Anda di halaman 1dari 21

PETUNJUK PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Disusun Oleh :
Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt.
Sholichah Rohmani, M.Sc., Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Disahkan oleh :

Direktur Sekolah Vokasi UNS Kepala Prodi D3 Farmasi

Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak. Anif Nur Artanti, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 196909241994021001 NIK.1987042720140501

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan
mengharap ampunan-Nya. Maha besar Allah yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga kami dapat menyusun petunjuk praktikum Teknologi Farmasi
Sediaan Solid ini. Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solid ini merupakan penunjang
kemampuan dalam aspek kemampuan teknis terhadap teori-teori yang disajikan dalam
perkuliahan Teknologi Farmasi dan mata kuliah yang terkait lain. Materi yang disajikan
dalam praktikum ini diharapkan dapat membekali mahasiswa D3 Farmasi sebagai
landasan pada bidang teknologi farmasi dan lebih lagi pada saat kerja di perusahaan
farmasi nantinya. Buku petunjuk praktikum ini masih jauh dari sempurna, maka masih
perlu penyempurnaan sehingga dapat menyesuaikan dengan perkembangan iptek yang
semakin maju. Penyusun senantiasa akan mengevaluasi materi praktikum untuk
medukung pembekalan mahasiswa yang lebih baik. Semoga buku ini dapat bermanfaat
dan mencapai sasaran serta tujuan penyusunannya.

Surakarta, 11 Januari 2022

Tim Penyusun

3
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI
SEDIAAN SOLID

1. Setiap mahasiswa peserta praktikum diharuskan hadir 10 menit sebelum praktikum


dimulai. Bagi yang terlambat lebih dari 10 menit tanpa ijin, tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.

2. Setiap mahasiswa peserta praktikum diwajibkan mengenakan jas praktikum


berwarna putih dan mematuhi tata tertib yang berlaku.

3. Sebelum praktikum diharuskan membuat laporan sementara dan memahami


terlebih dahulu mata praktikum yang akan dikerjakan.

4. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti pretest yang diberikan oleh pembimbing


praktikum.

5. Selama praktikum mahasiswa diwajibkan menjaga ketenangan, bekerja secara rapi,


bersih, teliti, dan mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan.

6. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan peralatan secara hati-hati. Apabila


terjadi kerusakan alat oleh mahasiswa, mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan
mengganti alat dan spesifikasi yang sama.

7. Setiap mahasiswa peserta praktikum diharuskan menyerahkan laporan praktikum


sebelum mengikuti praktikum berikutnya.

8. Setiap mahasiswa peserta praktikum apabila melakukan pelanggaran tata tertib


yang berlaku akan dikenai sanksi akademis.

4
Format Loporan Sementara :
a. Judul
b. Tujuan
c. Alat dan Bahan
d. Formula dan Penimbangan
e. Hasil sementara

Format Laporan Akhir :


1. Judul
2. Tujuan
3. Landasan teori
4. Alat dan bahan
5. Formulasi dan penimbangan
6. Cara kerja
7. Perhitungan
8. Hasil dan pembahasan
9. Kesimpulan
10. Daftar pustaka
11. Lampiran termasuk dokumentasi gambar

5
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT DAN MEKANISME KERJA

Tujuan :
Mahasiswa mengenal alat-alat yang digunakan dalam pembuatan granul dan tablet serta
Analisa sifat fisik granul maupun tablet

Alat dan Bahan :


Literatur, buku dan jurnal online

Langkah kerja :
Jelaskan mekanisme kerja alat-alat dibawah ini!

Granulator basah Ayakan granul Moisture analyzer

6
Granulate flow Density tap tester Mesin tablet single punch

Hardness Tester Friabilator Tester Neraca


Analisis

Disintegration Tester Disolusion Tester

7
PERCOBAAN 2
PENYUSUNAN FORMULA TABLET, PEMERIAN BAHAN
DAN GRANULASI BASAH

Tujuan :
Mahasiswa menghitung jumlah bahan yang akan digunakan dalam pembuatan tablet dan
mengetahui komposisi dan kegunaan bahan pengisi tablet.

Alat dan Bahan :


Alat : Ayakan, alat-alat gelas, neraca analitik, bejana granulasi, Literatur, buku dan jurnal
online, kalkulator dan alat tulis. Bahan : paracetamol, gelatin, amilum amprotab, talk, Mg,
stearate, Laktosa, Akuades.

Formula Tablet Parasetamol


Buatlah 100 buah tablet parasetamol dengan formula sebagai berikut, berapakah masing-
masing bahan yang harus ditimbang dan sebutkan fungsi dari masing-masing bahan :
Komposisi Bobot (mg)
Parasetamol 500
Gelatin 10% 5%
Amilum Amprotap 1%
Talk 1%
Mg Stearat 1%
Laktosa Ad 650

Langkah kerja :
1. Menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan tablet dan
sebutkan kegunaan masing-masing bahan penyusun tablet serta pemerian bahannya.

2. Timbang serbuk parasetamol dan laktosa sebanyak yang dibutuhkan, dan campur
sampai homogen dan tambahkan Mg stearat.

3. Tambahkan amilum amprotab dan campur sampai homogen (campuran 1).


4. Buat larutan gelatin 10% lalu ditimbang sejumlah kebutuhan pada formula tablet,
tambahkan pada campuran (1) sedikit demi sedikit, sampai terbentuk massa granul
yang kalis, dan timbang massa granul.

8
5. Selanjutnya ayak dengan menggunakan ayakan no. 12 mesh, 14 mesh, dan 16 mesh,
lalu dieringkan dalam oven pada suhu 40-50oC tunggu sampai granul kering
sempurna.

6. Ayak kembali dengan ayakan no. 14 mesh, 16 mesh, dan 18 mesh hingga diperoleh
granul kering, tambahkan talk dan aduk homogen.

7. Granul ditimbang dan siap dilakukan uji sifat fisik granul.

9
PERCOBAAN 3

PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA FLUIDITAS GRANUL

Tujuan
Mengetahui pengaruh ukuran partikel terhadap kecepatan alir dan densitas granul

Alat dan Bahan


Alat: Silinder gelas pengukur sudut diam, Volumenometer, sendok granul, neraca analisis,
cawan porselin. Bahan : granul kering yang akan dibuat tablet parasetamol dan lolos ayakan
14, 16, dan 18.

Cara Kerja :
1. Pengamatan sudut diam :
a. Timbang granul seberat 100 gram, masukkan secara pelan-pelan lewat
lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutup

b. Buka penutupnya, dan biarkan serbuk keluar


c. Ukur tinggi kerucut yang terbentuk
d. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
2. Uji pengetapan :
a. Tuangkan granul perlahan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 mL.
Catat sebagai Vo.

b. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor


c. Catat perubahan volume setelah pengetapan (Vt) pada t= 10; 20; 30; 50.
Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume
sudah konstan, dan catat sebagai (Vk)

d. Catat berat granul

10
Evaluasi :
1. Hitung sudut diam masing-masing fraksi granul
2. Buat kurva ukuran partikel sebagai fungsi sudut diam
3. Hitung harga Tap T(%) untuk masing-masing fraksi
4. Buat kurva Tap T(%) vs banyaknya pengetapan
5. Hitung nilai kompresibilitas : C, dengan rumus sbb :

C =𝑟𝑘 −𝑟𝑜𝑥100% ……………………………………………………….. (1)


𝑟𝑘

rk ………………………………………………………………….. (2) ro

…………………………………………………………………….. (3)

Keterangan :
M : berat granul
Vo : volume granul mula-mula
Vk : volume setelah konstan

Catatan :
1. Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk, besarnya tg
β. Dimana tg β = h/r

2. Hasil pengukuran metode pengetapan dapat dinyatakan dengan harga Tap T(%).
T(%) = ………………………………………………... (4)
Dimana : Vo = volume awal granul dan Vt = volume setelah pengetapan.
3. Simpan granul dalam plastik yang diberi silika gel untuk uji selanjutnya.

11
PERCOBAAN 4

KANDUNGAN AIR GRANUL DAN KURVA LAJU PENGERINGAN

Tujuan
Mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap kandungan air granul selama proses
pengeringan.

Alat dan Bahan


Alat: Moisture analyzer, Petri disk, oven suhu 40-50°C, sendok granul, neraca analisis.

Bahan : Amilum, Laktosa, Gelatin 10%.

Formula :
Komposisi Bobot (g)
Amilum 100
Laktosa 100
Gelatin 10% qs

Cara Kerja :
1. Timbang piring petri kosong (wadah dan tutupnya)
2. Timbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 100 gram, masukkan ke
dalam mikser dan campur sampai homogen (5 menit)

3. Buat mucilago gelatin 10% sebanyak 100 mL, dan tambahkan pada campuran
amilumlaktosa sedikit demi sedikit, aduk homogen sampai terbentuk massa granul,
kemudian ayak dengan ayakan no.12 mesh. Catat volume mucilago gelatin 10% yang
digunakan.

4. Timbang granul basah 20 g, sebanyak 6 kali dan masukkan masing-masing ke dalam


petri disk.

5. Masukkan 6 piring petri ke dalam almari pengering, buka tutupnya, dan keringkan pada
suhu 50°C.

12
6. Setelah proses pengeringan, kelurkan petri disk dari almari pengering dalam keadaan
tertutup, dinginkan 10 menit dan timbang. Waktu pengeringan :15, 30, 60, 80, 100 menit
sampai 1 hari.

7. Biarkan 1 piring petri dalam almari pengering dan lanjutkan pengeringan sampai 1 hari,
8. Analisa kandungan air granul menggunakan alat moisture analyzer, catat persentase
kadar air (%) vs waktu pengeringan (menit).

9. Timbang berat granul setelah pengeringan selama 1 minggu, dan catat sebagai berat
granul kering.

Evaluasi :
1. Pada setiap waktu pengamatan, hitung :
a. Berat piring petri kosong
b. Berat piring petri dan granul mula-mula
c. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama waktu tertentu
d. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama 1 hari
2. Hitung kandungan lembab (MC) pada setiap waktu pengeringan
3. Buat kurva laju pengeringan, dengan mem-plot-kan MC sebagai fungsi waktu pengeringan.
4. Simpan granul sesuai dengan waktu pengeringan dalam plastik yang telah diberi silika gel
untuk tahapan praktikum selanjutnya.

13
PERCOBAAN 5

PENGARUH KANDUNGAN AIR GRANUL TERHADAP KECEPATAN ALIR

Tujuan
Mengetahui kandungan air granul selama proses pengeringan terhadap waktu dan kecepatan alir
granul.

Alat dan Bahan


Alat : Corong pengukur sifat alir lengkap dengan penutupnya, sendok granul, neraca analisis,
stopwatch. Bahan : granul percobaan 4

Langkah Kerja :
1. Timbang 20 g granul basah yang dipakai dalam percobaan sebelumnya. Tuangkan secara
perlahan-lahan ke dalam corong pengukur.

2. Buka penutup corong secara pelan-pelan, biarkan granul mengalir keluar. Catat berapa lama
waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong dengan menggunakan
alat pencatat waktu (stopwatch).

3. Kerjakan dengan cara yang sama seperti pada nomor 1, untuk granul yang telah dikeringkan
selama 15, 30, 60, 80, 100 menit dan 1 hari.

Evaluasi :
1. Catat waktu alir untuk setiap granul yang diamati (dalam satuan detik)
2. Hitung kecepatan alirnya (g/dt) Contoh :
Berat granul G15 = 20 g
Waktu alir G15 = 2 dt
Kecepatan alir G15 = 20/2 g/dt 10 g/dt

Keterangan : G15 adalah granul yang telah dikeringkan selama 15 menit


3. Buat kurva hubungan antara kandungan lembab (MC) granul dengan kecepatan alirnya.

14
PERCOBAAN 6 DAN PERCOBAAN 7

HOMOGENITAS CAMPURAN GRANUL

Tujuan
Mengetahui homogenitas granul pada saat proses pencampuran dengan bahan tambahan lain.

Alat dan Bahan


Alat : mixer, ayakan, bejana granulasi, neraca analisis. Bahan : Amilum, Laktosa, Gelatin 10%,
pewarna makanan (merah).

Formula :
Granul Putih
Komposisi Bobot (g)
Amilum 100
Laktosa 100
Gelatin 10% qs
Granul Merah
Komposisi Bobot (g)
Amilum 100
Laktosa 100
Gelatin 10% qs
Pewarna makanan merah qs

Langkah Kerja :
Pembuatan granul :
1. Timbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 100 gram, masukkan ke
dalam mikser dan campur sampai homogen (5 menit)

2. Buat mucilago gelatin 10% sebanyak 100 mL, dan tambahkan pada campuran
amilumlaktosa sedikit demi sedikit, aduk homogen dan tambahkan pewarna makanan pada
granul merah, sampai terbentuk massa granul, kemudian ayak dengan ayakan no.16 mesh.
Catat volume mucilago gelatin 10% yang digunakan.

15
3. Keringkan dalam oven suhu 50°C.
4. Setelah kering ayak kembali dengan ayakan no.18.
Pencampuran :
1. Timbang masing-masing granul dengan ukuran diameter tertentu sebanyak 70 gram untuk
granul putih dan 30 gram untuk granul merah. Catat ukuran masing-masing granul

2. Masukkan kedua granul dalam mikser


3. Alat diatur kemiringannya sampai semua granul dapat berputar dengan baik. Putar mikser
dengan teratur selama pencampuran : 3; 10; 15; dan 30 menit

4. Setiap waktu putar, ambil 5 cuplikan secara acak.

Evaluasi :
1. Hitung kadar granul berwarna pada tiap cuplikan dengan cara penimbangan
2. Hitung koefisien variasi (CV) kadar granul berwarna disetiap campuran pada
masingmasing waktu pemutaran

3. Buat grafik CV, sebagai fungsi lama pencampuran.

16
PERCOBAAN 8 DAN PERCOBAAN 9

PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL DAN UJI SIFAT FISIK

Tujuan
Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan Analisa sifat fisik tablet.

Alat dan Bahan


Alat : mesin tablet, neraca analisis, cendok granul. Bahan : granul percobaan 2.

Langkah Kerja :
1. Atur panch pada mesin tablet, timang granul sesuai dengan bobot tablet paracetamol yaitu
650 mg. Cetak menggunakan mesin tablet, buatlah 100 tablet parasetamol.

2. Lakukan uji sifat fisik tablet meliputi :


a. Kontrol Keseragaman Bobot Tablet
Sejumlah 20 tablet ditimbang satu persatu pada neraca analitik kemudian hitung harga
purata (X) dan koefisien variasinya. Bandingkan dengan persyaratan keseragaman bobot
menurut Farmakope Indonesia.
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot Rata-rata (mg)
A B
< 25 mg 15 30
26-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
>300 mg 5 10

b. Kontrol Keseragaman Ukuran Tablet


Alat yang digunakan adalah Jangka Sorong. Sejumlah 20 tablet diukur tebal dan
diameternya satu persatu. Dibaca pada skala yang ditunjukkan dan hitung reratanya.

17
c. Kontrol Kekerasan Tablet
Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness Tester. Sebuah tablet diletakkan
pada ujung alat dengan posisi vertikal. Putar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet
tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan tablet dibaca pada skala.

Lakukan percobaan sebanyak 3 kali dan hitung harga puratanya.

d. Kontrol Kerapuhan Tablet


Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dengan aspirator. Timbang seksama dalam neraca
analitik kemudian dimasukkan ke dalam friabilator. Pengujian dilakukan selama 4
menit atau sebanyak seratus putaran. Keluarkan tablet dari alat, dibebasdebukan lagi dan
timbang. Kerapuhan tablet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah
pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%.

e. Kontrol Waktu Hancur (Farmakope Indonesia)


Lima (5) buah tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu hancur (disintegration tester).
Setiap tabung diisi 1 tablet. Kemudian dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu
sebesar 370 C. catat waktu yang diperlukan untuk melarutkan semua tablet.

Evaluasi :
Persyaratan sifat fisik tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi IV.
Uji sifat fisik tablet Persyaratan
Keseragaman bobot 5% dari bobt tablet
Kekerasan tablet Minimal 4 Kg
Kerapuhan tablet Tidak lebih dari 0.8%
Waktu hancur Kurang dari 15 menit

18
PERCOBAAN 10 DAN PERCOBAAN 11

PEMBUATAN TABLET METODE KEMPA LANGSUNG

Tujuan
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang pembuatan tablet dengan metode kempa
langsung

Alat dan Bahan


Alat : mesin tablet, ayakan, timbangan analisis, cendok granul. Bahan : asam askorbat, avicel,
dikalsium fosfat anhidrat, Mg Stearat.

Formula :
R/ Vitamin C 50 mg
Avicel 124 mg
Dikalsium Fosfat anhidrat 124 mg
Mg Stearat 2 mg

Bobot satu tablet 300 mg (Buat 50 tablet)

Langkah Kerja Kerja :


1. Timbang serbuk vitamin C, avicel, dan dikalsium fosfat sebanyak yang dibutuhkan, dan
campur sampai homogen.

2. Tambahkan magnesium stearat dan campur sampai homogen.


3. Lakukan uji sifat fisik campuran serbuk meliputi kecepatan alir, kandungan air, density tab,
dan sudut diam.

4. Lakukan proses pentabletan dengan mengatur punch sesuai bobot tablet.


5. Lakukan pengujian terhadap sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, dan waktu hancur.

19
PERCOBAAN 12

PENGUJIAN DISOLUSI TABLET KEMPA LANGSUNG

Tujuan
Mengetahui cara pembuatan uji dan Analisa data hasil disolusi tablet dengan kempa langsung.

Alat dan Bahan


Alat : alat uji disolusi, neraca analisis, penangas air, Spektrofotometri UV-VIS. Bahan : tablet
vitamin C, akuades.

Langkah Kerja :
1. Masukkan 1 tablet yang telah ditimbang ke dalam labu disolusi yang mengandung 900
mL air dengan suhu 37 ± 0.50 C, pengaduk dayung diputar dengan kecepatan 100 rpm.

2. Sampel diambil pada menit ke-5 , 10, 15, 20, 30, 45, 60 dan 90 sebanyak 5 mL pada
bagian tengah (sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi yang baru dengan
jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap)

3. Dibaca pada spektrofotometer UV pada Panjang gelombang maksimal 240 nm.


4. Gunakan persamaan kurva baku  Y = 0.010 X + 0.121 (r =0.999) untuk menghitung
kadar vitamin C dalam tablet dan membuat profil disolusi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Lieberman HA, Lachman, Schwartz, 1989, Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, Volume 1
and 2, Marcel Dekker, New York.

Marshall and Rudnic, 1990, Tablet Dosage Form, in Modern Pharmaceutics, Banker G.S,
Rhodes C.T (Editors), 2nd Edition, Marcel Dekker, New York.

Alderborn B, 2002, Tablet and Compaction, in Pharmaceutics: The Science of Dosage Form
Design, Aulton M.E (Editor), 2nd edition,, Harcourt Publisher, London.

Rowe R.C., Sheskey P.J., and Owen., 2006, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th
Edition, Pharmaceutical Press, London.

Jurnal online.

21

Anda mungkin juga menyukai