Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR SERBUK BAHAN BAKU PRODUKSI TABLET

ASAM MEFENAMAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-


VIS

A. Tujuan
1. Mampu menjelaskan prinsip dasar spektrofotometer uv-vis dan aplikasinya
2. Mampu menjelaskan alasan senyawa asam mefenamat dapat dianalisis dengan metode
spektrofotometer uv-vis
3. Mampu mempraktikan tahapan analisis dan menentukan kadar serbuk bahan baku
produksi asam mefenamat menggunakan spektrofotometri uv-vis.

B. Latar Belakang
Asam mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan salah satu obat golongan
Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS) yang memiliki aktivitas sebagai analgesik, antipiretik
dan antiinflamasi. Obat analgesik, antipiretik serta obat AINS merupakan salah satu
kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Batas
keamanan golongan obat-obatan ini menurun bila diberikan dalam dosis yang besar dan
jangka waktu yang lama sehingga untuk pengobatan tidak boleh lebih dari 1 minggu, oleh
karena itu dibutuhkan penjaminan mutu salah satunya adalah dengan penetapan kadar.
Persyaratan kadar asam mefenamat menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995),
yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110%. Untuk melakukan penetapan
kadar obat dalam suatu sediaan dibutuhkan suatu metode yang teliti dan akurat. Alasan
menggunakan metode spektrofotometri UV karena berdasarkan penelitian Dieki (2012),
asam mefenamat dalam sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri
ultraviolet pada serapan maksimum 285 nm. Selain itu, menurut Hahne (2002),
mengggunakan metode spektrofotometri UV terdapat banyak keuntungan, yaitu lebih
mudah, cepat dan spesifik untuk analisis zat uji.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah penentuan kadar dengan spektrofotometri
UV-Vis, pembuatan dan preparasi sampel training set, test set, dan penentuan data NIR.
Untuk menentukan validitas hasil analisis metode yang dikembangkan maka dilakukan
validasi, parameter validasi yang diuji meliputi, linieritas, batas deteksi dan batas
kuantitasi, presisi, dan akurasi.
Asam mefenamat dapat digunakan dengan spekrtofotometer uv-vis karena
mememiliki gugus kromofor dan ausokrom sehingga dapat diukur dengan
menggunakan spektrofotometer uv-vis.
Suatu metode analisis baru dapat dipakai atau digunakan bila telah dilakukan
validasi dan kondisinya disesuaikan dengan laboratorium dan peralatan yang tersedia,
meskipun metode yang akan dipakai tersebut telah di publikasikan pada jurnal, buku
teks atau buku resmi seperti farmakope (Indrayanto, 1994). Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan dan keterbatasan alat, bahan kimia, atau kondisi lain yang
menyebabkan metode tersebut tidak dapat diterapkan secara keseluruhan. Sehingga
sering dilakukan modifikasi, penyederhanaan maupun perbaikan metode (Nasution,
2006). Maka dilakukan modifikasi penentuan kadar Asam mefenamat secara
spektrofotometri Ultraviolet yang disesuaikan dengan parameter validasi.
C. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya
visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi.
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan
diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi
dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu 3 materi. Elektron-elektron yang dimiliki
oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika
dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari
keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi
elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada
dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya
pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu
yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi: jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang
digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. .Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet)
yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan
yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu
kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan


spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat
rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi,
sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui
pengenceran atau pemekatan).
D. Metode Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Batang Pengaduk
2. Gelas Arloji
3. Gelas Beaker
4. Gelas Ukur
5. Labu Ukur
6. Mortir dan stamper
7. Pipet tetes
8. Pipet volume
9. Propipet
10. Spatula
11. Spektrofotometer UV-VIS
12. Timbangan Analitik
b. Bahan
1. Metanol
2. Standar Asam Mefenamat
3. Tablet Asam Mefenamat

E. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan standar Asam mefenamat konsentrasi 250 ppm
Ditimbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat dimasukkan kedalam labu ukur dan
tambahkan 50 mL metanol, dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi
250 ppm. Diambil 2 ml dan dimasukkan kelabu ukur 10ml sehingga mendapatkan
konsentrasi 50 ppm yang akan digunakan untuk pembuatan seri konsentrasi.
2. Pembuatan larutan sampel Asam mefenamat konsentrasi 250 ppm
Ditimbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat dimasukkan kedalam labu ukur dan
tambahkan 50 mL metanol, dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi
250 ppm. Diambil 2 ml dan dimasukkan kelabu ukur 10 ml sehingga mendapatkan
konsentrasi 50 ppm yang akan digunakan untuk pembuatan seri konsentrasi.
3. Pembuatan Kurva Baku
Dari larutan baku 50 ppm dibuat seri konsentrasi 5, 7, 9, 11 dan 13 ppm dengan cara
diambil 1 ml larutan baku kemudian encerkan dengan metanol sampai 10 ml untuk
konsentrasi 7 ppm selanjutnya untuk konsentrasi 9, 11 dan 13 ppm dilakukan cara yang
sama lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari data hasil
absorbansi dapat dihitung persamaan kurva bakunya sehingga diperoleh persamaan
garis y = bx+a.
4. Akurasi
Akurasi 80%
Konsentrasi larutan baku 1,12 ml + sampel 1,4 ml di add kan dengan metanol dalam
labu ukur 10 ml.
Akurasi 120 %
Konsentrasi larutan baku 1,68 ml + sampel 1,4 ml di add kan dengan metanol dalam
labu ukur 10 ml.

F. Perhitungan
Konsentrasi Sampel
12,5
=
50 1000
50 x = 1250
125
x =
50
x = 250 ppm

M1. V1 = M2. V2 Konsentrasi 7 ppm


250 . V1 = 50.10 M1. V1 = M2. V2
250 V1 = 500 50 . V1 = 7.10
V1 = 500/250 50 V1 = 70
V1 = 2 ml V1 = 70/50
V1 = 1,4 ml
Pembuatan seri kadar
Konsentrasi 5 ppm Konsentrasi 11 ppm
M1. V1 = M2. V2 M1. V1 = M2. V2
50 . V1 = 5.10 50 . V1 = 11.10
50 V1 = 50 50 V1 = 110
V1 = 50/50 V1 = 110/50
V1 = 1 ml V1 = 2,2 ml

Konsentrasi 7 ppm Konsentrasi 13 ppm


M1. V1 = M2. V2 M1. V1 = M2. V2
50 . V1 = 7.10 50 . V1 = 13.10
50 V1 = 70 50 V1 = 130
V1 = 70/50 V1 = 130/50
V1 = 1,4 ml V1 = 2,6 ml

Ketepatan (Accuracy)
- Akurasi 80%
80% x konsentrasi larutan standar
80% x 7 ppm = 5,6 ppm Sampel
M1 . V1 = M2 . V2 M1 . V1 = M2 . V2
50 . V1 = 5,6 . 10 50 . V1 = 7 . 10
50 V1 = 56 50 V1 = 70
V1 = 56/50 V1 = 70/50
V1 = 1,12 ml V1 =1,4 ml

- Akurasi 120%
120% x konsentrasi larutan standar
120% x 7 ppm = 8,4 ppm Sampel
M1 . V1 = M2 . V2 M1 . V1 = M2 . V2
50 . V1 = 8,4 . 10 50 . V1 = 7 . 10
50 V1 = 84 50 V1 = 70
V1 = 84/50 V1 = 70/50
V1 = 1,68 ml V1 =1,4 ml
PEMBAHASAN

Pada praktikum yang berjudul Penetapan Kadar Serbuk Bahan baku Produksi Tablet
Asam Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis yang bertujuan agar mampu menjelaskan
prinsip dasar spektrofotometer uv-vis dan aplikasinya, mampu menjelaskan alasan senyawa
asam mefenamat dapat dianalisis dengan metode spektrofotometer uv-vis, serta mampu
mempraktikan tahapan analisis dan menentukan kadar serbuk bahan baku produksi asam
mefenamat menggunakan spektrofotometri uv-vis.
Analisis penentuan kadar asam mefenamat dalam sampel pada praktikum ini
menggunakan teknik spektrofotometri UV-Vis. Prinsip dasar alat ini yaitu metode analisa
kimia berdasarkan serapan oleh molekul terhadap gelombang elektromagnetik
(cahaya). Sehingga berhubungan dengan absorbansi dan transmitansi. Absorbansi adalah
cahaya yang dapat diserap oleh sampel dan transmitansi adalah cahaya yang diteruskan
panjang gelombang maksimum, menentuakn kurva standar dan menentukan konsentrasi
sampel.
Asam mefenamat merupakan obat analgetik golongan NSAID. Pemerian asam
mefenamat adalah serbuk hablur putih atau hampir putih, melebur pada suhu lebih kurang
230 disertai penguraian. Asam mefenamat agak sukar larut dalam etanol, praktis tidak
larut dalam air. Asam mefenamat ini mempunyai struktur kimia dengan nama 2-(2,3-
dimethylphenyl) asam aminobenzoic.
Pada percobaan ini digunakan standar asam mefenamat dan sampel asam mefenamat
berupa tablet buatan pabrik, bertujuan untuk membandingkan kadar keduanya. Kemudian
digunakan pelarut methanol yang bertujuan untuk melarutkan asam mefenamat, karena
methanol digunakan sebagai pelarut karena asam mefenamat larut dalam methanol dan praktis
tidak larut dalam air (berdasarkan BP). Namun methanol memiliki cut-off wavelength pada
210 nm. Cut off wavelength merupakan panjang gelombang dimana pelarut memberikan
serapan jadi tidak boleh mengukur pada panjang gelombang tersebut.
Definisi validasi menurut SK MenKes RI No. 43/MENKES/SK/1998 adalah tindakan
pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa bahan, prosedur, kegiatan, system, perlengkapan
atau mekanisme dalam produksi dan pengawasan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai