Anda di halaman 1dari 9

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS


PENETAPAN KADAR VITAMIN C TABLET ZENAVY-CE
Nama : Zenavy-Ce Tablet No. Protokol : 212
No. Produk : …… Tgl Berlaku : 24 Juni 2022

Disusun oleh : Kelompok 2 Tanggal : 20 Juni 2022

Diperiksa oleh : Mayor laut(K) Dandung Ruskar S.Farm.,M.Han.,Apt


Tanggal : 22 Juni 2022

Disetujui oleh : Tanggal :

1. TUJUAN
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara
konsisten memberikan hasil yang akurat

2. RUANG LINGKUP
Validasi Metode Analisis dilakukan terhadap metode analisis tablet Zinavy-Ce
dengan spektro UV-vis

3. REFERENSI
Nomer protap metode validasi analisis V12345

4. PARAMETER PENGUJIAN
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
Akurasi
Presisi
Linearitas
5. PROSEDUR PENGUJIAN
5.1 Pembuatan Larutan Baku
1.2.1 Larutan Baku Induk
Ditimbang 62,5 mg zat aktif vitamin C dimasukkan kedalam labu ukur dan
tambahkan 250 ml aquades, dikocok hingga homogen diperoleh konsentrasi 250
ppm yang akan digunakan untuk pembuatan seri konsentrasi.

5.2 Linearitas dan Rentang


5.2.1 Buat Larutan sampel untuk pengujian linearitas:
Buat seri larutan standar dengan konsentrasi, 5, 7.5, 10, 12.5, 15 ppm dari larutan
induk yang diambil menggunakan pipet volume, jumlah larutan yang diambil
dan
pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah ini:
Konsentrasi Larutan Induk dalam 100 ml Larutan Induk dalam 50
(ppm) (ml) (ml)
5 2 -
7,5 3 -
10 - 2
12,5 5 -
15 - 3

a. Larutan konsentrasi 5 ppm


M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2/M1 x V2
V1 = 5 ppm / 250 ppm x 100 ml
V1 = 2 ml
 Ambil larutan 2 ml dari larutan induk.
 Masukkan ke labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan
aquades hingga garis batas.
b. Larutan konsentrasi 7,5 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2/M1 x V2
V1 = 7,5 ppm/250 ppm x 100 ml
V1 = 3 ml
 Ambil larutan 3 ml dari larutan induk
 Masukkan ke labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan fase
gerak hingga garis batas.
c. Larutan konsentrasi 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2/M1 x V2
V1 = 10 ppm/250 ppm x 50 ml
V1 = 2 ml
 Ambil larutan 2 ml dari larutan induk.
 Masukkan ke labu takar 50 ml dan ditambahkan dengan aquades
hingga garis batas.

d. Larutan konsentrasi 12,5 ppm


M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2/M1 x V2
V1 = 12,5 ppm/250 ppm x 100 ml
V1 = 5 ml
 Ambil larutan 5 ml dari larutan induk.
 Masukkan ke labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan
aquades hingga garis batas.

e. Larutan konsentrasi 15 ppm


M1 x V1 = M2 x V2
V1 = M2/M1 x V2
V1 = 15 ppm / 250 ppm x 50 ml
V1 = 3 ml
 Ambil larutan 3 ml dari larutan induk.
 Masukkan ke labu takar 50 ml dan ditambahkan dengan
aquades hingga garis batas.

5.2.2 Pengukuran linearitas


a. Larutan seri konsentrasi dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis,
pada panjang gelombang 243 nm.
b. Dihitung koefisien korelasi, kemiringan garis dan perpotongan garis lurus dengan
sumbu y sebagai analisis regresi linearnya serta dicatat hasilnya.
Perhitungan :
a. Persamaan regresi linear y = a + bx
Dimana :
X : Konsentrasi
Y : Luas puncak
A : Perpotongan garis lurus dengan sumbu y
B : kemiringan garis
R : koefisien korelasi
b. Kriteria penerimaan : koefisien korelasi r ≥ 0,99

Hasil

Pembahasan
Uji linieritas adalah suatu metode bertujuan untuk membuktikan adanya
hubungan yang linier antara konsentrasi analit yang sebenarnya dengan respon
alat. Parameter yang menunjukan adanya hubungan yang linier antara
absorbansi dengan konsentrasi analit adalah koefisien korelasi (r).
Berdasarkan hokum Lamber-Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi. Artinya, semakin tinggi konsentrasi maka absorbansi juga semakin
tinggi, sebaliknya semakin rendah konsentrai maka absorbansi juga semakin
rendah.
Berdasarkan pengukuran larutan standar, diperoleh persamaan linear y =
0.03808 x – 0,04471 dan nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,994. Pada
gambar dapat dilihat bahwa kurva kalibrasi standar tersebut mempunyai garis
singgung yang linear. Bentuk kurva yang didapatkan ini sesuai dengan hokum
Lamber- Beer yaitu meningkatnya konsentrasi maka absorbansi yang dihasilkan
makin tinggi. Respon yang diberikan oleh alat terhadap konsentrasi analit telah
memenuhi syarat, nilai r = 0,994 yang diperoleh telah memenuhi syarat yang
ditetapkan, dengan ketentuan r > 0,99. Hasil tersebut menunujukan alat yang
digunakan mempunyai respon baik terhadap sampel. Alat dapat memberikan
hubungan yang linear antara absorbansi dan konsentrasi larutan yang diukur.

5.2.3 Pengukuran Rentang


Berdasarkan data kurva kalibrasi linearitas, dilakukan pengukuran nilai LOD dan
LOQ dengan rumus
LOD= {3 x S(y/x)}/b
LOQ= {10 x S(y/x)}/b
Dimana S(y/x) adalah variasi variabel respon dari nilai y
Hasil dan Pembahasan
Konsentrasi
Absorbansi y Y' Y-Y' (Y-Y')2 X rata2
(ppm) x
5 0.1449 0.14569 -0.00079 0.00000062410 10
7.5 0.2321 0.24089 -0.00879 0.00007726410
10 0.3443 0.33609 0.00821 0.00006740410
12.5 0.4445 0.43129 0.01321 0.00017450410
15 0.5147 0.52649 -0.01179 0.00013900410
Total 0.00045880050
Sy/x 0.01236663
LOD 1.071687867
LOQ 3.247538992

Setelah mendapatkan kurva kalibrasi yang memenuhi persyaratan analisis,


selanjutnya data yang diperoleh dari kosentrasi tiap analit yang memberikan absorbansi
berbeda diolah untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitas (LOQ). LOD
adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih bisa dideteksi meskipun tidak
selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan LOQ adalah konsentrasi terendah analit dalam
sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
kondisi
operasional metode yang digunakan. Pada penelitian ini memberikan harga LOD yang
didapat sebesar 1,071 ppm yang artinya pada kosentrasi tersebut masih dapat dilakukan
pengukuran sampel yang memberikan hasil ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat
akurasi individual hasil analisis. Sedangkan, harga LOQ sebesar 3,247 ppm artinya pada
kosentrasi tersebut bila dilakukan pengukuran masih dapat memberikan kecermatan
analisis.

5.3 Presisi
5.3.1. Keberulangan (Ripitabilitas)
a. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet kurang lebih 70 mg yang
setara dengan 50 mg vitamin C, masukkan ke dalam labu tentukur
100 ml. Pipet 1 ml masukkan ke labu ukur 50 ml
b. Melakukan pembacaan absorbasi sebanyak 6 kali, pada panjang
gelombang 243 nm.
c. Kriteria keberterimaan : RSD harus < 2%
5.3.2 Presisi Antara:
a. Lakukan pengujian di atas oleh 2 analis yang berbeda dan / atau
menggunakan alat yang berbeda.
b. RSD maksimal dari 2 pengujian harus < 2%

Hasil yang diperoleh :


Replikasi Absorbansi Konsentrasi
1 0.3746 11.01129202
2 0.3824 11.21612395
3 0.3957 11.56538866
4 0.3913 11.44984244
5 0.3473 10.29438025
6 0.3984 11.63629202
SD 0.498433547
Rata2 11.19555322
RSD 4.45

Syarat : RSD ≤ 2%
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengujian presisi metode analisis tersebut
dinyatakan kurang tepat untuk pengujian kadar vitamin C pada zenavy-ce
tablet.
Pembahasan :
Uji presisi merupakan pengulangan dilakukan dalam kondisi yang sama
dalam interval waktu yang singkat,Tingkat presisi dapat diperoleh dari nilai
RSD (Relative Standard Deviation) hasil pengukuran sampel pada beberapa
seri pengulangan. Semakin tinggi tingkat presisi dari suatu metoda maka
semakin rendah nilai RSD-nya Pada table hasil uji presisi dapat dilihat nilai
% RSD metode spektrofotometri UV-Vis sebesar 4.45% Dengan demikian
hasil pengujian presisi ini dapat dismpulkan bahwa metode ini tidak tepat
untuk analisis kadar Vit C dalam tablet Zenavy-Ce dengan spektrofotometri
UV-Vis karena melebihi presentase % RSD yang disyaratkan adalah <2%.
Seluruh validasi metode yang telah dilakukan dalam penelitian ini
meunjukkan hasil uji recovery rata-rata adalah 111.95% berada diluar
rentang yang disyaratkan sehingga dapat dikatakan keakuratan metode ini
kurang tepat.
5.4 Akurasi
5.4.1 Pembuatan Larutan :
a. Larutan konsentrasi 80% (400 ppm)
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet kurang lebih 56 mg yang
setara dengan 40 mg vitamin C, masukkan ke dalam labu tentukur
100 ml. Pipet 1 ml masukkan ke labu ukur 50 ml.
M1 x V1 = M2 x V2
M2 = V1/V2 X M1
M2 = 1ml / 50ml x 400 ppm
M2 = 8 ppm
b. Larutan konsentrasi 100% (500 ppm)
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet kurang lebih 70 mg yang
setara dengan 50 mg vitamin C, masukkan ke dalam labu tentukur
100 ml. Pipet 1 ml masukkan ke labu ukur 50 ml.
M1 x V1 = M2 x V2
M2 = V1/V2 X M1
M2 = 1ml / 50ml x 500 ppm
M2 = 10 ppm
c. Larutan konsentrasi 120 % (600 ppm)
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet kurang lebih 84 mg yang
setara dengan 60 mg vitamin C, masukkan ke dalam labu tentukur
100 ml. Pipet 1 ml masukkan ke labu ukur 50 ml.
M1 x V1 = M2 x V2
M2 = V1/V2 X M1
M2 = 1ml / 50ml x 600 ppm
M2 = 12 ppm

5.5.2 Pengukuran Akurasi


a. Masing-masing larutan konsentrasi dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 243 nm dengan replikasi sebanyak 3 kali untuk
masing-masing konsentrasi Akurasi dihitung berdasarkan nilai
perolehan kembali untuk tiap pengukuran
b. Perolehan kembali : 98 – 102%
c. RSD dari semua konsentrasi : < 2%
Hasil
perolehan
Konsentrasi Replikasi Absorbansi Konsentrasi Sebenarnya % SD RSD
kembali

1 0.281 8.55330882 8 106.92


80% 2 0.2873 8.71875 8 108.98 110.68 4.840232 0.043732
3 0.3091 9.29122899 8 116.14
1 0.2383 7.43198529 10 74.32
100% 2 0.309 9.28860294 10 92.89 88.82 12.94962 0.145803
3 0.3332 9.92410714 10 99.24
1 0.4161 12.1011029 12 100.84
120% 2 0.4034 11.7675945 12 98.06 99.88 1.573958 0.015759
3 0.4156 12.0879727 12 100.73
Pembahasan
Akurasi adalah ukuran kedekatan hasil pengukuran dengan nilaisebenarnya
atau nilai target. Akurasi pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis. Akurasi ini dilakukan dengan 3 kosentrasi yaitu
80%, 100
%, dan 120 % yang mana masing-masing kosentrasi dilakukan 3x replikasi. Akurasi
dilihat dari nilai persen akurasi yang baik yaitu syarata nilai perolehannya ialah
dalam rentang 98-102 %. Pada pengujian ini didapatkan hasil perolehan kembali
yang memenuhi persyaratan adalah pada kosentrasi 120 % yaitu 99.88 %, sedangkan
untuk kosentrasi 80 % dan 100 % tidak memenuhi persyaratan karena hasil yang
didapat tidak memasuki range persyaratan yaitu 110.68 % untuk kosentrasi 80 %
dan 88.82
% untuk kosentrasi 100 %. Hal tersebut dikarenakan ketdakteapatan saat
penimbangan sampel awal, serta sampel yang kurang homogen dimulai dari
pencampuran serbuk sampai pelarutan saat preparasi. Berdasarkan hasil yang
didapat dari perhitungan % RSD menunjukkan hasil yang melebihi persyaratan (%
RSD <
2%).
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Metode pengujian No. 212 Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Vitamin C
Tablet Zenavy-Ce belum tervalidasi. Penimbangan sampel harus dilakukan menggunakan
alat yang terkalibrasi, personil yang berkompetensi, pada preparasi sampel untuk
meningkatkan homogenitas proses pencampuran menggunakan mesin.

Anda mungkin juga menyukai