PRAKTIKUM BLOK 1
(SAINS DAN INDUSTRI)
1
REKAPAN SKENARIO DAN PROTOKOL
Skenario Judul
1. Sirup Parasetamol 1: Uji Penetapan Kadar
2: Uji Keseragaman
3: Uji Volume Terpindahkan
2. Kapsul Obat Tradisional 4: Uji Alt
3. Acyclovir salep 5: Uji Kebocoran Tube
6: Uji Keseragaman Bobot / Isi Minimum
7: Uji Homogenitas
4. Gel Natrium diklofenak 8: Preformulasi
9: Uji Viskositas
10: Uji pH
5. Suspensi Parasetamol 11. Preformulasi
12: Uji pH
6. Serbuk mixing captopril 13: Uji Sifat Alir
12,5 mg 14: Uji Kompresibilitas Indeks Dan Rasio Hausner
15: Uji Homogenitas
7. Simplisia cabe jawa 16. Uji Pola Kromatografi
17. Uji Kadar Piperin
8. Tablet parasetamol 18. Uji Kekerasan
19: Uji Kerapuhan
20: Uji Keseragaman
21: Uji Waktu Hancur
22: Uji Disolusi
2
SKENARIO 1
PT Daun Jaya memproduksi sirup parasetamol 120 mg/ 5 mL sebanyak 50 ribu botol untuk
setiap bets. Anda sebagai unit QC diminta untuk melakukan evaluasi penetapan kadar sediaan
tersebut.
Tujuan Pembelajaran:
3
PROTOKOL 1
Dimana:
C = kadar parasetamol BPFI (satuan mg/mL larutan baku)
V = volume dalam mL larutan oral yang digunakan
ru = respon puncak larutan uji
rs = respon puncak larutan baku
HASIL UJI Kriteria Hasil Memenuhi syarat /
KESESUAIAN SISTEM tidak memenuhi
syarat
Efisiensi kolom (N) ≥ 1000
lempeng teoritis
Faktor ikutan (T) ≤ 2
Simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang (% SBR)
≤ 2,0 %
HASIL a. Penimbangan baku parasetamol BPFI = 100 mg ≈ ……. mg
PENGAMATAN b. Pengukuran volume larutan uji parasetamol sirup 120 mg/5 mL = 20 mL
setara dengan 480 mg parasetamol ≈ ….. mL
c. Respon puncak baku = …
d. Respon puncak larutan uji = …
PENGHITUNGAN
KRITERIA Larutan oral parasetamol mengandung parasetamol C 8H9NO2 tidak kurang
KEBERTERIMAAN dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat*
REFERENSI Farmakope Indonesia Edisi V Tahun 2014 halaman 999, 1000, 1342, 1538,
1539, 1542.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
5
PROTOKOL 2
Dimana :
s = simpangan baku sampel
X = rata-rata persen kadar
5. Hitung nilai penerimaan dengan rumus umum :
Dimana :
M = nilai rujukan (tergantung % kadar yang diperoleh)
X = rata-rata persen kadar
k = konstanta penerimaan (n=0, maka k=2,4)
s = simpangan baku
Catatan : tentukan nilai M (FI V Halaman 1528)
HASIL Hasil penimbangan masing-masing dosis tunggal
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA Keragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai penerimaan (NP) 10 unit
KEBERTERIMAAN sediaan pertama ≤ L1 (15,0%), untuk larutan oral dalam wadah dosis tunggal.
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat*
REFERENSI Farmakope Indonesia Edisi V Tahun 2014 halaman 999, 1000, 1526-8.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
6
PROTOKOL 3
7
SKENARIO 2
CV Sehat Jaya memproduksi Obat Tradisonal berupa kapsul obat dalam. Untuk memenuhi
persyaratan izin edar BPOM, Anda sebagai Apoteker penanggung jawab diminta melakukan
uji ALT sediaan.
Tujuan Pembelajaran:
8
PROTOKOL 4
10
SKENARIO 3
PT Daun Jaya memproduksi acyclovir salep 5% sebanyak 30 ribu tube untuk setiap bets.
Anda sebagai unit QC diminta untuk melakukan evaluasi IPC produk salep tersebut.
Tujuan Pembelajaran:
a. Mahasiswa mampu melakukan uji kebocoran tube, uji keseragaman bobot, dan uji
homogenitas sediaan salep dengan benar.
b. Mahasiswa mampu mengevaluasi uji kebocoran tube, uji keseragaman bobot, dan uji
homogenitas sediaan salep dengan benar.
11
PROTOKOL 5
12
PROTOKOL 6
13
PROTOKOL 7
14
SKENARIO 4
PT Tiga Jaya hendak membuat produk baru berupa gel natrium diklofenak. Anda sebagai unit
R&D diminta untuk melakukan formulasi gel skala lab.
Tujuan Pembelajaran:
a. Mahasiswa mampu menyusun pre-formulasi sediaan gel untuk skala lab dengan baik.
b. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan sediaan gel dengan benar.
c. Mahasiswa mampu melakukan uji viskositas dan uji pH gel dengan benar.
15
PENGKAJIAN MONOGRAFI ZAT AKTIF
Natrium Diklofenak
Rumus molekul C14H10Cl2NNaO2
Berat molekul 318,13
Rumus struktur
16
PENGKAJIAN BAHAN TAMBAHAN
Hidroksipropil selulosa
Rumus molekul OCH2CH(OH)CH3
Berat molekul
Rumus struktur
Gliserin
Rumus molekul C3H8O3
Berat molekul 92,09
Rumus struktur
17
Propilen glikol
Rumus molekul C3H8O2
Berat molekul 76,09
Rumus struktur
Tween 80
Rumus molekul C64H124O26
Berat molekul 1310 g/mol
Rumus struktur
Pemerian Putih bening kekuningan dengan rasa seperti sedikit basa, memiliki bau khas,
dan cair seperti minyak.
Fungsi Emulgator
Kelarutan Larut pada etanol dan air
pH Antara 6,0-8,0 untuk 5% zat (w/v) dalam larutan air
Susut pengeringan
Inkompabilitas Perubahan warna atau pengendapan dapat terjadi dengan bahan terutama pada
fenol dan tannin.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
penyimpanan
Referensi Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Sian C, O., 2006. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Edisi V. ed. Pharmaceutical Press, London. 580-584.
18
Metil paraben
Rumus molekul C8H8O3
Berat molekul 152,15
Rumus struktur
Etanol
Rumus molekul C2H5OH
Berat molekul 46,06844
Rumus struktur
19
PROTOKOL 8
JUDUL PREFORMULASI SEDIAAN NATRIUM DIKLOFENAK GEL 1%
TUJUAN Agar pre-formulasi dan pembuatan sediaan gel untuk skala lab dapat
dilakukan dengan baik.
RUANG LINGKUP Pembuatan natrium diklofenak gel 1% di Laboratorium UII.
FORMULA ACUAN Bahan Fungsi % Bahan
Natrium Diklofenak Zat aktif 1
Hidroksipropil selulosa Gelling agent 2,5
Gliserin Humektan 10
Propilenglikol Kosolven 5
Tween 80 Emulgator 0,5
Metil paraben Pengawet 0,2
Etanol Pelarut 20
Aquadest Pelarut Ad 100%
BAHAN DAN 1. Natrium Diklofenak (zat aktif) 5. Tween 80 (emulgator)
ALAT 2. Hidroksipropil selulosa (eksipien) 6. Metil paraben (pengawet)
3. Gliserin (humektan) 7. Etanol (pelarut)
4. Propilenglikol (kosolven) 8. Aqua bidestilata (pelarut)
KEBUTUHAN Untuk 100 gram gel:
BAHAN Bahan Jumlah digunakan (gram)
Natrium Diklofenak 1g
Hidroksipropil selulosa 2,5 g
Gliserin 10 g
Propilenglikol 5g
Tween 80 500 mg
Metil paraben 200 mg
Etanol 20 mL
Aquadest Ad 100 mL
CARA KERJA 1. Larutkan Natrium diklofenak dalam etanol, secukupnya.
2. Campurkan Hidroksipropil selulosa dengan aquadest secukupnya, aduk
hingga membentuk mucilage.
3. Larutkan metil paraben dengan ½ bagian propilen glikol.
4. Larutkan tween 80 dengan ½ bagian propilen glikol.
5. Campur bagian 1 dan 2 sampai membentuk gel.
6. Masukkan bagian 3 kedalam campuran 1 dan 2, aduk hingga homogen.
7. Masukkan bagian 4 (secukupnya) sambil diaduk, sampai kekerasan gel
yang diinginkan.
HASIL Penimbangan setiap bahan
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA Bahan-bahan yang digunakan kompatibel.
KEBERTERIMAAN
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat*
REFERENSI Yoga Windhu Wardhana, Sriwidodo B.,Aliya Nur Hasanah, Priskila O.
Dwiestri., Studi Permeabilitas In Vitro Sediaan Gel Natrium Diklorofenak dan
Dietilamin Diklorofenak, IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
20
PROTOKOL 9
21
PROTOKOL 10
22
SKENARIO 5
PT Tiga Jaya hendak membuat produk baru berupa suspensi parasetamol. Anda sebagai unit
R&D diminta untuk melakukan formulasi suspensi skala lab.
Tujuan Pembelajaran:
a. Mahasiswa mampu menyusun pre-formulasi sediaan suspensi untuk skala lab dengan
baik.
b. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan sediaan suspensi dengan benar.
c. Mahasiswa mampu melakukan uji pH suspensi dengan benar.
23
PENGKAJIAN MONOGRAFI ZAT AKTIF
Parasetamol
1. Struktur senyawa paracetamol
C8H9NO2 = 151,2 g/mol
24
Parasetamol oral suspensi : 250mg/5mL
8. Farmakologi parasetamol
Farmakodinamik
Parasetamol adalah derivat anilin dengan aksi analgetik dan antipiretik seperti aspirin,
namun tidak menunjukkan efek sebagai antiinflamasi. Parasetamol tidak memiliki
efek agregasi trombosit ataupun perdarahan. Parasetamol secara umum dapar
ditoleransi oleh pasien yang hipersensitif terhadap asam asetil salisilat. Aksi
analgesiknya adalah dengan meningkatkan ambang nyeri, sedangkan efek
antiinflamasinya adalah berdasarkan aksinya pada hipotalamus yang merupakan pusat
pengaturan suhu tubuh.
Farmakokinetik
Parasetamol dengan cepat dan hampir sempurna diabsorbsi dalam saluran
gastrointestinal. Konsentrasi puncak plasma terjadi dalam 2-3jam setelah pemberian
secara per-rektal. Dosis lazim sebagai analgesik menyebabkan konsentrasi obat dalam
serum 5-20mcg/mL.
Parasetamol mengalami metabolik primer di hepar dengan glucuronide dan sulfat
konjugasi. Sejumlah kecil (3-10% dosis terapi) dimetabolisme melalui reaksi oksidasi
dan membentuk metabolit reaktif intermediet yang terikat pada gluthathione liver dan
diekskresikan sebagai sistein dan asam mercapturat terkonjugasi.
Parasetamol diekskresikan secara dominan melalui urine sebagai metabolit. 2-4%
diekskresikan dalam bentuk utuh. Rata-rata t1/2 eliminasi adalah 1-4jam. t1/2 sedikit
lambat pada neonatus (2,2-5jam), dan pada pasien yang mengalami sirosis hepar.
Konstanta laju eliminasi parasetamol pada anak, dari bayi baru lahir hingga usia
12tahun, sama dengan dewasa, hanya saja pada neonatus, kapasitas pembentukan
metabolit glucuronide terkonjugasi lebih sedikit.
Keamanan data praklinik
Data nonklinik memperlihatkan bahwa tidak ada tingkat keberbahayaan parasetamol
untuk manusia, pada uji kemanan, farmakologi, toksisitas pada dosis berulang,
genotoksisitas, potensi karsinogenik, toksisitas pada sistem reproduksi dan
perkembangannya.
*Public assessment report MHRA halaman 7,
25
PENGKAJIAN MONOGRAFI BAHAN TAMBAHAN
Sukrosa
Rumus Molekul[1] C12H22011
Rumus Struktur[1]
Sinonim[1] Sucrosum
Fungsi Pemanis
Pemerian Bahan[1] Hablur putih atau tidak berwarna ; massa hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa manisn, stabil di
udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan[1] Sangat mudah larut di dalam air ; lebih mudah larut dalam air
mendidih ; sukar larut dalam etanol ; tidak larut dalam kloroform
dan eter
Titik Lebur{2} 160o-186o
Inkompatibilitas{2} Bubuk sukrosa bias terkontaminasi dengan logam, yang
menyebabkan ketidakcocokkan dengan bahan aktif seperti asam
askorbat. Sukrosa juga dapat terkontaminasi dengan sulfit dari
proses pemurnian.
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik
Penyimpanan[1]
Referensi 1. Anonim. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 1995
2. Owen, S. J. dan Weller, P. J. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition. USA; 2006
26
Metyl Paraben
Rumus Molekul[1] C8H803 (1)
Rumus Struktur[1]
Propil Paraben
Rumus Molekul[1] C10H12O3
Rumus Struktur[1]
Sinonim[1] propil paraben, nipason
Fungsi [1] Antimikroba (pengawet)
Pemerian Bahan[1] Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
Kelarutan[1] Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter,
sukar larut dalam air mendidih, mudah larut dalam propilen glikol.
Titik Lebur[1] 1680-1720
Inkompatibilitas[2] Dikurangi surfaktan hasil micellization, dan menyerap jernih plastik, dan
visicle, Mg silikat, Mg trisilicate
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik.
Penyimpanan[2]
Referensi 1. Anonim. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 1995
2. Owen, S. J. dan Weller, P. J. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition. USA; 2006
27
Asam sitrat
Rumus Molekul[1] C6H8O7 (1)
Rumus Struktur[1]
Sinonim[1] Acidum-citricum
Fungsi Zat Tambahan
Pemerian Bahan[1] Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus, putih ; tidak berbau atau praktis tidak berbau ; rasa sangat
asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering
Kelarutan[2] Sangat mudah larut dalam air ; mudah larut dalam etanol ; agak
sukar larut dalam eter
Jarak Leleh[2] 75oC-100oC
Inkompatibilitas[2] Asam sitrat tidak kompatibel dengan kalium tartrat, alkali, dan alkali
tanah karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfide. Ketidakcocokan
juga termasuk agen pengoksidasi, basa, agen pereduksi dan nitrat.
Berpotensi meledak jika dikombinasi dengan logam nitrat. Dapat
mengkristal dalam penyimpanan dalam asam
28
Sorbitol
Rumus Molekul[1] C6H18O6
Rumus Struktur[1] /
Sinonim[1] D-glusitol
Fungsi
Pemerian Bahan[1] Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa
manis.
Kelarutan[2] Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam
methanol dalam asam asetat.
Jarak Leleh[2] 93oC-112OC
Inkompatibilitas[2] Sorbitol akan membentuk kelat yang larut dalam air dengan banyak
divalen
dan ion logam trivalen dalam asam dan basa kuat
kondisi. Penambahan polietilen glikol cair ke sorbitol
solusi, dengan agitasi yang kuat, menghasilkan lilin, larut dalam air
gel dengan titik leleh 35-40 O C. Solusi Sorbitol
juga bereaksi dengan oksida besi menjadi berubah warna.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
Penyimpanan[1]
Referensi 1. Anonim. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 1995
2. Owen, S. J. dan Weller, P. J. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition. USA; 2006
29
Gliserin
Rumus Molekul[1] C3H8O3 (1)
Rumus Struktur[2]
Sinonim[1] Gliserol
Fungsi Pelarut
Pemerian Bahan[1] Cairan jernih sirup, tidak berwarna ; rasa manis ; hanya boleh
berbau khas lemah )tajam/tidak enak). Higroskopik, netral terhadap
lakmus
Kelarutan[2] Dapat bercampur dengan air dan etanol ‘; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap
Jarak Lebur[1] 17,8oC
Inkompatibilitas[2] Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat
seperti kromium trioksida, kalium klorat atau kalium permanganate.
Dalam larutan encer, reaksi berlangsung dengan laju lebih lambat
dengan beberapa prisuk oksidasi. Perubahan warna hitam pada
gliserin terjadi jika berada di bawah cahaya atau kontak dengan seng
oksida atau nitrat
Xantan gum
Rumus Molekul[1] C35H49O29
Rumus Struktur[1] /
Sinonim[1] Xanthani gummi
Fungsi Suspending agent
Pemerian Bahan[1] Berwarna krem atau putih, tidak berbau, bubuk halus yang mengalir
bebas
Kelarutan[2] Tidak larut dalam etanol dan eter ; larut dalam air dingin atau hangat
Titik Leleh[1] 270oC
Inkompatibilitas Xanthan Gum adalah bahan anionic dan biasanya tidak kompatibel
dengan surfaktan kationik, polimer, atau pengawet karena timbulnya
endapan. Surfaktan anionic pada konsentrasi diatas 15% b/v
menyebabkan pengendapan xanthan gum pada larutan.
30
PROTOKOL 11
JUDUL PREFORMULASI SEDIAAN PARASETAMOL ORAL SUSPENSI 250 mg/
5 mL
TUJUAN Agar pre-formulasi dan pembuatan sediaan oral suspensi untuk skala lab dapat
dilakukan dengan baik.
RUANG LINGKUP Pembuatan parasetamol oral suspnsi di Laboratorium UII.
FORMULA
ACUAN
31
lebih dari 1%. Apabila penyusutan zat aktif lebih dari 1%, maka suspensi
yang dihasilkan kurang baik, atau tidk memenuhi persyaratan kadar.
2. Pembuatan sirup: Sukrosa ditambahkan dengan 180g purified water
dimasukkan kedalam mixer dan dipanaskan hingga 90ºC.
3. Campurkan methylparaben dan propylparaben sambil tetap diaduk.
Dinginkan hingga 50-55ºC.
4. Tambahkan sodium citrate sambil tetap diaduk. Saring sirup dengan filter
T1500, dan bilas dengan purified water. Simpan sirup dalam wadah
stainless steel yang bersih.
5. Pembuatan mucilago: Campurkan xanthan gum dan gliserin 7g dalam
wadah stainless steel yang lain. Tambahkan 40g purified water (90ºC)
sekaligus sambil tetap diaduk. Aduk selama 20menit hingga terbentuk
mucilago yang lembut dan homogen.
6. Pembuatan dispersi parasetamol: Campurkn glycerin 80g dalam 10g
purified water (25ºC) pada wadah stainless steel yang berbeda. Tambahkan
parasetamol micronized sambil terus dicampur dan diaduk. Aduk selama
25menit untuk mendapatkan suspensi yang seragam.
7. Masukkan sirup dan mucilago ke dalam mixer. Bilas wadah mucilago
dengan 15g purified water dan masukkan sisa pembilasan ke dalam mixer.
Dinginkan hingga suhu 25ºC sambil tetap diaduk.
8. Tambahkan dispersi parasetamol ke dalam mixer. Bilas wadah dispersi
dengan 15g purified water, dan masukkan air pembilasan ke dalam mixer.
Periksa keseragaman dan homogenitas dispersi dan suspensi.
9. Campur selama 5menit dengan 18rpm, dalam kondisi vakum 0,5bar.
10. Tambahkan sorbitol ke dalam mixer dan aduk 10menit. Campurkan
pewarna (dye) dengan 7g purified water dan masukkan ke dalam mixer.
11. Dispersikan flavor dengan 7g purified water dan masukkan ke dalam
mixer. Tambahkan strawberry flavor ke dalam mixer.
12. Tambahkan purified water (25ºC) hingga volume 1,0Liter.
13. Homogenkan selama 5menit dengan kecepatan pengadukan rendah,
kondisi vakum 0,5 bar, 18rpm, dan pada suhu 25ºC.
14. Periksa homogenitas dan keserahaman disperse.
15. Periksa pH. Batasan pH 5,7±0,5 pada suhu 25ºC. Bila dibutuhkan
penyesuaian pH, dapat digunakan larutan 20% asam sitrat dan Na. sitrat.
16. Pindahkan suspensi dengan menggunakan menyaringnya menggunakan
penyaring 630micron setelah pengadukan 5menit pada 18-20rpm, pada
suhu NMT 25ºC,ke dalam wadah penyimpanan stainless steel.
HASIL Penimbangan setiap bahan
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA Bahan-bahan yang digunakan kompatibel.
KEBERTERIMAA
N
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat*
REFERENSI HoPMF: Liquid Product halaman 170.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
32
PROTOKOL 12
33
SKENARIO 6
PT Tiga Jaya memproduksi tablet kaptopril 12,5 mg menggunakan teknik cetak langsung.
Anda sebagai unit QC diminta untuk melakukan evaluasi serbuk hasil mixing.
Tujuan Pembelajaran:
a. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil uji sifat alir serbuk, rasio Husner, dan indeks
compresibilitas serbuk hasil mixing dengan benar.
b. Mahasiswa mampu melakukan sampling uji homogenitas serbuk dari mesin mixing
dengan benar.
c. Mahasiswa mampu menghitung kadar sampel uji homogenitas menggunakan teknik
kuantifikasi standar eksternal (multiple point calibration) dengan benar.
34
PROTOKOL 13
Dimana:
α = sudut diam
h = tinggi
r = jari-jari
6. Dihitung kecepatan alir dengan rumus :
Dimana :
W = kecepatan alir
m = berat serbuk
t = waktu yang dibutuhkan semua serbuk keluar dari corong
HASIL 1. Berat serbuk = …
PENGAMATAN 2. Waktu alir = …
3. Diameter = …
4. Tinggi = …
PENGHITUNGAN
KRITERIA 1. Kecepatan alir serbuk hasil mixing yang baik adalah > 10 g / detik.
KEBERTERIMAAN 2. Kriteria sifat alir berdasarkan sudut diam :
KESIMPULAN
35
REFERENSI USP <616> BULK DENSITY AND TAPPED DENSITY OF POWDERS
USP <1174> POWDER FLOW
TANGGAL
PEMERIKSAAN
Supervisor Pemeriksa
36
PROTOKOL 14
JUDUL Pengujian indeks kompresibilitas dan rasio hausner dari serbuk hasil mixing
captopril 12,5 mg
TUJUAN Agar evaluasi hasil uji indeks kompresibilitas dan rasio hausner serbuk
hasil mixing dapat dilakukan dengan benar
RUANG LINGKUP Pemeriksaaan serbuk hasil mixing captopril tablet 12,5 mg
SAMPEL UJI Serbuk hasil mixing captopril tablet 12,5 mg
BAHAN DAN ALAT 1. Serbuk hasil mixing captopril tablet 12,5 mg
2. Gelas ukur 100 mL
3. Alat tapping / tapped density meter
4. Neraca analitik
CARA KERJA 1. Ditimbang gelas ukur 100 g dalam keadaan kosong.
2. Diisi gelas ukur dengan serbuk hasil mixing hingga volume 100 mL.
3. Ditimbang gelas ukur yang sudah berisi serbuk.
4. Dihitung berat serbuk dengan rumus :
Dimana:
W = berat serbuk
Berat gelas isi = berat gelas ukur yang berisi serbuk
Berat gelas kosong = berat gelas ukur kosong
5. Dihitung bulk density dengan rumus :
Dimana:
ρ bulk = bulk density (kerapatan serbuk sebelum tapped)
W = berat serbuk
Volume gelas ukur = volume gelas ukur yang digunakan
6. Dilakukan tapping pada gelas ukur menggunakan tapped density meter.
7. Diamati volume serbuk.
8. Dihitung tapped density dengan rumus :
Dimana :
CI = Compresibility index/ indeks kompresibilitas
ρ tapped = tapped density (kerapatan serbuk setelah tapped)
ρ bulk = bulk density (kerapatan serbuk sebelum tapped)
10. Dihitung rasio hausner dengan rumus :
Dimana :
HR = hausner ratio
ρ tapped = tapped density (kerapatan serbuk setelah tapped)
ρ bulk = bulk density (kerapatan serbuk sebelum tapped)
HASIL 1. Berat gelas ukur kosong = …
PENGAMATAN 2. Volume gelas ukur yang digunakan = 100 mL
3. Berat gelas ukur berisi serbuk = …
37
4. Volume serbuk setelah tapped = …
PENGHITUNGAN
KRITERIA Tabel untuk menentukan sifat alir berdasarkan Indeks kompresibilitas dan
KEBERTERIMAAN rasio hausner :
38
PROTOKOL 15
Dimana:
n = jumlah sampel yang akan diambil
N = jumlah populasi serbuk hasil mixing seluruhnya
b. Ambil sampel menggunakan Thief-Sampler / Three zones powder
sampler dalam posisi diagonal.
2. Pembuatan fase gerak :
a. Siapkan metanol P 550 mL
b. Siapkan asam fosfat P 0,5 mL, kemudian tambahkan aqua
bidestilata hingga volume 450 mL.
c. Campurkan, saring, kemudian awaudarakan.
3. Pengukuran respon larutan baku
a. Buat larutan baku captopril BPFI menggunakan pelarut fase
geraksehingga diperoleh kadar 3 mg/mL.
b. Buat pengenceran sehingga diperoleh kadar 3; 2; 1; 0,5; 0,25; 0,1
mg/mL.
c. Injeksikan 20µL ke dalam KCKT, rekam kromatogram, dan ukur
puncak respon.
d. Buat kurva baku antara kadar (x) dengan respon (y)
e. Buat persamaan regresi linier dari kurva baku sehingga diperoleh
persamaan :
Dimana :
y = respon
x = kadar
a = intercept
b = slope
f. Tentukan nilai koefisien korelasi ( r).
4. Pengukuran respon larutan uji :
39
a. Larutkan serbuk sampel dengan fase gerak sehingga diperoleh kadar
analit sekitar 1 mg/mL.
b. Injeksikan 20µL ke dalam KCKT, rekam kromatogram, dan ukur
puncak respon.
c. Hitung kadar (x) dengan memasukkan respon sebagai nilai y pada
persamaan regresi linier.
d. Hitung kadar sampel rata-rata
e. Hitung nilai standar deviasi (SD)
f. Hitung nilai koefisien varian (CV) dengan rumus :
Dimana:
CV = Koefisien varian
s = SD (standar deviasi untuk sampel)
x bar = kadar rata-rata sampel
HASIL Respon larutan baku
PENGAMATAN Respon larutan uji
PENGHITUNGAN
KRITERIA 1. Nilai koefisien determinasi (r2) ≥0,98
KEBERTERIMAAN 2. Nilai CV < 2%
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
REFERENSI POPP CPOB halaman 274
Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 halaman 613-4, 1659-60.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
Supervisor Pemeriksa
40
SKENARIO 7
CV Sehat Jaya memproduksi Obat Tradisonal yang salah satu bahan bakunya adalah
simplisia buah cabe jawa. Anda sebagai Apoteker Penanggung jawab diminta melakukan Uji
Pola Kromatografi dan Uji Kadar piperin bahan baku tersebut berdasarkan prosedur yang
terdapat pada Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 tahun 2008.
Tujuan Pembelajaran:
b. Mahasiswa mampu menghitung nilai hRf berdasarkan hasil elusi KLT dengan benar.
41
PROTOKOL 16
42
PROTOKOL 17
Dimana :
Au = absorbansi larutan uji
Ap = absorbansi pembanding piperin
Cu = konsentrasi larutan uji
Cp = konsentrasi larutan baku
HASIL Penimbangan sampel = …
PENGAMATAN Hasil pengamatan UV254 = …
43
Hasil pengukuran Rf = …
Kadar sampel = …
Kadar pembanding = …
Absorbansi sampel = …
Absorbansi pembanding = …
PENGHITUNGAN
KRITERIA 1. Nilai hRf sampel sama dengan nilai hRf pembanding (di FHI disebutkan,
KEBERTERIMAAN Rf piperin adalah 0,7).
2. Kandungan piperin ≥1,10%
KESIMPULAN
REFERENSI FHI Edisi 1 Tahun 2009 halaman 21-24, 161-165, 175.
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
44
SKENARIO 8
PT Daun Jaya memproduksi parasetamol tablet 500 mg sebanyak 100 ribu tablet untuk setiap
bets. Anda sebagai unit QC diminta untuk melakukan evaluasi tablet.
Tujuan Pembelajaran:
a. Mahasiswa mampu melakukan uji waktu hancur, uji kekerasan, uji kerapuhan, dan uji
keseragaman sediaan tablet (salut) dengan benar sesuai pedoman FI edisi V.
b. Mahasiswa mampu mengevaluasi data uji sifat fisik tablet (salut) dengan benar sesuai
pedoman FI edisi V.
c. Mahasiswa mampu melakukan uji disolusi sediaan tablet (salut) dengan benar sesuai
pedoman FI edisi V.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi data uji disolusi dengan benar sesuai pedoman FI edisi
V.
45
PROTOKOL 18
46
PROTOKOL 19
Dimana:
W0 = Berat tablet mula-mula
W1 = berat tablet setelah perlakuan (berat akhir)
HASIL
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA % bobot yang hilang ≤ 1,0%
KEBERTERIMAAN
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
REFERENSI USP <1216> TABLET FRIABILITY
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
47
PROTOKOL 20
Dimana:
C = konsentrasi parasetamol BPFI (mg/mL)
ru = respon puncak larutan uji
rs = respon puncak larutan baku
h. Hitung kadar pasarasetamol dengan rumus :
48
Dimana :
s = simpangan baku sampel
X = rata-rata persen kadar
7. Tentukan nilai penerimaan dengan rumus :
Dimana:
M = nilai rujukan (tergantung % kadar yang diperoleh)
X = rata-rata persen kadar terhadap etiket
k = konstanta penerimaan (n=0, maka k=2,4)
s = simpangan baku
Catatan : tentukan nilai M (FI V Halaman 1528)
HASIL UJI Kriteria Hasil Memenuhi syarat /
KESESUAIAN SISTEM tidak memenuhi
syarat
Efisiensi kolom (N) ≥ 1000
lempeng teoritis
Faktor ikutan (T) ≤ 2
Simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang (% SBR)
≤ 2,0 %
HASIL
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA Keseragaman memenuhi syarat bila nilai penerimaan (NP) = L1 = 15,0
KEBERTERIMAAN
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
REFERENSI Farmakope Indonesia Edisi V Tahun 2014 halaman 1001, 1526-9.
USP <905> UNIFORMITY OF DOSAGE UNITS
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
49
PROTOKOL 21
50
PROTOKOL 22
JUDUL Uji disolusi parasetamol tablet 500 mg
TUJUAN Agar pengujian dan evaluasi hasil pengujian dapat dilakukan dengan benar.
RUANG LINGKUP Pengujian Parasetamol tablet 500 mg
SAMPEL UJI Parasetamol tablet 500 mg
Produksi …
Tanggal produksi …
Nomor bets …
ED …
BAHAN DAN 1. Parasetamol tablet 500 mg
ALAT 2. KCKT
3. Neraca analitik
4. Parasetamol BPFI
5. Disolusi tester keranjang
6. Aqua bidestilata
7. Metanol P
8. Dapar fosfat pH 5,8
CARA KERJA A. Pembuatan larutan baku parasetamol BPFI menggunakan KCKT
1. Buat fase gerak campuran air : metanol P (3:1), kemudian saring dan
awaudarakan.
2. Buat larutan baku parasetamol BPFI menggunakan pelarut fase gerak
sehingga diperoleh kadar ±0,01 mg/mL, kemudian injeksikan ke
dalam KCKT ±10 µL. Rekam kromatogram dan ukur respon puncak
yang dihasilkan.
B. Diukur jumlah parasetamol yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
larutan uji dan serapan larutan baku parasetamol BPFI dalam media yang
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 243 nm. Toleransi:
Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 %
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket
1. Pembuatan media disolusi larutan dapar pospat pH 5,8.
Sebanyak 50 ml Kalium Dihidrogen Pospat 0,2 M ditambahkan 3,6
ml NaOH 0,2 N lalu diencerkan dengan air bebas CO 2. Diatur pH
larutan ini hingga pH 5,8±0,05 dengan penambahan NaOH 0,2 N dan
dicukupkan volume hingga 200 ml.
2. Dimasukkan 900 ml larutan dapar Pospat pH 5,8 ke dalam masing-
masing tabung kaca.
3. Dipasang alat disolusi, biarkan media disolusi hingga suhu 37±0,5°C
dengan pemanasan pada penangas air bertermostat.
4. Masukan 1 tablet masing-masingnya ke dalam alat, hilangkan
gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji. Alat dijalankan
dengan laju kecepatan 50 rpm.
5. Diambil sampel 5 ml pada menit ke 30.
6. Posisi pengambilan sampel, pada daerah pertengahan antara
permukaan media disolusi dan bagian atas dari daun alat dayung,
tidak kurang 1 cm dari dinding wadah.
7. Encerkan larutan menggunakan fase gerak, kemudian injeksikan pada
HPLC, rekam kromatogram dan ukur puncak respon.
8. Dihitung konsentrasi parasetamol yang terdisolusi dengan
membandingkan respon sampel dan baku BPFI.
HASIL
PENGAMATAN
PENGHITUNGAN
KRITERIA Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q), parasetamol
KEBERTERIMAAN dari jumlah yang tertera pada etiket.
51
KESIMPULAN Memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
REFERENSI Farmakope Indonesia Edisi V Tahun 2014 halaman 1001, 1605-12..
USP <711> DISSOLUTION
TANGGAL
PEMERIKSAAN
SUPERVISOR, PEMERIKSA,
52