Oleh :
Deni Fahlapi
Novita Sandiawati
Sismayati
FARMASI 3B
A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk membandingkan panjang gelombang dan
absorban antara larutan standar dengan larutan sampel dan menghitung kadar
Nipasol dalam sampel menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
B. Prinsip Dasar Spektrofotometri UV-Vis
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Visible adalah penyerapan cahaya oleh
molekul-molekul. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UVVisible (tampak) karena mereka mengandung elektron, baik berpasangan maupun
sendiri yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, panjang
gelombang bila mana absorpsi itu terjadi, bergantung pada kekuatan elektron itu
terikat dalam molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan
kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang rendah untuk
eksitasinya.
C. Dasar Teori
Nipasol adalah senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan
cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas
menurun dengan meningkatnya pH yang dapat menyebabkan hidrolisis. dan
propilparaben (propil p-hidroksibenzoat, propil-4-hidroksibenzoat) disebut juga
nipasol.
Struktur kimia
Secara organoleptis nipasol mempunyai bentuk serbuk hablur putih, tidak berbau
dan tidak berasa. Kelarutannya sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
95%, dalam 3 bagian aseton, dan mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
DR/2400.
Analisis
kuantitatif
(Penetapan
kadar
dengan one
dengan metode titrasi yang bersifat absolut (jumlah senyawa dari dalam sampel
dapat diketahui tanpa adanya pembanding).
Yang dibandingkan adalah respon sampel terhadap respon pembanding.
Dalam
proses
membandingkan
ini
dapat
digunakan
metode
yaitu
Alat :
Spektrofotometer uv-vis
Kuvet
Pipet tetes
Vial
Gelas kimia 250 ml
Botol semprot
Labu ukur 10 ml, 100 ml
Pipet volume
Gelas ukur 10 ml
Bahan :
Nipasol (sampel)
Nipasol (pembanding)
Aquadest
Etanol
E. Prosedur Kerja
a. Isolasi sampel
Sampel serbuk
residu
= merah-jingga
Perhitungan
Larutan baku nipasol dibuat 500 ppm dalam 100 ml.
Deret pengenceran larutan baku nipasol.
1. 450 ppm
V1 . N1= V2 . N2
450 . 10 = 500. N2
N2 = 4500/500 = 9 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
2. 400 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
400 . 10 = 500 . N2
N2 = 4000/500 = 8 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
3. 350 ppm
V1 . N1= V2 . N2
350 . 10 = 500. N2
N2 = 3500/500 = 7 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
4. 300 ppm
V1 . N1= V2 . N2
300 . 10 = 500. N2
N2 = 3000/500 = 6 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
5. 250 ppm
V1. N1 = V2. N2
250 . 5 = 500. N2
N2 =2500/500 = 5 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
6. 200 ppm
V1 . N1= V2 . N2
200 . 10 = 500. N2
N2 = 2000/500 = 4 ml lar.stok dalam 10 ml etanol
KURVA KALIBRASI PANJANG GELOMBANG
KONSENTRASI ABSORBANSI
450
0,602
400
0,570
350
0,499
300
0,471
250
0,448
200
0,404
f(x) = 0x + 0.24
R = 0.97
0.4
absorbansi
0.3
Linear ()
0.2
0.1
0
150 200 250 300 350 400 450 500
ppm
y = ax b
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau
silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut
dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena
adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau
tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan
partikel-partikel menuju dinding tabung
E. KESIMPULAN
LAMPIRAN
Hasil Spektro UV-Vis untuk kadar Nipasol Standar
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral POM. 1979. Farmakope Indonesia, edisi IV.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Alamsyah, A., 1994, Analisis Kuantitatif Beberapa Senyawa
Farmasi , Universitas Sumatra Utara Press, Medan, Hal 23 25.
Anief, M., 1999, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah
Mada