disolusi yang diakui sebagai elemen dalam pengembangan obat. Model matematika dapat membantu mengoptimalkan desain obat untuk menghasilkan informasi model pelepasan. Analisis nilai kuantitatif yang diperoleh saat disolusi yang menggambarkan profil pelepasan obat lebih mudah ketika konsep matematika digunakan untuk menggambarkan model kinetika pelepasan obat. Tujuan tinjauan ini menerapkan konsep matematika untuk mempelajari fenomena pelepasan obat matriks. Sustained release, sustained action, prolonged action, controlled release, extended release, depot release adalah istilah untuk mengidentifikasi sistem penyampaian obat yang dirancang untuk mencapai efek terapi berkepanjangan oleh obat yang terus melepaskan selama jangka waktu setelah pemberian dosis obat tunggal. Profil pelepasan obat secara in vivo dapat dilihat seperti Gambar 1 (Kakar, et al.,2014). Range Terapi Produk pelepasan terkendali menawarkan beberapa keuntungan, antara lain: mempertahankan kadar obat dalam plasma, memperkecil toksisitas, menurunkan efek samping akibat fluktuasi kadar obat, frekuensi pemberian obat sekali sehari dan menjamin terapi optimum (Ninama, et al., 2015). Sediaan konvensional dirancang untuk melepaskan zat aktif dengan segera sehingga diabsorbsi ke dalam sirkulasi sistemik dengan cepat dan sempurna. Sebaliknya Sediaan Pelepasan Terkendali dirancang untuk melepaskan zat aktif secara lambat dibandingkan dengan sediaan konvensional (Mandhar, dan Joshi, 2015). Kemajuan teknis telah menyebabkan perkembangan modifikasi pelepasan sistem pemberian obat untuk mengatasi kelemahan sistem pemberian obat konvensional, berikut beberapa modifikasi pelepasan sistem penyampaian obat, yaitu (Kakar, et al.,2014; Dixit, et al, 2013 dan Patnaik, et al, 2013): 1. Delayed release (DR) Delayed-release atau pelepasan tertunda menunjukkan bahwa obat ini tidak dibebaskan segera tetapi dilepaskan saat tertentu. Delayed release adalah pelepasan yang berulang dari satu atau lebih dosis berselang obat digabungakan ke dalam bentuk dosis tunggal. Contoh Delayed-release termasuk repeat action tablet dan kapsul, dan tablet salut enterik dimana waktu pelepasan dicapai melalui lapisan penghalang. Delayed-release dimaksudkan untuk menahan cairan lambung tetapi hancur dalam cairan usus. 2. Repeat Action (RA) Repeat action menunjukkan bahwa dosis individual dilepaskan segera setelah pemberian dan dosis kedua atau ketiga dilepaskan pada interval berselang. 3. Extended Release (ER) Extended release mengacu pada pelepasan lambat dari obat sehingga konsentrasi plasma dipertahankan pada tingkat terapi untuk jangka waktu tertentu, biasanya 8 dan 12 jam. 4. Prolonged Release (PR) Prolonged release menunjukkan bahwa obat disiapkan untuk penyerapan selama periode yang lebih lama dari bentuk sediaan konvensional. Hal ini dirancang untuk melepaskan obat secara perlahan dan untuk menyediakan kelangsungan penyediaan obat selama periode yang diperpanjang. Sebuah sistem pelepasan dikendalikan khas dirancang untuk memberikan tingkat obat yang konstan atau hampir konstan dalam plasma dengan mengurangi fluktuasi melalui lepas lambat selama jangka waktu tertentu. 5. Controlled Release (CR) Controlled release melepaskan obat konstan sehingga memberikan konsentrasi obat dalam plasma tetap setiap waktu. Sistem pemberian dari obat disampaikan dengan laju yang telah ditentukan untuk jangka panjang. Istilah controlled release, prolonged release, sustained atau slow release dan long-acting telah digunakan secara sinonim dengan extended release (Bhowmik, et al., 2012). 6. Sustained Release (SR) Sustained release menunjukkan pelepasan terhambat, berkepanjangan atau pelepasan lambat untuk jangka waktu lama. Sistem pelepasan berkelanjutan hanya memperpanjang terapi obat untuk jangka waktu lama (Bhowmik, et al., 2012). 7. Pulsatile release Pulsatile release melibatkan pelepasan sejumlah terbatas obat pada interval waktu yang berbeda yang diprogram ke dalam produk obat (Singhvi dan Singh, 2011). 8. Timed release Timed release digunakan untuk mendapatkan pelepasan dengan jeda waktu sekitar 4-5 jam. Sediaan dilapisi selulosa asetat ftalat untuk memberikan perlindungan asam lambung. Lapisan menyebabkan keterlambatan pelepasan obat, menunda pelepasan obat di usus halus. Waktu pelepasan obat dikendalikan sehingga dapat terhambat hingga 5 jam menargetkan obat untuk usus besar. Profil pelepasan obat diperoleh dari uji disolusi, beberapa model yang digunakan untuk mempelajari mekanisme pelepasan obat adalah model berikut:
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu