Anda di halaman 1dari 46

MODUL SKB KESEHATAN UMUM

Covid 19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2).
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal
7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada
tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi.
Berdasarkan panduan WHO, terdapat 4 skenario transmisi pada pandemi COVID-19 yaitu:

1. Wilayah yang belum ada kasus (No Cases)

2. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import ataupun lokal, bersifat sporadik
dan belum terbentuk klaster (Sporadic Cases)

3. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam waktu, lokasi geografis, maupun paparan
umum (Clusters of Cases)

4. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community Transmission)

Definisi Operasional

Pada bagian ini, dijelaskan definisi operasional kasus COVID-19 yaitu


Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku
Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian. Untuk Kasus
Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang
digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam Pemantauan
(ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG).
1. Kasus Suspek

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada


14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan

1
transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi/probable COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang


membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

2. Kasus Probable

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal dengan


gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

3. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang


dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:

a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)

b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau


konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15
menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan

2
epidemiologi setempat (penjelasan sebagaimana terlampir).
Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik),
untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum
dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

5. Pelaku Perjalanan

Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)


maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

6. Discarded

Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan


RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang
waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan
masa karantina selama 14 hari.

7. Selesai Isolasi

Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak


dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari
isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10
hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
yang mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali
negatif, dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi

3
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus
probable/kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen
Klinis.

8. Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal

SDGS

Sidang Umum PBB tanggal 25 September 2015 di New York, secara resmi mengesahkan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global.

• Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk Indonesia.

•Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 secara resmi
menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015.

• SDGs berisi 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab
ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju dan negara
berkembang

PRINSIP PELAKSANAAN SDGs

• Universality – SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang

• Integration – SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi
sosial, ekonomi dan lingkungan

• No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan, dan
pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan

ASPEK FUNDAMENTAL SDGS

1. People (manusia) Tujuan SDGs ke 1,2,3,4,5

2. Planet (bumi) Tujuan SDGs ke 6,12,13,14,15

3. Prosperity (kemakmuran) Tujuan SDGs ke 7,8,9,10,11

4. Peace (perdamaian) Tujuan SDGs ke 16

4
5. Partnership (kerjasama) Tujuan SDGS ke 19

RPJMN

VISI PEMERINTAH (2020-2024)

Visi: “Terwujudnya Indonesia Maju Yang


Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong Royong”

Misi pemerintah 2020-2024

1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia


2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
5. Memajukan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, danTerpercaya
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman padaSeluruh Warga
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

VISI KEMENKES

“Terwujudnya Masyarakat Sehat,


Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk
Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong”
Misi Kemenkes
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes menetapkan misi sebagai berikut:

1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia

5
1. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan

2. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan

3. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

JKN

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari sistem jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunaan mekanisme asuransi kesehatan
nasional yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang Nomor 4o tahun
2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat
yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iuarannya
dibayarkan pemerintah

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tatacara menyelenggarakan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.

Sejarah BPJS
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan
penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, kehati- hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib,
dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan Peserta.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

6
Sosial Nasional maka dibentuk Badan penyelenggara Jaminan Sosial melalui Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dengan Undang-
Undang ini dibentuk 2 (dua) BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan pada
tanggal 1 Januari 2014 dan merupakan transformasi kelembagaan PT Askes (Persero).

Kepesertaan BPJS

1. PBI jaminan kesehatan

2. Bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (Non-PBI)

a. Sebesar Rp.42.000,- untuk kelas III

b. Sebesar Rp. 100.000,- untuk kelas II

c. Sebesar Rp. 150.000,- untuk kelas I

PHBS

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga
keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat
luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai
informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada
tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih
sehat.

7
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling
utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.

Beberapa Tatanan PHBS Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan
bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari.
Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :

 PHBS di Rumah tangga


 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum
Manfaat PHBS

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

Manfaat PHBS Di Sekolah PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan


siswa,guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup
sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.

Manfaat PHBS Di Rumah Tangga Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan
menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan.
Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu
meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga
sehat mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga dan manfaat phbs
rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola
hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi

8
Manfaat PHBS Di Tempat Kerja PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk
memberdayakan para pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat.
manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan
meningkatkan citra tempat kerja yang positif .

Manfaat PHBS di Masyarakat Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat


mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit,
masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu
mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
Indikator PHBS
Di Sekolah PHBS Di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa,guru
dan masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat. Contoh phbs di sekolah
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
 Mengkonsumsi jajanan sehat,
 Menggunakan jamban bersih dan sehat
 Olahraga yang teratur
 Memberantas jentik nyamuk
 Tidak merokok di lingkungan sekolah
 Membuang sampah pada tempatnya, dan
 Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
Tatanan PHBS Rumah Tangga Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS
rumah tangga yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu,
mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki
peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di
tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.

Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat
dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat
pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan yang mendapat pertolongan
dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar
dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat
mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang
9
dilahirkan.

2. Pemberian ASI eksklusif Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6
bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih
dan sehat pada tingkat rumah tangga.

3. Menimbang bayi dan balita secara berkala Praktek tersebut dapat memudahkan
pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi
berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau
pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara
teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan
dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit
berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.

5. Menggunakan air bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup
sehat.

6. Menggunakan jamban sehat Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang


berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.

7. Memberantas jentik nyamuk Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan
memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan
berbagai penyakit.

8. Konsumsi buah dan sayur Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga
ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.

10. Tidak merokok di dalam rumah Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit
dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak
merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah
kesehatan. Salah Satu Aktivitas PHBS - Cuci Tangan Pakai Sabun Pentingnya Materi PHBS
Di Setiap Tatanan Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat tatanan lain
yang tidak kalah penting seperti PHBS di sekolah dan juga PHBS di tempat kerja.
Keseluruhan dari materi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
individu dan masyarakat yang terlibat pada setiap tatanan. Sekolah yang sehat dengan
anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku hidup bersih dan sehat dapat

10
mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai penyakit. Demikian
pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan dan kesehatan menjadi sesuatu
yang tidak kalah penting.Perilaku hidup bersih dan sehat yang berasal dari implementasi
materi PHBS dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Menjalankan praktek indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi
sebuah gerakan untuk memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat dimanapun
dan juga kapanpun

NARKOBA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan- golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang- undang ini.

Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana
terlampir dalam Undang-undang ini.

Narkotika Golongan I :

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).

Narkotika Golongan II :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin)

Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : kodein)

PSIKOTROPIKA (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika).


Yang dimaksud dengan : PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

11
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
PSIKOTROPIKA dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut.

PSIKOTROPIKA GOLONGAN I :

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)

PSIKOTROPIKA GOLONGAN II :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau
tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)

PSIKOTROPIKA GOLONGAN III :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).

PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam,
Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip,
Dum, MG).

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi
tiga golongan :

1. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas
fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan
bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk Opioida
(morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan
tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.

2. Golongan Stimulan (Upper) Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh
dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif,
segar danbersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain

12
3. Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak
digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin

Apa Itu Rehabilitasi Narkoba?

Rehabilitasi narkoba adalah cara untuk memulihkan pengguna agar terbebas dari
narkoba. Memang proses rehabilitasi ini memerlukan waktu yang tidak sebentar. Terlebih
jika pasien tersebut telah kecanduan narkoba dalam waktu lama.

Jika sudah sampai pada tahap kecanduan narkoba, bisa dikenali gejala nya seperti selalu
ingin mengkonsumsi narkoba setiap hari dan keinginan untuk terus menambah dosis
pemakaian.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita semua mencegah ini agar tidak sampai terjadi
pada keluarga maupun lingkungan kita.

Kalau sampai ada orang di sekitar kita yang mengalami kecanduan narkoba, kita bisa
melakukan rehabilitasi agar kondisinya bisa cepat dipulihkan.

Tahapan Rehabilitasi Pengguna Narkoba

Adapun untuk tahapan rehabilitasi pengguna narkoba adalah sebagai berikut:

1. Tahap Rehabilitasi Medis (Detoksifikasi)

Pada tahap awal ini, dokter akan memeriksa kesehatan fisik dan mental pecandu.
Dari hasil pemeriksaan, dokter kemudian bisa memberikan resep obat tertentu
untuk mengurangi gejala sakau.

2. Tahap Rehabilitasi Non medis

Pada tahap kedua ini, dilakukan di tempat rehabilitasi narkoba yang tersebar di
seluruh Indonesia. Saat berada di tempat rehabilitasi ini, pecandu akan coba
dipulihkan agar bisa kembali normal dan terbebas dari narkoba yang berbahaya.

3. Tahap Pembinaan Lanjutan

Pada tahap ini, pecandu sudah bisa kembali ke lingkungan. Namun akan tetap
diawasi sehingga nantinya mantan pengguna ini tidak tergoda untuk kembali ke
jalan yang salah.

13
IMUNISASI

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara


aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

B. PengertianVaksin
Pada bagian sebelumnya Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi,
sekarang Anda akan belajar apa yang dimaksud dengan vaksin.

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan,
masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secaraaktif terhadap penyakit infeksi tertentu.

C. PenyelenggaraanImunisasi
Anda sudah banyak mendengar tentang imunisasi, tahukah Anda siapa sajakah yang bisa
memberikan pelayanan imunisasi? Yang dapat melaksanakan pelayanan imunisasi adalah pemerintah,
swasta, dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait.
Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi kegiatan imunisasi.

D. TujuanPemberianImunisasi
Mengapa imunisasi penting? Alasannya, secara umum imunisasi mempunyai dua tujuan berikut ini.

1. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I).

2. Tujuan Khusus

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.

b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000
14
kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

c. Eradikasi polio pada tahun 2015.


d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety
injection practise and waste disposal management).

E. Sasaran Imunisasi
Sebagai seorang bidan, tahukah Anda siapa saja yang merupakan sasaran dalam imunisasi? Jadi, yang
menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah sebagai berikut:

Tabel sasaran imunisasi bayi

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian Interval minimal

Hepatitis B 0–7 hari 1 -

BCG 1 bulan 1 -

Polio / IPV 1, 2, 3,4 bulan 4 4 minggu

DPT-HB-Hib 2, 3, 4 bulan 3 4 minggu

Campak 9 bulan 1 -

Tabel imunisasi pada Balita

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian

DPT-HB-Hib 18 bulan 1

Campak 24 bulan 1

Tabel imunisasi pada APRAS

Sasaran Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Keterangan

Kelas 1 SD Campak Bulan Agustus Bulan Imunisasi Anak


Sekolah (BIAS)
Kelas 1 SD DT Bulan November

Kelas 2 & 3 SD Td Bulan November

15
Tabel imunisasi pada WUS

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Masa Perlindungan

TT1 - -

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 25 Tahun

F. Penyakit yang Dapat Dicegah denganImunisasi (PD3I)

No Nama Definisi dan Penularan Gejala Komplikasi Gambar


Penyebab
. Penyakit

1. Difteri Penyakit yang Melalui kontak • Radang gangguan


disebabkan oleh fisik dan tenggorokan pernafasan
bakteri pernafasan • Hilang nafsu makan yang
Corynebacteri berakibat
• Demam ringan
um kematian.
diphtheriae. • Dalam 2–3 hari
timbul selaput
putih kebiru- (Sumber:
biruan pada commonswikimedia.
tenggorokan dan org)
tonsil.

2. Pertusis Penyakit pada Melalui • Pilek pneumoni


saluran percikan • Mata merah a
pernapasan yang ludah bacteriali
• Bersin
disebabkan oleh (droplet s yang
bakteri infection) • Demam dapat
Bordetella dari batuk • Batuk ringan yang menyebabk
pertussis. (batuk atau bersin lama-kelamaan an
rejan) menjadi parah dan kematian (Sumber:
menimbulkan batuk nursingbook.
yang cepat dan blogspot.com)
keras.
Definisi dan
No. Nama Penyebab Penularan Gejala Komplikasi
Penyakit
Gambar

16
No Nama Definisi dan Penularan Gejala Komplikasi Gambar
Penyebab
. Penyakit

3. Tetanus Penyakit yangMelalui kotoran • Gejala awal: • Patah


disebabkan olehyang masuk ke kaku otot pada tulang
Clostridium tetanidalam luka yang rahang, disertai akibat kejang,
yang menghasilkandalam. kaku pada
neurotoksin.
• Pneumonia
leher, kesulitan
menelan, kaku • Infeksi lain
otot perut, yang
berkeringat dan dapat
demam. menimbul (Sumber: modul
kan
• Pada bayi pelatihan
kematian.
terdapat gejala
berhenti
imunisasi bagi
menetek puskesmas)
(sucking) antara
3 sampai
dengan 28 hari
setelah lahir.
• Gejala
berikutnya
kejang yang
hebat dan
tubuh menjadi
kaku.
Definisi dan
No. Nama Penyebab Penularan Gejala Komplikasi
Gambar
Penyakit

4. TuberculosPenyakit yang Kelemahan dan


is (TBC) disebabkan oleh • Melalui • Gejala awal: kematian.
Mycobacterium pernafasan lemah badan,
tuberculosa disebut • Lewat bersin penurunan berat
juga batuk darah. atau batuk badan, demam,
dan keluar
keringat pada
malam hari.
• Gejala selanjutnya: (Sumber:
batuk terus-
menerus, nyeri inharmonyclinic.co
dada dan m)
(mungkin) batuk
darah.
• Gejala lain:
tergantung pada
organ yang
diserang.

17
No Nama Definisi dan Penularan Gejala Komplikasi Gambar
Penyebab
. Penyakit
5. Campak Penyakit yangMelalui udara
disebabkan oleh(percikan ludah) • Gejala awal: • Diare
virus myxovirusdari bersin atau demam, bercak hebat
viridae measles. batuk penderita kemerahan, • Peradang
batuk, pilek,
an
konjunctivitis
pada telinga
(mata merah) dan
koplik spots. • Infeksi
saluran
• Selanjutnya (Sumber: Modul
napas
timbul ruam pada
muka dan leher,
(pneumoni pelatihan
kemudian
a) imunisasibagi
menyebar ke petugas
tubuh kesehatan)
dan tangan serta kaki.
Definisi dan
No. Nama Penyebab Penularan
Gambar
Penyakit
Gejala Komplikasi

6. Poliomieliti Penyakit padaMelalui kotoran


s susunan sarafmanusia (tinja)
• Demam Bisa
pusat yangyang • Nyeri otot dan menyeba
disebabkan oleh terkontaminasi kelumpuhan terjadi bkan
virus polio tipe 1, 2, pada minggu kematian
atau 3. Secara pertama jika otot
klinis menyerang pernafas
anak di bawah an
umur 15 tahun dan terinfeksi
menderita lumpuh dan
layu akut (acute tidak
flaccid paralysis = segera (Sumber: Modul
AFP). ditangani pelatihan
.
imunisasi bagi
petugas
kesehatan)
7. Hepatitis B Penyakit yangPenularan secara
disebab- kan olehhorizontal: • Merasa lemah Penyakit ini
virus hepatitis B • dari darah dan • Gangguan perut bisa
yang merusak hatiproduknya menjadi
• Gejala lain seperti
kronis
(penyakit kuning). flu, urin menjadi
• Suntikan yang yang
kuning, kotoran
tidak menimb
menjadi pucat.
aman ulkan
• Warna kuning pengeras
• Transfusi bisa terlihat an hati
darah (Sumber: Modul
pada mata (Cirrhosi
• Melalui ataupun kulit. s
pelati- han
hubungan Hepatis), imunisasibagi
sek- sual kanker petugas
Penularan secara hati kesehatan)
vertical: (Hepato
• Dari Cellular
ibu Carsino
ke ma) dan
bayi menimb
sela ulkan
ma kematian
prose .

18
No Nama Definisi dan Penularan Gejala Komplikasi Gambar
Penyebab
. Penyakit
s
persa
linan

Definisi dan
No. Nama Penyebab Penularan
Gejala
Gambar
Penyakit
Komplikasi

8. Hemofilus Salah satu bakteri


Influenza yang dapat
• Droplet melalui • Pada selaput
nasofaring. otak akan
tipe bmenyebabkan
timbul gejala
(Hib) infeksi dibeberapa
menigitis
organ, seperti
(demam, kaku
meningitis,
kuduk,
epiglotitis,
kehilangan
pneumonia, artritis,
kesadaran),
dan selulitis.
Banyak menyerang • Pada paru
anak di bawah usia menyebabkan
(Sumber: Modul
5 tahun, terutama pneumonia
pada usia 6 bulan– (demam, sesak, pelati- han
1 tahun. retraksi imunisasibagi
otot pernafasan), petugas
terkadang kesehatan)
menimbulkan gejala
sisa berupa
kerusakan alat
pendengaran.
9. HPV Virus yangPenularan melalui
Beberapa
(Human menyerang kulithubungan kulit ke
menyebabkan kutil,
papiloma dan membrankulit, HPV
sedangkan lainnya
Virus) mukosa manusiamenular dengan
dapat
dan hewan. mudah.
menyebabkan infeksi
yang menimbulkan
munculnya lesi, ca
servik juga
disebabkan oleh (Sumber:
virus HPV melalui
caramengobati.co
hubungan seks.
m)

19
No Nama Definisi dan Penularan Gejala Komplikasi Gambar
Penyebab
. Penyakit
Definisi dan
No. Nama Penyebab Penularan
Penyakit Gejala
Gambar
Komplikasi

10. Hepatitis A Suatu penyakitDisebarkan oleh


• Kelelahan
yang disebabkankotoran/ tinja
oleh virus penderita; • Mual dan muntah
biasanya melalui • Nyeri perut atau
makanan (fecal- rasa tidak
oral). nyaman,
terutama di
daerah hati
• Kehilangan nafsu
makan
• Demam (Sumber: www.
• Urin berwarna imunize.org)
gela
• Nyeri otot
• Menguningn
ya kulit dan
mata
(jaundice).

G. Jenis Imunisasi
Setelah mempelajari tentang penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, sekarang Anda akan
mempelajari jenis imunisasi berdasarkan sifat penyelenggaraannya di Indonesia. Berikut ini bagan
pembagian jenis imunisasi.

1. Imunisasi Wajib

Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai
dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari
penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan
imunisasi khusus.

a. Imunisasi Rutin

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-menerus sesuai

20
jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Tahukah Anda
mengenai jenis vaksin imunisasi rutin yang ada di Indonesia? Berikut akan diuraikan macam
vaksin imunisasi rutin meliputi deskripsi, indikasi, cara pemberian dan dosis, kontraindikasi, efek
samping, serta penanganan efek samping.

1) Imunisasi Dasar

Tabel 2.7 Imunisasi dasar

Vaksin BCG

Deskripsi:

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang


mengandung Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan
(Bacillus Calmette Guerin), strain paris.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.

Vaksin BCG & pelarut


(Sumber: www.biofarma.co.id)

Cara pemberian dan dosis:

• Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.

• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus),

dengan menggunakan ADS 0,05 ml.

Efek samping:

2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian
menyembuhperlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm.

Penanganan efek samping:

• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik.

• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan orangtua

membawa bayi ke ke tenaga kesehatan.

21
Vaksin DPT – HB – HIB

Deskripsi:

Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan


terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b
secara simultan.

Vaksin DPT-HB-HIB
(Sumber: www.biofarma.co.id)

Cara pemberian dan dosis:

• Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas.

• Satu dosis anak adalah 0,5 ml.

Kontra indikasi:

Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius .

Efek samping:

Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan,
disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat,
seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi
dalam 24 jam setelahpemberian.

Penanganan efek samping:

• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah).

• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24

jam).

• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

• Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.

22
Vaksin Hepatitis B

Deskripsi:

Vaksin virus recombinan yang telah


diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.

Vaksin Hepatitis B (Sumber:


www.biofarma.co.id)

Cara pemberian dan dosis:

• Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral

paha.

• Pemberian sebanyak 3 dosis.

• Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4 minggu (1 bulan).

Kontra indikasi:

Penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek Samping:

Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan.Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Penanganan Efek samping:

• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).

• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).

• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine [OPV])

Deskripsi:

Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus


poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah
dilemahkan.

23
Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap


poliomielitis.

Vaksin Polio dan droplet


(Sumber: www.biofarma.co.id)

Cara pemberian dan dosis:

Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
denganinterval setiap dosis minimal 4 minggu.

Kontra indikasi:

Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang timbul
kibatpemberian polio pada anak yang sedang sakit.

fek Samping:

Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin
polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit
segera diberi dosis ulang.

Penanganan efek samping:

Orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.

Vaksin Inactive Polio Vaccine (IPV)

Deskripsi:

Bentuk suspensi injeksi.

Indikasi:

Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak


immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio oral menjadi
kontra indikasi.

Vaksin Polio IPV (Sumber:


www.vaxserve.com)

24
Cara pemberian dan dosis:

• Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5

ml.

• Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu

atau dua
bulan.

• IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari

WHO.

• Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan berturut-turut dengan

interval
satu atau dua bulan.

Kontra indikasi:

• Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif.

• Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.

• Penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu sampai sembuh.

• Alergi terhadap Streptomycin.

Efek samping:

Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak bisa
terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua
hari.

Penanganan efek samping:

• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).

• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24

jam)

• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

Vaksin Campak

Deskripsi:

Vaksin virus hidup yang dilemahkan.

25
Indikasi:

Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit


campak.

Vaksin campak dan pelarut


(Sumber: www.biofarma.co.id)

Cara pemberian dan dosis:

0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada
usia9–11 bulan.

Kontra indikasi:

Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.

Efek samping:

Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang
dapatterjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.

Penanganan efek samping:

• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah).

• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24

jam).

• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.

1) Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun
(Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur

26
Tabel 2.8 Jenis Imunisasi Lanjutan

Vaksin DT

Deskripsi:

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu


mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri
murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium
fosfat.
Vaksin DT
Indikasi:
(Sumber: www.biofarma.co.id)
Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri
dantetanus pada anak-anak.

Cara pemberian dan dosis:

Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak
usia dibawah 8 tahun.

Kontra indikasi:

Hipersensitif terhadap komponen dari vaksin.

Efek Samping:

Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dankadang-kadang gejala demam.

Penanganan Efek samping:

• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih banyak.

• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin

• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24

jam)

• Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

Vaksin Td

Deskripsi:

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu


mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni

27
yangterabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.

Vaksin Td Indikasi:

(Sumber: www.biofarma.co.id) Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada


individumulai usia 7 tahun.

Cara pemberian dan dosis:

Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5
ml.

(4,7%)

Vaksin TT

Deskripsi:

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu dalam


vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni,
terabsorpsi ke dalam aluminium fosfat.

Vaksin TT Indikasi:

(Sumber: www.biofarma.co.id) Perlindungan terhadap tetanus neonatorum pada


wanita usiasubur.

Cara pemberian dan dosis:

secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.

Kontra indikasi:

• Gejala-gejala berat karena dosis TT sebelumnya.

• Hipersensitif terhadap komponen vaksin.

• Demam atau infeksi akut.

28
Efek samping:

Jarang terjadi dan bersifat ringan seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan
yangbersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

Penanganan efek samping:

• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

• Anjurkan ibu minum lebih banyak.

b. Imunisasi Tambahan

Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena
penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-
PIN, Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI).

c. Imunisasi Khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat
terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit
tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas
Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.

2. Imunisasi Pilihan
Setelah mempelajari tentang macam vaksin imunisasi dasar, sekarang kita akan
mempelajari macam vaksin imunisasi pilihan yang sudah beredar di Indonesia.
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu,
yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus,
Japanese Ensephalitis, dan HPV.

KIPI

A. Pengertian
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan KIPI? KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan
dengan imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur,
koinsiden atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib, 2011; Kemenkes RI, 2013)
KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang

29
menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau
signifikan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. (Kemenkes, 2013)

B. Penyebab KIPI
Selama ini, persepsi awam dan juga kalangan petugas menganggap semua kelainan dan kejadian
yang dihubungkan dengan imunisasi sebagai reaksi alergi terhadap vaksin. Akan tetapi, telaah
laporan KIPI oleh Vaccine Safety Comittee, Institute of Medicine (IOM) United State of America (USA),
menyatakan bahwa sebagian besar.

SKN

SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua


komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

LANDASAN SKN

Landasan SKN meliputi:


a. landasan idiil;
b. landasan konstitusional; dan
c. landasan operasional.

o Landasan idiil yaitu Pancasila.

o Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, Pasal
28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.”, Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia”, Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”, Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan

30
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”, Pasal 34
ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan”, dan Pasal 34 ayat (3)
”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.

o Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundang- undangan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.
Dalam penyelenggaraan, SKN harus mengacu pada dasar-dasar atau
asas-asas sebagai berikut:
d. perikemanusiaan;

e. keseimbangan;

f. manfaat;

g. perlindungan;

h. keadilan;

i. penghormatan hak asasi manusia;

j. sinergisme dan kemitraan yang dinamis;

k. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance);

l. legalitas;

m. antisipatif dan proaktif;

n. gender dan nondiskriminatif; dan

o. kearifan lokal.

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua


komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
SUBSISTEM SKN

Pendekatan pengelolaan kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya di


masa depan adalah kombinasi dari pendekatan sistem, kontingensi, dan
sinergi yang dinamis. Mengacu pada perkembangan komponen pengelolaan

31
kesehatan dewasa ini serta pendekatan pengelolaan kesehatan tersebut
di atas, maka subsistem SKN dikelompokkan sebagai berikut:
a. subsistem upaya kesehatan;
b. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. subsistem pembiayaan kesehatan;
d. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
e. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
f. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
g. subsistem pemberdayaan masyarakat.

Subsistem Upaya Kesehatan


Subsistem upaya kesehatan adalah pengelolaan upaya kesehatan yang
terpadu, berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yang
diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari:


a. upaya kesehatan;
b. fasilitas pelayanan kesehatan;
c. sumber daya upaya kesehatan; dan
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan.

Prinsip-prinsip subsistem upaya kesehatan terdiri dari:


a. terpadu, berkesinambungan, dan paripurna;
b. bermutu, aman, dan sesuai kebutuhan;

c. adil dan merata;


d. nondiskriminasi;
e. terjangkau;
f. teknologi tepat guna; dan
g. bekerja dalam tim secara cepat dan tepat.

h. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan adalah


pengelolaan penelitian dan pengembangan, pemanfaatan dan
penapisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang
diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberikan data kesehatan

32
yang berbasis bukti untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
i. Unsur-unsur subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
terdiri dari unsur-unsur area penelitian, pengembangan, dan
penapisan:
• biomedis dan teknologi dasar kesehatan;
• teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;
• teknologi intervensi kesehatan masyarakat; dan
• humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
j. Prinsip-prinsip subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
terdiri dari:
• terpadu, berkesinambungan, dan paripurna;
• akurat dan akuntabel;
• persetujuan setelah penjelasan;
• bekerja dalam tim secara cepat dan tepat;
• norma agama;
• kebenaran ilmiah; dan
• perlindungan terhadap subjek penelitian dan etik.
k. Subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya
penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
l. Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:
• dana;
• sumber daya; dan
• pengelolaan dana kesehatan.
m. Prinsip-prinsip subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:
• kecukupan;
• efektif dan efisien; dan
• adil dan transparan.
n. Subsistem sumber daya manusia kesehatan adalah pengelolaan
upaya pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan, yang meliputi: upaya perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan mutu sumber
daya manusia kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan

33
pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
o. Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:
• sumber daya manusia kesehatan;
• sumber daya pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan; dan
• penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan.
p. Prinsip-prinsip subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:
• adil dan merata serta demokratis;
• kompeten dan berintegritas;
• objektif dan transparan; dan
• hierarki dalam sumber daya manusia kesehatan.

Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan adalah


pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat/
manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan


makanan terdiri dari:
a. komoditi;
b. sumber daya;
c. pelayanan kefarmasian;
d. pengawasan; dan
e. pemberdayaan masyarakat.
Prinsip-prinsip subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan terdiri dari:
a. aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu;
b. tersedia, merata, dan terjangkau;
c. rasional;
d. transparan dan bertanggung jawab; dan
e. kemandirian.
Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan adalah
pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data

34
dan informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari SKN
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Unsur-unsur subsistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan terdiri dari:
a. kebijakan kesehatan;
b. administrasi kesehatan;
c. hukum kesehatan;
d. informasi kesehatan; dan
e. sumber daya manajemen kesehatan.
Prinsip-prinsip subsistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan terdiri dari:
a. inovasi atau kreativitas;
b. kepemimpinan yang visioner bidang kesehatan;
c. sinergisme yang dinamis; dan
d. kesesuaian dengan sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah pengelolaan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan, baik perorangan,

kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu, dan


berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Unsur-unsur subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:
a. penggerak pemberdayaan;
b. sasaran pemberdayaan;
c. kegiatan hidup sehat; dan
d. sumber daya.
Prinsip-prinsip subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:
a. berbasis masyarakat;
b. edukatif dan kemandirian;
c. kesempatan mengemukakan pendapat dan memilih pelayanan
kesehatan; dan
d. kemitraan dan gotong royong.

35
GERMAS

- Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan serius di Indonesia. Kini
setidaknya masih ada triple burden atau tiga masalah kesehatan penting terkait pemberantasan
penyakit infeksi, bertambahnya kasus penyakit tidak menular dan kemunculan kembali jenis
penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.

Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS atau
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga demam berdarah dahulu menjadi kasus
kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya
kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung koroner.

Mengenal GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat
serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini
juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program
infrastruktur dengan basis masyarakat.

Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air
minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni.
Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup
sehat.

GERMAS

Logo GERMAS

Logo GERMAS yang terkesan sederhana ternyata memiliki makna yang dalam; mengetahui
makna yang ada di balik logo tersebut dapat menjadi awal untuk lebih memahami dan
mengapresiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang telah dicanangkan sejak tahun 2015 lalu.
Pada logo tersebut terdapat tiga buah bidang dengan warna biru turqoise yang merupakan
lambang dari 3 Pilar Program Indonesia Sehat. Ketiga pilar tersebut adalah Penerapan Paradiga
Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.

Sedangkan bidang hijau terang dengan bentuk hati merupakan lambang dari semangat
universal dan tulus dari upaya membawa seluruh warga negara Indonesia untuk lebih sehat
tanpa memandang perbedaan suku bangsa, ras, strata sosial dan latar belakang budayanya.

36
Huruf K yang terdapat pada logo mewakili kata Kesehatan yang merupakan bidang dari
Kementrian yang bertanggung jawab atas GERMAS.

Bagian logo berbentuk lima ujung pada sebuah bidang bulat mewakili lima nilai Kemenkes;
yaitu Pro rakyat, Responsif, Efektif dan Bersih serta berlandaskan Pancasila.

Sedangkan garis menyerupai busur panah melambangkan tujuan dari Kemenkes Republik
Indonesia berupa mewujudkan negara Indonesia yang sehat.

Informasi Keuntungan Menjadi GERMAS

Gambar Keuntungan GERMAS

7 Langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat
dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh
masyarakat Indonesia. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani
pola hidup yang lebih sehat.

1. Melakukan Aktivitas Fisik

Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik;
baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam
kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya
kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Bagian
germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang.

2. Makan Buah dan Sayur

Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan berkurangnya waktu
untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Beberapa jenis makanan dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda
sebaiknya dikurangi atau dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari
buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.

Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan buah dan sayur,
untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau makan buah dan sayur sebagai
berikut yaitu salah satunya dengan mengkreasikan makanan dari buah dan sayur dengan
mengubahnya menjadi tampilan yang menarik, contohnya dari karakter kartun yang disukai

37
anak menggunakan buah tomat dan sayur ketimun sehingga tadinya anak susah makan buah
dan sayur menjadi mau makan sayur dan buah

Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan sayur yang
memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa harus makan buah dan sayur
setiap hari. Karena anda harus memahami pentingnya kenapa harus makan buah dan sayur
setiap hari, berikut adalah dampak akibat kurang makan buah dan sayur untuk kesehatan
tubuh, contohnya seperti permasalahan BAB, peningkatan risiko penyakit tidak menular, tekan
darah tinggi dan lainnya.

Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan masyarakat dapat
dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan buah dan sayur untuk tingkatkan
kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia

3. Tidak Merokok

Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi kesehatan. Berhenti
merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan akan berdampak tidak pada diri
perokok; tetapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis
atau metode bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan
kebiasaan buruk tersebut.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu efek buruk
bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.

5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala

Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah dengan lebih
baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan melakukan cek kesehatan secara
rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini
memiliki manfaat untuk dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan
lebih dini.

Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek kesehatan secara
berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan berkala yang dapat anda lakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan anda? Berikut adalah beberapa contoh pengecekan yang bisa
dilakukan.

Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin

38
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai Indeks Massa
Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat badan dan tinggi badan Anda
sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM)

Cek Lingkar Perut Secara Berkala

Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol lemak perut, jika
berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke, diabetes hingga serangan jantung

Cek Tekanan Darah

Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko stroke, hipertensi
hingga jantung

Cek Kadar Gula Darah Berkala

Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan kesehatan
berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes

Cek Fungsi Mata Telinga

Cek Kolesterol Tetap

Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL (Kolesterol "Baik") dan
Trigliserida

Cek Arus Puncak Ekspirasi

Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru, pengecekan ini
biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya untuk menilai kemampuan paru-
paru

Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test PAP SMEAR dan
Test IVA

Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri

Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan payudara
sendiri.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan

39
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan kualitas
lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga
kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan
pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna
mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di
lingkungan sekitar.

7. Menggunakan Jamban

Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah satunya
dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran. Aktivitas buang kotoran di
luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus
menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat akan
memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan
produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan dari gaya hidup sehat
adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko membuang lebih banyak
uang untuk biaya berobat ketika sakit.

KB

Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan khusus

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

1. Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan. Alat kontrasepsi ini
mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB
umumnya terdiri dari 21–35 tablet yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau secara
berkelanjutan.

40
Kelebihan:

 Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar 8%


 Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis pil KB yang
dapat menghentikan haid

Kekurangan:

 Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual


 Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah, pembekuan darah,
keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras
 Tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung,
gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim, migrain, serta tekanan darah tinggi

2. Kondom pria
Tak hanya pil KB, kondom pria juga umum digunakan untuk mencegah kehamilan. Kondom
biasanya terbuat dari bahan lateks dan bekerja dengan cara menghalangi sperma masuk ke
vagina dan mencapai sel telur.
Kelebihan:

 Harga terjangkau
 Praktis dan mudah digunakan
 Dapat mencegah dari penyakit menular seksual
 Mudah diperoleh di toko atau apotek

Kekurangan:

 Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika penggunaan kondom kurang tepat
 Hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti setelah ejakulasi

3. Suntik KB
Suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan mampu
menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan periode penggunaannya, ada dua jenis suntik KB,
yaitu suntik KB 3 bulan dan 1 bulan.
Kelebihan:

 Lebih efektif dan praktis dari pil KB


 Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1% jika digunakan dengan
benar

Kekurangan:

 Harga relatif mahal


 Perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
 Dapat menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah
 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit migrain,
diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung

41
4. Implan
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil dan berbentuk seperti batang
korek api. KB implan bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin secara perlahan
yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3 tahun.
Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan
bagian atas.
Kelebihan:

 Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%


 Tahan lama hingga 3 tahun

Kekurangan:

 Biaya relatif mahal


 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

5. IUD
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan berbentuk menyerupai
huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD dapat mencegah kehamilan dengan cara
menghalau sperma agar tidak membuahi sel telur.
Ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga dan dapat
bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung hormon yang perlu diganti setiap 5
tahun sekali.
Kelebihan:

 Tidak memerlukan perawatan yang rumit


 Tahan lama

Kekurangan:

 IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar


 Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya
 Risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan pertama
pemakaian
 Biaya mahal

6. Kondom wanita
Kondom wanita berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungi vagina. Terdapat cincin
plastik di ujung kondom, sehingga posisinya mudah disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat
digunakan bersamaan dengan kondom pria.
Kelebihan:

 Memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual


 Menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria

Kekurangan:
42
 Kurang efektif daripada kondom pria
 Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan
 Hanya sekali pakai
 Tingkat kegagalan mencapai 21%

7. Spermisida
Spermisida adalah produk kontrasepsi yang digunakan di dalam vagina sebelum berhubungan
seksual. Produk ini berbentuk jeli, krim, membran, atau busa yang mengandung bahan kimia
untuk membunuh sperma.
Kelebihan:

 Harga terjangkau
 Mudah digunakan

Kekurangan:

 Beberapa jenis spermisida perlu diaplikasikan 30 menit sebelum berhubungan seksual


 Risiko terjadi iritasi pada organ intim bila terlalu sering digunakan
 Penggunaannya perlu disertai dengan alat kontrasepsi lain, misalnya kondom
 Tingkat kegagalan mencapai 29%

8. Diafragma
Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet berbentuk kubah. Alat
kontrasepsi ini ditempatkan di mulut rahim sebelum berhubungan seksual dan umumnya
digunakan bersama dengan spermisida.
Kelebihan: harganya terjangkau
Kekurangan:

 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual


 Tingkat kegagalan mencapai 16%, terutama jika tidak dikenakan dengan tepat
 Pemasangan harus dilakukan dokter
 Harus dilepas saat haid

9. Cervical cap
Cervical cap berbentuk seperti diafragma, tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Alat kontrasepsi ini
umumnya digunakan bersama dengan spermisida dan berfungsi untuk menutup jalan sperma
masuk ke rahim.
Kelebihan:

 Harga terjangkau
 Bisa digunakan hingga 2 kali

Kekurangan:

 Tingkat kegagalan mencapai 30% pada wanita yang sudah memiliki anak dan 15% bagi
yang belum memiliki anak
 Pemasangan perlu dilakukan oleh dokter
 Harus dilepas saat haid

43
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

10. Koyo ortho evra


Koyo ortho evra digunakan dengan cara ditempelkan pada kulit dan diganti setiap seminggu
sekali selama 3 minggu. Cara kerja koyo ini adalah dengan melepaskan hormon yang sama
efektifnya dengan yang terdapat dalam pil KB.
Kelebihan:

 Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil


 Haid menjadi lebih lancar dan mengurangi kram saat haid

Kekurangan:

 Harga relatif mahal


 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
 Bisa menyebabkan efek samping yang serupa dengan efek samping pil KB

11. Cincin vagina


Cincin vagina atau NuvaRing merupakan cincin plastik yang ditempatkan di dalam vagina.
NuvaRing bekerja dengan cara melepaskan hormon yang sama seperti pil KB.
Kelebihan:

 Hanya perlu diganti sebulan sekali


 Siklus menstruasi menjadi lebih lancar

Kekurangan:

 Harga relatif mahal


 Dapat menyebabkan iritasi dan efek samping yang mirip pil KB dan koyo
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

12. KB permanen
Jika Anda dan pasangan sudah yakin untuk tidak ingin memiliki anak kembali, KB permanen bisa
menjadi pilihan. Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi atau hampir 100%
efektif untuk mencegah kehamilan.
Jenis KB permanen untuk masing-masing orang berbeda, tergantung jenis kelaminnya. Pada
pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi, sedangkan pada wanita bisa dengan tubektomi
atau proses pengikatan tuba falopi.

Mencegah Kehamilan dengan Cara Alami

Selain beberapa alat kontrasepsi di atas, sebagian pasangan mungkin memilih cara alami untuk
mencegah kehamilan. Berikut ini adalah beberapa metode yang tergolong sebagai KB alami:

44
Menghitung kalender masa subur
Metode perhitungan kalender ini dilakukan dengan cara mencatat masa subur setiap bulan dan
menghindari hubungan seks di masa tersebut. Wanita bisa menentukan masa subur atau
ovulasinya dengan cara memeriksa suhu tubuh dan melihat perubahan cairan vagina.
Kelebihan: tidak memerlukan biaya, alat, maupun obat-obatan
Kekurangan:

 Harus membatasi hubungan seks selama beberapa hari


 Sering terjadi kesalahan dalam perhitungan masa subur, sehingga peluang untuk hamil
tetap ada
 Tidak cocok untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur

Menarik penis keluar sebelum ejakulasi/ coitus interuptus


Anda dan pasangan juga dapat mencegah kehamilan dengan menarik penis keluar sebelum
ejakulasi saat melakukan penetrasi.
Kelebihan: sangat efektif dengan tingkat kegagalan 4%
Kekurangan:

 Sulit dilakukan bila pasangan kerap mengalami ejakulasi dini


 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

45

Anda mungkin juga menyukai