeksi nosokomial pada tubuh
terutama infeksi saluran pernapasan dan saluran kemih, meningitis,
bakteremia dan berbagai jenis luka (Ochieng et al, 2014). Serratia
marcescens adalah bakteri enterik yang umumnya dianggap tidak patogen
dalam saluran pencernaan, namun berdasarkan penelitian Ochieng (2014)
melaporkan bahwa bakteri Serratia marcescens juga dapat menyebabkan
diare pada anak-anak. Bakteri ini menjadi patogen jika jumlah bakteri ini
dalam saluran pencernaan meningkat atau berada diluar usus. Bakteri Ser.
marcescens diakui sebagai bakteri oportunistik dan tahan terhadap antibiotik,
sehingga bakteri ini dianggap spesies berbahaya karena termasuk organisme
saprofit. Bakteri tersebut tahan terhadap berbagai antibiotik, seperti penisilin,
sefalosporin, cefuroxime, cephamycins, makrolid, tetrasiklin, nitrofurantoin
dan colistin (Stock, 2003).
Sumber pembahasan :
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. 1–64.
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM POSITIF STAPHYLOCOCCUS 1

Identitas Sampel : S1
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram positif coccus.
II. Alat Bahan
-APD Lengkap
-Pembakar Spirtus
-Obyek Glass
-Ohse Bulat
-Mikroskop
-Inkubator
-Larutan Cat Gram
-Plasma Citrat
-Reagen H2O2
-Media BAP
-Media NA miring
-Media MSA
III. Cara Kerja
Hari I Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media BAP dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media BAP
Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Hemolisa :
Ciri khas :
5. Melakukan pengecatan Gram
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

6. Melakukan tes katalase dari koloni pada media BAP


Hasil:
7. Inokulasikan ke media NA miring dan media MSA
8. Inkubasi 37oC selama 24 jam
Hari III Tanggal
9. Melakukan pengamatan koloni pada media NA Miring
Warna pigmen:
10. Melakukan pengamatan hasil fermentasi pada media MSA
Hasil:
11. Melakukan pengecatan Gram dari media NA Miring
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

12. Melakukan tes koagulase plasma citrat dari koloni pada media NA Miring
Hasil:
IV. Kesimpulan
Pada sampel no S1 yang diperiksa ditemukan bakteri Staphylococcus auerus
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
(Soedarto, 2015)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bakteri Staphylococcus adalah bakteri berbentuk bulat dimana koloni
mikroskopik cenderung berbentuk menyerupai buah anggur. Menurut bahasa
Yunani, Staphyle berarti anggur dan coccus berarti bulat atau bola. Salah
satu spesies menghasilkan pigmen berwarna kuning emas sehingga
dinamakan aureus (berarti emas, seperti matahari). Bakteri ini dapat tumbuh
dengan atau tanpa bantuan oksigen (Radji, 2016).
Staphylococcus aureus bersifat koagulase positif, yang membedakannya dari
spesies lain. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama untuk
manusia. Hampir setiap orang akan mengalami beberapa jenis infeksi
Staphylococcus aureus sepanjang hidup, dengan kisaran keparahan dari
keracunan makanan atau infeksi kulit minor hingga infeksi berat yang
mengancam jiwa ( Jawetz et al., 2014).
b. Habitat
Staphylococcus sp adalah flora normal pada kulit manusia, saluran
pernapasan dan saluran pencernaan hampir 40-50% manusia merupakan
pembawa Staphylococcus sp. Bakteri ini bersifat patogenik karena
mempunyai enzim ekstraseluler, toksin, serta sifat invasif strain tersebut
(Greenwood et al, 2007).
c. Patogenitas
Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai jenis infeksi pada manusia,
antara lain infeksi pada kulit seperti bisul dan furunkulosis; infeksi yang
lebih serius seperti pneumonia, mastitis, flebitis, dan meningitis; dan infeksi
pada saluran urine. Selain itu, Staphylococcus aureus juga menyebabkan
infeksi kronis, seperti osteomyelitis dan endocarditis. Staphylococcus aureus
merupakan sala satu penyebab utama infeksi nosokomial akibat tindakan
operasi dan pemakaian alat-alat perlengkapan perawatan di rumah sakit.
Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan sindrom renjat toksik (toxoc
shock syndrome) akibat pelepasan superantigen ke dalam aliran darah
(Radji, 2016).
Sumber pembahasan :
KTI Marsita Dominika Berlian H. Identifikasi IDENTIFIKASI Staphylococcus aureus
PADA PENDERITA ULKUS DIABETIKUM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.
ADAM MALIK MEDAN. 2018
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM POSITIF STAPHYLOCOCCUS 2

Identitas Sampel : Y5
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram positif coccus.
II. Alat Bahan
-APD Lengkap
-Pembakar Spirtus
-Obyek Glass
-Ohse Bulat
-Mikroskop
-Inkubator
-Larutan Cat Gram
-Plasma Citrat
-Reagen H2O2
-Media BAP
-Media NA miring
-Media MSA
III. Cara Kerja
Hari I Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media BAP dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media BAP
Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Hemolisa :
Ciri khas :
5. Melakukan pengecatan Gram
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

6. Melakukan tes katalase dari koloni pada media BAP


Hasil:
7. Inokulasikan ke media NA miring dan media MSA
8. Inkubasi 37oC selama 24 jam
Hari III Tanggal
9. Melakukan pengamatan koloni pada media NA Miring
Warna pigmen:
10. Melakukan pengamatan hasil fermentasi pada media MSA
Hasil:
11. Melakukan pengecatan Gram dari media NA Miring
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

12. Melakukan tes koagulase plasma citrat dari koloni pada media NA Miring
Hasil:
IV. Kesimpulan
Pada sampel no Y5 yang diperiksa ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Protista
Filum : Schizophyta
Kelas : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus epidermidis
(Salle, 1961)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Staphylococcus epidermidis adalah kuman bakteri Gram positif yang bersifat
aerob. Sel berbentuk bola dengan diameter 1 μm yang tersusun dalam bentuk
kluster yang tidak teratur. Staphylococcus epidermidis berupa kokus tunggal,
berpasangan, dan berbentuk rantai juga tampak dalam biakan cair. Bakteri
pembentuk spora yang banyak terdapat di udara, air, dan tanah. Koloni
biasanya berwarna abu-abu hingga putih terutama pada isolasi primer.
Beberapa koloni menghasilkan pigmen hanya pada inkubasi yang
diperpanjang. Tidak ada pigmen yang dihasilkan secara anaerobik atau pada
media cair. (Jawetz et al., 2005).
b. Habitat
Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit manusia,
saluran respirasi, dan gastrointestinal. Staphylococcus epidermidis tidak
bersifat invasif menghasilkan koagulase negatif dan cenderung menjadi2
nonhemolitik (Jawetz et al., 2005).
c. Patogenitas
Staphylococcus epidermidis umumnya dapat menimbulkan penyakit
pembengkakan (abses) seperti jerawat, infeksi kulit, infeksi saluran kemih,
dan infeksi ginjal (Radji, 2011).
Sumber pembahasan :
KTI Sugandi M, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT
Staphylococcus epidermidis MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN ASHITABA
(Angelica keiskei). 2019
IDENTIFIKASI BAKTERI CAMPURAN

Identifikasi bakteri gram positif Staphylococcus


Identitas Sampel : R9
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram positif coccus.
II. Alat Bahan
-APD Lengkap
-Pembakar Spirtus
-Obyek Glass
-Ohse Bulat
-Mikroskop
-Inkubator
-Larutan Cat Gram
-Plasma Citrat
-Reagen H2O2
-Media BAP
-Media NA miring
-Media MSA
III. Cara Kerja
Hari I Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media BAP dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media BAP
Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Hemolisa :
Ciri khas :
5. Melakukan pengecatan Gram
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

6. Melakukan tes katalase dari koloni pada media BAP


Hasil:
7. Inokulasikan ke media NA miring dan media MSA
8. Inkubasi 37oC selama 24 jam
Hari III Tanggal
9. Melakukan pengamatan koloni pada media NA Miring
Warna pigmen:
10. Melakukan pengamatan hasil fermentasi pada media MSA
Hasil:
11. Melakukan pengecatan Gram dari media NA Miring
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

12. Melakukan tes koagulase plasma citrat dari koloni pada media NA Miring
Hasil:
IV. Kesimpulan
Pada sampel no R9 yang diperiksa ditemukan bakteri Staphylococcus saprophyticus
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom :
Filum :Protopyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus saprophyticus
(Salle, 1961)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Staphylococcus saprophyticus merupakan bakteri oportunistik patogen.
Bakteri ini dapat diisolasi dari lubang hidung hewan yang sehat.
Staphylococcus saprophyticus sering ditemukan menjadi penyebab infeksi
saluran kencing (Hajek, 1996).
b. Habitat
Bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada kulit dan membran
mukosa alat pencernaan dan pernapasan. Staphylococcus juga dapat
ditemukan pada makanan seperti daging dan susu. Keganasan
Staphylococcus untuk menginfeksi disebabkan oleh adanya substansi antigen
maupun produksi toksin atau enzim (Quinn et al., 2002).
c. Patogenitas
Tidak seperti i, S. saprophyticus yang koagulasenya negatif tidak
memproduksi eksotoksin. Oleh karena itu, S. saprophyticus tidak
menyebabkan keracunan makanan atau toksik shock syndrome. S.
saprophyticus menyebabkan infeksi piogenik.
Sumber pembahasan :

Purwanti, M. A. D., Besung, I. N. K., & Suarjana, I. G. K. (2018). Deteksi Bakteri


Staphylococcus sp. dari Saluran Pernapasan Babi. Buletin Veteriner Udayana, 10(2),
201. https://doi.org/10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p15

Identifikasi bakteri negative batang


Identitas Sampel : R9
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :
2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no R9 yang diperiksa ditemukan bakteri Salmonella paratyphosa B
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Enterobacteriales
Ordo : Gamma Proteobacteria
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella paratyphosa B
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bentuk dari bakteri Salmonella paratyphosa B adalah batang, tidak berspora,
ukuran 103,5 µm x 0,5-0,8 µm, besarnya koloni rata-rata 2-4 mm, memiliki
flagela peritrikh. Bakteri ini memfermentasikan glukosa dan manosa tanpa
membentuk gas tetapi tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa.Sebagian
besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S
(Jawetz et al., 2006).
b. Habitat
Habitat Salmonella Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika
terkontaminasi melalui kulit, akan tumbuh dan berkembang pada saluran
pencernaan manusia. Cara Infeksi Salmonella Masuk ke tubuh orang melalui
makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini.
c. Patogenitas
Patogenesis Demam Typhoid Salmonella typhi masuk ketubuh manusia
melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Setelah mencapai
usus, Salmonella typhosa menembus ileum ditangkap oleh sel mononuklear,
disusul bakteriemi I.
Sumber pembahasan :
Lestari, I. D. A. M. D., & Hendrayana, M. A. (2017). IDENTIFIKASI DAN
DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. 1–29.
IDENTIFIKASI BAKTERI CAMPURAN

Identifikasi bakteri gram negatif batang


Identitas Sampel : P3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :
2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.

Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no P3 yang diperiksa ditemukan bakteri Klebsiella pneumoniae
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Spesies : Klebsiella pneumonia

2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi


a. Morfologi Bakteri
K. pneumoniae adalah bakteri gram negatif berukuran 0,3 – 1,5 µm x 0,6 –
6,0 µm yang berbentuk batang (basil). K. pneumoniae tergolong bakteri yang
tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya
akan oksigen, K. pneumoniae merupakan bakteri fakultatif anaerob. K.
pneumoniae dapat memfermentasikan laktosa. Pada uji dengan indol, K.
pneumoniae akan menunjukkan hasil negatif. K. pneumoniae dapat
mereduksi nitrat serta dapat ditemukan di mulut, kulit, dan saluran usus,
namun habitat alami dari K. pneumoniae adalah di tanah (Rahmawati, 2009).
Morfologi khas dari K. pneumoniae dapat dilihat dalam pertumbuhan padat
in vitro tetapi morfologinya sangat bervariasi dalam bahan klinik. Biasanya
Klebsiella kapsulnya besar dan teratur. Selain itu, Klebsiella koloninya
besar, berwarna merah jambu, sangat mukoid dan cenderung bersatu apabila
diinkubasi (Rufaldi, 2016)
b. Habitat
K. pneumoniae dapat mereduksi nitrat serta dapat ditemukan di mulut, kulit,
dan saluran usus, namun habitat alami dari K. pneumoniae adalah di tanah
(Rahmawati, 2009).
c. Patogenitas
K. pneumoniae terdapat dalam saluran pernafasan dan tinja manusia dan
ditemukan kurang lebih 5% pada individu normal. Bakteri K. pneumoniae
dapat menimbulkan cairan yang disertai dengan pendarahan intensif pada
paru-paru. Kadang menyebabkan infeksi saluran kencing dan bacteremia
dengan luka yang menyebabkan pasien menjadi lemah (Jawetz et al., 2005).
K. pneumoniae merupakan suatu opportunistic pathogen untuk pasien
dengan penyakit paru-paru kronis dan rhinoscleroma (Rufaldi, 2016). K.
pneumoniae dapat menyebabkan penyakit karena mempunyai dua tipe
antigen pada permukaan selnya yaitu antigen O dan antigen K, kedua antigen
ini meningkatkan patogenitas K. pneumoniae. Selain itu, K. pneumoniae
mampu memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum Beta Lactamase)
yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotik. Hal ini dapat
menyebabkan bakteri kebal dan menjadi sulit dilumpuhkan (Ayuningtyas,
2016).
Sumber pembahasan :

Henri. (2018). 済無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International


Edition, 6(11), 951–952., 2, 8–22.

Identifikasi bakteri gram positif Streptococcus

Identitas Sampel : P3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram positif coccus.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen H2O2
- Media BAP/Blood Agar Plate
- Media KPD/Kaldu Pepton Darah
- Media BA/Bile Esculin
III. Cara Kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :
2. Inokulasikan ke media BAP dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke-II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media BAP

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Hemolisa :
Ciri khas :
5. Melakukan pengecatan Gram
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

6. Melakukan tes katalase dari koloni pada media BAP


Hasil:
7. Inokulasikan ke media KPD dan media Bile Aesculin
8. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke-III Tanggal
9. Melakukan pengamatan hemolisa pada media KPD
Hemolisa :
10. Melakukan pengamatan hasil fermentasi pada media Bile Aesculin
Hasil:
11. Melakukan pengecatan Gram dari media KPD
Hasil:

Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :
IV. Kesimpulan
Pada sampel no P3 yang diperiksa ditemukan bakteri Streptococcus faecalis grup
gamma non haemoliticus
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacialles
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus faecalis grup gamma non haemoliticus
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Streptococcus sp adalah bakteri gram fositif berbentuk bulat dan tersusun
seperti rantai selama masa pertumbuhannya. bakteri ini banyak terdapat di
alam, bakteri ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluller dan enzim.
Streptococcus sp merupakan kelompok bakteri yang heterogen dan tidak ada
sistem yang mengklasifikasikannya. Dua puluh spesies termasuk
Streptococcus pyeogenes (group A), Streptococcus agalactie (group B),
dengan kombinasi gambaran : sifat pertumbuhan koloni, pola hemolisis pada
agar darah, komposisi antigenik pada subtansi dinding sel group – spesifik,
dan reaksi biokimia. Tipe Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan komposisi antigenik polisakarida
kapsular. (Brooks,dkk,2005).
b. Habitat
Habitat bakteri ini adalah pada saluran pencernaan, saluran kemih dan juga
dapat berkoloni dalam rongga mulut manusia.
c. Patogenitas
Pada studi invitro, S. faecalis menunjukan kemampuan untuk menginvasi
tubuli dentin, dimana tidak semua bakteri memiliki kemampuan tersebut. S.
faecalis dapat memasuki fase Viable But Non Culturable (VBNC) suatu fase
bakteri yang dapat bertahan hidup tetapi tidak berkembang biak ( Lleo MM,
2001: 91).
Sumber pembahasan :
KTI Ayu Dwi H, IDENTIFIKASI Streptococcus sp PADA PENDERITA ULKUS
DIABETIKUM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN,
2018
IDENTIFIKASI BAKTERI CAMPURAN

Identifikasi bakteri gram negatif batang


Identitas Sampel : A3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram negatif batang.
II. Alat Bahan
- APD Lengkap
- Pembakar Spirtus
- Obyek Glass
- Ohse Bulat
- Ohse Lurus
- Mikroskop
- Inkubator
- Larutan Cat Gram
- Reagen Penguji (Kovac/Erlich, Methyl Red, Baried, KOH 40%, FeCl3 10%)
- Media Mac Conkey
- Media Uji Biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD, Glukosa,
Laktosa,
Maltosa, Manitol & Sakarosa)
III. Cara kerja
Hari ke-1 Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :
2. Inokulasikan ke media MC dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media MC

Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Elevasi :
Tepian :
Ciri khas :

5. Inokulasikan ke media uji biokimia (TSIA, SIM, Urea, Citrat, MR, VP, PAD &
gula- gula).
6. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari ke III Tanggal
7. Melakukan test uji biokimia
Hasil:
TSIA SIM UREA Citrat M V PAD G L M M S
R P l a a a a
u k l n k
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil

IV. Kesimpulan
Pada sampel no A3 yang diperiksa ditemukan bakteri Salmonella paratyphosa A
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Enterobacteriales
Ordo : Gamma Proteobacteria
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella paratyphosa A
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Bentuk dari bakteri Salmonella paratyphosa A adalah batang, tidak berspora,
ukuran 103,5 µm x 0,5-0,8 µm, besarnya koloni rata-rata 2-4 mm, memiliki
flagela peritrikh. Bakteri ini memfermentasikan glukosa dan manosa tanpa
membentuk gas tetapi tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa.Sebagian
besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S
(Jawetz et al., 2006).
b. Habitat
Habitat Salmonella Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika
terkontaminasi melalui kulit, akan tumbuh dan berkembang pada saluran
pencernaan manusia. Cara Infeksi Salmonella Masuk ke tubuh orang melalui
makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini.
c. Patogenitas
Patogenesis Demam Typhoid Salmonella typhi masuk ketubuh manusia
melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Setelah mencapai
usus, Salmonella typhosa menembus ileum ditangkap oleh sel mononuklear,
disusul bakteriemi I.
Sumber pembahasan :
Lestari, I. D. A. M. D., & Hendrayana, M. A. (2017). IDENTIFIKASI DAN
DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. 1–29.

Identifikasi bakteri gram positif Staphylococcus

Identitas Sampel : A3
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi koloni dan uji biokimia bakteri Gram positif coccus.
II. Alat Bahan
-APD Lengkap
-Pembakar Spirtus
-Obyek Glass
-Ohse Bulat
-Mikroskop
-Inkubator
-Larutan Cat Gram
-Plasma Citrat
-Reagen H2O2
-Media BAP
-Media NA miring
-Media MSA
III. Cara Kerja
Hari I Tanggal
1. Melakukan pengecatan Gram dari sampel
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

2. Inokulasikan ke media BAP dengan ohse bulat steril secara goresan, aseptis.
3. Inkubasi 37oC selama 24 jam.
Hari II Tanggal
4. Pengamatan morfologi koloni pada media BAP
Bentuk :
Ukuran :
Warna koloni :
Hemolisa :
Ciri khas :
5. Melakukan pengecatan Gram
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

6. Melakukan tes katalase dari koloni pada media BAP


Hasil:
7. Inokulasikan ke media NA miring dan media MSA
8. Inkubasi 37oC selama 24 jam

Hari III Tanggal


9. Melakukan pengamatan koloni pada media NA Miring
Warna pigmen:
10. Melakukan pengamatan hasil fermentasi pada media MSA
Hasil:
11. Melakukan pengecatan Gram dari media NA Miring
Hasil:
Bentuk :
Susunan :
Warna Sel :
Cat :
Reaksi Cat :
Latar Belakang :

12. Melakukan tes koagulase plasma citrat dari koloni pada media NA Miring
Hasil:
IV. Kesimpulan
Pada sampel no A3 yang diperiksa ditemukan bakteri Staphylococcus saprophyticus
V. Pembahasan
1. Taksonomi
Kingdom :
Filum :Protopyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus saprophyticus
(Salle, 1961)
2. Pembahasan bakteri hasil identifikasi
a. Morfologi Bakteri
Staphylococcus saprophyticus merupakan bakteri oportunistik patogen.
Bakteri ini dapat diisolasi dari lubang hidung hewan yang sehat.
Staphylococcus saprophyticus sering ditemukan menjadi penyebab infeksi
saluran kencing (Hajek, 1996).
b. Habitat
Bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada kulit dan membran
mukosa alat pencernaan dan pernapasan. Staphylococcus juga dapat
ditemukan pada makanan seperti daging dan susu. Keganasan
Staphylococcus untuk menginfeksi disebabkan oleh adanya substansi antigen
maupun produksi toksin atau enzim (Quinn et al., 2002).
c. Patogenitas
Tidak seperti i, S. saprophyticus yang koagulasenya negatif tidak
memproduksi eksotoksin. Oleh karena itu, S. saprophyticus tidak
menyebabkan keracunan makanan atau toksik shock syndrome. S.
saprophyticus menyebabkan infeksi piogenik.
Sumber pembahasan :

Purwanti, M. A. D., Besung, I. N. K., & Suarjana, I. G. K. (2018). Deteksi Bakteri


Staphylococcus sp. dari Saluran Pernapasan Babi. Buletin Veteriner Udayana, 10(2),
201. https://doi.org/10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p15

Anda mungkin juga menyukai