Anda di halaman 1dari 27

FORMULASI SEDIAAN SOLID

PELEPASAN LAMBAT TABLET KAPTROPIL

Di Susun Oleh :

1. Aditya Eka B (164820144640001)


2. Ayuning Wibowo R (
3. Destika Ambar W (164820144690006)
4. Gadis Imania (164820144770014)
5. Linda Sukiatno (164820144860023)
6. M Sabih Taher (164820144890026)
7. Nur Khasanah (164820144980035)
8. Sovi Vira Astuti (164820145050042)
9. Triana Julianingsih (164820145070044)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


PURWOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah FTS
Solida tentang Formulasi Sediaan Pelepasan Lambat Tablet Kaptropril
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin dengan bantuan dari
berbagai pihak baik teman kelompok, buku dari perpustakaan maupun internet sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

   
                                                                                     Purwokerto, Januari 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk
melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya
pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat. Kebanyakan bentuk lepas
lambat (sustained release) dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal
menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat
menghasillkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus
menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk mempelihara tingkat pengaruhnya
selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam (Ansel dkk,
2005).
Kaptopril adalah senyawa aktif yang berfungsi sebagai inhibitor angiotensin
converting enzyme (ACE) yang banyak digunakan untuk pengobatan gagal jantung
dan hipertensi karena efektif dan toksisitasnya rendah. Kaptopril memiliki waktu
paruh yang singkat sehingga cocok untuk dibuat sediaan tablet lepas lambat.
Pengembangan tablet kaptopril lepas lambat akan memberikan beberapa keuntungan
kepada pasien yang perlu mengkonsumsi obat ini secara berkesinambungan dalam
waktu yang cukup lama. Beberapa keuntungan tersebut antara lain pengurangan
frekuensi pemberian obat dan mengurangi fluktuasi konsentrasi obat dalam darah
sehingga menurunkan resiko efek samping. Kaptopril stabil pada kondisi suhu dan
kelembaban normal, namun dalam larutan gugus tiolnya akan teroksidasi menjadi
kaptopril disulfida. Karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan mudah
teroksidasi pada pH usus, perlu diperhatikan strategi pengembangan tablet kaptopril
lepas lambat yang cukup kuat menahan pelepasan obat dan dapat bertahan dalam
lambung dalam waktu yang cukup lama (Seta, dkk., 1988). Kaptopril diabsorbsi di
lambung dan bagian proksimal usus halus secara pasif dan sebagian lagi diabsorpsi
dengan bantuan peptida, sementara lebih dari 40 % dieliminasi dalam bentuk
kaptopril utuh melalui urine ( Nur, dkk., 2000 ).
Bioavailabilitas captopril adalah sekitar 60-75% dan memiliki paruh eliminasi
setelah dosis oral adalah 2-3 jam. Hal ini stabil pada pH 1,2 (asam). Kaptopril
merupakan salah satu obat antihipertensi golongan ACE inhibitor yang telah banyak
digunakan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif, dan diresepkan
untuk pasien kronis yang membutuhkan agen terapi jangka panjang. Pada sediaan
tablet konvensional frekuensi pemberian kaptopril 2-3 kali sehari. Sebagian besar
produk obat konvensional diformulasi untuk melepaskan obat aktif dengan segera dan
menghasilkan absorpsi sistemik obat yang cepat dan sempurna. Akan tetapi setelah di
absorpsi, konsentrasi obat dalam darah menurun menurut profil farmakokinetika obat.
(Shargel, et al., 2012).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tablet lepas lambat sebagai bentuk
sediaan pemberian obat gastroetentif dari captopril karena obat ini dianggap sebagai obat
pilihan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongesif.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasinya?
2. Bagaimana monografi bahannya?
3. Bagaimana cara pembuatannya?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasahatau zat lain yang cocok. (Depkes 1979)

2.2 Sediaan lepas lambat

Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan
obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama
dan memperpanjang aksi obat. Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang
supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakaiannya, secara tepat menghasillkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-
angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk mempelihara tingkat
pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam (Ansel dkk,
2005).

Obat-obat dengan frekuensi penggunaan yang tinggi seringkali membuat pasien lalai
dalam menggunakan obat sehingga dapat menggagalkan proses terapi. Oleh karena itu dalam
mengatasinya, suatu obat dapat dimodifikasi menjadi sediaan lepas lambat (sustained-
release). Dalam sediaan lepas lambat obat akan dilepaskan dari sediaannya dengan kecepatan
lambat dan konstan dalam jangka waktu tertentu, sehingga akan sangat menguntungkan untuk
tujuan pengobatan tertentu yang memerlukan kadar obat dalam plasma relative konstan pada
jangka waktu lama.
Dalam beberapa keadaan penyakit, bentuk sediaan obat yang ideal adalah mampu
memberikan jumlah obat untuk sampai ke reseptor (tempat aksi obat) dan kemudian secara
konstan dipertahankan selama waktu pengobatan yang diinginkan. Pemberian obat dalam
dosis yang cukup dan frekuensi yang benar maka konsentrasi obat terapeutik steady state di
plasma dapat dicapai secara cepat dan dipertahankan dengan pemberian berulang dengan
bentuk sediaan konvensional peroral. Namun terdapat sejumlah keterbatasan dari bentuk
sediaan konvensional peroral (Collett and Moreton, 2002).

1. Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk sediaan


konvensional adalah sebagai berikut (Ansel et al., 2005):
- Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah
- Mengurangi frekuensi pemberian
- Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien
- Mengurangi efek samping yang merugikan
- Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan
2. Kelemahan sediaan lepas lambat diantaranya adalah (Simon, 2001):
- Kemungkinan terjadinya kegagalan sistem lepas lambat sehingga bahan aktif yang
relatif tinggi dilepas sekaligus (dose dumping)
- Lebih sulit penanganan penderita apabila terjadi kasus keracunan atau alergi obat,
karena kandungan bahan aktif yang relatif lebih tinggi
- Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya pengembangan dan produksi yang
relatif lebih tinggi
3. Faktor - faktor yang berpengaruh dalam pembuatan sediaan lepas lambat:

a) Faktor - faktor biologis (Syukri, 2002)

1. Waktu paruh biologis


Waktu paruh biologis bertujuan menetapkan tingkatan terapi jangka waktu lama. Waktu
paruh pendek akan mengurangi frekuensi dosis. Obat-obat dengan waktu paruh panjang
lebih dari 8 jam tidak dipakai dalam bentuk sediaan berkelanjutan karena efeknya sendiri
sudah berkelanjutan, seperti digoksin, warfarin dan fenitoin.

2. Absorbsi
Absorbsi bertujuan untuk memperoleh keadaan dimana rata - rata pelepasan jauh lebih
rendah dibandingkan rata - rata absorbsi.
3. Metabolisme
Obat - obat yaang dimetabolisme sebelum absorbsi baik pada lumen atau jaringan usus
dapat menunjukkan ketersediaan hayati yang menurun.

b) Faktor fisika –kimia (Jantzen and Robinson, 1996):

1. Ukuran dosis

2. Kelarutan

Senyawa dengan kelarutan yang sangat rendah (< 0,01 mg/ml) sudah bersifat
lepas lambat,pelepasan obat dari bentuk sediaan dalam cairan gastrointestinal dibatasi
oleh kecepatan disolusinya.

3. Koefisien partisi

Senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami kesulitan


menembus membran sehingga bioavaibilitasnya rendah.

4. Stabilitas

Obat yang tidak stabil dalam usus halus akan menunjukkan penurunan
bioavaibilitas jika diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat.

4. Metode Formulasi Sediaan Lepas Lambat


Berbagai cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan lepas lambat antara lain:
a. Penyalutan
Penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam
bentuk larutan. Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode
mikroenkapsulasi (Simon, 2001). Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana
bahan-bahan padat, cairan bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul (encapsulated)
dengan ukuran partikel mikroskopik, dengan membentuk salutan tipis wall (dinding)
sekitar bahan yang akan dijadikan kapsul (Ansel et al., 2005).

b. Sistem matriks

Pencampuran dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan obat yang


akan dibuat sediaan lepas lambat, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan
selulosa, kemudian diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan dalam kapsul
atau ditablet (Shargel et al., 2005).

c. Sistem terkontrol membran atau reservoir

Membran dalam sistem ini berfungsi sebagai pengontrol kecepatan disolusi


dari bentuk sediaan. Agar obat dapat berdifusi kelar maka membran harus bersifat
permeable terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di saluran gastrointestinal. Obat
yang terlarut dalam komponen membran seperti plasticizer tidak seperti sistem
matriks hidrofil, polimer membran tidak bersifat mengembang dan tidak mengalami
erosi (Collett and Moreton, 2002).

d. Matriks

Matriks adalah zat pembawa padat yang di dalamnya obat tercampur


secara merata (Shargel et al., 2005). Suatu matriks dapat dibentuk secara ederhana
dengan mengempa atau menyatukan obat dan bahan matriks bersama-sama.
Umumnya, obat ada dalam persen yang lebih kecil agar matriks memberikan
perlindungan yang lebih besar terhadap air dan obat berdifusi keluar secara lambat
(Sulaiman, 2007).

e. Disolusi

Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi
terlarut dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologi pelarutan obat dalam media
“aqueous” merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi sistemik. Laju pelarutan
obat dengan kelarutan dalam air sangat kecil dari bentuk sediaan padat yang utuh atau
terdisintegrasi dalam saluran cerna sering mengendalikan laju
absorbsi sistemik obat (Shargel et al., 2005).

f. Optimasi Model Simplex Lattice Design

Optimasi adalah suatu metode atau desain eksperimental untuk memudahkan


dalam penyusunan dan interpretesi data secara matematis. Simplex Lattice Design
merupakan suatu tehnik untuk memprediksi profil sifat campuran bahan. Profil
tersebut digunakan untuk memprediksi perbandingan komposisi campuran bahan
yang memberikan sifat optimum. Prosedur SLD meliputi penyiapan variasi kombinasi
bahan tambahan yang akan dioptimasi. Hasil kombinasi formula SLD dapat
digunakan untuk menetapkan respon yang optimal dan variasi kombinasi bahan
tambahan, sehingga dapat digunakan untuk memproduksi suatu sediaan yang
memenuhi syarat (Bolton, 1997).

2.3 Tablet Kaptopril

Kaptopril mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102%
C9H15NO3S, dihitung tehadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur atau
hampir putih; bau khas seperti sulfide. Melebur pada suhu 104º sampai 110º.Kelarutan
mudah larut dalam air, dalam metanol, dalam etanol, dan dalam kloroform (Depkes,
1995).

Kaptopril merupakan salah satu obat antihipertensi golongan ACE inhibitor


yang telah banyak digunakan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung
kongestif, dan diresepkan untuk pasien kronis yang membutuhkan agen terapi jangka
panjang. Pada sediaan tablet konvensional frekuensi pemberian kaptopril 2-3 kali
sehari. Sebagian besar produk obat konvensional diformulasi untuk melepaskan obat
aktif dengan segera dan menghasilkan absorpsi sistemik obat yang cepat dan
sempurna. Akan tetapi setelah di absorpsi, konsentrasi obat dalam darah menurun
menurut profil farmakokinetika obat. (Shargel, et al., 2012).
Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efektif dalam penanganan gagal
jantung (Hardjasaputra, dkk, 2002). Kaptopril merupakan salah satu obat yang mudah
larut dalam air dan memiliki waktu paruh (t½ eliminasi) yang singkat sehingga cocok
untuk dibuat sedian tablet lepas lambat. Pengembangan tablet kaptopril lepas lambat
akan memberikan beberapa keuntungan kepada pasien yang perlu mengkonsumsi obat
ini berkesinambungan dan digunakan dalam jangka lama. Beberapa keuntungan
tersebut antara lain pengurangan frekuensi pemberian obat dan mengurangi fluktuasi
konsentrasi obat dalam darah sehingga mengurangi efek samping. Kaptopril stabil
dalam kondisi suhu dan kelembaban normal (Nokhodchi, dkk, 2008)
BAB 11I

PEMBAHASAN

3.1 Formulasi Jurnal

1. Formulasi 1
Judul : Design and evaluation of a Sustained Release Gastroretentive Dosage form of
Captopril (Hakim Singh Rajput, dkk. 2017)

2. Formulasi II
Judul : Formula tablet kaptopril lepas lambat dengan matriks pautan silang alginat
(Sukmadjaja Asyarie, dkk. 2007)
3. Formulasi III

Judul : Optimasi formula tablet lepas lambat kaptopril menggunakan metode desain
faktorial (Melinda Pratiwi, dkk. 2010)
1) Preformulasi eksipien
a) Avicel 102 (HOP, hal 132)

Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP : Microcrystalline cellulose
JP : Microcrystalline cellulose
PhEur : Cellulosum microcristallinum
USPNF : Microcrystalline
Sinonim Celex; cellulose gel; Celphere; Ceolus KG; crystalline cellulose;
E460; Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; Pharmacel; Tabulose;
Vivapur.
Nama Kimia Selulosa [9004-34-6]
Formula
Empiris C6H10O5
Pemerian Mikrokristalin selulosa telah dimurnikan, sebagian depolymerize
selulosa yang terjadi berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa,
kristal bubuk terdiri dari partikel berpori . Hal ini secara
komersial tersedia dalam ukuran partikel yang berbeda dan nilai
kelembaban yang memiliki perbedaan sifat dan aplikasi.
Kelarutan Sedikit larut dalam 5% (b/v) larutan natrium hidroksida, praktis
tidak larut dalam air, asam encer, dan pelarut yang paling organik
inkompattibilita
s Inkompatible dengan agen pengoksidasi kuat
Stabilitas Mikrokristalin selulosa adalah stabil meskipun material
higroskopis. Bahanatau materiall dalam jumlah besar harus
disimpan di wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi dan Penggunaan Konsentrasi (%)
Adsorbent 20-90
konsentrasi yang
Antiadherent 5-20
dibutuhkan Capsule binder/diluent 20-90
Tablet disentegran 5-15
Tablet binder/diluent 20-90

b) Laktosa (HOPE,hal 385)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Anhydrous lactose
JP: Anhydrous lactose
PhEur: Lactosum anhydricum
USPNF: Anhydrous lactose
Sinonim Anhydrous Lactose NF 60M; Anhydrous Lactose NF Direct
Tableting; Lactopress Anhydrous; lactosum; lattioso; milk sugar;
Pharmatose DCL 21; Pharmatose DCL 22; saccharum lactis;
Super-Tab Anhydrous.
Nama Kimia O-b-D-galactopyranosyl-(1!4)-b-D-glucopyranose
Formula
Empiris C12H22O11 BM:342.30
Pemerian Serbuk putih , tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil diudara,
tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol,dan eter. Mudah (dan
pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan yang bersifat oksidasi kuat.
Inkompatibel terhadap amino acids, aminophylline, amfetamines,
dan lisinopril.
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-
stearat. Stabil dengan penyimpanan di tempat kering dan tertutup
rapat.
Fungsi dan Fungsi laktosa adalah sebagai bahan pengisi. Umumnya
konsentrasi digunakan bersama dengan Avicel, namun apabila diformulasi
yang sendiri maka digunakan dalam konsentrasi 40 hingga 50%.
dibutuhkan

c) Talk (HOPE, hal 767)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Purified Talc
JP: Talc
PhEur: Talc
USP: Talc
Sinonim Altalc; E553b; hydrous magnesium calcium silicate; hydrous
magnesium silicate; Imperial; Luzenac Pharma; magnesium
hydrogen metasilicate; Magsil Osmanthus; Magsil Star; powdered
talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone; steatite; Superiore;
talcum.
Nama Kimia Talc
Formula Empiris Mg6(Si2O5)4(OH)4.
Pemerian sangat halus, putih keabu-abuan putih, tidak berbau, tidak teraba,
bermanis-manis, bubuk kristal. Hal ini melekat mudah pada kulit
dan lembut untuk disentuh dan bebas dari butiran.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut asam dan alkali, pelarut organik
dan air.
Inkompattibilita
s Inkompatible dengan senyawa amonium kuartener
Stabilitas dan Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan
Kondisi pemanasan pada 160 C selama tidak kurang dari 1 jam . Hal ini
Penyimpanan juga dapat disterilkan oleh paparan etilen oksida atau iradiasi
gamma . Talk harus disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat sejuk , tempat kering.
Fungsi dan
konsentrasi yang Penggunaan Konsentrasi (%)
dibutuhkan Dusting powder 90-99
Glidan and tablet lubricant 1-10
Capsule and tablet diluent 5-30

d) Mg Stearat (HOPE, hal 430)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Magnesium stearate
JP: Magnesium stearate
PhEur: Magnesii stearas
USPNF: Magnesium stearate
Sinonim Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, magnesium salt;
stearic acid, magnesium salt.
Nama Kimia Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
Formula Empiris C36H70MgO4
Pemerian sangat halus, cahaya putih, dipercepat atau digiling, bubuk teraba
dari bobot isi rendah, memiliki bau samar dari asam stearat dan
rasa yang khas. Serbuk ini berminyak saat disentuh dan mudah
melekat pada kulit .
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air;
sedikit larut dalam benzena hangat dan etanol hangat (95%).
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam alkaloid
berlebih.
Stabilitas dan Magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam wadah
kondisi tertutup baik. di tempat yang sejuk dan kering
penyimpanan
Fungsi dan Magnesium stearat secara luas digunakan dalam kosmetik,
konsentrasi yang makanan, dan formulasi farmasi . Hal ini terutama digunakan
dibutuhkan sebagai lubrikan dalam kapsul dan pembuatan tablet pada
konsentrasi antara 0,25 % dan 5,0 % b/b. Hal ini juga digunakan
dalam barier krim.

e) Starch (HOPE, hal 725 )

Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Maize starch PhEur: Maize Starch
Potato starch Pea Starch
Rice Starch Potato Starch
Tapioca Starch Rice Starch
Wheat Starch Wheat Starch
JP: Corn Starch USP-NF: Corn Starch
Potato Starch Potato Starch
Rice Starch Tapioca Starch
Wheat Starch Wheat Starch
Sinonim Amido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel; Eurylon; fecule;
Hylon; maydis amylum; Melojel; Meritena; oryzae amylum;
Pearl; Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity 826;
solani amylum; tritici amylum; Uni-Pure.
Nama Kimia Starch
Formula
Empiris (C6H10O5)n where n = 300–1000.
Pemerian Tidak berbau dan tidak berasa, baik-baik saja, putih sampai serbuk
putih. Ini terdiri dari butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau
seperti biji-bijian yang ukuran dan bentuk berkarakteristik untuk
setiap botani bervariasi.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin ( 96 % ) dan air dingin. Pati
mengembang seketika dalam air sekitar 5-10 % pada 37 C . Pati
menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi.
Pati yang sebagian larut dalam dimetilsulfoksida dan
dimetilformamida.
Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Senyawa
inklusi berwarna yang dibentuk dengan yodium.
Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi.
Larutan pati atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah
dimetabolisme oleh mikroorganisme, karenanya harus baru
disiapkan bila digunakan untuk granulasi basah. Pati harus
disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan
kering.
Fungsi dan Penggunaan Konsentrasi (%)
Starch pasta 3-20
konsentrasi
Antiadherent dan lubrikan di tablet 3-10
yang Wet granultion binder/diluent 5-10
Tablet disentegran 3-25
dibutuhkan

f) Sodium Starch Glycollate/SSG (HOPE, hal 701)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Sodium starch glycollate
PhEur:Carboxymethylamylum natricum
USPNF: Sodium starch glycolate
Sinonim Carboxymethyl starch, sodium salt; Explosol; Explotab; Glycolys;
Primojel; starch carboxymethyl ether, sodium salt; Tablo; Vivastar
P.
Nama Kimia Sodium carboxymethyl starch
Formula
Empiris -
Pemerian Serbuk erwarna putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak
berasa, memiliki sifat alir yang baik.
Kelarutan Tidak larut dalam air, tidak larut dalam methylene chloride.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam askorbat.
Stabilitas Stabil meskipun sangat higroskopis, dan harus disimpan dalam
wadah tertutup yang terlindung dari kelembapan dan suhu yang
dapat menyebabkan penggumpalan.
Fungsi dan Digunakan sebagai disintegrant, SSG digunakan dengan
konsentrasi konsentrasi adalah 2-8 %, dengan konsentrasi optimum 4%.
yang
dibutuhkan

3.2 Pembuatan Sediaan

a. Formulasi

BAHAN FORMULA
Captopril 50
HPMC K15 M -
HPMC K100 M, 100
HPMC K4M -
natrium bikarbonat 15
asam sitrat 5
mikrokristalin selullosa 80
magnesium stearat 2,5
Talk 2,5

b. Monografi Bahan

Captopril

Deskripsi keterangan
Nama kimia 1-[(2S)-3-merkapto-2-methylpropionyl]-
Lproline
Berat molekul 217,29.
Pemerian bubuk kristal putih yang memiliki sedikit
bau belerang.
Kelarutan sifat larut dalam air (sekitar 160 mg /
mL), metanol, dan etanol dan sedikit larut
dalam kloroform dan etil asetat.

HPMC K15 M

Deskripsi keterangan
Nama resmi Hypromellose
Nama lain Beneceel MHPC;E464; hydroxypropyl
methylcelulose; methocel, metolose.
Fungsi matriks
Ph 5-8 2% w/w larutan
Kelarutan Praktis tidak larut dalamair panas,
kloroform,etanol 95%, dan eter.
Stabilitas Bubuk hypromellose adalah bahan yang
stabil, meskipun bersifat higroskopis.

HPMC K100M

Deskripisi keterangan
Pemerian Serbuk berwarna putih krem,tidak berbau
dan tidak  berasa, serbuk yang stabi,
meskipun bersifat higroskopis
setelah pengeringan
Fungsi Sebagai penyalut, polimer untuk sediaaan
lepaslambat, penstabil, pensuspensi,
pengikat tablet dan pengikat viskositas
Kelarutan Larutan hidroksipropil metilselulosa larut
dalam air dingin memiliki ph sebesar
5,5-, praktis larut dalam air dingin,
praktistidak larut dalam kloroform, etanol
dan eter, tetapi larut dalamcampuran
etanol,diklormetal, metanil,diklormetan,
dan air alkohol, campuran diklometan
dan propanol
Stabilitas Hidroksipropil metilseliulosa merupakan
serbuk yangstabil, meskipun bersifat
higroskopis setelah pengeringan, larutan
HPMC stabil pada pH 3-11

HPMC K4 M

Deskripsi keterangan
Nama Kimia Hydroxypropyl Methylcellulose
Kelarutan Larut dalam air tanpa batas kelarutan.
Sifat ini memberikan fleksibilitas
penanganan yang luar biasa dan
pengendalian tingkat pelarutan. Meskipun
larut dalam air dingin, tetapi harus
terlebih dahulu secara menyeluruh
tersebar di air untuk mencegah
penggumpalan. Konsentrasi maksimum
dibatasi oleh viskositas larutan.
Stabilitas pH Stabil dalam pH 2-13
Viskositas 3 – 100000 mPa.s
Keuntungan Tidak toksik, mudah ditangani, mudah di
kompresi, mampu menampung banyak
obat.
Natrium bikarbonat

Deskripsi keterangan
Nama resmi NATRII SUBCARBONAS
Rumus molekul NaHCO3
Pemerian Serbuk hablur, putih. Stabil di udara
Kelarutan Larut dalam air, tidak larut dalam etanol

Asam sitrat

Deskripsi keterangan
Nama resmi CITRIC ACID
Nama kimia C6H8O7

Pemerian Hablur tak berwarna atau serbuk putih,


rasa asam
kuat, agak higroskopis dalam udara
lembab.

Kelarutan Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan


dalam 1,5 bagian etanol (95%) , sukar
larut Dalam eter.

Stabilitas Higroskopis perlu udara lembab.

Mikrokristalin selullosa

Deskripsi keterangan
Pemerian Serbuk atau granul yang berwarna putih.
Praktis tidak berbau dan tudak berasa. 
Sebaiknya dismpan dan diberi penandaan
sesuai dengan tipe viskositas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, 
methanol, kloroform, etanol, eter, larutan
jenuh garam, toluen dan air panas; larut
dalam asam asetat glasial, campuran
etanol dan kloroform dalam perbandingan
sama. Dalam air dingin, metilselulosa
mengembang dan terdispersi membentuk
dispersi koloid yang jernih dan kental.
Stabilitas Stabil, meskipun sedikit higroskopis.
Harus disimpan dalam wadah kedap
udara pada tempat yang sejuk dan kering.

Magnesium stearat

Deskripsi keterangan
Pemakaian Digunakan di dalam formulasi
farmasetika sebagai lubrikan dengan
konsentrasi antara 0,25-5%.
Kelarutan Praktis tidak larut etanol, etanol 95%,
eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen
hangat dan etanol 95% hangat.
Stabilitas Stabil dan disimpan di wadah yang kering
dan tertutup rapat.

Talk

Deskripsi keterangan
Nama resmi Talk
Pemerian Berupa serbuk hablur sangat halus, putih
atau putih kelabu. Berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran
debu.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam larutan asam dan
alkalis, pelarut organic dan air.
Fungsi Sebagai glidant dan sebagai lubrikan
c. Penimbangan Bahan

BAHAN FORMULA Jumlah /tab Jumlah/batch


(mg) (mg) (g)
Captopril 50 50 15
HPMC K15 M - - -
HPMC K100 M, 100 100 30
HPMC K4M - - -
natrium bikarbonat 15 15 4,5
asam sitrat 5 5 1,5
mikrokristalin selullosa 80 80 24
magnesium stearat 2,5 2,5 0,75
Talk 2,5 2,5 0,75

d. Evaluasi Uji Fisik

1. Keseragaman Bobot

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui keseragaman bobot dari tablet yang kita buat.
Prosedur: Keseragaman bobot: 20 tablet ditimbang satupersatu, hitung rata-rata tiap tablet.
Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom A, dan
tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom B.

Hasil dapat diterima apabila tidak terdapat lebih dari 2 tablet yang memiliki
bobot menyimpang lebih dari 10% bobot rata-rata dan tidak boleh ada 1 tablet yang
menyimpang lebih dari 20% dari bobot rata-ratanya (Depkes RI, 1979). Jika perlu,
diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang
terhadap rata-rata lebih dari kolom A dan B. (Depkes RI, 1979).

2. Kekerasan Tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan,
penghantaran (shipping). Kekerasan yang cukup dari suatu tablet merupakan salah satu
persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang mempengaruh kekerasan tablet
adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai
ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan
akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila
mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1970).
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak
- Ukur kekerasan masing-masing tablet
- Catat skala yang terukur
- Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet
- Variasi kekerasan dilihat dari harga SD
Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan
mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang
lebih dari 10 kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).
3. Keseragaman Ukuran
Diambil 20 tablet secara acak

Diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong

Tablet yang baik : diameter < 3 kali tablet dan > 4/3 tebal tablet
4. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. (DepKes RI, 1995).
Prosedur:
a) 900 mL medium dissolusi di isi pada tabung denga suhu ± 37oC
b) Dimasukkan tablet pada masing-masing tabung
c) Dijalankan alat uji disolusi metode paddle dengan kecepatan pengadukan dan
lama pengujian yang sesuai.
d) Diambil sampel 5 ml pada selang waktu tertentu
e) Setiap penggambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan volume dan
suhu yang sama
5. Uji Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul
digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat
secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode
berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.
Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan
prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu hancur tidak menyatakan
bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna
bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak
mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak
larut.
Waktu disentegrasi obat yang baik dari tablet yang di uji adalah 15 menit untuk tablet
tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalutb gula dan bersalut
selaput (FI III, hal 7 1979).
Prosedur:
a) Bejana diisi HCL 0,1N, volume diatur pada kedudukan tertinggi (lempeng kasa di
permukaan larutan) dan kedudukan terendah (mulut tabung di atas permukaan)
dengan suhu pelarut 36-38oC.
b) 6 tablet dimasukkan di setiap tabung, dan keranjang di naik-turunkan teratur selama
30 kali/menit.
c) Tablet hancur bila ada bagian yang tertinggal di kasa.
d) Dihitung waktu hnacur sejak tablet mulai hancur hingga tidak ada yang tertinggal di
kasa.
6. Friabilitas
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan
friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari
sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu yang
digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari
debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot <> 650 mg,
timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam
friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat. Bersihkan
dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama
pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh
lebih dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses
pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang
terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai
rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (USP & NF).
Prosedur:
a) 20 tablet dibersihkan dengan menggunakan sikat halus dan ditimbang.
b) Tablet dimasukkan dalam Friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran.
- Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.
- Dihitung friabilitas tablet
7. Friksibilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar
sesama tablet. Tujuan penetapan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Prosedur:
-        20 tablet diambil secara acak
-        Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
-        Masukkan uji (100 x) putaran
-        Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
-        Hitung % friksibilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk
melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya
pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat
2.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ketiga, 591, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI


Press.

Bolton, S.. 1997. Pharmaceutical Statistics : Practical and Clinical Applications, 3 rd


Ed,610-619, Marcel Dekker Inc., New York.

Collett, J., and Moreton, C., 2002, Modified – release Peroral Dosage Form, dalam
Aulton, M. E., Pharmaceutics: The Science Of Dosage Form Design, Edisi II,
Churchill Livingstone, Edinburg – Londion – New York – Philadelphia – St Louis
Sydney – Toronto, 289-305

Hardjasaputra P, Budipornoto G, Sembiring, & Kamil I., 2002, Data Obat di


Indonesia Edisi 10, Grafidian Medipress, Jakarta

Jantzen,G.M., and Robinson, J.R., 1996, Sustained and Controlled-Release Drug


Delivery Systems, in Banker, G.S., Rhodes, C.T., (Eds), Modern Pharmaceutics, Edisi
III, 575-609, Marcel Dekker Inc., New York-Basel-Hongkong.

Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet, Pustaka


Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. 56 – 59, 198 – 215

Syukri, 2002, Biofarmasetika, UII Press, Yogyakarta, 36-37,65,71-73


Shargel, L & Andrew. 2012. Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. New
York: McGraw-Hill Companies.

Anda mungkin juga menyukai