Penyusun:
Eva Monica, M.Sc., Apt.
Modul praktikum Teknologi Sediaan Farmasi Padat ini ditujukan bagi mahasiswa program
studi Farmasi Universitas Ma Chung sesuai dengan kurikulum mata kuliah Teknologi Sediaan
Farmasi Padat dengan bobot 1 SKS pada semester 5. Penyusunan modul praktikum disesuaikan
dengan silabus perkuliahan Teknologi Sediaan Farmasi Padat. Kompetensi mahasiswa yang
diasah dalam modul praktikum Teknologi Sediaan Farmasi Padat ini adalah mahasiswa mampu
merancang formula dan membuat sediaan farmasi padat yaitu tablet, melakukan uji kualitas
granul dan tablet yang dibuat, dan memahami prinsip kerja teknologi peralatan yang digunakan
untuk membuat sediaan padat.
Diharapkan modul yang disusun ini memberikan manfaat bagi mahasiswa prodi farmasi
dalam mengaplikasikan konsep dengan aplikasi melalui percobaan di laboratorium dan dapat
mengaitkannya dengan dunia kerja kefarmasian khususnya dalam sediaan farmasi padat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
TATA TERTIB DAN PENILAIAN
C. Perlengkapan Praktikum
1. Semua praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium, masker dan glove karet (standar laboratorium)
untuk melindungi keselamatan diri sendiri.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau bahan pada bak pencuci, buanglah sampah tersebut
pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada bahan yang tumpah, segera dibersihkan dengan air. Jika terjadi kecelakaan segera
melaporkan kepada dosen atau asisten yang bertugas.
4. Ruangan laboratorium dalam keadaan bersih setelah selesai digunakan dan menjadi tanggung jawab
praktikan yang menggunakan sebelumnya.
5. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan makan atau minum dalam ruangan
laboratorium dan tidak diperkenankan menggunakan sandal.
6. Berbicara seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan mengganggu ketenangan pekerjaan
orang lain.
4
4. Laporan akhir resmi dibuat dengan format terlampir.
5. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
a. Pretest 10%
b. Laporan praktikum 10%
c. Laporan akhir 10%
d. Presentasi dan diskusi 20%
e. Ujian Akhir Semester 50%
E. Lain-lain
1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi surat keterangan
dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum, kegiatannya dihentikan dan harus
mengulang lagi bersama-sama kelompok baru.
4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.
Koordinator Praktikum
5
PEMBUATAN TABLET MENGGUNAKAN METODE GRANULASI ...............
1) PEMBUATAN TABLET
a) PRAFORMULASI
1. Sifat Fisika Bahan Aktif
a. Nama/sinonim:
b. Bentuk:
c. Warna:
d. Rasa:
e. Bau:
f. Titik leleh:
g. Struktur:
6
c) PENIMBANGAN (untuk 1.000 tablet)
7
e) PROSEDUR PEMBUATAN TABLET
8
2) PENGUJIAN MUTU GRANUL
a) Ukuran Granul
1. Distribusi Ukuran
Alat-alat:
a. Timbangan
b. Seperangkat pengayak standar
c. Penggetar pengayak
Prosedur kerja:
1. Ditimbang ……….. g granul.
2. Ditimbang bobot masing-masing pengayak dan pan penampung yang akan
digunakan.
3. Pengayak tersebut disusun dengan urutan mesh 20, 30, 50, 60, 80, dan 100 dengan
pan penampung di bagian bawahnya.
4. Granul yang telah ditimbang diletakkan pada pengayak paling atas, kemudian
ditutup dan dikencangkan.
5. Pengayak digetarkan dengan ………………….. selama ………. menit dengan
kecepatan getaran ………. rpm.
6. Ditimbang bobot masing-masing pengayak dan granul yang terdapat di dalamnya.
7. Dihitung bobot granul yang terdapat pada masing-masing pengayak dan pada pan
penampung tersebut.
8. Dibuat tabel dan kurva distribusi ukuran partikel yang diperoleh.
* Dilakukan 3x replikasi
9
Diameter (µm) % bobot % kumulatif (%)
>850
600-850
300-600
250-300
180-250
150-180
<150
b) Prosentase “fines”
“Fines”adalah partikel-partikel dengan ukuran <100 μm.
Hasil pengamatan:
Persyaratan:
Kesimpulan:
2 Kelembaban
Kadar residu lembab setelah granulasi perlu dianalisis, jika kadar lembab terlalu tinggi
akan mengganggu aliran granul ke dalam lubang cetakan. Kualitas residu lembab akan
mempengaruhi kualitas produk akhir. Jika kadar lembab terlalu rendah maka kohesi dalam tiap
tablet tidak cukup, friabilitas makin tinggi, dan tablet akan mudah pecah (Siregar, 1992).
Kelembaban ini diperlukan untuk mengurangi muatan elektrostatik yang menimbulkan gaya
10
tolak-menolak pada waktu ditekan (Osol, 1980).
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan kandungan lembab granul yaitu
.................................................................
Prosedur pengukuran kandungan lembab granul:
1. Ditimbang .......... g bahan, diratakan permukaannya pada wadah.
2. Alat dioperasionalkan.
3. Pada saat proses pengeringan berlangsung, setiap 5 menit akan ditunjukkan bobot bahan,
proses pengeringan sempurna bila setelah interval 3x5 menit menunjukkan tidak terjadi
perubahan bobot bahan.
4. Dihitung kandungan lembab dengan rumus sebagai berikut:
* Dilakukan 3x replikasi
Wa - Wb
MC x 100%
Wb
Keterangan: MC : % kandungan lembab
Wa : berat granul basah (g)
Wb : berat granul kering (g)
Hasil:
Interval W (g) Wo (g) % MC
1
2
3
Hasil akhir
Syarat:
Kesimpulan:
3 Daya alir
Daya alir adalah kemampuan granul untuk mengalir dari corong mesin tablet ke dalam
ruang cetak tablet. Terdapat dua prinsip pengukuran kemampuan alir granul, yaitu waktu yang
diperlukan oleh sejumlah tertentu bahan untuk mengalir melalui lubang corong dan jumlah bahan
yang mengalir dalam waktu tertentu. Untuk mengetahui kemampuan alir ini dapat dilakukan
dengan dua cara, meliputi:
11
1. Menguji kecepatan alir granul
Kecepatan alir granul dapat diuji dengan menggunakan metode corong.
Pengukuran kecepatan alir dilakukan dengan cara:
Ditimbang …………... g granul, dimasukkan dalam corong yang lubang corong bagian
bawah ditutup sebelumnya. Waktu diamati dengan stopwatch dari mulai pada saat
dibukanya lubang corong hingga seluruh granul melewati lubang corong. Kecepatan alir
dinyatakan dalam gram/detik.
* Dilakukan 3x replikasi
Hasil:
Kesimpulan:
12
Hasil:
Replikasi h (cm) r (jari-jari) α (º)
Rata-rata±SD
CV (%)
Syarat:
Kesimpulan:
Hubungan antara sudut diam dengan kemampuan alir granul dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hubungan Sudut Diam dan Kemampuan Alir Granul (Syarat)
Sudut diam (°) Kemampuan alir
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
> 40 Buruk
13
Replikasi W (g) V (ml) ρB (g/ml)
1
2
3
Rata-rata±SD
CV (%)
14
21,08 g
=
25,00 ml
g
= 0,8 4 ⁄ml
Bobot piknometer + bahan = 23,40 g
Bobot piknometer kosong = 22,21 g _
Bobot bahan = 1,19 g
20,48 g
= g
0,84 ⁄ml
= 24,38 ml
Volume granul = volume piknometer – volume cairan di antara granul
= ml – ml
= ml
bobot granul
ρ benar =
volume granul
1,19 g
=
0,62 ml
g
= 1,91 ⁄ml
d. Pengujian kompresibilitas granul
ρ1 – ρ0
% kompresibilitas = ρ1 X 100%
Hasil:
Syarat:
15
Kesimpulan:
e. Porositas
Porositas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(𝜌 − 𝜌𝐵 )
𝜖= × 100%
𝜌
∈ = porositas
𝜌 = bobot jenis benar
𝜌𝐵 = bobot jenis nyata
Hasil perhitungan:
Syarat:
Kesimpulan:
5 Homogenitas Campuran
Pengujian dilakukan dengan penetapan kadar bahan aktif untuk mengetahui distribusi
bahan aktif di dalam granul.
Pengujian homogenitas granul dilakukan dengan cara:
a. Penentuan panjang gelombang maksimum zat aktif dalam larutan dapar .....................
dengan pH .............
Dilarutkan sejumlah baku pembanding zat aktif dalam larutan dapar ……….. dengan pH
……….. kemudian amati panjang gelombang maksimumnya dengan spektrofotometer
ultraviolet dari 230 nm–350 nm. Panjang gelombang maksimum yang didapat digunakan
untuk pengukuran kadar cuplikan sampel uji disolusi dengan spektrofotometer UV.
b. Pembuatan larutan baku induk dan larutan baku kerja zat aktif
Pembuatan larutan baku induk dilakukan dengan menimbang seksama baku pembanding
zat aktif ….……. mg kemudian dilarutkan dalam larutan dapar ……….. dengan pH
…….. hingga volume tepat 100,0 mL (konsentrasi baku induk 500 bpj). Pembuatan
larutan baku kerja metronidazol dilakukan dengan mengencerkan dengan saksama larutan
16
baku induk didapatkan sepuluh konsentrasi baku kerja (4,0; 5,0; 6,0; 8,0, 10,0; 11,0; 12,0;
13,0; 14,0; 15,0 bpj). Masing-masing larutan baku kerja diukur serapannya sehingga
dapat dihitung persamaan regresi.
c. Granul diambil dari tiga tempat berlainan dalam massa, granul digerus, serbuk halus
ditimbang seksama dengan lebih kurang setara …………. mg zat aktif. Zat aktif
dilarutkan dalam 100,0 ml larutan dapar, disaring, kemudian ditetapkan kadar bahan
aktifnya dengan metode spektrofotometer UV
Menurut ……………… kandungan …………….. dalam bentuk sediaan tablet tidak
kurang dari ……… % dan tidak lebih dari ........... %.
Hasil:
Kesimpulan:
Hasil pengamatan:
No. Bobot tablet (g) No. Bobot tablet (g)
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
Rata-rata
18
No Diameter (mm) Tebal (mm) D/T
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata2
Persyaratan:
Kesimpulan:
3 Kekerasan Tablet
Tablet yang dibuat harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu agar dapat
bertahan terhadap guncangan mekanik pada saat proses pengemasan dan pengiriman. Kekerasan
tablet mencerminkan ketahanan tablet terhadap perlakuan mekanik yang dapat memecah dan
mengikisnya dalam proses pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan selama tablet
digunakan.
Kekerasan tablet diukur dengan menggunakan alat “Hardness Tester”
Prosedur kerja:
1. Tablet ditempatkan pada ujung alat dan skala alat menunjukkan angka nol
2. Pangkal alat diputar sampai tablet pecah dan skala yang terbaca menunjukkan angka
kekerasan tablet
3. Dicatat hasil uji kekerasan masing-masing tablet sebanyak 10 tablet
19
Hasil pengamatan:
Persyaratan:
Kesimpulan:
4 Friabilitas
Friabilitas atau keausan tablet adalah proses menurunnya bobot tablet karena guncangan,
goresan, kikisan dalam proses pengemasan dan transportasi. Friabilitas dinyatakan sebagai massa
seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet akibat beban penguji mekanis, dinyatakan dalam
prosen, yang mengacu kepada massa bobot tablet awal sebelum pengujian.
Alat-alat:
1. Alat uji “Rolling and Impact Durability Tester”
2. Neraca analitik
3. Pinset
4. Sikat halus
Prosedur kerja:
1. Satu per satu tablet dibersihkan dari debu menggunakan sikat halus sebanyak 10 tablet
2. Ditimbang seluruh tablet menggunakan neraca analitik
3. Masing-masing 10 tablet dimasukkan ke dalam alat uji
4. Alat uji dioperasikan pada 25 rpm selama 4 menit
5. Ditimbang kembali sejumlah tablet yang dimasukkan ke dalam masing-masing alat
6. Dihitung selisih bobot tablet dan nyatakan dalam %friabilitas dengan rumus berikut:
𝑊𝑎 − 𝑊𝑏
% 𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑊𝑎
20
Wa = bobot awal tablet
Wb = bobot akhir tablet
Hasil pengamatan:
No. Wa Wb %
1
2
3
Persyaratan:
Kesimpulan:
5 Waktu Hancur
Waktu hancur tablet merupakan waktu yang diperlukan oleh tablet untuk hancur. Pengukuran
waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat “disintegration tester”.
Alat-alat:
Alat uji waktu hancur
Stopwatch
Prosedur kerja:
1. Pengatur suhu pada alat dinyalakan dan air dimasukkan ke dalam bejana sehingga
keenam tabung tempat tablet diletakkan dapat terendam kemudian diatur setting pada
37°C.
2. Sebanyak 6 tablet ditempatkan pada masing-masing tabung yang terdapat pada alat uji
waktu hancur
3. Alat uji dioperasikan sehingga tabung-tabung bergerak naik turun dan stopwatch
dinyakana bersamaan dengan mulai dijalankannya alat sampai dengan tablet hancur atau
tinggal massa intinya yang tidak jelas.
4. Dicatat waktu hancur keenam tablet
21
Hasil pengamatan:
No. Waktu hancur (detik)
1
2
3
4
5
6
Persyaratan:
Kesimpulan:
22
KESIMPULAN
SARAN
DISKUSI
1. Mengapa campuran bahan obat dan bahan tambahan perlu dibuat granul?
2. Apa yang dimaksud dengan granulasi basah/ kering?
3. Kondisi apa yang mendukung digunakannya metode granulasi basah/ kering?
4. Tuliskan proses pembuatan tablet dengan metode granulasi basah/ kering!
23
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and
Interpretation, Taylor and Francis, Bristol
Ansel, H. C., Popovich, N. G., & Allen, L. V. 2005. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery Systems. Journal of Chemical Information and Modeling, 9, 160.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Aulton, M.E., 1988, The Science of Dosage Form Design, Churchil Livingstone, Edinburg
Avis, K.E., Lachman, L., and Lieberman, H.A., 2000, Pharmaceutical Dosage Form :
Parenteral, Tablet, Disperse system, Vol I,II,III, Marcel Dekker Inc., New York
Banker, G.S., and Rhodes, C.T., 1996, Modern Pharmaceutics, 3rd . Ed., Marcel Dekker Inc.,
New York
Gennaro, A.R., 1995, Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 19th. Ed., Mack Publ.
Co., Pensylvania
Hadisoewignyo, Lannie dan Fudholi, Achmad. 2016. Sediaan Solida Edisi Revisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lachman, 1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 2nd. Ed., Lea & Febiger,
Philadelphia
Stanifort, 2002. Powder flow. In Aulton.M.E. (Ed). Pharmaceutics the Science of Dosage Forms
Design 2ndedition. Philladelpia : Churchill Livingstone.
24