Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BESARAN SKALAR DAN BESARAN VEKTOR, NOTASI VEKTOR, OPERASI


VEKTOR PENJUMLAHAN ( Hukum Komutatif dan Asosiatif)

DISUSUN OLEH:

1. HOTMARISI SIHOMBING
2. ODALIGO BAINE
3. ROSALINA BR SINAGA
4. ROSNELLY SRIWAHYUNI BR SITOMPUL
5. RUSMELIANA LUMBAN RAJA

Kelompok : 2 ( Dua)
Kelas :IG
Dosen pengajar : Anggi Marwina

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Salam dan damai sejahtera untuk kita semua!


Puji dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat yang diberikan
kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang BESARAN
SKALAR DAN BESARAN VEKTOR, NOTASI VEKTOR, OPERASI VEKTOR
PENJUMLAHAN ( Hukum Komutatif dan Asosiatif).
Ucapan terima kasihh kami sampaikan kepada Dosen pengajar yang memberikan
tugas ini, kiranya tugas ini memberikan pengetahuan kepada kami. Kami pun menyadari
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karna itu, kritik dan masukan yang
membangun kami nantikan untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Medan, 11 Oktober 2019


Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Besaran dalam fisika ada dua macam yakni besaran pokok dan besaran turunan.
besaran turunan tersebut nanti akan terdapat besaran yang berupa besaran vekor dan besaran
skalar. Besaran pokok biasanya termasuk besaran skalar.
Besaran vektor adalah besaran dalam fisika yang memiliki besar (magnitude) dan arah
(direction). Jadi dalam mengungkapkan besaran ini tidak cukup hanya besarnya saja, tetapi
perlu menyebutkan arahnya kemana. Karena arah berbeda dengan besar yang sama akan
berbeda hasilnya jika sudah masuk dalam perhitungan. Contoh besaran ini adalah Gaya
(Force), kecepatan (velocity), torsi (torque), perpindahan (displacement), momentum,
percepatan, luasan, kuat medan magnet (H), kuat medan listrik (E).
Besaran skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan dengan besarnya saja
(magnitude) tanpa mempedulikan arahnya. Contoh besaran ini adalah jarak, kelajuan, energi,
usaha, tekanan, massa, waktu, kuat arus listrik (I) dll.
Melalui Fisika, manusia dapat menjelaskan berbagai gejala alam, maupun dapat
memperkirakan gejala alam yang akan terjadi. Manusia juga dapat mendefinisikan gejala-
gejala alam. Vektor dan skalar merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah yang
melatar belakangi saya untuk menyusun makalah ini, yang berjudul Vektor dan Skalar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor?
3.  Bagaimana menentukan notasi vektor dan jenis-jenis vektor?
4.  Bagaimana Operasi Vektor Penjumlahan dan Pengurang (hukum komunikatif dan
asosiatif) beserta contohnya.

1.3. Tujuan dan Mamfaat Penulisan Makalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar
maha siswa mengetahui dan mengigat kembali mengenai :
1. Untuk mengetahui perbedaan dari Vektor dan Skalar
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Vektor dan cara menuliskan Notasi Vektor
3. Untuk mengetahui Operasi Vektor Penjumlahan dan Pengurang (hukum komunikatif
dan asosiatif) beserta contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Vektor dan Skalar

1.      Pengertian Vektor


Vektor  didefinisikan secara lengkap apabila kita mengetahui bukan saja nilainya (dengan
satuan) tetapi juga arah kemana vektor itu beroperasi.Vektor juga dapat diartikan sebagai
bilangan yang memiliki nialai satuan dan memiliki arah. Contoh Vektor:gaya, kecepatan,
percepatan
Vektor dapat direpresentasikan secara grafis, dengan garis yang ditarik sedemikian
sehingga: Panjang garis menandakan besar vektor. Arah garis (ditunjukkan dengan mata
panah) menandakan arah vektor.

Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar
vektor

2. Pengertian Skalar
Skalar  dapat didefinisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan yang
sesuai. Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan tanpa arah.
Contoh panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi potensial, usaha, potensial
listrik, energi listrik dan lain sebagainya.
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya
menyebut angka (nilai) nya saja, Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu
keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang
menunjukkan massa mangga tersebut. Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur
sangkar dan Massa mangga merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya
memiliki besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.

2.2. Perbedaan Skalar dengan Vektor


Skalar adalah besaran yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya (atau nilai numerik)
saja. Vektor adalah besaran yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya dan arah.

1.      Contoh Besaran skalar


Besaran skalar, seperti disebutkan di atas, adalah pengukuran yang ketat mengacu pada
besarnya. Sama sekali tidak ada komponen arah dalam besaran skalar – hanya besarnya dari
media. Waktu – besaran skalar sering merujuk ke waktu, pengukuran tahun, bulan, minggu,
hari, jam, menit, detik, dan bahkan milidetik. Volume – besaran skalar dapat mengacu pada
volume medium, seperti berapa banyak media yang hadir. Segala sesuatu dari ton ke ons
sampai gram, mililiter dan microgram semua adalah besaran skalar, selama mereka
diterapkan pada media yang diukur dan bukan gerakan medium.

2.      Contoh Besaran vektor


Besaran vektor, bagaimanapun, merujuk kepada kedua arah gerakan media serta
pengukuran kuantitas skalar. Kenaikan / Penurunan Suhu – Pengukuran suhu adalah besaran
skalar, pengukuran kenaikan atau penurunan suhu media.
Tabel berikut menunjukkan perbedaan antara Skalar dan Vektor
No Besaran Skalar Besaran Vektor
1. Jarak Perpindahan
2. Massa Berat
3. Panjang Percepatan
4. Kelajuan Kecepatan
5. Volume Percepata grafitasi
6. Waktu Momentum
7. Energi potensial Implus
8. Energi kinetik Gaya

9. Usaha Momen gaya

10. Daya Tegangan Permukaan

11. Muatan Listrik Induksi Maknetik

12. Potensial Listrik Medan Grafitasi

13. Massa Jenis Gaya Gesek

14. Jumlah Zat Medan Listrik

15. Kerapatan Arus Tekanan


Sumber : Yoskin, 2010, Besaran Vektor dan Skalar
Itu adalah besaran vektor. Kecepatan, percepatan, Gaya – Pengukuran tingkat di mana
obyek mengalami perubahan posisi adalah besaran vektor.

2.2. Cara Menuliskan Notasi Vektor

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal (titik
tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor
dan arah panah menunjukkan arah vektor.
Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau huruf kecil,
biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf
miring.
Contoh :
Vektor A →(Berhuruf tebal)
Vektor A →(Huruf dengan tanda panah di atasnya)
Vektor A →(Huruf miring)
Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan huruf biasa atau dengan
memberi tanda mutlak dari vektor tersebut.
Contoh : Vektor A. Nilai vektor A ditulis dengan A atau A
Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor.
1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai bila besar dan arah sama.
2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan arah
b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah sama
c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang berbeda

Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:


A D

B C E

Gambar 2.2 : Gambar beberapa buah vektor

Besar (nilai) vektor A, B, C, dan D sama besarnya. Nilai vektor C lebih kecil dari vektor D.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa:
A = C artinya : nilai dan arah kedua vektor sama
A = - B artinya : nilainya sama tetapi arahnya berlawanan
Vektor A tidak sama dengan vektor D (Nilainya sama tetapi arahnya berbeda)
Vektor D tidak sama dengan vektor E (Nilai dan arahnya berbeda)

Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga bisa dilakukan dengan 2 cara
antara lain sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu huruf namun di
atasnya diberikan tanda anak panah, yaitu:
2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga  satu huruf yang ditebalkan
juga:

Jika kita menggunakan dua buah huruf, maka pada huruf pertama yang (A) adalah
merupakan titik asal vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di
belakang (B) adalah arah vektor atau titik terminal atau dapat disebut juga dengan sebutan
ujung vektor.

 Macam – Macam Vektor

Di dalam ilmu fisika, macam-macam vektor itu terdapat dua macam, yaitu: vektor sejajar
atau serta juga vektor berlawanan. Untuk lebih jelas  mengenai kedua macam vektor tersebut,
silakan kalian perhatikan gambar dibawah berikut ini:

a. Vektor Sejajar

Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang mempunyai arah serta juga besar
yang sama. Pada gambar di atas, contoh dari vektor sejajar adalah pada vektor b dan
c.

b. Vektor Berlawanan

Vektor berlawanan adalah dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki suatu
besar yang sama namun arahnya yang berlawanan. Apabila dilihat pada gambar di
atas, maka contoh vektor berlawanan adalah vektor c dan d.
 Sifat-Sifat Vektor

Vektor mempunyai atau memiliki sifat-sifat antara lain ialah sebagai berikut :

 Dapat dipindahkan dengan syarat nilai atau besar serta arahnya itu tidak berubah
 Dapat dijumlahkan
 Dapat dikurangkan
 Dapat diuraikan
 Dapat dikalikan

2.3. Penjumlahan dan Pengurangan vektor

Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah vektor baru yang
dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan (dikurangkan)
Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:
1. Metode jajaran genjang
2. Metode segitiga
3. Metode poligon (segi banyak)
4. Metode uraian

a. Metode Jajaran Genjang

Cara menggambarkan vektor resultan dengan metode jajaran genjang adalah sebagai
berikut.

Penjumlahan dan pengurangan 2 buah vektor A dan B yang satu sama lain
membentuk sudut α dapat di lihat pada gambar berikut ini:

Dari gambar gambar (p) penjumlahan vektor A+B dan gambar (q) adalah
pengurangan vektor A-B mempunyai persamaan:

Dari gambar (p) : Penjumlahan vektor A+B menghasilakn resulytan vektor R

Dari gambar (q) : pengurangan vektor A-B menghasilkan resultan vektor R dengan
persamaan/rumus tanda (+) dan (-) yang berbeda.
Catatan :
1. Jika vektor A dan B searah, berarti α = 0° : R = A + B
2. Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti α = 180° : R = A - B
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti α = 90° : R = 0

Untuk pengurangan (selisih) vektor R = A – B, maka caranya sama saja, hanya vector

B digambarkan berlawanan arah dengan yang diketahui.

b. Metode Segitiga

Bila ada dua buah vektor A dan B akan dijumlahkan dengan cara segitiga maka tahap-
tahap yang harus dilakukan adalah:

R=A+B

Gambar 2.4 : Resultan vektor A + B, dengan metode segitiga

Langkah–langkah :

1. Gambar vektor A

2. Gambar verktor B dengan cara meletakkan pangkal vektor B pada ujung vektor A

3. Tarik garis dari pangkal vektor A ke ujung vektor B

4. Vektor resultan merupakan vektor yang mempunyai pangkal di vektor A dan


mempunyai ujung di vektor B

Jika dinyatakan R= A-B, maka caranya sama saja, hanya vektor B digambarkan
berlawanan arah dengan yang di ketahui

c. Metode poligon

Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga, hanya saja
metode ini untuk menjumlahkan lebih dari dua vektor.

Contoh :

Jumlahkan ketiga buah vektor A, B, dan C dengan metoda Poligon

B C
Jawab:

Resultan ketiga vektor R adalah R = A + B + C

R
B
A

Gambar 2.5. Penjumlahan vektor dengan metode poligon

d. Metode Uraian

Setiap vektor yang akan dijumlahkan (dikurangkan diuraikan terhadap


komponen-komponennya (sumbu x dan sumbu y )

Ax A

θ
Ay X

Gambar 2.5. Komponen – komponen sebuah vektor

Komponen vektor A terhadap sumbu X : Ax = A cos θ

Komponen vektor A terhadap sumbu Y : Ay = A sin θ

Vektor Komponen X Komponen Y


A AX AY
B BX BY
C CX CY
R=A+B+C R X = AX+ B X+ C X RY=AY+BY+CY

Besar vektor R :

R = R = RX2+RY2
Arah vektor R terhadadap sunbu X positif :

RY
tgθ =
R
X

Catatan :
Jika vektor A dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i dan j maka, secara
matematis vektor A dapat ditulis dengan

A = i Ax + j Ay

Yang merupakan penjumlahan kedua komponen-komponennya

Atau A = Ax + Ay

Nilai vektor A :
A = A X 2+A2

3.1. Operasi Vektor Penjulahan ( hukum Komunikatif)

Jika dua vektor vektor A dan B dijumlahkan, seperti pada gambar di bawah:

Vektor A dan B

Maka dengan metode segitiga penjumlahan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;

1. Vektor B digeser hingga pangkalnya berimpit dengan ujung vektor A, kemudian


pangkal vektor A  dihubungkan dengan ujung vektor B sehingga akan terbentuk
vektor baru A+B.

Lihat gambar di bawah ini!

2. Vektor A digeser hingga pangkalnya berimpit dengan ujung B, kemudian pangkal


vektor B dihubungkan dengan ujung vektor A sehingga akan terbentuk vektor baru
B+A.
Lihat gambar di bawah ini!

Dari kedua cara dapat disimpulkan bahwa A+B = B+A. Inilah yang dimaksud dengan sifat
komutatif

3.2. Operasi Vektor Penjumlahan ( hukum Asosiatif)

Jika terdapat tiga vektor, misal vektor A, B, dan C, seperti terlihat dari gambar di bawah:

Vektor A, B, dan C

Maka jika penjumlahan tersebut dilakukan dengan penjumlahan metode segitiga, yaitu
menjumlahkan dua vektor terlebih dahulu baru kemudian resultannya ditambahkan dengan
satu vektor yang tersisa, dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut  ini:

1. Vektor B digeser ke ujung vektor A terlebih dahulu sehingga menghasilkan vektor


A+B. Kemudian vektor C digeser ke ujung vektor A+B lalu pangkal vektor A+B
dihubungkan ke ujung vektor C sehingga menghasilkan vektor (A+B)+C. Lihat
gambar berikut ini!
2. Vektor C digeser ke ujung vektor B terlebih dahulu sehingga menghasilkan vektor
B+C. Kemudian geser vektor B+C ke ujung vektor A lalu pangkal vektor A
dihubungkan ke ujung vektor B+C sehingga menghasilkan vektor A+(B+C).

Lihat gambar berikut ini!

Dari cara di atas dapat disimpulkan bahwa (A+B)+C=A+(B+C). Inilah yang disebut dengan
sifat asosiatif.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki arah
sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor yang
bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen adalah vektor
uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang untuk 2 vektor, dan
metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik dari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari, seperti :
Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung, perahu
menyebrangi sungai berarus.

3.2              Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Kamajaya.2007.Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama.


Kanginan, Marthen.2002.Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, Paul A.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai