OBAT TERTUNDA,
SISTEM PENYAMPAIAN
OBAT TERKONTROL
Mata Kuliah :
SISTEM PENYAMPAIAN OBAT
Dosen Pengampu : Apt. Mandike Ginting, S.SI., M.Si
KELOMPOK 1
NAMA Kelompok:
1. Rosnelly Sriwahyuni Sitompul (1901011357)
2. Euis Yashinta Yuhana ( 19010111262)
2. H ikm atul Padillah (1901011266)
3. M aharani Utam i H asibuan (1901011271)
4. M uzni H idayat (1901011277)
Sub Pembahasan
tablet terkontrol
sistem penghantaran obat
dengan pelepasan obat yang
diperpanjang dan atau ditunda
(delayed and/or prolonged released
of drug) (Deshpande A.A., et al.
1996; USP 2000)
Tetapi sistem yang ideal seperti ini tidak bisa didapatkan. Para peneliti
mencoba mengembangkan sistem yang mungkin dapat mendekati
sistem yang ideal ini, dengan mengembangkan sistem penghantaran
obat transdermal dan sistem bioadhesif
Lanjutan...
6
dm/dt = A/h . k πs S
4. Resin penukar ion
Sistem penghantaran obat menggunakan resin
penukar ion secara teoritis imun terhadap kondisi
pH saluran cerna, karena lingkungan ionik
diperlukan untuk menempatkan obat dalam resin.
Pada sistem ini, granul resin yang mengandung
obat dicampur dengan polimer seperti PEG 4000
untuk menahan kecepatan pengembangan di dalam
air, kemudian disebut dengan polimer permeabel
terhadap air seperti, etilselulosa yang berfungsi
sebagai barier yang menentukan kecepatan untuk
mengontrol pelepasan obat.
13
Mekanisme Sistem Penghantaran
Obat Terkontrol (Controlled Release)
Hampir seluruh sediaan pelepasan
terkontrol oral (oral controlled release) termasuk ke
dalam sistem matriks atau sistem reservoir (dilapisi
polimer).
Sistem reservoir adalah suatu sistem di mana obat
yang memiliki “inti” tertutup oleh suatu lapisan
polimer. Pada sistem reservoir ini, terdapat dua tipe
pelepasan. Yang pertama, sistem difusi/erosi
sederhana. Pada sistem ini, obat dilapisi oleh polimer
hidrofilik atau tidak larut air. Obat dilepaskan dengan
proses difusi zat aktif melalui lapisan polimer
tersebut atau proses erosi dari lapisan polimer yang
melapisi obat. Yang kedua, sistem osmosis. Pada
sistem ini, obat dilapisi oleh membran polimer semi
permeabel. Pelepasan yang terjadi disebabkan oleh
tekanan osmosis di dalam tablet.
14
7. Pulsatile release
Pulsatile release melibatkan pelepasan
sejumlah terbatas obat pada interval waktu yang
berbeda yang diprogram ke dalam produk obat
(Singhvi dan Singh, 2011).
8. Timed release
Timed release digunakan untuk
mendapatkan pelepasan dengan jeda
waktu sekitar 4-5 jam. Sediaan dilapisi
selulosa asetat ftalat untuk memberikan
perlindungan asam lambung. Lapisan
menyebabkan keterlambatan pelepasan
obat, menunda pelepasan obat di usus
halus. Waktu pelepasan obat dikendalikan
sehingga dapat terhambat hingga 5 jam
menargetkan obat untuk usus besar.
Formulasi tablet terkontrol
Pendekatan pada formulasi pada sistem
penyampaian obat berdasarkan kontrol pengelepasan dari
availabilitas obat, dipertimbangkan dengan tekanan pada
bentuk sediaan peroral. Penglepasan secara lambat,aksi
secara lambat,aksi yang diperlambat,penglepasan yang
dikontrol, aksi diperpanjang,penglepasan yang diukur
waktunya,depo,dan bentuk sediaan repositori adalah
batasan-batasan yang digunakan untuk mengidentifikasi
sistem penyampaian obat yang didesain untuk mencapai
suatu efek terapetis yang diperpanjang, dengan
penglepasan obat secara kontinyu dalam periode waktu
yang lebih lama setelah pemberian suatu dosis tunggal
Kesimpulan
23
Daftar Pustaka
Aiache, J.M. (1993). Farmasetika 2. Biofarmasi. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 154-177, 195-
210 dan 338-339.
Bhowmik, D., Gopinath and Kumar,K.P.S., (2012). Controlled Release Drug Delivery Systems. The Pharma Innovation
Journal. 1(10): 24-32
Dixit, N., Maurya, S.D and Sagar, B.P.S., (2013). Controlled Release Drug Delivery Systems. Indian Journal of Research
in Pharmacy and Biotechnology. 1(3): 305-310
Suprianto, Analisis Kinetika Pelepasan Teofilin dari Garnul Matriks Kitosan. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2016. 2(1): 70-80
Kakar, S., Singh, R and Semwal, A., (2014). Drug Release Characteristics of Dosage Forms: A Review. Int. J. Recent Adv
Pharm Res. 4(1): 6-17
Suprianto, Optimasi Formula Matriks Kitosan dengan Metilselulosa pada Pelepasan Terkendali Sediaan Granul Teofilin.
Jurnal Ilmiah Manuntung. 2015. 1(2): 114-120.
Lokhandwala, H., Deshpande, A., and Deshpande, S. (2013). Kinetic Modeling and Dissolution Profil Comparison: An
Overview. Int. J. Pharm. Bio. Sci. 4(1): 728 – 737
Suprianto, Formulasi dan Penentuan Orde Pelepasan Teofilin Sediaan Granul Campuran Kitosan dengan Metilselulosa.
Akademia. 2013. 17(2) 2013: 58-62.
Mandhar, P and Joshi, G. (2015) Development of Sustained Release Drug Delivery System: A Review. Asian Pac. J.
Health Sci., 2(1): 179-185