SKENARIO II BLOK V
SEDIAAN FARMASI
( PEMBUKTIAN PRODUKSI TABLET SR NATRIUM DIKLOFENAK)
OLEH :
NAMA : SRI KASMIRANI BAHRUL
STAMBUK : 15120180176
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Jawaban :
obbat dapat dicetak dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik
dikarenakan metode ini paling luas dan paling banyak digunakan dalam
pembuatan tablet.
Dimanan bahan yang tidak tahan terhadap panas dan lembab maka
menggunakan metode ini dengan cara menekan massa serbuk yang tidak
roll dijalankan secara hidrolik sehingga massa padat dan tipis kemudian
7. Mengurangi debu
metode granulasi basah. Hal ini disebabkan karena cara granulasi basah
dari segi teknologi. Selain itu metode granulasi basah dipilih karena
terkait skenario?
Jawaban :
Perhitungan bahan
2,5 g
Primogel : 100 g x 200 mg = 5 mg
1g
Talk : 100 g x 200 mg = 2 mg
1g
Mg Stearat : 100 g x 200 mg = 2 mg
= 90,5 mg
Jawaban :
In Process Control :
fisik,dan tanda-tanda pengenal lainnya (logo, break line, dsb) bau, cirri-ciri
khas lainnya.
b. Keseragaman zat aktif
masing-masing bahan
c. Keseragaman bobot
d. Kekerasan tablet
e. Kerapuhan Tablet
mengukur presentase susut berat tablet setelah diputar dalam alat tersebut
f. Waktu Hancur
sejumlah 6 tablet dimasukkan dalam air atau medium lain dengan suhu
laju pelepasan obat pada media air atau media yang sesuai. Digunakan
(bioavabilitas).
industri farmasi?
Jawaban :
dengan skala besar dan berstandar tinggi serta harga yang terjangkau
skala produksi untuk melihat stabilitas dan mutu bahan. Setelah hasil
pasaran habis.
b) Desain bahan pengemas
Jawaban :
lama. Tujuan sediaan ini untuk mencapai kadar terapeutik dalam darah
Sustained Release :
gastrointestinal
dosis kronis
lokal diamati. Ini juga akan mengarah pada ekonomi yang lebih besar.
yang ketat. Juga komplikasi rejimen terapeutik, biaya terapi dan efek
samping lokal atau sistemik dari bentuk sediaan. Masalah ini dapat
Zalte, 2013)
Jawaban :
Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
No Golongan Jenis
Tablet Multikempa
lepas lambat)
Tablet kunyah
Tablet effervescent
Tablet pembagi
Tablet bukal/sublingual
Tablet kulum/isap
2 Tablet Non-Oral • Tablet dispensing
• Tablet triturate
• Tablet hipodermik
• Tablet implantasi
• Tablet vaginal
• Tablet rektal
1. Tablet oral:
tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau lebih dengan
Tablet Multikempa
tunggal.
kering.
Tablet Kerja Cepat
terapi awal yang di inginkan dan sejumlah zat aktif tambahan yang
yang di berikan.
berturut-turut.
telan.
Tablet effervescent
Karbonat.
Tablet pembagi
yang dirusak oleh asam lambung dan atau sedikit sekali diabsorpsi
oleh saluran pencernaan.empat tablet ini melepaskan zat aktif yang
dari zat aktif dan zat pemberi aroma dan rasa yang menyenangkan,
2018)
2. Tablet Non-Oral
Tablet dispensing
Tablet Triturat
keras.
Tablet Hipodermik
Tablet Vaginal
vagina.
Tablet Rektal
Jawaban :
kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram granul.
Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah tidak lebih besar
dari 10 gram/detik.
1,6 - 4 Kohesif
2) Persen Kompresibilitas
granul akan melarut lebih lambat. Makin keras dan rapat granul itu
akan makin kurang regas (Lachman, dkk. 1994). Adapun untuk
density tester) Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah
adalah kandungan air (%) (Lachman, dkk, 1994). Persyaratan kadar air
(konstan).
- Syarat Tablet :
1) Uji visual
Kontrol terhadap penampilan umum melibatkan penetapan
beberapa parameter, seperti: ukuran, bentuk, warna, ada tidaknya
bau, rasa, bentuk permukaan, dan cacat fisik, serta untuk membaca
tanda-tanda pengenal
2) Uji keseragaman bobot
Bobot Penyimpangan %
A B
25 mg atau kurang 15% 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
151 mg – 300 mg 7,5% 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
Adapun cara melakukan uji keseragaman terhadap bobot
tablet menggunakan timbangan analitik adalah sebagai berikut.
a. Pilih 20 tablet.
b. Timbang 20 tablet tersebut.
c. Timbang satu persatu.
d. Hitung bobot rata-ratanya.
e. Hitung persen penyimpangan tiap-tiap tablet dengan cara:
3) Uji keseragaman ukuran
Ketebalan tablet dapat diukur memakai jangka sorong yang
melengkung. Ketebalan harus terkontrol agar dapat diterima oleh
konsumen dan memudahkan dalam pengemasan. Kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 ⅓ tebal tablet (Farmakope Indonesia, 1979)
Untuk melakukan uji keseragaman terhadap ukuran tablet
dapat dilakukan menggunakan alat yang bernama Jangka Sorong
a. Ambil 20 tablet, dapat juga menggunakan hanya 10 tablet.
b. Ukur diameter dan tebal tablet satu persatu.
c. Lihat syarat keseragaman ukuran tablet.
d. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet.
4 ) Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan
tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan.
Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet
sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah
sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah
hardness tester. Dalam bidang industri kekuatan tekanan minimum
yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4 kg. Penentuan kekerasan
tablet ditetapkan waktu berproduksi supaya penyesuaian tekanan yang
dibutuhkan dapat diatur pada peralatannya. Prosedur kerja uji
kekerasan terhadap tablet adalah sebagai berikut :
a. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat
dihidupkan.
b. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang
diberikan pada tablet.
c. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka
sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan
kilogram.
4) Uji kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan,
pengiriman, dan penyimpanan. Uji kerapuhan ini disebut juga
dengan uji kerenyahan. Kerenyahan atau friabilitas adalah cara lain
untuk mengukur kekuatan tablet. Tablet yang mudah menjadi
bubuk, menyerpih, dan pecah-pecah pada penanganannya, akan
kehilangan keelokannya serta konsumen enggan menerimanya dan
dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet.
Alat penguji friabilitas dikenal sebagai friabilator. Prinsip
kerja alat ini dengan memperlakukan sejumlah tablet terhadap
gabungan pengaruh goresan dan guncangan dengan memakai
sejenis kotak plastik yang berputar pada kecepatan 25 rpm,
menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap putaran. Sejumlah
tablet ditimbang, diletakkan ke dalam alat friabilator, kemudian
dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan
dan ditimbang ulang. Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5%
sampai 1% masih dapat dibenarkan.
Prosedur kerja untuk melakukan uji kerapuhan/keregasan
terhadap tablet, yaitu sebagai berikut:
a. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil.
b. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil)
= Wo.
c. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama
4 menit dengan kecepatan 25 rpm. d. Tablet dikeluarkan lalu
dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil.
d. Ditimbang bobot tablet = Wf.
e. Hitung persen kerapuhan.
5) Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan
disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan
persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus
tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2
tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna
(Farmakope Indonesia, 1995) Untuk melakukan uji waktu hancur
terhadap tablet dapat dilakukan alat yaitu berupa Desintegrator
tester. Prosedur kerja uji waktu hancur adalah sebagai berikut:
a. Siapkan aquadest dengan suhu 37oC sebanyak + 650 ml
b. Masukkan ke dalam beaker 1 liter
c. Pasang beaker pada alat
d. Pasang keranjang.
e. Masukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung
f. Alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 ± 20C sebagai
media.
g. Alat dihentikan apabila semua tablet sudah hancur.
h. Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk seliuruh tablet hancur
Angkat keranjang. (Menurut Bahan Ajar Teknologi Sediaan
Solid 2018)
Berdasarkan Skenario (Menurut jurnal of pharmaceutical
4. Disolusi
berdasarkan skenario?
Jawaban :
sedangkan untuk hasil innovator 2,48% dengan bobot tablet 200 mg. jadi
Farmasi Industri 2015) Uji penetapan kadar zat aktif tablet hasil cetak,
Syarat penetapan kadar zat aktif natrium diklofenak yaitu 90 – 110 %.(
sedangkan untuk hasil innovator 99%. jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
evaluasi tablet kadar zat aktif dari formula dan innovator memenuhi
persyaratan dan dapat dibandingkan dari segi kadar zat aktif lebih baik
hasil formula.
Persyaratan Disolusi Tablet : (Menurut International Research Journal
Of Pharmacy 2012)
Jawaban :
a) Zat Aktif
Penghancur/Disintegrants
Antiadherents
Glidants
Lubricants
Pengisi/Fillers
1) Etil Selulosa
konsentrasi 3% - 20%.
3) Talk
1% - 10%.
4) Mg Stearat
5) Laktosa
Jawaban :
Baik. 2012)
1) Validasi Proses
dan proses tersebut masih bekerja dengan baik. Dalam keadaan tertentu,
jika hal di atas tidak memungkinkan, validasi dapat juga dilakukan selama
a. Validasi Prospektif
b. Validasi Konkuren
validasi prospektif.
c. Validasi Retrospektif
rekomendasi.
validasi retrospektif.
2) Validasi Pembersihan
pembersihan.
d. Prosedur pembersihan untuk produk dan proses yang serupa, dapat
kritis.
f. ”Uji sampai bersih” ( test until clean) bukan merupakan pilihan untuk
3) Validasi
4) Analisis
a. Uji identifikasi;
d. Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau
komponen utama yang terkandung dalam bahan aktif obat. Untuk obat,
zat aktif atau komponen tertentu. Karakteristik validasi yang sama juga
Metode analisis lain, seperti uji disolusi untuk obat atau penentuan
Jawaban :
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya
mengukur laju pelepasan obat dengan pada media air atau media lain yang
a. Alat 1
b. Alat 2
medium dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 900 mL dan suhu 37± 0,5oC.
Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke 5, 15, 30, 45, 60, 120,
180, 240, 360, 480, 600 dan 720. Kadar yang terdisolusi ditetapkan
2012)
tertentu dan volume media disolusi dilengkapi dengan segar dan volume
yang sama dari 7,4 buffer fosfat. alikuot disaring dan dipindai dengan
2012)
1 HR 18,8
2 HR 27,5
3 HR 34,8
4 HR 43,2
5 HR 52,4
8 HR 75,3
10 HR 85,3
- Persyaratan zat terlarut natrium diklofenak :
Agustin, Rini, dkk, 2015, “Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium
Diklofenak dengan Menggunakan Matriks Metolose 90 SH 4000”, Jurnal
Sains Farmasi & Klinis,Vol 01
Agarwal, Gauraw, dkk, 2017, “Oral Sustained Release Tablets: an Overview with
a special Emphasis on Matrix Tablet”, American Journal of Advanced Drug
Delivery.
Alhalmi, Abdulsalam, dkk, 2018, “Sustained Release Matrix System : An
Overview”, World Hournal Of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol
7.
BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obsat yang Baik. Badan Pengawasan
Obat dan Makanan: Jakarta
BPOM RI. 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obsat yang Baik. Badan Pengawasan
Obat dan Makanan: Jakarta
Bahan Ajar Farmasi Teknologi Sediaan Solid Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia kesehatan Badan
Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2018.
Fatmawati, Aisyah, 2015, Farmasi Industri, Yogyakarta.
Fatmawati, Aisyah, dkk, 2015, Teknologi Sediaan Farmasi, Yogyakarta.
Farmakope Indonesia.1979.Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Gantiaji, Reswara, Citra, dkk. “Uji Sifat Fisik, Kadar dan Disolusi Terbanding
Tablet Karbamazepin Generik Berlogo, Generik Bermerek dan Inovator.
Lukman, Anita, dkk, 2014, “Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak
Menggunakan matriks Pati Beras Ketan Pragelantinasi Dari Kampar”,
Jurnal Scientia, Vol 4.
Prihadyanti, Dian, dkk, 2015, “R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor
Manufaktur Indonesia”, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol 14.
Rajesh, Asija, dkk, 2012, “Formulation and Evaluation Of Diclofenac Sodium
Sustained Release Tablets using Melt Granulation Technique” International
Research Journal Of Pharmacy, vol 03.
Rowe, C, Raymond, dkk, Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth edition.