Anda di halaman 1dari 13

VALIDASI DAN ANALISIS VITAMIN C DENGAN PERAK NANO PARTIKEL

1.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan validasi dan analisis derivative pada supplement vitamin C

2. Dasar Teori
Vitamin C merupakan vitamin yang dapat dibentuk oleh beberapa jenis spesies tanaman
dan hewan dari prekusor karbohidrat. Manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam
tubuhnya, karena tidak memiliki enzim L-gulonolakton oksidase. Manusia mutlak memerlukan
vitamin C dari luar tubuh untuk memenuhi kebutuhannya
Pesyaratan Farmakope untuk tablet vitamin C adalah tidak kurang dari 90% asam
askorbat dan tidak lebih dari 110% C 6H8O6 dari jumlah yang tertera pada etiket. Rumus kimia
asam askorbat adalah seperti gambar di bawah ini

Gambar struktur asam askorbat


Mekanisme reaksi ini adanya terbentuknya perak nano partikel, Ag+ dari perak nitrat
(AgNO3) diubah menjadi Ag0 sebagai perak nano partikel (AgNPs), AgNPs merupakan media
transfer elektron dan memberikan elektron pada MB sebagai katalis reaksi dengan mekanisme
electron relay effect
Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu molekul pada
suatu panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif. Bila suatu
molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi
elektromagnetik yang energinya sesuai. Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas
yang diserap oleh larutan zat berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan dan
berbanding terbalik dengan transmitans. Hukum Lambert-Beer dapat dituliskan seperti
persamaan
Keterangan :
A = abc = log 1/T………(2.1)
A = absorbansi (energi radiasi yang diserap oleh molekul)
a = koefisien ekstingsi
b = tebal sel (cm)
c = konsentrasi analit
T = transmitans (energi radiasi yang dilewatkan)
Pada analisis menggunakan alat spektrofotometri sinar tampak dilakukan pemilihan
panjang gelombang dan pembuatan kurva kalibrasi. Panjang gelombang yang digunakan adalah
panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum dari suatu larutan baku pada
konsentrasi tertentu. Kurva kalibrasi menunjukkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi
baku sehingga diperoleh persamaan regresi linier. Persamaan regresi ini dipakai untuk
menghitung kadar
USP membagi metode-metode analisis ke dalam kategori yang terpisah yaitu :
1. Penentuan kuantitatif komponen-komponen utama atau bahan aktif
2. Penentuan pengotor (impurities) atau produk-produk hasil degradasi
3. Penentuan karakteristik-karakteristik kinerja
4. Pengujian identifikasi
tabel elemen-eleman data yang dibutuhkan untuk uji validasi

ICH
(International Conference on Harmanization)
membagikarakteristikvalidasimetodemenjadibeberapayaitu:
1. Akurasi:Akurasi merupakan ketelitian metodeanalisis/kedekatan antara nilai terukur
dengan nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Untuk mendokumentasikan, ICH
merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi
yang berbeda (misal 3 konsentrasidengan 3 kali replikasi);
2. Presisi:Presis imerupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku relative dari sejumlah sampel yang berbeda
signifikan secara statistik. Dokumentasi presisi mencakup: simpanganbaku, simpangan
bakurelatif (RSD) atau koefisienvariasi (CV) dan kisaran kepercayaan;
3. Spesifisitas:Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara
tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel seperti
ketidakmurnian, produk terdegradasi, dan komponen matriks;
4. Batas Deteks i(Limit of Detection/LOD): LOD adalah konsentrasi analit terendah yang
masih dapat ditentukan dengan metode yang digunakan. Limit deteksi dihitung
berdasarkan garis regresi linier dari kurva bakudandigunakan untuk mengetahui
sensitivitas suatu metode analisis;
5. Batas Kuantifikasi (Limit of Quantification/LOQ): LOQ didefinisikan sebagai konsentrasi
analit terendah dalamsampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi;
6. Linearitas:Linearitas merupakan salah satu parameter untuk menilaikesahihan metode
analisis dengan melihat nilai hubungan respon dari berbagai konsentrasi zat baku pada
suatu kurva baku yang dilihat sebagai nilai koefisien korelasi (r). Nilai r yang baik ± 1;
7. Kisaran (range): Kisaran didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dan tertinggi yang
mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi, presisi, dan linieritas yang mencukupi;
8. Ruggedness:Kekasaran merupakan tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh dibawah
kondisi yang bermacam-macam yang diekspresikan sebagai persen standardeviasi relatif
(% RSD);
9. Ketahanan:Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh
adanya variasi parameter metode yang kecil;
10. Stabilitas:Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliable, maka
sampel, reagen dan baku yang digunakan harus stabil pada waktu
tertentu(GandjardanRohman, 2007).
Tabel Kriteria Penerimaan Studi Akurasi Dan Presisi Untuk Konsentrasi Analit Yang Berbeda
Konsentrasi analit Unit Akurasi (% Presisi
(%) Recovery) (RSD, %)
100 100% 98-102 1,3
≥ 10 10% 98-102 2,7
≥1 1% 97-103 2,8
≥ 0,1 0,1% 95-105 3,7
0,01 100 ppm 90-107 5,3
0,001 10ppm 80-110 7,3
0,0001 1ppm 80-110 11
0,00001 100ppb 80-110 15
0,000001 10ppb 60-115 21
0,0000001 1ppb 40-120 30

