MODUL PERKULIAHAN
W112100003 –
FISIKA DASAR
VEKTOR
Abstrak Sub-CPMK
Ilmu fisika memiliki banyak besaran (kuantitas) yang mempunyai ukuran dan arah,
sehingga membutuhkan sebuah bahasa matematika khusus, yaitu vektor. Yang mana,
vektor digunakan untuk menyatakan dan menggambarkan besaran tersebut.
PENGERTIAN VEKTOR
Sebuah partikel yang bergerak sepanjang garis lurus hanya dapat bergerak dalam dua
arah. Gerakan partikel tersebut positif terhadap salah satu arah dan negatif terhadap arah
yang berlawanan. Namun, jika partikel bergerak dalam ruang tiga dimensi, tanda positif
atau negatif tidak cukup untuk menyatakan arah geraknya. Untuk itu, perlu digunakan
vektor. Vektor memnpunyai magnitudo dan juga arah, dan vektor mengikuti aturan
kombinasi yang khusus (aturan vektor).
Besaran vektor (kuantitas vektor) adalah suatu besaran yang mempunyai magnitudo dan
arah sehingga dapat diwakilkan dengan sebuah vektor. Beberapa besaran fisis yang
merupakan besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, dan percepatan.
Dan untuk besaran fisis yang tidak menggunakan arah (suhu, tekanan, energi, massa, dan
waktu dapat disebut dengan skalar. Dan kita mengoperasikan besaran – besaran tersebut
dengan aturan aljabar biasa. Suatu nilai tunggal dengan sebuah tanda positif atau negatif,
mencirikan sebuah besaran skalar.
Jarak Perpindahan
Massa Kecepatan
Waktu Percepatan
Suhu Gaya
Kelajuan Momentum
Energi Momen
NOTASI VEKTOR
Sebuah vektor diberi notasi dan digambarkan secara khusus dengan pengertian
dan batasan yang jelas. Vektor diberi notasi berupa huruf besar atau kecil yang dicetak
tebal atau diberi tanda panah di atasnya. Misalnya vektor sebuah gaya dapat digambarkan
atau dituliskan dengan atau F (berasal dari force). Kadang-kadang sebuah vektor juga
diberi notasi berupa hurup besar dengan satu tanda panah di atas keduanya, misalnya
vector perpindahan sebuah benda yang bergerak dari titik A ke titik B diberi notasi.
Sebuah vektor dapat digambarkan sebagai potongan garis lurus berarah (anak
panah), yang batasan-batasannya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal tanda anak panah adalah titik tangkap vektor. Titik tangkap vektor
artinya titik kedudukan tempat vektor itu mulai bekerja.
2. Panjang tanda anak panah menyatakan nilai atau besar vektor, vector yang lebih
besar digambarkan dengan anak panah yang lebih panjang, begitu juga sebaliknya,
vektor yang lebih kecil digambarkan dengan anak panah yang lebih pendek. Nilai
atau besar vektor diberi notasi dengan huruf yang sama dengan vektor yang
bersangkutan tetapi tanpa tanda anak panah di atasnya atau tidak dicetak tebal,
atau sama dengan notasi vektor tetapi di dalam tanda harga mutlak. Misalnya, besar
vektor adalah AB atau |AB|.
3. Arah anak panah menggambarkan vektor. Untuk arah ini biasanya digunakan istilah
arah ke kanan (→), arah ke kiri (), arah ke atas (), arah ke bawah (), tegak lurus
bidang gambar menuju pembaca (•) dan arah tegak lurus bidang gambar menjauhi
pembaca (x). Pada bidang kartesian, arah vektor dinyatakan dengan sudut yang
diapit oleh vektor itu dengan sumbu–x positif, sudut yang berputar searah jarum jam
diberi tanda negatif dan sudut yang berputar berlawanan arah jarum jam diberi
tanda positif.
4. Garis perpanjangan vektor disebut garis kerja vektor, misalnya garis l. Untuk
kepentingan operasi vektor misalnya penjumlahan, selisih dan sebagainya, titik
tangkap sebuah vektor dapat dipindah-pindahkan tetapi dengan tidak mengubah
panjang dan arah vektor.
Notasi Geometris
Notasi geometris adalah sebuah metode untuk menganalisis vektor dengan cara
menampilkannya dalam bentuk gambar.
Contoh:
Sebuah benda bergerak dari titik A ke titik B melewati sebuah lintasan lengkung (gambar
1.2a). Vektor perpindahan gerak tersebut ditunjukan oleh garis terpendek (lurus) dari A ke
B (gambar 1.2b) yang berikutnya kita beri nama sebagai vektor perpindahan R (gambar
1.2c).
