Disusun oleh :
Nafi’ah Emma Suryani (1808062197)
Surya Perdana W (1808062198)
Dwi PujiLestari (1808062199)
Arif Fadli (1808062200)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
A. Sifat Bahan dan Sediaan..........................................................................................5
B. Bahan Tambahn Pembuatan Tablet.........................................................................5
BAB III PRODUKSI........................................................................................................11
A. Formulasi berdasarkan aspek preformulasi................................................................
B. Penimbangan..............................................................................................................
C. Metode pembuatan ……………………………………………………….............
D. IPC dan Syarat Penerimaan ……………………………………………………...
E. Evaluasi sediaan dan syarat penerimaan …………………………………………
F. Parameter standar ekstrak ………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tanaman herbal yang telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
anti diare terdiri dari Aegle marmelos, Cyperus rotundus, Psidium guajava L., dan
Zingiber officinale. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tannaz, tanaman jambu biji
atau Psidium guajava L. terutama bagian daun, memiliki efektifitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan beberapa tanaman lain yang digunakan sebagai anti diare. Hal
tersebut berkaitan dengan beberapa kandungan metabolit sekunder pada daun Psidium
guajava L. (Tanzas ., et al, 2014).
Psidium guajava L. diketahui mengandung beberapa bahan aktif antara lain tanin,
flavonoid, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat,
tetapi hanya komponen khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang
.memiliki efek farmakologi sebagai antidiare (Biswas B., et al, 2013).
Satu bahan aktif yang terkandung dalam daun Psidium guajava yang memiliki
peranan paling efektif sebagai antidiare adalah flavonoid. Senyawa turunan flavonoid
yang terkandung dalam daun Psidium guajava L. adalah quercetin (Anonim, 2008).
Senyawa quercetin memiliki potensi sebagai agen antidiare dengan menghambat pelepasan
asetilkolin yang dapat meningkatkan kontraksi usus sehingga terjadi penurunan kontraksi usus
(Permenkes, 2016).
B. Tujuan
1. Mengetahui parameter standar mutu sediaan dan ekstrak.
2. Dapat memformulasi bahan dalam membuat sediaan tablet floating dari ekstrak daun
jambu biji.
3. Mengetahui metode pembuatan tablet floating dan IPC nya
4. Mengetahui metode analisis kandungan zat aktif dari tablet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sifat Bahan dan Sediaan
1. Sifat Bahan Zat Aktif
NaHCO3 8% 18 mg
Asam Sitrat 4% 24 mg
Mg Stearat 2% 0,33mg
Talk 1% 0,16 mg
C. Metode Pembuatan
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka
sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan
sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang
keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari
300 Syarat : dalam 100 gram tidak kurang dari 10 detik (Liebermann & Lachman,
1986).
2. Kadar Air
Uji kadar air dilakukan menggunakan alat Halogen Mosture Analyzer. Granul
ditimbang sebanyak 1 gram menggunakan wadah dari alumunium foil. Kemudian
masukan alumunium foil yang berisi granul ke dalam alat, tutup alat dan tunggu hingga
behenti. Alat Halogen Mosture Analyzer memiliki suhu kurang lebih 105oC dan waktu
kerja alat sekitar 15 menit.
3. Kandungan Kimia
a. penetapan kuersetin ekstrak kering daun jambu biji
penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan metode KLT – densitometri.
Fase gerak : kloroform : aseton : asam formiat ( 10 : 2 : 1 )
Fase diam : silika gel 60 GF254
Larutan pembanding : kuersetin
Deteksi : AlCl3
Volume penotolan : Totolkan 20 µL larutan uji dan 2 µL larutan pembanding
(Anonim, 2008)
E. Standarisasi Ekstrak
1. Susut pengeringan
Sebanyak 5 gram serbuk kering ekstrak daun jambu biji dimasukan dalam alat
Halogen Moisture Analysis dengan menggunakan almunium foil, kemudian diukur nilai
Moisture Content pada suhu 105oC sampai bobot konstan, sehingga diketahui susust
pengeringan pada serbuk kering ekstrak. Dikatakan memenuhi syarat jika nilai Moisture
Content kurang dari 10 % (Depkes RI, 1994).
2. Kadar kuersetin
Pembuatan Larutan Baku Kuersetin
Dibuat larutan induk 1000 ppm dengan cara menimbang dengan seksama 10 mg
kuersetin p.a dan dilarutkan dengan etanol p.a 10 mL. Kemudian dibuat larutan standar
kuersetin 100; 200; 300; 400; 500; 600; 700 ppm dari pengenceran larutan baku kuersetin
1000 ppm.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin
Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara membuat larutan standar
kuersetin 400 ppm kemudian sebanyak 1 mL larutan kuersetin 400 ppm tersebut direaksikan
dengan 1 mL AlCl3 2% di dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL asam asetat 5%
ke dalam larutan dan dilakukan pembacaan pada rentang panjang gelombang 400-500 nm
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Penetapan Operating Time Kuersetin
Penentuan operating time dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 mL larutan
kuersetin 200 ppm dimasukkan dalam tabung reaksi, lalu direaksikan dengan 1 mL AlCl 3 2%,
dan ditambahkan 1 mL asam asetat 5% ke dalam larutan. Larutan diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh dengan interval waktu 1 menit sampai
diperoleh absorbansi yang stabil.
Uji validasi metode analisis Ketepatan (akurasi)
Sampel ekstrak daun jambu biji ditambahkan kuersetin baku sebanyak 80; 100 ; dan
120 ppm dari rerata kadar kuersetin yang terdapat pada sampel, kemudian dianalisis dengan
prosedur yang sama seperti pada sampel. Hasil dinyatakan dalam persen perolehan kembali
(% recovery). Persen perolehan kembali dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
Ketelitian (Presisi) Larutan kuersetin
100 ppm di pipet 1 mL dari larutan stok kemudian dimasukkan kedalam labu terukur
10 mL di add dengan etanol sampai konsentrasi 10 ppm. Kemudian larutan baku kuersetin
dengan konsentrasi 10 ppm tersebut didiamkan selama waktu operating time kemudian
dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan
sebanyak 5 kali pengulangan. Uji presisi (keseksamaan) ditentukan dengan parameter RSD
(Relative Standard Deviasi)
Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
Batas deteksi dan batas kuantitas dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi
linear dari kurva kalibrasi dengan membuat larutan baku kerja dengan konsentrasi 100; 200;
300; 400; 500; 600; 700 ppm lalu lalu dipipet 1 mL kemudian ditambahkan 1 mL AlCl 3 5%
setelah itu diinkubasi selama 20 menit, absorbansi dari larutan pembanding diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Setelah diukur
absorbansi dari larutan baku kerja dicari persamaan regresi antara kadar (konsentrasi) dengan
absorbansi. Kemudian dihitung harga Limit Of Detection dan Limit Of Quantitation.
3. Uji Kekerasan
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal. Pemutaran
dihentikan sampai tablet pecah atau hancur. Skala yang terbaca pada saat tablet pecah
atau hancur menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan kg. Kekuatan minimum
dalam bidang farmasi yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg (Ansel, 2008).
4. Uji Kerapuhan (Friability)
Sejumlah 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator, lalu ditimbang seksama pada
neraca analitik, kemudian dimasukkan dalam friability tester tester. Pengujian
dilakukan selama empat menit atau sebanyak 100 putaran. Tablet dikeluarkan dari
alat, lalu dibebas debukan lagi, kemudian ditimbang. Kerapuhan tablet dinyatakan
dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula
dikalikan 100%.
5. Uji Pengembangan (Swelling)
Satu tablet dimasukkan dalam cawan petri berisi HCL 0,1 N. Setiap jam hingga 8 jam
tablet diambil dari media dan ditimbang (Bhupendra et al., 2014)
6. Uji Pengapungan (Floating)
Tablet dimasukkan ke dalam gelas Beaker 100 mL yang berisi HCL 0,1 N. Waktu
hingga tablet mengapung setinggi sepertiga gelas Beaker dicatat sebagai floating lag
time. Waktu sejak tablet mengapung hingga kembali tenggelam dicatat sebagai total
floating time ( Narang , 2010)
7. Uji Disolusi
Uji disolusi menggunakan alat uji disolusi tipe 2 (paddle apparatus) pada kecepatan
50 rpm dengan medium disolusi 900 mL HCL 0,1 N. Tablet dibiarkan tenggelam dan
ditambahkan kawat penahan untuk mencegah tablet mengapung selama uji. Sampel
diambil 5,0 mL pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240 kemudian
dimasukkan 5,0 mL medium ke dalam alat disolusi untuk mengganti sampel yang
telah diambil. Sampel dianalisis dengan spektrofotometer UV pada panjang
gelombang maksimum (Ainurofiq & Choiri, 2013).
BAB IV
1. Persyaratan Ekstrak
a. Kualitatif kuersetin(Dwi)
Uji Kualitatif Kuersetin
Pembanding kuersetin Sampel ekstrak daun jambu biji
Rf 0.675cm 0,675 cm
Pada uji kualitatif kuersetin fase diam yang digunakan adalah silika gel GF254 dan fase
gerak yang digunakan adalah kloroform : aseton : asam formiat ( 10 : 2 : 1 ). Sebagai
pembanding digunakan kuersetin 0,1%. Hasil uji kualitatif positif mengandung kuerstin yang
ditunjukan bercak yang sama berwarna hitam samar pada pembanding maupun sampel
dilihat dari uv 254nm dengan nilai Rf 0,675.
b. ALT(dwi)
Uji Angka Lempeng Total
Pengencera cawan 1 cawan 2 Jumlah rata-rata ALT (CFU/ gram)
n (koloni) (koloni) koloni
10-1 133 166 150 15 x 102
10-2 69 105 87 87 x 102
10-3 48 51 50 50 x 103
10-4 25 42 34 340 x103
10-5 20 22 21 21+ 50
=¿ 35 x 105
10-6 4 6 5 2
Hasil pengamatan uji ALT selama 24 jam ditunjukan pada Tabel II, pada pengenceran
10-1 hingga 10-6 tampak koloni bakteri tumbuh pada media dan jumlah koloni yang tumbuh
pada media dihitung. Pertumbuhan koloni pada setiap pengenceran tidak kurang dari 35
koloni dan tidak lebih dari 350 koloni. Sehingga perhitungan ALT hanya dilakukan pada
pengenceran 10-1 sampai 10-4. PerKBPOM Nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu
obat tradisional menyebutkan bahwa ALT untuk sediaan obat dalam tidak boleh lebih dari
104 (≤ 104) koloni/ g sampel. Hasil uji kelompok kontrol tidak ditumbuhi bakteri,
menandakan bahwa media dan pelarut bukan kontaminan. Nilai angka lempeng total pada uji
ini menunjukan bahwa selama proses ekstraksi hingga didapat ekstrak kering tidak banyak
mengalami kontaminasi dari bakteri dan sesuai dalam persyaratan PerKBPOM.
c. Susut pengeringan(Dwi)
SUSUT PENGERINGAN
R1 2,53 %
R2 2,27%
R3 2,48%
Rata-rata 2,43%
Pemeriksaan kadar susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan
maksimal (rentang) terhadap besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Sisa
o
zat diukur setelah proses pengeringan pada temperatur 105 C sampai berat konstan, yang
dinyatakan sebagai nilai persen. Nilai rata-rata pengukuran menunjukkan bahwa susut
pengeringan ekstrak daun jambu biji 2,43%. Nilai tersebut menunjukkan banyaknya
jumlah senyawa yang menguap ketika proses pengeringan seperti air, minyak atsiri, dan
sisa pelarut organik. Syarat untuk susut pengeringan adalah ≤ 11% (Depkes RI, 2008).
2. Persyaratan .Granul
a. Sifat alir(Arif)
Uji Sifat Alir
Persyaratan: Hasil:
100 gram granul < 10 detik 50 gram granul =R1 : 4,63 detik
50 gram granul < 5 detik R2 : 4, 71 detik
R3 : 4, 63 detik
b. Kadar air(Surya)
Uji Kadar Air
Persyaratan: Hasil:
2-10% R1 : 7,01 %
R2 : 7, 49 %
R3 : 8,90 %
3. Persyaratan Tablet
a. Keseragaman Bobot(Arif)
Perbedaan berat antar tablet untuk bahan aktif > 50 % ; 50 mg.
b. Waktu Hancur(Arif)
Uji Waktu Hancur
Persyaratan: Hasil:
Semua tablet harus hancur sempurna dalam kurun 6 tablet hancur dalam
waktu < 30 menit, bila 1 atau 2 tablet tidak hancur kurun waktu < 1 menit.
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lain.
Tidak kurang dari 16 atau 18 tablet uji harus
sempurna.
Uji Kerapuhan
Hasil:
Semua tablet hancur dalam waktu kurang dari 1 menit.
d. Kekerasan (ema)
Uji Kekerasan
Persyaratan: Hasil:
Kekerasan tablet yang baik adalah untuk R1: 1,52 Kg
tablet kecil 4 – 5 Kg/cm dan untuk tablet R2: 1,56 Kg
besar 7 – 11 Kg/ cm 2. R3: 1,61 Kg
(tablet rapuh)
e. Keseragaman Ukuran(Surya)
Uji Keseragaman Ukuran
Persyaratan: Hasil:
Tebal tablet 4 mm.
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
Diameter tablet 13 mm
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
g. Laju Disolusi(bareng2)
Untuk obat yang kelarutan bahan aktifnya terbatas.
Daftar Pustaka
Bhupendra, P., Parag, J., Surajj, S., Bhushankumar, S., Bharat, J. & P., Vadnere
G., 2014, Formulation and Evaluation of Sustained Release Floating Tablet of
Famotidine, World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 3(4),
1231-1248.
Narang, Neha, 2010, An Update Review On: Floating Drug Delivery System
(FDSS), International Journal of Applied Pharmaceutics 3(1), 1-7.
Ainurofiq, A. & Choiri, S., 2013, Perbandingan Model dan Pelepasan Obat Sukar
Larut dari Matriks Berbasis Natural-Gum pada Sediaan Tablet Lepas Lambat,
Pharmacy 10(2), 170-180.