Anda di halaman 1dari 22

REPEATABILITAS, REPRODUSIBILITAS,

SELEKTIVITAS DAN UJI KETAHANAN

BSPJI BANDAR LAMPUNG


REPEATABILITAS

Presisi merupakan kedekatan antara hasil-hasil pengujian


dilakukan
yang secara independen dalam waktu yang
mungkin pada kondisi yang relatif sama
sesingkat
Penentuan presisi dapat dilakukan terhadap:
 certified reference material (CRM)
 in-house reference material
 larutan standar
 contoh uji
Bila memungkinkan dapat dilakukan pada daerah kerja
metode pengujian:
 kadar rendah : (10% - 30%) x LoLmetode
 kadar sedang : (40% - 60%) x LoLmetode
 kadar tinggi : (70% - 90%) x y = a + bx
(70% - 90%) x LoL
R2 ≥
LoLmetode 0,990
Respon (40% - 60%) x LoL
instrumen
(10% - 30%) x LoL
REPEATABILITAS 3/13

Analis yang melakukan pengujian untuk penentuan presisi


memastikan bahwa seluruh sumber daya yang digunakan
termasuk kondisi akomodasi dan lingkungan dapat memfasilitasi
kebenaran unjuk kerja pengujian

Semua peralatan berada dalam keadaan telah dikalibrasi dan/atau


dicek untuk memastikan laik pakainya sebelum digunakan

Setelah seluruh sumber daya yang digunakan dalam keadaan siap


pakai, maka analis melakukan pengujian sesuai tahapan prosedur
dalam metode pengujian
REPEATABILITAS

Perbedaan kondisi pengujian misalnya, analis, peralatan dan waktu


pengujian menyebabkan perbedaan tingkat presisi yang dihasilkan

Semakin kecil prosentase presisi yang dihasilkan dari pengulangan


pengujian maka hasil pengujian tersebut memiliki tingkat presisi
yang semakin baik

Batasan presisi sangat tergantung dari parameter dan kadar analit


yang diuji serta kompleksitas tahapan metode pengujian yang
digunakan
Repeatabilitas

• Hasil keberulangan dari suatu pengukuran


yang dilakukan oleh laboratorium dan
personil yang sama
• Dinyatakan dengan % RSD
• % RSD tidak boleh lebih dari batasan presisi
dari persamaan Horwitz, yaitu:

%RSD  0,5 x nilai Horwitz


Reprodusibilitas
• Dibagi 2:
– reprodusibilitas within/presisi intermediet yaitu hasil
keberulangan dari suatu pengukuran yang dilakukan satu
laboratorium dengan :
• sampel dan metode analisis yang sama,
• Analis, peralatan, dan waktu yang sama atau berbeda,
– reprodusibilitas between/presisi terbesar yaitu hasil
keberulangan dari suatu pengukuran yang dilakukan oleh
personil dan laboratorium yang berbeda
• Dinyatakan dengan % RSD
• % RSD tidak boleh lebih dari batasan presisi dari
persamaan Horwitz, yaitu:

%RSD  0,67 x nilai Horwitz


6
REPEATABILITAS
PRESISI

Internal reproducibility External reproducibility


Repeatability
(reproducibility within lab) (reproducibility between lab)

Laboratorium Laboratorium Laboratorium beda


Analis Contoh uji Analis beda
Contoh uji Metode uji sama Contoh uji sama
Bahan kimia Bahan kimia Bahan kimia
Peralatan sama salah satu
Peralatan salah satu Peralatan atau lebih
Metode uji Analis atau lebih Metode uji boleh
Waktu relatif Waktu boleh Waktu beda
beda
Ukuran presisi sedang
Ukuran presisi Ukuran presisi terbesar
(intermediate precision)
terkecil Batas = Batas = HV
Batas = 0.67 HV
0.5 HV
Repeatabilitas adalah pengulangan pengujian yang bertujuan untuk mengukur
keragaman hasil pengujian terhadap contoh uji yang sama dari
seorang analis dengan menggunakan metode pengujian dan
peralatan yang sama dalam interval waktu yang sesingkat mungkin
Persamaan Horwitz

Horwitz% CV  2(1  0,5 logC)


C = kadar analit yang dinyatakan dalam
• bentuk fraksi
• – (misalnya, jika konsentrasi analit adalah
• 10 mg/L maka C yang dimasukkan dalam persamaan itu
menjadi 10x10-6)
Presisi Repeatabilitas dan Reprodusibilitas

9
BATASAN REPEAT & REPRO

Horwitz %CV  21 0,5 lo g C 


Repro. Between Labs Repro. Within Lab Repeatability
Unit
%RSDHV 0,67%RSDHV 0,5%RPDHV
100% 2,00 1,34 1,00
10% 2,83 1,90 1,41
1% 4,00 2,68 2,00
0,1% 5,66 3,79 2,83
100 ppm 8,00 5,36 4,00
10 ppm 11,31 7,58 5,66
1 ppm 16,00 10,72 8,00
100 ppb 22,63 15,16 11,31
10 ppb 32,00 21,44 16,00
1 ppb 45,25 30,32 22,63
REPEATABILITAS

Uji repeatabilitas dapat juga digunakan untuk mengevaluasi:


 konsistensi analis
 kestabilan peralatan ukur, dan
 kesesuaian metode pengujian terhadap contoh uji

Semakin kecil nilai repeatabilitas maka semakin presisi


hasil
pengulangan pengujian yang dilakukan oleh seorang analis

Analis A = 10 ± 1,5 mg/L %RSDAnalis 1,5


A
 10 100% 
15%
Analis B = 100 ± 8 mg/L %RSDAnalis B 8
 100 100% 
8%
PENENTUAN REPEATABILITAS

Larutan standar mercury dibuat pada kadar 10 ppb diperlakukan


sebagaimana contoh uji serta dianalisis sesuai SNI 6989.78:2011
Larutan standar dibuat dari pengenceran larutan induk mercury
yang bersertifikat (certified reference material, CRM) dari kadar 1000
ppm ± 1 ppm
Hasil pengujian (repeatabilitas) dan akurasi (%R) yang diperoleh
dievaluasi dan dibandingkan dengan batas keberterimaan
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga
Kadar = 10 μg/L Kadar = 10 μg/L Kadar = 10 μg/L
%R %RPD %R %RPD %R %RPD
Simplo Duplo Rerata Simplo Duplo Rerata Simplo Duplo Rerata
10.2 10.1 10.15 102% 1% 9.9 9.3 9.60 96% 6% 10.3 10.1 10.20 102% 2%
11.3 11.5 11.40 114% 2% 9.5 10.1 9.80 98% 6% 9.6 9.5 9.55 96% 1%
9.8 10.2 10.00 100% 4% 9.9 9.2 9.55 96% 7% 11.5 11.2 11.35 114% 3%
9.1 9.0 9.05 91% 1% 11.2 11.0 11.10 111% 2% 9.5 9.0 9.25 93% 5%
9.3 9.5 9.40 94% 2% 10.6 10.1 10.35 104% 5% 9.7 9.5 9.60 96% 2%
Grand mean 10.00 100% 2% Grand mean 10.08 101% 5% Grand mean 9.99 100% 3%
sd 0.90 sd 0.65 sd 0.83
%RSDr-1 9.0% %RSDr-2 6.5% %RSDr-3 8.4%
Diterima
Batas keberterimaan repetabilitas = 0,5 HV = 16.0 Diterima Diterima
(%RPD)
REPRODUSIBILITAS 9/13

Bila pengulangan pengujian terhadap contoh uji dengan menggunakan


metode uji yang sama dalam suatu laboratorium namun berbeda
peralatan dan/atau berbeda analis dan/atau berbeda waktu maka disebut
intermediate precision atau internal reproducibility

Reprodusibilitas internal (precision intermediate) merupakan penentuan


presisi yang sangat berguna bagi laboratorium sebab tingkat presisi ini
memberikan gambaran batasan keragaman hasil pengujian yang masih
dapat dicapai oleh laboratorium
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga
Kadar = 10 μg/L Kadar = 10 μg/L Kadar = 10 μg/L
%R %RPD %R %RPD %R %RPD
Simplo Duplo Rerata Simplo Duplo Rerata Simplo Duplo Rerata
10.2 10.1 10.15 102% 1% 9.9 9.3 9.60 96% 6% 10.3 10.1 10.20 102% 2%
11.3 11.5 11.40 114% 2% 9.5 10.1 9.80 98% 6% 9.6 9.5 9.55 96% 1%
9.8 10.2 10.00 100% 4% 9.9 9.2 9.55 96% 7% 11.5 11.2 11.35 114% 3%
9.1 9.0 9.05 91% 1% 11.2 11.0 11.10 111% 2% 9.5 9.0 9.25 93% 5%
9.3 9.5 9.40 94% 2% 10.6 10.1 10.35 104% 5% 9.7 9.5 9.60 96% 2%
Grand mean (hari 1 - 3) 10.02
sd (hari 1 - 3) 0.74
%RSDR 7.4% Diterima
Batas keberterimaan reprodusibitas = 0,67 21.4
HV (%RSD)
=
AKURASI & PRESISI
Nama Analis :
Tanggal Pengujian :
Konsentrasi CRM : 0,423 ± 0,60%
No. Sertifikat :
Pengulangan Hasil analis 1 Hasil analis 2
Pengujian CRM (mg/L) (mg/L)
1 0,4185 0,4175
2 0,4218 0,4233
3 0,4218 0,4180
4 0,4230 0,4225
5 0,4236 0,4200
6 0,4233 0,4190
7 0,4232 0,4150
Rata-rata 0,422 0,419
Standar Deviasi (SD) 0,002 0,003
%RSD 0,419 0,690
Nilai Horwitz 18,22 18,24
Repitabilitas analis 1: % RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 0,419 < 9,109
Repitabilitas analis 2: % RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 0,690 < 9,118
Repitabilitas DITERIMA
mean 0,4208
Standar Deviasi (SD) 0,002736
%RSD 0,650337
Nilai Horwitz 18,23
0,65 < 12,21
Reprodusibilitas : % RSD ≤ 0.67 nilai Horwitz
Reprodusibilitas DITERIMA
Akurasi 99,5%
Batasan akurasi 75-120%
Akurasi DITERIMA 14
Bias 0,532%
SOAL
CRM
Spesifikasi / No.
Katalog WatRTM Pollution Trace Metals Cat No. 500
Certified value Pb : 0,993 ± 0,036 mg/L
Hasil Pengujian Certified reference material (CRM)

Pengulangan Analis A Analis B


Pengujian (mg/L) (mg/L)
1 0,9900 0,9121
2 1,0121 0,944
3 1,0843 0,9511
4 0,9409 0,9378
5 0,9178 0,9228
6 0,8945 0,909
7 0,9231 0,8899
8 0,9543 0,9321
9 0,9884 0,9981

Hitung ripitibilitas, reprodusibility, akurasi dan Bias !


Uji Selektivitas/Spesifitas Metode

Spesifisitas dan selektivitas metode dalam matriks tertentu; penentuan


spesifitas/ selektivitas sebaiknya dilaksanakan selama validasi suatu
metode uji.
Prosedur spesifisitas bergantung pada tujuan dari prosedur analitik.
Dalam hal ini, kombinasi dua atau lebih prosedur analitik dianjurkan
untuk mencapai tingkat spesifitas/selektivitas yang diperlukan

16
Uji Selektivitas/Spesifitas Metode

17
Uji Selektivitas/Spesifitas Metode
Catatan:
 Bahan acuan didefinisikan sebagai satu atau lebih material atau zat yang memiliki nilai yang
cukup homogen dan stabil digunakan untuk kalibrasi suatu peralatan, penilaian metode
pengukuran, atau untuk penetapan nilai material.
 Pengujian kualitatif yang sesuai harus dapat membedakan senyawa dengan struktur yang
mirip. Selektivitas dari prosedur dapat dikonfirmasi dengan mendapatkan hasil positif (bisa
dilakukan dengan membandingkan dengan bahan acuan yang telah diketahui) dari sampel
yang mengandung analit, beberapa hasil negatif dari sampel yang tidak mengandung analit.
 Selain itu, pengujian identifikasi bisa diaplikasikan pada material dengan struktur yang mirip
dengan analit jika tidak didapatkan respon positif.
 Pemilihan material yang berpotensi mengganggu harus didasarkan pada penilaian ilmiah
dengan mempertimbangkan gangguan yang mungkin terjadi.
 Saat pengukuran non-specific tidak digunakan, prosedur pendukung analitik lainnya harus
digunakan untuk mendemonstasikan spesifisitas/selektivitas secara keseluruhan.
 Dimungkinkan juga menyimpulkan suatu analit tertentu tidak mengganggu jika telah diperiksa
terlebih dahulu. Aspek lain dari selektivitasi yang harus dipertimbangkan adalah saat analit
dalam sampel lebih dari satu bentuk, seperti berikatan atau tidak, anorganik atau
organometal; atau tingkat oksidasi yang berbeda.
18
Uji Ketahanan Metode Robustness/Ruggedness

 Robustness; merupakan prosedur analitik yang kapasitasnya tidak terpengaruh


olehvariasi kecil.
 Robustness mengindikasikan keandalan metode ketika digunakan.
 Evaluasi robust hanya dipertimbangkan selama perkembangan tahapan dan
 Bergantung pada jenis prosedur yang dilakukan. Jika pengukuran rentan terhadap
variasi dalam kondisi analitis tertentu, kondisi analitis harus dapat dikendalikan atau
pernyataan pencegahan harus dimasukkan dalam prosedur.
 Evaluasi robustness yang merupakan bagian dari parameter kesesuaian system
ditetapkan untuk menjamin bahwa validitas prosedur analitik dapat dipertahankan
kapanpun digunakan.
 Pengujian kesesuaian sistem merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari banyak
prosedur analitik. Pengujian didasarkan pada konsep dimana peralatan, elektronik,
pengerjaan anaitik dan sampel yang dianalisis merupakan suatu system integral yang
dapat dievaluasi. Uji parameter kesesuaian system ditetapkan untuk prosedur
tertentu tergantung jenis prosedur yang divalidasi.

19
Uji Ketahanan Metode Robustness/Ruggedness

20
RINGKASAN HASIL VERIFIKASI METODE
PENGUJIAN

21

Anda mungkin juga menyukai