Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

Kawasan padat penduduk dekat Industri


Rancaekek (Kab.Bandung)
RANCANGAN KEGIATAN PENANGANAN LIMBAH CAIR

Analisis Pengumpulan data Kontaminasi Bahan


Berbahaya Beracun limbah Industri di Rancaekek

Standarisasi Pengelolahan limbah industri (cair)

Program Kerja

Penyuluhan & Promosi Kesehatan

Fitoremediasi

Biochar

slude treatment
ANALISIS PENGUMPULAN DATA KONTAMINASI BAHAN
BERBAHAYA BERACUN LIMBAH INDUSTRI DI RANCAEKEK

Data Kementerian Lingkungan Hidup 2013 :


beban pencemaran air telah melebihi daya tampung sungai di sekitar industri, yakni
sungai Cikijing dan sungai Cimande

Berdasarkan evaluasi dengan metode Storet yang dilakukan oleh BPLHD Jawa Barat (2014) :
Sungai Cikijing termasuk sungai tercemar berat, menunjukkan tingginya konsentrasi logam
berat berupa kromium (Cr), tembaga (Cu) dan seng (Zn)

Kontaminasi di Lahan Persawahan, mengatakan bahwa total area persawahan yang


tercemar limbah pabrik tekstil secara langsung mencapai 1,250 Ha

temuan kontaminasi kromium pada level yang cukup tinggi di sampel air dari
sumur-sumur warga hingga mencapai 8 mg/L. Penelitian lainnya menyebutkan
bahwa sumur di beberapa daerah penelitian terlihat tercemar berat karena
kontaminasi bahan pencemar yang sama, seperti Sodium (Na) dan Sulfat (SO4)
Analisis Kontaminasi Bahan Berbahaya Beracun Industri di Rancaekek
Laporan Bahan Beracun Lepas Kendali dari Greenpeace Asia Tenggara dan Walhi Jabar
pada tahun 2012 mengidentifikasi kontaminasi beragam logam berat beracun seperti
Timbal (Pb), Kromium (Cr), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Merkuri (Hg) pada air Sungai
Cikijing.

Kontaminasi di Lahan Persawahan. Sebuah penelitian mengatakan bahwa total area


persawahan yang tercemar limbah pabrik tekstil secara langsung mencapai 1,250 Ha
(BPLHD Jawa Barat, 2014)

Kontaminasi di Sumur Warga. Sebuah penelitian melaporkan kenaikan kadar kromium


yang signifikan di Sungai Cikijing pada periode 2010-2013, yang juga terkonfirmasi
oleh temuan kontaminasi kromium pada level yang cukup tinggi di sampel air dari
sumur-sumur warga hingga mencapai 8 mg/L. Penelitian lainnya 12 menyebutkan
bahwa sumur di beberapa daerah penelitian terlihat tercemar berat karena
kontaminasi bahan pencemar yang sama, seperti Sodium (Na) dan Sulfat (SO4)
RANCANGAN KEGIATAN PENANGANAN
LIMBAH CAIR
Standarisasi Pengelolahan industri mengenai limbah cair di Rancaekek
Pengolahan Primer (Fisika)
Tahap Penyaringan
(Screening)

Tahap Awal (Pretreatment)

Tahap Pengendapan

Tahap Pengapungan
(Floation)
Pengolahan Sekunder (biologis) :

Tahap Tricking
Filter

Tahap Lumpur Aktif

Tahap Treatment
Ponds
Pengolahan Tersier (biologis) :

Pengolahan tersier terdiri atas rangkaian dari proses


kimia dan fisika. Metode pengolahan ini sebenarnya jarang
sekali digunakan pada pengolahan limbah cair industri
karena biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses
pengolahan ini cenderung tinggi dan tentunya tidak
ekonomis.
RANCANGAN PROGRAM KERJA
No Kerja sama dengan Pemerintah & Industri Edukasi kepada Masyarakat
1 Membuat sebuah komitmen politik untuk Pengolahan lumpur (slude treatment)
menuju Nol Pembuangan, semua Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2 Membuat rencana implementasi dengan Fitoremediasi
penanggung jawab dan kerangka waktu yang
jelas
3 Proses penetapan Daya Tampung Beban Biochar
Pencemaran Air
4 Memastikan tersedianya prasarana dan Penyuluhan kesehatan mengenai bahaya
kebijakan untuk mendukung implementasi serta limbah
keikutsertaan industri dalam komitmen Nol
Pembuangan B3

*Pelaksanaan Kegiatan :
Kerja sama dg Pemerintah & Industri : 9 Mei 2017- 21 Mei 2017
Edukasi dan solusi limbah bersama masyarakat : 11 Mei-18 Mei 2017
EDUKASI DAN SOLUSI LIMBAH BERSAMA MASYARAKAT

Slude Treatment
Pengolahan lumpur atau slude treatment
adalah tahap pengolahan limbah cair primer,
sekunder dan tersier yang menghasilkan
endapan polutan berupa lumpur.
Lumpur tersebut tentunya tidak dapat
dibuang ke lingkungan begitu saja, karena
akan mencemari lingkungan
Proses pengolahan dilakukan kerja sama
dengan industri lumpur diuraikannya dengan
cara aerob yang nantinya akan disalurkan ke
beberapa alternatif dan dapat dijadikan
sebagai pupuk kompos untuk masyarakat.
FITOREMEDIASI
Fitoremediasi merupakan salah satu
teknologi secara biologi yang memanfaatkan
tumbuhan yang dapat berasosiasi untuk
mengurangi polutan lingkungan baik pada
air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh
logam atau bahan organik.

Keuntungan dari fitoremediasi adalah :


Biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan
metode perbaikan lainnya seperti penggalian.
Dalam banyak kasus fitoremediasi telah
ditemukan kurang dari setengah harga dari
metode alternatif.
Fitoremediasi juga menawarkan remediasi
permanen bukan sekadar pemindahan masalah.
CONTOH FITOREMEDIASI YANG BISA DIAPILKASIKAN DIMASYARAKAT DENGAN
DASAR PENELITIAN :

TANAMAN COCOR BEBEK ( Lemna minar ) TERHADAP


PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH CAIR DOMESTIK
Rumput bebek adalah suatu makrofit yang hidup
terapung di air dan termasuk keluarga Lemnaceae
yang terdapat di seluruh dunia dan banyak ditemukan
di air tawar yang kaya nutriem.Tanaman rumput
bebek dapat menurunkan konsentrasi BOD dan COD .
ECENG GONDOK (Eichhorina crassipes)
Hasil dari perlakuan tersebut dari hari ke 0 sampai
hari ke 20 , efesiensi tertinggi terdapat pada
perlakuan untuk BOD 76,54 % pada konsentrasi 50 %
dan COD adalah 72,44 % pada konsntrasi 20 % .
Penurunan konsentrasi COD yang terjadi selama 20
hari ini disebabkan karena adanya hubungan
simbiosis mutualisme antara tanaman dengan
mikroorganisme yang terdapat disekitar akar tanaman,
Bayam (Amaranthus sp.)
yang mana biasanya disebut dengan mikroorganisme
rhizosfera KI AMBANG ( Salvinia molesta)
HYDRILLA ( Hydrilla verticillata )
BIOCHAR

Biochar adalah bahan padat yang diperoleh dari proses


karbonisasi atau modifikasi rantai karbon biomassa
yang dapat ditambahkan ke dalam tanah dengan niat
untuk meningkatkan fungsi tanah yang tercemar.
Jenis bahan biochar yang bisa digunakan contohnya,
biochar kotoran ayam, Biochar batok kelapa, Biochar
sekam padi dan iochar kayu mahoni yang dibakar
melalau pembakaran tidak sempurna sampai
menghasilkan arang yang kemudian dapat digunakan.
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA
LIMBAH CAIR
Cadmium (Cd), dapat menyebabkan kerusakan ginjal apabila konsentrasi Cd pada ginjal
mencapai 200 gram/gram berat badan.
Timah hitam (Pb), dapat menimbulkan keracunan pada saraf. Pada anak-anak dapat
meyebabkan kerusakan jaringan saraf otak, anemia, dan kelumpuhan. Apabila kandungan
Pb dalam air minum lebih besar dari 0,1 mg/l.
Mercury (Hg), dapat menimbulkan penyakit minamata (saraf) bila kandungan Hg dalam
air lebih dari 0,0001 mg/l. Dalam bentuk metil merkuri akan meracuni sel sel tubuh,
merusak ginjal, hati, dan saraf, juga dapat menyebabkan keterbelakangan mental
dan cerebral palcypada bayi.
Chrom (Cr), dapat menyebabkan kanker pada kulit dan alat pernafasan bila kandungan
Cr dalam air lebih dari 0,0005 m/l.
Nitrit (NO2), dapat menyebabkan hambatan perjalanan oksigen dalam tubuh
(methaemoglobinemia) dan efek racun bila NO2 dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l.

Anda mungkin juga menyukai