Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULA I METODE KEMPA LANGSUNG

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Amniyatul Auliya Amimi ( 180103006 )


2. Ani Mayang Sari ( 180103008 )
3. Indri Fitria Listi ( 180103016 )
4. M.Taufiq Adrian ( 180103030 )
5. Siti Rahayu ( 180103045 )
6. Wardan ( 180103054 )
7. Yohanes Novriadi.N.S ( 180103056 )

Dosen Pembimbing: Apt. Heri Wijaya, M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN TIMUR 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin atas rahmat Allah SW. Kami dapat menyelesaikan tugas


pembuatan Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Padat. Makalah ini kami buat
selain untuk menyelesaikan tugas pembelajaran juga kami harapkan menjadi pembelajaran
bagi yang membaca.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Padat ini berisi tentang teori sediaan
padat,preformulasi, metode pembuatan granul sampai tablet dan evaluasinya. Melalui
pembuatan laporan praktikum ini kami dapat belajar mengenai sediaaan padat karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing teknologi sediaan padat kami
Bapak Apt.Heri Wijaya, M.Si

Kami menyadari dalam pembuatan laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
teknologi sediaan padat kami, Bapak Apt.Heri Wijaya, M.Si. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih dan selamat membaca karya kami ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Praktikum....................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tablet
Kempa.....................................................................................................................6
B. Komposisi Tablet
Kempa.....................................................................................................................7
C. Metode Pembuatan Tablet Kempa..........................................................................8
a) Tablet kempa
langsung.....................................................................................................8
b) Kriteria kempa langsung............................................................................8
c) Keuntungan dan kerugian tablet kempa.....................................................9
d) Tablet kempa,berdasarkan tujuan penggunaannya...................................10
e) Evaluasi.....................................................................................................10
1. Massa kempa
2. Tablet
f) Kerusakan tablet.......................................................................................11

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam pembuatan tablet di gunakan tiga metode yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Metode kempa langsung merupakan proses pembuatan tablet
dengan cara langsung mengkompresi zat aktif dan zat aditif, tidak ada proses lain selain
penimbangan dan pencampuran sebelumnya.Untuk obat yang tidak tahan terhadap suhu dan
kelembapan tinggi proses granulasi akan merusak stabilitas nya dan dapat di buat menjadi
tablet dengan cara kompresi langsung. Namun metode kompresi langsung hanya dapat
menggunakan material dengan pemadatan dan fluiditas yang baik. Selain itu juga harus
memperhatikan tekanan pada saat proses pengepresan, karena jika tekanan selama proses
pengepresan terlalu tinggi akan menyebabkan tablet menutup atau pecah. Menurut penelitian
Voigt (1984) tekanan kompresi juga mempengaruhi kekompakan dan waktu dekomposisi
tablet.
Sediaan dalam bentuk tablet di gunakan untuk mengahantarkan obat melalui mulut di
lokasi yang di inginkan dalam bentuk yang sesuai dalam jumlah yang sesuai atau pada waktu
yang tepat dan untuk melindungi keutuhan bahan kimia.
Asetosal merupakan obat yang di berikan dalam dosis besar kepada orang dewasa,
sehingga perlu di buat untuk bentuk tablet untuk memudahkan biaya produksi yang lebih
murah di bandingkan formulasi sirup. Karena bubuk asetosal memiliki fluiditas dan
karakteristik yang baik di udara lembab bubuk asetosal secara bertahap di hidrolisis menjadi
asam salisilat dan asam asetat,sehingga proses pembuatan tablet seragam dan padat. Dan juga
di rekomendasikan agar pasien menggunakan asetosal untuk mencegah agregrasi platelet pada
infark miokard dan angina tidak stabil,dan untuk mencegah serangan iskemik atau kasar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa asetosal terpilih sebagai zat aktif dalam pembuatan tablet kempa langsung?
2. Sebutkan komposisi dari tablet, terdiri apa saja dalam pembuatan tablet kempa langsung?
3. Sebutkan prinsip metode kempa langsung?
4. Jelaskan perbedaan metode kempa langsung dan tablet kempa?
C. TUJUAN
Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara cetak langsung sesuai
dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif yang terkandung di dalam nya
Dan membuat asetosal 100mg dengan metode kempa langsung dan menggunakan avicel 102
dan laktosa sebagai pengikat. Dan dapat melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN TABLET KEMPA


Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat di golongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya di dalam
mendesain dan membuatnya. Misalnya, kesukaran untuk yang memperoleh bioavabilitas
penuh dan dapat di percaya dari obat yang sukar di basahi dan melarutkan nya lambat, begitu
juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakkan kohesi yang baik dari zat amorf atau
gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempa nya, melarutnya dan tidak
mempunyai masalah bioavabilitas mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh
tantangan sebab masih banyak tujuan yang bersaing dari bentuk sediaan ini.(Farmakope IV).
Tablet dapat di buat dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, waktu
hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dengan metode
pembuatan nya.
Tablet bentuk nya mirip kapsul yang biasa di sebut kaplet bolus /pil kapsul. Pil
kapsul/kaplet bolus adalah tablet berukuran besar yang di gunakan untuk obat-obatan hewan
besar. Bentuk tablet biasanya datar/pipih,bulat,segitiga,segiempat dan sebagainya.Warna
tablet biasanya putih, tetapi ada juga tablet/kaplet yang sengaja di warnai agar terlihat lebih
menarik, untuk mencegah pemalsuan dan membedakan satu jenis tablet dengan tablet yang
lain.
Pemberian label/etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau zat aktif dan
jumlah zat aktif di setiap tablet yang komponen pada tablet kompres/kempa nya terdiri dari
bahan aktif, bahan pengisi,bahan tambahan lain dan zat pembantu.
Bahan tambahan nya sendiri terdiri dari bahan pengisi(diluent) yang fungsinya untuk
menambah massa dan volume sehingga memudahkan dalam pencetakan dan pembuatan.
Seperti, laktosa,pati dsb.
Bahan perekat/pengikat(binder) fungsinya untuk memberikan gaya adhesi atau daya
rekat pada bahan serbuk (sepertigomacasia,CNC,dll) selama proses granulasi.
Peran disentegrant adalah membantu menghancurkan fragmen setelah tertelan,seperti
pati. Peran pelumas adalah untuk mengurangi gesekan selama kompresi tablet,seperti klorida
pirolitik. Agen pelapis.(Syamsuni A,2005).
B. KOMPOSISI TABLET
Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan
pengikat atau perekat, bahan pengembang dan bahan pelicin. Kadang-kadang
dapat ditambahkan bahan pewangi (flavoring agent), bahan pewarna (coloring
agent) dan bahan-bahan lainnya (Kemenkes, RI 2014: 58).
1. Zat aktif
Metode kempa langsung harus memiliki sifat alir dan komprebilitas
yang baik pada massa kempa nya. Pada evaluasi massa kempa di butuhkan
zat aktif maupun eksipien. Zat aktif yang bisa digunakan dalam pembuatan
komprebilitas yang baik maka sangat cocok pada pembuatan tablet kempa.
Zat aktif yang bisa digunakan dalam pembuatan tablet kempa langsung yaitu
asetosal.
Asetosal sebagai zat aktif memiliki sifat alir dan komprebilitas yang
baik maka sangat cocok pada pembuatan metode kempa langsung.
Massa kempa berpengaruh terhadap metode pembuatan tablet Dosis terkecil
adalah 80mg/tab dengan dosis tunggal dan memiliki efek
analgesik,antipiretik,dan anti inflamasi jika ingin di buat metode kempa
langsung harus memiliki sifat alir yang baik. Eksipien yang baik juga.
Eksipien yang di gunakan sebagai bahan pengisi yaitu avicel 102 dan laktosa

2. Bahan pengisi
Untuk mendapatkan berat yang di inginkan,terutama apabila bahan
obat dalam jumlah yang kecil. Bahan pengisi harus bersifat inert. Bahan
bahan yang umum di gunakan sebagai bahan pengisi antara lain
laktosa,sukrosa,manitol,sorbitol,avicel 102,bolus alba dan kalsium sulfat.

3. Bahan pengikat
Agar tablet tidak pecah/retak dan dapat merekat. Zat pengikat lebih
efektif jika di tambahkan larutan di bandingkan dalam bentuk kering. Bahan
pengikat yang di gunakan laktosa
Bahan umumnya yang di gunakan dalam membuat tablet kempa langsung
ada metilselulosa, karboksimetilselulosa dan pasta pati terhidrolisis. Bahan
pengikat kering yang paling efektif adalah selulose
mikrokristal(kemenkes.2014:58).

4. Bahan penghancur
Zat penghancur yang membantu hancurnya tablet setelah di telan.
Bahan penghancur yang paling banyak di gunakan adalah pati dan selulosa
yang di modifikasi secara kimia,selulose mikrokristalin dan povidon di
hubungkan silang.

5. Bahan pelicin
Untuk mengurangi gesekan selama penekanan tablet. Di gunakan
untuk mencegah gumpalan tablet menempel pada cetakan.

6. Bahan pewarna
Pewarna dan lak yang di perbolehkan sering di tambahkan ke
formulasi tablet agar dapat menambah nilai estetika atau meningkatkan
pengenalan produk. Misal, perwarna nabati.

C. METODE PEMBUATAN TABLET


a) Tablet kempa langsung
Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode
ini merupakan metode yang paling mudah,praktis dan cepat pengerjaannya
Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan eksipien yang memiliki
aliran baik dan komprebilitas yang baik kemudian di cetak.
Tablet kempa merupakan tablet yang di buat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja.

b) Kriteria tablet kempa


Tablet kempa dapat di buat jika:
1. Zat aktifnya mempunyai sifat alir yang baik
2. Komprebilitasnya baik
3. Dosisnya kecil
4. Rentang dosis terapi zat aktifnya tidak sempit
5. Zat aktif nya tidak tahan pemanasan dan lembab
6. Berbentuk kristal

c) Keuntungan tablet kempa langsung


a. Lebih murah karena proses verifikasi yang lebih sedikit
b. Proses nya lebih sedikit sehingga waktu yang di gunakan lebih pendek dan
daya serta mesin yang di gunakan lebih sedikit.
c. Dapat di gunakan untuk zat aktif yang tidak tahan kelembapan
d. lebih baik waktu hancur dan disolusi karena tidak mengalami proses
granulasi tetapi langsung menjadi butiran.

d) Kerugian tablet kempa langsung


a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk anatara zat aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya
dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk di kempa langsung sulit
dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang di gunakan harus bersifat
mudah mengalir, komprebilitas yang baik, kohesifitas,dan adhesifitas yang
baik.
c. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti
antara senyawa-amin dan laktosa spray dried yang akan membentuk warna
kuning.
d. Karena kempa langsung dalam keadaan kering, aliran statik dapat terjadi
pada obat selama pencampuran sehingga pemeriksaan perlu di lakukan rutin
untuk mencegah ketidakseragaman distribusi obat dalam granul..

e) Tablet kempa,berdasarkan tujuan penggunaanya;


1. Tablet kempa tujuan saluran pencernaan
a. Tablet konvensional biasa
b. Tablet lepas lambat
c. Tablet salut enterik
d. Tablet lepas terkendali
e. Tablet salut gula
f. Tablet salut film
g. Tablet efervesen
h. Tablet kunyah
2. Tablet kempa yang di gunakan di rongga mulut
a. Tablet bukal
b. Tablet sublingual
c. Tablet hisap
d. Dental cones
3. Tablet kempa yang di gunakan di liang tubuh
a. Tablet rektal
b. Tablet vaginal
4. Tablet kempa untuk implantasi
a. Tablet implantasi

f) Evaluasi
1. Evaluasi massa kempa;
a. Kecepatan alir dan sudut istirahat dengan menggunakan alat flow tester
b. Kelembapan dengan menggunakan alat moisture analyzer
c. Bobot jenis

2. Evaluasi tablet;
a. Organoleptis
b. Keseragaman bobot
c. Keseragaman ukuran
d. Waktu hancur
e. Kekerasan tablet
f. Friabilitas

g) Kerusakan Tablet
Kerusakan pada tablet terdapat tujuh macam, yaitu
binding,sticking,whiskering,spilitting,capping,mottling,dan crumbling.
a. Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada
dinding ruang cetakan.
b. Sticking /picking,perlekatan yang terjadi pada punch atas dan punch bawah
akibat pemukaan punch tidak licin,ada lemak pada pencetak,zat pelicin kurang,
atau massa basah.
c. Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi
pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi, akibatnya pada penyimpanan dalam botol,
sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
d. Spiltting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian
tengah
e. Capping, membelahnya tablet di bagian atas
f. Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet
g. Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh.
BAB III

PREFORMULASI

1. Asetosal (Acidum Acetylosalicylicum)

Rumus kimia : C9H8O4

BM :180,16

Pemerian :Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau hampir tidak
berbau; rasa asam.

Kelarutan :Agak sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.

Persyaratan kadar tablet : Tablet Asam Asetilsalisilat mengandung Asam Asetlsalisilat


C9H8O4 tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.

Penetapan Kadar Asetosal: Prosedur penetapan kadar asetosal yang tertera dalam
Farmakope Indonesia, menunjukkan bahwa asetosal dapat ditentukan kadarnya dengan
metode asidi-alkalimetri. Metode analisis ini merupakan metode titrasi tidak langsung, yang
dilakukan dengan mereaksikan asetosal dengan larutan baku natrium hidroksida berlebih.
Sisa larutan natrium hidroksida yang belum bereaksi dititrasi dengan larutan asam klorida.

2. Explotab (Sodium Starchelyciata)

Pemerian: Serbuk yang memiliki waktu alir yang baik, putih sampai agak putih / tidak
berbau.

Kelarutan: Larut dalam sebagian etanol 95% P, praktis tidak larut dalam air.

3. Avicel (Microcrystaline celulose)

Pemerian: Serbuk kristalin dengan partikel berpori; berwarna putih; tidak ada dan tidak
berasa.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam udara larutan asam dan sebagian besar pelarut organik.

Konsentrasi: 20-50% (pengisi); 5-15% (penghancur); 5-20% (anti lengket).

4. Mg Stearat

Pemerian: Serbuk ringan berwarna agak putih; bau samar asam siporat; rasa khas

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam etanol, etanol 95% eter dan udara.

Konsentrasi: 0,25-5% (lubrikan)


Sifat alir: Buruk: serbuk kohesif

6. Aerosil

Pemerian: Terhidrat sebagian amorf terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan
berbagai ukuran.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam solven organic aor dan asam kecuali HCL larut dalam
larutan panas alkali hidroksida membentuk diporae kaloid.

Konsentrasi: 2-10%

Rumus molekul: SiO2

PH: 3,8-4,2

7. Talk

Pemerian: Serbuk hablur sangat halus mudah melekat pada kulit bebas dari butiran warna
putih atau kelabu.

Kelarutan: Tidak larut dalam hampir setiap larutan.


BAB IV

PROSEDUR PEMBUATAN

R/ acetosal 100 mg

Explotab 2,5%

Avicel Qs

Mg stearat 1%

Talk 2%

Aerosol 0,5%

Perhitungan Bahan

Dibuat 300 tablet @ 300 mg

Berat Total 300 x 300 = 90000 mg = 90 g

Acetocal = 100 mg x 300 = 30000 = 30 g

Aerosol = 0,5 % x 90 g = 0,45 g

Talk 2% = 2% x 90 g = 1,8 g

Mg stearate = 1% x 90g = 0,9 g

Exploatab = 2,5% x 90 g = 2,25 g

Avicel = 90 g – 35,4g = 54,6 g


BAB V

PROSEDUR PEMBUATAN

Cara kerja Formula 1:

a. Timbang semua bahan sesuai dengan formula.

b. Acetosal ditambahkan dengan avicel 102,explotab,aerosil aduk ad homogen selama 15


menit, ayakan mesh 40.

c. Tambahkan talkum dan Mg stearat melalui ayakan mesh 40 aduk homogen selama 5 menit.

d. Lakukan evaluasi terhadap campuran masa 3 meliputi uji aliran granul dan uji
kompresibilitas (bulk density)

e. Cetak dengan masih tablet singgle punch dengan bobot rata-rata tablet 300 dan 200 mg dan
diameter 10 mm.

f. Lakukan evaluasi terhadap tablet meliputi uji kekerasan, kerenyahan, waktu hancur dan
keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter).
BAB VI

HASIL DAN KEMASAN

A. Hasil
a. Kadar lembab

Kelompok Bobot granul awal 5 Bobot granul setelah


gram pengeringan (gram)
B 5 4,6

5 g−4,6 g
% lembab = x 100 %=8 %
5g
Tidak memenuhi persyaratan granul yaitu 2-4%

b. Sifat alir

Percobaan ke Berat granul (g) Waktu yang didapat


(detik)
1 100 10
2 100 10
3 100 10
Rata-rata 100 10
 Data yang di dapat
 Waktu alir : 100 gram 10 detik
 memenui persyaratan granul
 Kecepatan alirnya : 10 g/detik

c. Kompresibilitas

Kelompok Volume awal (ml) Volume pada akhir (ml)


B 100 76

100 ml−76 ml
Kp = x 100 %=24 %
100 ml
Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 20%

d. Keseragaman bobot
 Data yang di dapat
 Penimbangan 20 tablet = 6.011 mg = 6,011 g
 Bobot rata rata 1 tablet = 300,55 mg
Tablet ke Berat Tablet ke Berat
(mg) (mg)
1 298 11 300
2 302 12 300
3 300 13 300
4 300 14 320
5 297 15 300
6 318 16 297
7 300 17 300
8 300 18 300
9 303 19 276
10 300 20 300

 Persen penyimpangan dari bobot rata-rata = 5%


 Persen penyimpangan dari bobot rata-rata = 10%
 Bobot rata-rata = 300,5mg
 A% = 5/100 x 300,55 = 15,02
 Range A % = 285,53 mg – 315,57 mg
 B% = 10/100 x 300,55 = 30,055mg
 Range B% = 270,49 mg – 330,60mg
 Yang masuk A% = Tidak Semua
 Tablet nomor 6, 14, dan 19 tidak masuk range.
 Yang masuk B% = Semua Masuk
 SD= 8.363297
 Tidak memenuhi peryaratan keseragaman bobot

e. Keseragaman ukuran
Data yang di dapat

Tablet ke Diameter (mm) Ketebalan(mm)


1 10 6
2 10 6
3 10 6
4 10 6
5 10 6
6 10 6
7 10 6
8 10 6
9 10 6
10 10 6
Rata-rata 10 6

Kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3
kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50% diameter.
 rata-rata diameter = 10 mm
 rata-rata ketebalan = 6 mm
 range diameter = 4/3 x 6 – 3x 6 = 8 – 18
 range ketebalan = 50/100 x 10 = 5
 rata rata ketebalan 6 tidak memenuhi syarat ketebalan

f. Kekerasan
Data yang di dapat

Tablet ke Ukuran yang


di dapat
(Kg/cm3)
1 3
2 4
3 3
4 3
5 3
6 5
7 4
8 3
9 4
10 3
 Tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet kerana minimal 4 kg/cm3,
maksimal 10 kg/cm3.
 Tablet nomor 1, 3, 4, 5, 8, dan 10 tidak memenuhi persyaratan kekerasan
tablet.

g. Freabilitas
Data yang di dapat

Kelompok Bobot Awal mg Bobot setelah pengujian


B 2765 2706

2765 mg−2706 mg
F= x 100 %=2,13 %
2765 mg
Tidak memenuhi persyaratan freabilitas tablet karena tidak kurang dari 1%

h. Waktu hancur
Data yang di dapat

Tablet ke Waktu hancur


(menit;detik)
1 3;2
2 3;4
3 3;1
4 4;4
5 3;3
Rata-rata 3;4
Waktu hancur baik, tidak lebih dari 15 menit.
Memenuhi persyaratan waktu hancur.

B. Kemasan
BAB VII

PEMBAHASAN
BAB VIII

PENUTUP

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 6 No. 1 April 2020 Universitas Ubudiyah
Indonesia e-ISSN : 2615-109X

https://www.academia.edu/26051064/PEMBUATAN _TABLET_DENGAN_METODE
_KEMPA_LANGSUNG

Jurnal Teknologi Sediaan Solid Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda

Buku Farmakope Indonesia edisi IV

Ansel,(2005).pengantar bentuk sediaan farmasi edisi III. Jakarta :UI Press

Voigt, R. Buku pelajaran teknologi farmasi. Penerjemah: Soedani noerono.Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai