Instrument HPLC merupakan instrument yang “wajib” berada pada Laboratorium di sebuah
industri farmasi. Instrument ini digunakan untuk menganalisa kadar obat, indentifikasi obat dan
penentuan kadar cemaran dalam validasi pembersihan. Selain metode analisis dan kalibrasi,
HPLC perlu di kualifikasi untuk memastikan bahwa instrument HPLC dapat bekerja dengan
benar sesuai dengan tujuannya.
Ada yang berpendapat bahwa instument HPLC hanya perlu dikalibrasi saja tidak perlu
dikualifikasi. Sebenarnya tergantung cara pandang terhadap HPLC ini, bila kita memandang
HPLC bagian per bagian HPLC dapat dilakukan kalibrasi. Misalnya kalibrasi detektor, pompa
(laju aliran)dan oven pemanas kolom. Kalibrasi bagian perbagian tersebut dilaksanakan secara
terpisah dan beranggapan bahwa HPLC dapat terkalibrasi bila semua bagian dikalibrasi serta
memenuhi syarat.
Akan tetapi saya memandang bahwa HPLC ini masuk dalam ranah Kualifikasi, mulai dari
Kualifikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasi (KO) dan Kualifikasi Kinerja (KK). Bahkan bisa
masuk kedalam Kualifikasi Desain (dimana dijelaskan tentang URSnya). Kenapa HPLC masuk
dalam ranah Kualifikasi ? karena menurut saya HPLC ini merupakan insrument yang
“sophisticated” intrument rumit dimana masing-masing bagian alat bekerja secara sinergis
bersamaan membentuk suatu sistem dan akhirnya menghasilkan suatu output. Mudahnya saya
memandang HPLC ini seperti manusia utuh dibandingkan dengan sudut pandang seperti
kalibrasi dimana melihat manusia bagian perbagian.ada tangan, ada kepala ada kaki dan lain-
lain. Untuk lebih jelasnya perbedaan antar kalibrasi dan kualifikasi bisa dilihat disini.
Saya pernah melakukan Kualifikasi HPLC, mulai dari KD, KI, KO dan KK. Kebetulan waktu itu
perusahaan akan membeli unit HPLC baru sehingga saya juga terlibat dalam URS (yang akan
masuk dalam KD) sampai unit tersebut siap dan terbukti mampu digunakan untuk analisa rutin.
Dalam artikel ini saya akan menjelaskan mengenai Kualifikasi Kinerja saja, untuk KD,KI, dan
KO tidak saya jelaskan karena menurut saya termasuk mudah sedangkan KK merupakan
“puncak” dari kualifikasi yang menentukan performa unit. Bila KK sukses memenuhi syarat bisa
dikatakan KD,KI dan KO “pasti” sudah dilaksanakan dengan benar.
manual HPLC
EQDM QUALIFICATION OF EQUIPMENT ANNEX 1: QUALIFICATION OF HPLC
EQUIPMENT, mirror,
EDQM terbaru 2018
Buku Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification.
Terutama pada EDQM dijelaskan dengan rinci parameter-parameter dan kriteria penerimaannya.
Berikut Tabel Parameter-parameter kualifikasi kinerja HPLC:
Alat dinyatakan terkualifikasi Kinerja bila semua syarat dalam tabel diatas memenuhi syarat
spesifikasi. Dalam melakukan kualifikasi kinerja ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan
Kualifikasi Operasi sehingga tidak kerja 2 kali. Kualifikasi Operasi dan Kualifikasi Kinerja ini
dapat dilakukan bersamaan dan sesuai dengan klausul yang ada di CPOB 2012 pasal 12.17
“Meskipun KK diuraikan sebagai kegiatan terpisah, dalam beberapa
kasus pelaksanaannya dapat disatukan dengan KO”. Dalam pengerjaannya KO dan KK saya
lakukan bersamaan, untuk laporannya saya buat terpisah.
Untuk mengetahui Kinerja HPLC , maka akan dilakukan uji-uji parameter seperti diatas.
Sebelum dilakukan kualifikasi dibuat dahulu Larutan Caffein Induk 250 ppm 50 ml. Kemudian
dari larutan induk diencerkan dibuat seri konsentrasi 10, 15, 20, 25 dan 30 ppm masing-masing
dalam labu ukur 20 ml.
Siapkan fase gerak metanol HPLC grade dan Air HPLC grade.
a. POMPA
Berat air = berat labu ukur berisi – berat labu ukur kosong
Bila HPLC dapat melakukan metode gradient dapat dilakukan parameter ini. Metode yaitu
Gunakan fase gerak aseton air 0,3%. Channel A : Air dan Channel Siapkan
konsentrasi Caffein lakukkan running.
b. DETEKTOR
detektor dalam HPLC bisa detektor UV-Vis atau fluorometri. Dilakukan Uji Akurasi panjang
Gelombang dan Uji linearitas Absorbansi.
c.AUTOINJEKTOR
HPLC sekarang hampir semuanya sudah menggunakan autoinjektor. Untuk HPLC yang belum
menggunakan autoinjektor harus dilakukan dengan manual dengan tangan dan injektor.
Uji
Lakukan dengan membuat metode pada komputer Atau manual dengan membuat metode baru
dengan parameter setting berikut
Hitung Linearitas dari luas kurva volume injeksi 5 µl, 10 µl dan 50 µl versus luas kurva yang
didapat dari Uji Presisi Volume injeksi diatas.
D. OVEN KOLOM
Bila HPLC dilengkapi dengan oven pemanas kolom maka dilakukan uji untuk parameter ini.
1. Pasang sensor digital thermometer pada bagian ruang oven, pintu oven ditutup.
2. Lakukan setting berikut pada alat oven: suhu 40 °C
3. Tunggu suhu hingga stabil
4. Catat suhu yang tertera pada display alat.
5. Cata suhu yang ada pada thermometer jangan lupa untuk memasukkan faktor koreksi
thermometer
6. Kriteria penerimaan: Set Temp. ± 2,0 °C
OSP ini merupakan parameter yang sangat penting dalam KK HPLC, OSP merupakan
representasi dalam keseluruhan kinerja sistem. OSP ini mewakili semua bagian-bagian yang
bekerja secara bersamaan. OSP adalah parameter “pembeda” dari cara pandang kalibrasi HPLC,
karena OSP menggambarkan kinerja sistem HPLC secara utuh.
Untuk melihat kesesuaian penggunaan alat secara keseluruhan, maka akan dilakukan pengujian
terhadap sistem HPLC untuk melihat parameter Waktu Retensi dan Area Kromatogram Caffein
50 ppm.
Pastikan uji parameter-parameter pada pompa, detektor, auto injektor dan oven kolom memenuhi
syarat. Uji Overall System Performance dilakukan setelah uji-uji tersebut berhasil.
Lakukan System check dengan mengeklik menu Instrument, print hasilnya. Bila PASS lanjutkan
uji OSP.
Lakukan uji dengan larutan Caffein 50 ppm, seting injeksi sebanyak 10 kali. Print hasil
analisis. Hitung RSD dari retention time dan Luas area.
Hasil-hasil parameter diatas kemudian diisi dalam lampiran. Bukti hasil print dalam HPLC juga
sebaiknya disertakan.Compile semua data diatas dan jadikan dalam LAPORAN KK HPLC.