Anda di halaman 1dari 12

FORMULASI TABLET EKSTRAK CRATEGI, EKSTRAK VISCI,

EKSTRAK ALII DAN RUTIN DENGAN METODE GRANULASI


BASAH UNTUK TERAPI KARDIOVASKULAR

Disusun oleh :

Putri Dwi Kumalasari 1608010018


Yunanda Sri A. 1608010064
Fuad Nur F. 1608010108
Cindy Nur Fadhila 1608010132
Kelompok 4

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa
atas selesainya tugas makalah dengan judul “ Formulasi Tablet Ekstrak Crategi,
Ekstrak Visci, Ekstrak Alii dan Rutin dengan Metode Granulasi Basah untuk
Terapi Kardiovaskular” yang diberikan oleh dosen mata kuliah Teknologi
Fitofarmasetika sebagai syarat untuk menunjang nilai mata kuliah tersebut.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini tidak
lepas dari bimbingan dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai
pihak. Tentunya makalah yang kami susun ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan
sehingga dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam penulisan makalah yang
berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua pada
umumnya dan kami pada khususnya, Aamiin.

Purwokerto, 14 Desember
2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 2
BAB II. ISI
A. Preformulasi ....................................................
B. Formulasi............................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sedemikian pesat di era globalisasi yang serba instan ini, mengharuskan

bidang teknologi farmasi untuk selalu mengikutinya. Untuk menghadapi

tantangan di masa yang akan datang, studi tentang cara pembuatan dan

formulasi sediaan obat yang lebih optimal selalu dikembangkan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. Salah satu bentuk sediaan farmasi yang

banyak digunakan adalah tablet, karena mempunyai beberapa keuntungan

antara lain ketepatan dosis, dapat dikemas secara baik, praktis

transportasi, serta mudah pemakaiannya dan stabilitas obat yang baik

selama penyimpanan (Voight, 1994). Tablet merupakan bahan obat dalam

bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan

tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat,

kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung

dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet

digunakan pada pemberian secara oral.

Berdasarkan hal tersebut industri mengembangkan ilmu dengan


membuat tablet dari beberapa ekstrak untuk terapi penyakit
kardiovaskular.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana formulasi dan

metode dari sediaan tablet ekstrak crategi, ekstrak visci, ekstrak alii dan

rutin dengan metode granulasi basah untuk terapi kardiovaskular?


3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana formulasi dan metode dari sediaan tablet sediaan tablet ekstrak

crategi, ekstrak visci, ekstrak alii dan rutin dengan metode granulasi basah

untuk terapi kardiovaskular, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah

teknologi fitofarmasetika.
BAB 2
ISI

A. PRE FORMULASI

Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan


sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat
mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik atau sifat-sifat dari bahan
obat dan bahan tambahan obat yang akan diformulasi.

• Ekstrak (Allium sativum L)


Bawang putih (Allium sativum L) memiliki kandungan aliin yang berfungsi
sebagai antiradang, penurunan tekanan darah dan dapat juga menurunkan
kolesterol darah. Alliin adalah senyawa sulfoksida yang merupakan turunan dari
sistein asam amino yang bersifat larut dalam air dan memiliki titik lebur 163-
165oC yang artinya tahan terhadap pemanasan. Bawang putih juga mengandung
kalsium yang bersifat menenangkan sehingga cocok untuk penderita hipertensi.

• Rutin
Rutin merupakan senyawa turunan dari flavonoid yang memiliki aktifitas
antioksidan yang kuat, memperkuat daya kapilaritas pembuluh darah dan
membantu menghentikan edem atau pembengkakan vena. Senyawa rutin 1 gram
dapat larut dalam 1 liter air, 200 ml air mendidih, 7 ml alcohol mendidih, larut
dalam piridin, formamide dan larutan alkali. Senyawa rutin tahan terhadap
pemanasan dengan titik lebur 242oC.

• Ekstrak (Crataegus oxyacantha)


Crataegus memiliki sifat kardioprotektif termasuk aktivitas antioksidan, efek
vasodilatasi, efek perlindungan endotel, efek perlindungan terhadap cidera
iskemia, penurunan efek tekanan darah arteri dan hiperlipidemia. Kandungan
ekstrak crataegus paling banyak yaitu flavonoid, asam triterpenik, dan asam genol
karboksilat yang mana senyawa tersebut tahan terhadap pemanasan.

• Ekstrak viscii
Visci berkhasiat membantu mengurangi lemak darah, membantu menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh darah, membantu menurunkan tekanan darah
dan dapat mencegah penggumpalan darah.

Bahan Tambahan :

1. Magnesium Stearat
Menurut USP 32 (2009) magnesium stearat merupakan senyawa
magnesium dengan campuran asam organik padat yang terdiri
terutama proporsi variabel magnesium stearat dan magnesium
palmitate (C32H62MgO4). Magnesium stearat berupa serbuk sangat
halus, putih muda, memiliki bau yang samar asam stearat, rasa khas
dan mudah melekat pada kulit. Digunakan sebagai pelicin dalam
pembuatan kapsul dan tablet pada konsentrasi antara 0,25% dan 5,0%
b / b (Rowe et al., 2009).
2. Laktosa
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai
karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Laktosa merupakan
disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa yang diperoleh
melalui kristalisasi pemusingan dan pengeringan. Laktosa yang
digunakan dalam teknologi farmasetika adalah α-laktosa monohidrat
(Lachman et al., 2008). Pemerian serbuk atau massa hablur, keras,
putih atau putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil
diudara, tetapi mudah menyerap bau. Mudah (dan pelan-pelan) larut
dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut
dalam etanol dan tidak larut dalam kloroform dan eter (DepKes RI,
1995). Formula yang menggunakan laktosa menunjukkan laju
pelepasan zat aktif, granulnya cepat kering dan tidak peka terhadap
variasi perubahan suhu yang akan mempengaruhi kekerasan tablet.
3. Gelatin
Gelatin adalah istilah umum untuk campuran fraksi protein murni
diperoleh baik dengan hidrolisis asam parsial (tipe A gelatin) atau
dengan hidrolisis alkali parsial (tipe B gelatin) kolagen hewan. Gelatin
juga bisa merupakan campuran dari kedua jenis. Gelatin banyak
digunakan dalam berbagai formulasi farmasi memiliki fungsi sebagai
agen pelapis, agen pembentuk film, agen pembentuk gel, agen
suspensi, pengikat tablet dan agen penambah viskositas. Gelatin
memiliki ciri-ciri kuning muda hingga berwarna kuning pucat, seperti
kaca, padat rapuh. Praktis tidak berbau dan tidak berasa, dan tersedia
sebagai lembar tembus cahaya, serpihan, dan butiran, atau sebagai
bubuk kasar (Rowe et al., 2009).
4. Amilum Manihot
Amilum manihot atau pati singkong adalah pati yang diperoleh
dari umbi akar Manihot utilissima atau beberapa spesies manihot lain.
Pemeriannya serbuk sangat halus, berwarna putih, kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, tidak berbau, tidak berasa. Amilum manihot
biasa digunakan sebagai zat tambahan dan dalam pembuatan tablet
dapat digunakan sebagai bahan penghancur (DepKes RI, 1995).
5. Talkum
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang
mengandung sedikit alumunium silikat. Talk banyak digunakan dalam
formulasi sediaan padat sebagai lubrikan dan diluen. Talk sangat
halus, putih keabu-abuan-putih, tidak berbau, teraba, manis, bubuk
kristal dan mudah melekat pada kulit. Talk merupakan bahan yang
stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 1600C selama
tidak kurang dari 1 jam. Talk juga dapat disterilkan oleh paparan
etilen oksida atau radiasi gamma (Rowe et al., 2009).
6. Aerosil
Silisium dioksida terdispersi tinggi (aerosil) memiliki permukaan
spesifik dan terbukti sebagai bahan pengatur aliran yang menjadi
keuntungan utamanya, dapat mengurangi lengketnya partikel satu
sama lain, sehingga gesekan antar partikel sangat kurang. Aerosil
mengikat lembab melalui gugus silanol (dapat menarik air 40% dari
massanya) dan meskipun demikian serbuk masih dapat
mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1994).

B. FORMULASI

No Komposisi Konsentrasi fungsi


1 Rutin 20 Zat aktif
2 Ekstrak crataegi 1+1 90 Zat aktif
3 Ekstrak visci 35 Zat aktif
4 Ekstrak alium 35 Zat aktif
5 Amilum 39 Bahan penghancur
6 Gelatin 2.6 Bahan pengikat
7 Aerosil Qs Adsorben
8 Mg stearate 2.6 Bahan pelican
9 Talkum 5.2 Bahan pelican
10 Laktosa Ad 260 Bahan pengisi

1. Metode Pembuatan
Metode pembuatan tablet yang digunakan yaitu granulasi basah.
Metode granulasi basah didefinisikan sebagai proses pembuatan tablet
dengan adanya penambahan air atau cairan dalam proses granulasinya
(baik cairan bahan pengikat maupun cairan yang hanya berfungsi
sebagai pelarut/pembawa bahan pengikat). Tujuan granulasi adalah
untuk mendapatkan suatu partikel yang lebih besar dari partikel asal
sehingga dapat meningkatkan sifat alir dan kompaktibilitas. Metode ini
digunakan untuk bahan yang tahan terhadap air atau pelarut dan panas
(Sulaiman, 2007).
Secara umum terdapat beberapa keuntungan dari metode granulasi
basah, diantaranya adalah sifat kohesi dan kompresibilitas serbuk
ditingkatkan melalui penambahan pengikat yang menyelimuti partikel-
partikel serbuk sehingga dapat menyatu satu sama lain untuk
membentuk granul, obat dengan dosis besar dan memiliki sifat aliran
serta kompresibilitas yang kurang baik dapat digranulasi sehingga
diperoleh granul dengan aliran dan kohesi yang lebih baik, obat
dengan dosis kecil dan dengan penambahan warna dapat diperoleh
granul dengan kandungan zat aktif dan zat warna yang homogen dan
terdistribusi merata, yaitu dengan cara melarutkan obat atau warna
tersebut dalam larutan pengikat, berbagai jenis serbuk dengan sifat-
sifat berbeda dapat diproses bersama dalam satu batch untuk dapat
menghasilkan massa dengan sifat yang dapat ditabletasi, serbuk
dengan bobot jenis nyata rendah (voluminous) dan berdebu dapat
ditangani tanpa menghasilkan banyak debu sehingga dapat mencegah
kontaminasi silang, granulasi basah dapat mencegah terjadinya
segregasi komponen- komponen sehingga dapat diperoleh sediaan
dengan keseragaman kandungan yang baik, kecepatan disolusi obat
yang kurang larut dapat ditingkatkan melalui pemilihan pelarut dan
pengikat yang sesuai atau penambahan zat peningkat kelarutan obat
dan granulasi basah dapat digunakan untuk pembuatan tablet dengan
sistem pelepasan zat aktif terkendali.
2. Formulasi Tablet
Pembuatan tablet ekstrak crategin, visci, alii dan rutin ini
menggunakan metode granulasi basah, dengan langkah awal yaitu
penimbangan bahan-bahan yang digunakan, kemudian pengeringan
ekstrak kental crategin, visci dan alii menggunakan aerosil. Setelah
ekstrak crategin, visci dan alii kering kemudian dicampurkan dengan
larutan gelatin 1% tambahkan sebagian amilum, talkum, mg stearat
dan seluruh bagian laktosa. Massa granul dibentuk sampai membentuk
massa granul yang padat. Granul besar yang terbentuk diayak
menggunakan ayakan nomor 16. Hasil ayakan granul basah
dikeringkan hingga menjadi granul kering. Granul kering kemudian
diayak kembali dengan ayakan nomor 18. Tambahkan sisa bagian
amilum, talkum dan mg stearat lalu aduk hingga homogen. Massa yang
didapat kemudian dikempa dengan mesin pencetak tablet (Cicilia,
2013).
BAB 3
PENUTUP

a. Kesimpulan
Pembuatan sediaan tablet untuk terapi kardiovaskular menggunakan
ekstrak vici, ekstrak alii, ekstrak crategi dan rutin sebagai zat aktif, dan zat
tambahan yang meliputi amilum manihot sebagai bahan penghancur, mg stearat
sebagai pelican, laktosa sebagai pengisi, talkum sebagai bahan pelicin, aerosol
sebagai bahan absorben, dan gelatin sebagai bahan pengikat.. Pembuatan tablet
ekstrak crategi, ekstrak visci, ekstrak alii dan rutin dengan metode granulasi basah
untuk terapi kardiovaskular dengan menggunakan metode granulasi basah.
Daftar Pustaka

Ariswati, W.C., Siswanto, A. and Hartanti, D., 2010. Pengaruh Gelatin, Amilum
Dan Pvp Sebagaibahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza, Rxob). Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia, 7(02).

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope


Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope


Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Cicilia, E. (2013). Formulasi tablet kunyah attapulgit dengan variasi konsentrasi


bahan pengikat gelatin menggunakan metode granulasi basah. Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran (UNTAN). 3 (1)

Khaidir, S., Murrukmihadi, M. and Kusuma, A.P., 2015. Formulasi Tablet Ekstrak
Kangkung Air (Ipomoea Aquatica F.) Dengan Variasi Kadar Amilum Manihot
Sebagai Bahan Penghancur. Jurnal Ilmiah Farmasi UII, 11(1), pp.1-8.

Lachman, L., Lieberman, H.A. dan Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi ketiga Jilid II . Penerjemah; Siti Suyatmi.. Jakarta :
Indonesia University Press.

Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. (2009). Handbook of Pharmaceutical


Excipient 7 th Ed. London: Pharmaceutical Press

Voigt. (1994). Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani


Noeroto S. Yogyakarta : UGM Press

Sulaiman, T.N.S. (2007) Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Edisi I.


Yogyakarta : Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi UGM

Wang, J., Xiong, X. and Feng, B., 2013. Effect of crataegus usage in
cardiovascular disease prevention: an evidence-based approach. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine, 2013.

Anda mungkin juga menyukai