Anda di halaman 1dari 6

Judul Nilai Parameter Kadar Pencemaran sebagai Penentu Tingkat Efektivitas

Tahapan Pengolahan Limba Cair Industri Batik


Jurnal Jurnal Rekayasa Proses
Volume dan Vol. 12, Hal. 41-50s
Halaman
Tahun 2018
Penulis Lilin Indrayani dan Nur Rahmah
Reviewer Rahmat Fajri
Tanggal 14 Febuari 2020

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menukur kadar pencemaran limbah
cair pada industri batik sebagai penentu tingkat efektivitas tahapan
pengolahan pada IPAL Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB).
Subjek Penelitian Limbah industri batik yang memiliki warna pekat, berbau menyengat
dan memiliki pH, BOD, COD serta TSS yang tinggi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan data pengoprasian IPAL Batik, BBKB dengan
mengambil data sampel limbah cair pada settiap triwulan pada tiap
tahapan pengolahan dalam waktu satu tahun yaitu selama tahun2017.
Langkah-Langkah Pengolahan limbah industri batik pada BBKB dilakukan dengan
Pengolahan Limbah metode fisika, kimia dan biologi untuk menurunkan kadar parameter
BBKB pencemar. Sistem pengolahan fisika diterapkan melalui proses
sedimentasi, pengolahan kimia dengan proses kogulasi dan flokulasi,
pengolahan biologi dengan memanfaatkan bakteri anaerob, serta
dilanjutkan dengan pengolahan fisika-kimia dengan adsorbsi arang.
Hasil Penelitian Pengujian dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkunagan (BTKL), Kementrian Kesehatan, Provinsi DIY dengan
standar peraturan daerah DIY Nomor 7 Tahun 2016 tentang baku
mutu air limbah bagi industri batik. Berdasarkan hasil perhitungan
nilai efektivitas pengolahan IPAL BBKB proses pengolahan dengan
cara sedimentasi (71.69%), pengolahan biologis dengan pemanfaatan
bakteri anaerob (55.31%), dan pengolahan kimia dengan penambahan
koagulasi (40.75%).
 Parameter pH.
Pada semua tahap pengolahan, pH telah memenuhi baku mutu
yang tetapka, yaitu 6-9.
 Parameter suhu
Nilai suhu rata-rata pada tahap pengolahan selalu sama yaitu
29.1 ° C. Nilai suhu tersebut masih dalam rentang suhu optimum
bagi pertumbuhan bakteri, yaitu 24−35 ° C.
 Parameter BOD
Nilai BOD cenderung menurun pada tiap tahapan pengolahan.
Efektivitas pengolahan limbah terhadap penurunan BOD pada
pengolahan fisika yaitu 91.21%, pada pengolahan kimia 38,88%
dan pada pengolahan biologi 76.36%.
 Parameter COD
Nilai COD cenderung menurun pada tiap tahapan pengolahan.
Efektivitas pengolahan limbah terhadap penurunan COD pada
pengolahan fisika yaitu 94.83%, pada pengolahan kimia 34,65%
dan pada pengolahan biologi 75.00%.
 Parameter TSS
Nilai TSS cenderung menurun pada tiap tahapan pengolahan.
Efektivitas pengolahan limbah terhadap penurunan TSS pada
pengolahan fisika yaitu 59.69%, pada pengolahan kimia 83.77%
dan pada pengolahan biologi 86.04%.
Judul Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Berkelanjutan Di
Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Jurnal Ilmu Lingkungan
Volume dan Vol. 11, Hal 62-72
Halaman
Tahun 2013
Penulis M. Wawan Kurniawan, P. Purwanto, S. Sudarno
Reviewer Irvan Fajar Hidayah
Tanggal 14 Febuari 2020