3. Alat dan Bahan


No Alat Bahan
1 Beker glass 250, 100 ml standart vitamin C
2 labu ukur 10, 25, 50, 100 ml AgNO3
3 pipet volume 1 ml, 5 ml Sampel Vitamin C.
4 pipet ukur Aquadest
5 mikropipet 1000 µl
6 Gelas kimia
7 Erlenmeyer
8 Pipet tetes
9 Spektrofotometer UV-Vis
10 Kuvet
11 Timbangan analitik
12 Sudip
13 Batang pengaduk
14 Botol semprot

5. Cara Kerja
Pembuatan Reagen AgNO3
a. Buat larutan AgNO3 dengan kadar 200 ppm sebanyak 50 ml
Penentuan linieritas
a. Buat larutan baku induk 1000 ppm dan 500 ppm masing masing sebanyak 100 ml
b. Dari larutan induk tersebut buat seri pengenceran 50; 100, 150 ; 200; 250; 300; 350
400, 450, 500 ppm masing masing 10 ml
c. Pipet 2 ml Masing – masing larutan reaksikan dengan AgNO3 sebanyak 2ml
d. Diamkan ± 30 menit
e. tentukan lamda maksimum dari standart
f. Hitung parameter linieritas
g. Tentukan LOD dan LOQ dari metode tersebut

Penentuan presisi
a. Timbang 20 tablet cari masa rata –rata nya
b. Timbang tablet tersebut hingga didapatkan masa setara 50 mg Vitamin C larutkan
masukan labu 100 ml
c. tambahkan aquadest sampai tanda, pipet 5 ml masukan labu 10 ml tambahkan aquadest
sampai tanda,
d. Pipet 2 ml Masing – masing larutan reaksikan dengan AgNO3 sebanyak 2ml
e. Diamkan ± 30 menit
f. Ukur absorbansi dengan absorbansi terpilih
g. Hitung parameter presisi dari pengukuran sampel tersebut

Penentuan akurasi
a. Timbang masing masing Vitamin C dengan masa rata – rata 50 mg
b. Tambahkan vitamin C murni 15 mg, 22,5 mg dan 30 mg
c. Timbang tablet tersebut hingga didapatkan masa setara 50 mg Vitamin C larutkan
masukan labu 100 ml
d. tambahkan aquadest sampai tanda, pipet 5 ml masukan labu 10 ml tambahkan aquadest
sampai tanda
e. Pipet 2 ml Masing – masing larutan reaksikan dengan AgNO3 sebanyak 2ml
f. Diamkan ± 30 menit
g. Replikasi masing masing – masing penimbangan sebanyak 3 kali
h. Ukur absorbansi dengan absorbansi terpilih

Tugas
1. Apakah Hasil percobaan yang anda lakukan sudah memenuhi parameter - parameter
vaiidasi
2. Tentukan reaksi dari senyawa tersebut
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGAMATAN
Pembuatan larutan baku
Penimbangan 1 = …………..
Penimbangan 2 = …………...
Pengenceran Standart induk
………………………………………………………………………………………….(ppm)

Linieritas
No Kadar Abs
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Persamaan Kalibrasi =…………


R =…………
Parameter statistik lain =………….. hasil………….
Kesimpulan linieritas…………….

Presisi
No Abs Kadar %
1
2
3
4
5
6

Perhitungan presisi :
Kesimpulan presisi…………
Akurasi
No Abs Kadar Kadar % recovery
teoritis pengukuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Perhitungan akurasi
Kesimpulan akurasi
Penetapan kadar
1. Nama obat:……….
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
2. Nama obat:……….
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
Perhitungan penetapan kadar
Kesimpulan penetapan Kadar. 1.Nama sampel:………

Malang,
……………………………….
Dosen /asisten Praktikan

(…………………………………………………………..)
(…………………………………………………)

Anda mungkin juga menyukai