Anda di halaman 1dari 10

Apapun itu judulnya minumnya tetap teh botol sosro.

Uji Ketelitian dan Uji Ketepatan (Presisi dan Akurasi)


Metode yang baik adalah yang memiliki presisi dan akurasi yang baik 1. Presisi
Adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang sama dalam setiap pengulangan pemeriksaan (kanagasabapathy&kumari,2000). Disajikan dalam bentuk impresisi. Diekspresikan dalam bentuk koefisien variasi. Dipengaruhi oleh terutama kesalahan acak

KV(%): SDx100 x*
( SD : Standar deviasi/simpangan baku, x* : rata-rata hasil pemeriksaan ulang) Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti metode tersebut.

Uji Ketelitian dan Uji Ketepatan (Presisi dan Akurasi)


2. Akurasi
Adalah kemampuan menngukur dengan tepat sesuai dengan nilai yang benar(kanagasabapathy & kumari,2000). Menilai adanya kesalahan acak, kesalahan sistematik maupun keduanya Dinilai dari pemeriksaan yang telah diketahui kadarnya (bahan kontrol) dan dihitung perbedaan antara hasil pengukuran kita dengan nilai target bahan kontrol, disebut nilai bias (d(%))

d(%) : x-NA NA
(x : hasil pemeriksaan bahan kontrol, NA : nilai aktual/sebenarnya dari bahan kontrol) Bias yang kita peroleh , kita plot dan kita lihat sebarannya. Nilai target biasanya berupa accepted true value (nilai yang bisa diterima), nilai ini diperoleh dari memeriksa bahan kontrol dengan metode baku emas ( gold standar) Syarat pengukuran inakurasi :
Kita memiliki bahan kontrol yang diukur dengan metode bakuk emas Bahan kontrol dalam kondisi baik

Uji Ketelitian dan Uji Ketepatan (Presisi dan Akurasi)


2. Akurasi (lanj)
Akurasi juga dapat dilakukan dengan studi recovery yaitu, melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambahkan analit murni, kemudian hasilnya dihitung terhadap hasil yang diharapkan. R(%) : hasil pemeriksaan (observasi) x100 hasil perhitungan (diharapkan) Akurasi metode yang baik adalah memberikan nilai R mendekati 100%.

Uji Ketelitian dan Uji Ketepatan (Presisi dan Akurasi)


2. Akurasi (lanj)
akurasi juga dapat dinilai berdasarkan perbandingan hasil pemeriksaan dengan sistem (reagen kit) lain melalui uji korelasi menggunakan persamaan berikut .

y : ax+b dan r (koefisien korelasi)


- y : persamaan regresi - a : slope, semakin mendekati 1, semakin baik - b : intersep , semakin mendekati 0(nol) semakin baik. - r : koefisien korelasi, semakin mendekati 1 menunjukkan korelasi yang baik

Uji Ketelitian dan Uji Ketepatan (Presisi dan Akurasi)


No Parameter CV maks TE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 212 2 23 24

BIL Total Kolesterol Creatinin Glukosa Protein Total Albumin Ureum As Urat Trigliserida GOT GPT Gamma GT LDH Alkali fosfatase Fosfatase asam Kolinestaerase Creatin kinase Na K Cl Ca Phosphor anorganik MagnesiumSA Besi

7 6 6 5 3 6 8 6 7 7 7 7 7 7 11 7 8 2 2,7 2 3,3 5 4 7

20 % or 0.4 mg/dL (greater) 10 % 15% or 0.3 mg/dL (greater) 10 % or 6 mg/dL 10 % 10 % 9 % or 2 mg/dL 17 %


20 % 20 % 20 % 30 %

30 % 4 mmol/L 0.5 mmol/L 5% 1.0 mg/dL


25%

Dasar statistik
Rerata :
Hasil pembagian jumlah nilai hasil pemeriksaan dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Menggambarkan tendensi terpusat dari data hasil pemeriksaan Rerata biasanya kita gunakan sebagai nilai target dari kontrol kualitas yang kita lakukan. NCCLS merekomendasikan setiap lab menentukan sendiri nilai target suatu bahan kontrol dengan setidaknya 20 kali pengulangan/run. rerata : x* : x n

Rentang :
Penyebaran antara nilai hasil terendah hingga tertinggi.

Simpangan baku :
Mengkuantifikasikan derajat penyebaran data hasil pemeriksaan di sekitar rerata Dpat menggambarkan bentuk distribusi data Dengan menggunakan rerata dan simpangan baku sebagai ukuran sebaran data, kita dapat menentukan nilai rentang yang dapat diterima dalam praktek kontrol kualitas.

Distribusi gaussian : distribusi data hasil pemeriksaan pengulangan Koeffisien variasi :


Menggambarkan perbedaan hasil yang diperoleh setiap pengulangan pemeriksaan pada sampel yang sama

Aplikasi konsep dalam kualitas kontrol


Jenis kesalahan dalam proses analitik
Inherited random error : hanya disebabkan karena limitasi metodik pemeriksaan Systematic shift : kesalahan terus menerus dengan pola yang sama, karena standar kalibrasi atau instrumentasi tidak baik
Penyebab :
Spesifisitas reagen/metode rendah Blanko sampel dan blangko reagen kurang tepat Mutu reagen kalibrasi kurang tepat Alat bantu kurang akurat Salah cara membuat reagen Panjang gelombang tidak tepat

Random error : kesalahan dengan pola tidak tetap


Penyebab :
Instrumen tidak stabil Variasi temperatur Variasi reagen dan kalibrasi Variasi teknik prosedur pemriksaan (pipeting, waktu inkubasi dll) Variasi operator

Grafik kontrol : diantaranya grafik Levey-jennings


Lakukan langkah :
Pilih bahan kontrol Periksa bahan kontrol Buat grafik dengan batas rerata dan simpangan baku , (rerata, + 1 SD, + 2SD, +3SD)

1. uji ketelitian :

Aplikasi dalam kualitas kontrol


Ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya. Cara :
Periksalah bahan kontrol bersamaaan dengan pemeriksaan spesimen sampai mencapai 25 pemeriksaan Catat setiap nilai dalam formulir Tentukan Rerata, SD, CV, Batas peringatan (Mean + 2SD), Batas kontrol (mean +3SD) Nilai mean dan SD dipakai sebagai nilai rujukan periode kontrol

Periode pendahuluan :

Periode kontrol
Periode menentukan ketelitian/presisis Cara :
Periksa bahan kontrol setiap hari/saat parameter diperiksa Catatlah hasilnya Hitung Simpangan terhadap nilai rujukan Plotkan dalam grafik kontrol

Aplikasi dalam kualitas kontrol


1. uji ketelitian (lanj)
Evaluasi hasil :
1 3S: hasil pemeriksaanb bahan kontrol mel;ewati batas +3SD

22S : hasil pemeriksaan 2 bahan kontrol berturut-turut keluar batas + 2SD, pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar. R4S : Dfgsdg

Anda mungkin juga menyukai