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi Pengelolaan air
limbah UMKM Batik dalam prespektif good governance
berdasarkan kajian aspek teknis, aspek ekonomi, aspek manajemen
dan aspek sosial dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Threats) dilanjutkan penentuan prioritas
strategi dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Subjek Penelitian Limbah UMKM batik yang mengakibatkan warna pekat, berbau
menyengat, dan memiliki tingkat keasaman , suhu, biochemical
oxygen demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), serta
suspended Solid (TTS) yang tinggi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif meliputi kajian variabel aspekteknis, aspek manajemen dan
aspeksosial dan penentuan strategi dengan analisis Strength,
Weakness, Opportunitydan Threat (SWOT) dan penentuan prioritas
strategi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Langkah-Langkah 1. Melakukan kajian variable teknis dimana dilakukan
Terapi identifikasi teknis wilayah, beban pencemaran air limbah, dan
penentuan system dan teknologi IPAL.
2. Setelah itu dilakukan kajian variable ekonomi dimana kita
memerhatikan perekonomian yang ada disana dan juga
penentuan system dari Tekonologi IPAL, Program CSR
swasta.
3. Lalu gunakan aspek management dikaji dengan beberapa
indicator diantaranya regulasi, kebijakan, dan program dari
pemerintah, kelembagaan dari pemerintah stempat
Hasil Penelitian Aspek Teknis
Hasil dari peninjauan secara teknis yang meliputi lokasi, beban
pencemaran, system dan teknologi IPAL. Hal yang di perhatikan
dari system pengolahan limbah adalah lahan, kualitatas, dan
kuantitas air yang akan masuk kedalam system pengolahan air
limbah secara komunal terpusat, dimana masing masing UMKM
menyalurkan jaringan perpipaan tertutup menuju IPAL komunal
terpusat di lahan yang respresentatif. Dan dari uji air limbah
yang berasal dari UMKM batik didapat beberapa parameter
diantaranya adalah pH, BOD, COD, TTS dan juga amoniak,
dimana parameter tersebut telah melebihi baku mutu air limbah
industry tekstil dan batik Provinsi jawa tengah.
Teknologi yang digunakan untuk menurunkan kadar dari limbah
tadi adalah dengan menggunakan proses bioloogi dimana dengan
proses biologi tidak banyak menghasilkan lumpur dan
penggunaan lahan juga relative kecil, dimana proses biologi
yang digunakan adalah proses anaerob atau Anaerobic Baffed
Reaktor (ABR) dan biofilter tercelup atau submerged biofilter
anaerob. Dimana kelebihan dari biofilter adalah
pengoperasiannya mudah, lumpur yang dihasilkan sedikit, dapat
digunakanuntuk air limbah konsentrasi rendah maupun tinggi,
tahan terhadap fluktuasidebit dan konsentrasi air limbah dan
pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil,
namun kelemahannya memerlukan energi listrik yang cukup
besar.
Sedangkan Untuk mengurangi kadar warna dan logam berat,
berbagai penelitian menggunakan mikroorganisme telah
dilakukan antara lain menggunakan Lactobacillusdelbrukii.
Sejangkan jika operasional yang ada itu adalah lahan yang luas
maka lebih baik menggunakan teknologi kolam rawa buatan
dimana didalam nya berupa fitoremidiasi atau wetland. Dimana
kelebihan wetland selain dapat menurunkan polutann organik
juga dapat menyerap warna dan logam berat.
Dengan menambahkan tanaman Eichornia crassipes(enceng
gondok) dapat menurunkankadar BOD sebesar 94,95%,
TotalOrganic Carbon (TOC) sebesar 80% danTSS sebesar
99,2%, sedangkan tanamanScirpus dapat menurunkan kadar
BODsebesar 75,78%, TOC sebesar 66,02%dan TSS sebesar
94,2%. Terdapatpenelitian tentang kemampuan tanamanrawa
berdaun sempit (Typha angustifoliaLinn) menunjukkan bahwa
dekolorisasilimbah zat warna reaktif oleh tanamanini sebesar
60%, sehingga penggunaan rawa buatan ini akan lebih efektif
namun membutuhkan lahan yang cukup besar dan pengelolaan
yang optimal.
Judul TEKNIK BIOREMEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF DALAM UPAYA
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Jurnal Jurnal Ilmu Lingkungan
Volume dan Volume 10, Issue 1: 38-48
Halaman
Tahun 2012
Penulis Bambang Priadie
Reviewer Satria Pamungkas Panji Kumara
Tanggal 14 Febuari 2020

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menukur kadar pencemaran limbah
cair pada kontaminasi bahan pencemar yang berasal dari aktivitas
industri, pertanian, peternakan, maupun kegiatan rumah tangga.
Subjek Penelitian Limbah industri logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik, sulfida,
kekeruhan, dan ammonia.
Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah
penggunaan teknologi bioremediasi dalam pengendalian badan air
tercemar dapat dilakukan melalui proses: isolasi, pengujian bakteri
dalam mengdegradasi zat pencemar, identifikasi bakteri, dan
perbanyakan bakteri.
Langkah-Langkah 1. Pemilihan mikroorganisme untuk ditumbuhkan pada polutan
Terapi tertentu
2. Mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun
menjadi tidak kompleks sehingga menjadi metabolit yang
tidak beracun dan berbahaya.
3. Mikroorganisma tumbuh menempel atau tersuspensi pada
polutan
4. Mikroorganisme melakukan proses alami self purification di
sungai dalam mendegradasi polutan
Hasil Penelitian Saat ini penelitian dan aplikasi bioremediasi untuk air tercemar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri indigenous dan cakteri “commercial
product. Bakteri indigenous merupakan hasil isolasi bakteri yang dilakukan
oleh laboratorium yang bersangkutan. Isolat terbaik yang dipilih dapat
dikombinasikan dalam suatu konsorsium. Hasil isolasi dan seleksi bakteri
indigenous yang berasal dari lumpur Sungai Siak didapatkan 6 isolat bakteri
yang dapat mereduksi logam Pb. Bakteri tersebut terdiri dari: Microccocus,
Corynebacterium, Phenylo- bacterium, Enhydrobacter, Morrococcus,
Flavobacterium dengan jumlah total bakteri berkisar antara: 3,0 X 107
sampai 1,5 X 108 sel/ml (Sri, Dewi, dan Suwondo, 2005)

Selain bakteri indigenous, perkembangan IPTEK bioremediasi menjadikan


produksi mikroorganisma maupun enzim dipasaran komersial semakin
mudah didapatkan. Produk komersial untuk bioremediasi biasa
dipergunakan untuk menjaga kualitas air danau (pond), algal bloom,
penurunan nitrat-fosfat, peningkatan kecerahan.
Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara termasuk :
Pengamatan morfologi sel, pewarnaan gram, dan uji biokimia. Beberapa
contoh morfologi sel bakteri yang berasal dari peternakan sapi di
Kabupaten Bandung. Selain berdasarkan morfolofi, bakteri juga dibedakan
menjadi 3 bentuk meliputi: Bentuk bulat (kokus), Bentuk batang (basil),
dan Bentuk spiral (Pelczar dan Chan, 2006; Bergey’s, 2005, Michael .,2006).

Setelah didapatkan isolat yang diinginkan, uji degradasi, dan identifikasi


bakteri, selanjutnya adalah membuat perbanyakan bakteri untuk uji skala
lapangan. Perbanyakan bakteri atau pengembangan inokulum ini
merupakan proses untuk memproduksi inokulum.

Anda mungkin juga menyukai