Anda di halaman 1dari 30

STUDI KASUS

INDUSTRI FARMASI 2
VALIDASI METODE ANALISA RESIDU
ZAT AKTIF
LANGKAH-LANGKAH
No Langkah PIC
1 Tetapkan line mesin dan hitung luas area kontak produk Produksi dan
tiap mesin dan alat penunjang Teknik
2 Kumpulkan protap pembersihan masing-masing mesin Produksi dan
Teknik
3 List daftar produk yang diproduksi pada line mesin Produksi
tersebut
4 Lakukan kajian penetapan produk marker QA
5 Tentukan kriteria keberterimaan QA
6 Lakukan validasi metode analisa penetapan residu QC
produk marker
7 Susun protokol validasi pembersihan QA
8 Lakukan validasi pembersihan Produksi,QC,
QA,Teknik
9 Susun laporan validasi pembersihan QA
PARAMETER

1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediat tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang.
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu.
*) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut
PROTOKOL VALIDASI
METODE ANALISA RESIDU
PRODUK MARKER
CONTOH PROSEDUR
Penetapan kadar Paracetamol ( FI VI)
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Fase gerak
Buat campuran air-metanol P (3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem

Larutan baku
Timbang saksama sejumlah Parasetamol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
lebih kurang 0,01 mg per mL.

Larutan uji persediaan


Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg parasetamol, masukkan ke dalam labu tentukur
200-mL, tambahkan lebih kurang 100 mL Fase gerak, kocok selama 10 menit
menggunakan pengocok mekanik, sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 0,5 mg per mL.
• Larutan uji
Pipet sejumlah Larutan uji persediaan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,01 mg per mL. Saring larutan melalui penyaring dengan porositas 0,5 m
atau lebih halus, buang 10 mL filtrat pertama. Gunakan larutan jernih sebagai Larutan
uji.

• Sistem kromatografi
Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 3,9 mm
× 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram seperti yang tertera pada
Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak
lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

• Prosedur
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 μL) Larutan baku
dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung jumlah dalam mg, parasetamol, C H NO dalam serbuk tablet yang
8 9 2

digunakan dengan rumus:


(𝑟𝑈/𝑟𝑆)(𝐶𝑆/𝐶𝑈)100
CONTOH PROTOKOL
1. Tujuan :
• Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan
dapat secara konsisten memberikan hasil yang akurat.

2. Ruang Lingkup :
• Validasi metode analisis dilakukan terhadap metoda analisis
tablet Parasetamol no...........dengan alat KCKT

3. Referensi :
 No. Protap validasi Metode Analisis............
· No. Metode Analisis Parasetamol Tablet...............
CONTOH PROTOKOL
4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Spesifisitas
3. Akurasi
4. Presisi
5. Linearitas dan rentang
6. Batas deteksi
7. Batas Kuantifikasi
8. Swab Recovery
9. Robustness
5. Prosedur Pelaksanaan

5.1. Verifikasi dokumen


• Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
• Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan
yang dipakai.
• Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan
pelaksanaan validasi

5.2. Pembuatan larutan :


5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama lebih kurang 100 mg Parasetamol BPFI dalam labu
takar 100 ml lalu encerkan dengan Fase gerak hingga 100 ml.( C = 1
mg/ml)

5.2.2. Larutan standard (100%)


Pipet 1,0 ml larutan induk, encerkan dengan Fase gerak hingga 100 ml
( C = 0,01 mg/ml)
5.2.3. Larutan sampel :
Larutan uji persediaan :
Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang
saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
100 mg parasetamol, masukkan ke dalam labu tentukur
200-mL, tambahkan lebih kurang 100 mL Fase gerak, kocok
selama 10 menit menggunakan pengocok mekanik, sonikasi
selama 5 menit.
Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Kadar larutan lebih kurang 0,5 mg per mL

Pipet 1,0 ml Larutan uji persediaan encerkan dengan Fase


gerak hingga 50 mL. ( C = 0,01 mg/ml)
Saring larutan melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm
atau lebih halus, buang 10 mL filtrat pertama.
Gunakan larutan jernih sebagai Larutan uji.
5.2.4. Larutan plasebo :

Campur semua eksipien Parasetamol Tablet, aduk rata


dan gerus halus.
Timbang saksama sejumlah serbuk seperti pada
larutan sampel, masukkan ke dalam labu tentukur 200-
mL, tambahkan lebih kurang 100 mL Fase gerak,
kocok selama 10 menit menggunakan pengocok
mekanik, sonikasi selama 5 menit.
Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Pipet 1,0 ml Larutan uji persediaan encerkan dengan
Fase gerak hingga 100 mL.
Saring larutan melalui penyaring dengan porositas 0,5
µm atau lebih halus, buang 10 mL filtrat pertama.
Gunakan larutan jernih sebagai Larutan uji.
5.3. Uji Kesesuaian Sistem :
Suntikkan larutan standar ke sistem KCKT 6 kali, amati
respons pada panjang gelombang 243 nm

Kriteria keberterimaan :
• efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis;
• faktor ikutan tidak lebih dari 2
• simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
dari 2,0%.
5.4. Selektivitas atau Spesifisitas :

Suntikkan ke sistem KCKT


• larutan plasebo
• fasa gerak
• larutan standar
• larutan sampel

Kriteria keberterimaan
Larutan plasebo dan fase gerak tidak boleh memberikan
respon pada waktu yang bersamaan dengan waktu retensi
relatif dari parasetamol.
5.5. Akurasi
5.5.1. Pembuatan larutan :
Tambahkan sejumlah parasetamol standar yang ditimbang
seksama ke campuran plasebo sehingga menghasilkan
campuran dengan kadar 80%, 100% dan 120% dari
formula Parasetamol Tablet, dan campur. Buat larutan
seperti pada pembuatan larutan sampel.

5.5.2. Suntikkan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan


catat respons pada panjang gelombang 243 nm.

Kriteria keberterimaan :
• Perolehan kembali : 98 – 102%
• RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%
5.6. PRESISI
5.6.1. Keberulangan (Ripitabilitas)
Suntikkan larutan sampel ke sistem KCKT 6 kali, amati respons pada
panjang gelombang 243 nm

Kriteria keberterimaan : RSD harus < 2%

5.6.2. Presisi Antara:


Lakukan pengujian di atas oleh 2 analis yang berbeda dan / atau
menggunakan alat yang berbeda.RSD maksimal dari 2 pengujian
harus < 2%
5.7. Linearitas dan rentang
5.7.1. Buat larutan standar untuk pengujian Linearitas :
Buat seri larutan standar dengan konsentrasi, 80%, 90%, 100%, 110%, 120%
dari larutan induk yang diambil menggunakan pipet volume, jumlah larutan
yang diambil dan pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah
ini . Ukur 5 seri larutan dengan konsentrasi yang berbeda tersebut dengan
KCKT, panjang gelombang 243 nm. Kemudian buat garis linearitasnya, hitung
"Slope" dan Regresi linearnya. Kriteria keberterimaan : r2 > 0.999.

Konsentrasi Larutan induk dalam 100 ml


80% 0.8 ml
90% 0.9 ml
100% 1.0 ml
110% 1.1 ml
120% 1.2 ml
5.8. LOD dan LOQ
Hitung LOD dan LOQ dengan rumus :

3.3σ
LoD = ---------
S
10σ
LoQ = ---------
S

Keterangan rumus :
DL = Batas deteksi
σ = simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
5.9. SWAB RECOVERY
• Pipet 1,0 ml larutan Uji persediaan
pada akurasi 100%, aplikasikan pada
bidang stainless seluas 25 cm2,
biarkan mengering
• Lakukan swab menggunakan batang
swab yang sudah dibasahi fase gerak
dengan arah seperti pada gambar
• Masukkan swab ke dalam 50 ml fase
gerak, lakukan aprosedur seperti
pada larutan uji
• Hitung swab recovery dengan rumus :
• Kadar yang didapatkan/kadar teoritis
x 100%
• Kriteria penerimaan : Swab recovery >
80%
5.10. Ketangguhan ( Robustness)
8.1. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel
yang telah tersimpan selama 1, 2, 3,4, 5 hari

8.2. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel


dengan laju alir + 0,1 ml/menit.

8.3. Larutan dinyatakan stabil bila tidak ada perubahan


respons baik waktu Retensi Relatif maupun area / tinggi
respons, maksimal deviasi 2%.

9. Catat semua hasil pada Lembar Kerja.


10. Buat Laporan Validasi.
TUGAS PRAKTEK
• Buat protokol validasi metode analisa residu produk
marker ( cara membuat larutan-larutannya saja)
Fase Buat campuran asetonitril P-air (lebih Ukur 100 ml asetonitril, campur
gerak kurang 1 dalam 3), hingga waktu dengan 300 ml air
retensi deksametason
antara 3 menit dan 6 menit.
Larutan Timbang saksama sejumlah Larutan induk baku :
baku Deksametason BPFI, larutkan dalam Timbang seksama 40 mg
larutan metanol Dexamethasone BPFI, larutkan
P (1 dalam 2) hingga kadar lebih dalam larutan metanol P ( 1
kurang 0,1 mg per mL dalam 2 ) hingga 100 ml ( C =
0,4 mg/ml)

Larutan standard 100% :


Pipet 1,0 ml larutan induk,
encerkan dengan larutan
metanol P ( 1 dalam 2 ) hingga
100 ml ( C = 0,004 mg/ml)
Larutan Timbang dan serbukkan tidak kurang Larutan stok uji :
dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah Timbang dan serbukkan tidak kurang
uji serbuk setara dengan lebih kurang 5 mg dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
deksametason, pindahkan ke dalam labu setara dengan lebih kurang 20 mg deksametason,
tentukur 50-mL dan pindahkan ke dalam labu tentukur 50-mL dan
tambahkan 30 mL larutan metanol P (1 dalam tambahkan 30 mL larutan metanol P (1 dalam 2).
2). Sonikasi labu selama 2 menit. Kocok Sonikasi labu selama 2 menit. Kocok secara
secara mekanik mekanik
selama 30 menit, dan encerkan dengan pelarut selama 30 menit, dan encerkan dengan pelarut
yang sama sampai tanda. Saring sebagian yang sama sampai tanda. Saring sebagian
campuran melalui campuran melalui
penyaring yang sesuai hingga diperoleh filtrat penyaring yang sesuai hingga diperoleh filtrat
jernih ( C = 0,1 mg/ml) jernih ( C = 0,4 mg/ml)

Larutan uji 100% :


Pipet 1,0 ml larutan stok uji,
encerkan dengan larutan metanol
P ( 1 dalam 2 ) hingga 100 ml ( C
= 0,004 mg/ml)
Larutan Larutan stok uji :
Plasebo Buat plasebo yang mengandung bahan-bahan
tambahan tablet Dexamethasone. Timbang saksama
sejumlah serbuk plasebo seperti larutan stok uji,
pindahkan ke dalam labu tentukur 50-mL dan
tambahkan 30 mL larutan metanol P (1 dalam 2).
Sonikasi labu selama 2 menit. Kocok secara mekanik
selama 30 menit, dan encerkan dengan pelarut yang
sama sampai tanda. Saring sebagian campuran
melalui
penyaring yang sesuai hingga diperoleh filtrat jernih

Larutan uji 100% :


Pipet 1,0 ml larutan stok uji, encerkan dengan
larutan metanol P ( 1 dalam 2 ) hingga 100
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing- Uji kesesuaian system
masing sejumlah volume sama (5 - 25 menggunakan larutan baku
μL) Larutan uji dan Larutan baku ke 100% disuntikkan ke dalam
dalam kromatograf cair kinerja tinggi sistem HPLC sebanyak 5 kali
yang dilengkapi dengan detektor 254
nm dan kolom 4,6 mm x 30 cm berisi Persyaratan
bahan pengisi L1. Atur parameter koefisien variasi dari 5 kali
sehingga respons puncak Larutan penyuntikan tidak lebih dari 3,0%
baku lebih kurang 0,6 kali skala
penuh, koefisien variasi tidak lebih
dari 3,0% pada lima kali penyuntikan
ulang. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama Larutan uji dan
Larutan baku
Uji spesifikasi Larutan plasebo
Fase Gerak
Larutan baku 100%
Larutan uji 100%

Suntikkan ke dalam system


HPLC

Amati respons dari tiap


larutan

Persyaratan :
Dari larutan plasebo dan fase
gerak harus tidak ada respon
Larutan yang digunakan Prosedur
Uji Akurasi Serbuk plasebo + Timbang saksama lebih kurang 20 mg
deksametason, campurkan ke dalam plasebo,
Dexamethasone BPFI yang pindahkan ke dalam labu tentukur 50-mL
ditimbang seksama dan
sejumlah : tambahkan 30 mL larutan metanol P (1
dalam 2). Sonikasi labu selama 2 menit.
Kocok secara mekanik
80% = 80/100x20 = 16 mg selama 30 menit, dan encerkan dengan
(0,0032 mg/ml) pelarut yang sama sampai tanda. Saring
100% = 20 mg ( C = 0,004 sebagian campuran melalui
penyaring yang sesuai hingga diperoleh
mg/ml)
filtrat jernih Pipet 1,0 ml larutan
120 %= 120/100x20 mg = 24
stok uji, encerkan dengan
mg (C = 0,0048 mg/ml) larutan metanol P ( 1 dalam 2 )
hingga 100 ml ( C = 0,004
Masing2 disuntikkan 3 kali, mg/ml)
hitung recoverynya
98-102%
Larutan yang digunakan Prosedur
Uji Presisi Larutan uji 100% Disuntikkan sebanyak 6 kali,
hitung SBR nya
< 2,0%
Larutan yang digunakan Prosedur
Uji Linearitas Larutan stok baku Disuntikkan ke dalam HPLC, lalu
luas area vs konsentrasi dibuat
80% = 0,8 ml ad 100 ml regresi linie
90% = 0,9 ml ad 100 ml
100% = 1,0 ml ad 100 ml Syarat =
110% = 1,1 ml ad 100 ml Slope > 0,999
120% = 1,2 ml ad 100 ml
Larutan yang digunakan Prosedur
LOD dan Dihitung secara teoritis Disuntikkan ke dalam HPLC, lalu
LOQ menggunakan slope dari luas area vs konsentrasi dibuat
garis linearitas dan SB dari uji regresi linie
kesesuaian system
Syarat =
LOD = 3,3 x SB / Slope Slope > 0,999

LOQ = 10 x SB / slope
Larutan yang digunakan Prosedur
Swab Larutan akurasi 100% Diaplikasikan ke bidang
recovery stainless seluas 5 x 5 cm2,
dibiarkan kering, lalu diswab
dengan pola tertentu

Batang swab diperlakukan


seperti larutan uji

Persyaratan Swab recovery


>80%

Anda mungkin juga menyukai