Panjang anak panah menunjukan besar vektor, sedangkan arah anak panah menunjukan
arah vektor. Kita bisa menggambarkan negatif dari masing-masing vektor sebagaimana
ditunjukan pada gambar berikut:
Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor dengan cara menguraikan vektor
tersebut dalam komponen-komponen penyusunnya. Sebuah vektor a dalam koordinat
kartesian (dua sumbu : x dan y) dapat dinyatakan dalam komponen-komponennya, yaitu
komponan pada arah sumbu x dan komponen pada arah sumbu y. Secara lebih jelas dapat
dilihat pada gambar berikut:
Keterangan:
Vektor arah /vektor satuan: adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan
yang didefinisikan.
Misalnya dalam koordinat kartesian : i, j, k yang masing masing menyatakan vektor dengan
arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
𝑎⃗ = a x 𝑖̂ + ay 𝑗̂
|a| = √𝑎𝑥 2 + 𝑎𝑦 2
Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus. Pada
koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z
jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut dengan vektor
komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen
sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen
sumbu y. Besar dari vektor komponen tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi
arahnya selalu diketahui dan konstan.
Vektor Bebas adalah sebuah vektor yang dapat dipindahkan ke mana saja dalam ruang,
asalkan besar dan arahnya tetap.
Vektor Satuan adalah sebuah vektor yang besarnya satu satuan vektor.
Vektor Resultan adalah jumlah terkecil vektor yang menggantikan sistem vektor yang
bersangkutan. Untuk menentukan resultan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) metode
yaitu:
Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu
lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2
buah vektor. Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah
sebagai berikut.
3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F 1 dan
vektor F2
METODE SEGITIGA
Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain
kemudian menghubungkan titik tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengan titik ujung
vektor ke dua.
METODE POLIGON
Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut
dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan
metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut:
Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun
resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut :
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis penghubung antara titik
tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, 2,
dan F3.
METODE ANALITIS
Menentukan besar dan arah vektor resultan dengan metode grafis merupakan salah satu
pendekatan. Ketepatan hasil yang diperoleh bergantung pada ketepatan dan ketelitian
anda dalam menggambar dan membaca skala. Besar dan arah vektor resultan lebih tepat
diperoleh melalui perhitungan matematis.
Selain memiliki nilai Vektor juga memiliki arah, penjumlahan vektor dan penerapan
operasi-operasi aljabar lainya memiliki aturan tertentu. Pada bagian ini dibahas
aturan penjumlahan vektor. Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu:
Hukum komutatif
A+B=B+A
Kenyataan ini menunjukan bahwa urutan suku dalam penjumlahan vektor tidaklah
berpengaruh.
(A + B) + C = A + (B + C) = R
Vektor A dan B sebagaimana yang sudah dicontohkan di atas, jika dinyatakan secara
analitis dapat ditunjukan dalam bentuk:
Contoh soal:
Penyelesaian:
2. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 50 m dan kecepatan airnya 4 m/s.
Bila perahu bergerak tegak lurus terhadap arah kecepatan air dengan kecepatan 3 m/s.
Jawab:
Diketahui:
vperahu = 3 m/s
varus = 4 m/s
Untuk menentukan besarnya jarak tempuh, maka kita bisa menggunakan perbandingan sisi
segitiga.
3 50
=
5 𝑥
x = 83,33 m
3
= arc tg
4
= 36,90
Selain dapat dijumlahkan, vektor juga dapat dikalikan. Terdapat dua macam operasi
perkalian vektor yaitu :
PERKALIAN VEKTOR
Jika sebuah vektor dikalikan dengan sebuah bilangan (skalar) k maka hasil dari perkalian
tersebut adalah vektor baru yang panjangnya k kali vektor semula dan arahnya serah
dengan vektor semula bila k bernilai positif dan arahnya berlawanan dengan vektor semula
bila k bernilai negatif.
B=kA
Besar vektor B adalah k kali besar vektor A, sedangkan arah vektor B sama dengan arah
vektor A bila k positip dan berlawanan bila k negatif. Dalam fisika kita menjumpai operasi
semacam ini misalnya:
F = qE ;
q adalah muatan listrik, dapat bermuatan positip atau negatif sehingga arah F tergantung
tanda muatan tersebut, sedangkan besar F adalah q kali besar E.
Terdapat dua jenis perkalian antara vektor dengan vektor. Pertama perkalian titik (dot
product) yang menghasilkan besaran skalar dan kedua perkalian silang (cross product)
yang menghasilkan besaran vektor.
Dua buah vektro p dan q diilustrasikan seperti gambar di atas, perkalian titik (dot product)
antara dua buah vektor 𝑝 dan 𝑞 menghasilkan r, didefinisikan secara matematis sebagai
berikut:
𝑝⃗ 𝑞⃗ = 𝑟
r = 𝑝⃗ 𝑞⃗ cos
Perkalian silang melibatkan dua buah vektor, misalkan vektor 𝑝⃗ dan 𝑞⃗ yang menghasilkan
vektor 𝑟⃗.
𝑟⃗ = 𝑝⃗ x 𝑞⃗ = p x q sin
Halliday, Resnick, Walker, Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1, Terjemahan, Erlangga,
Jakarta, 2010
Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknk Jiid 1, Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 1998
Ir. Sutarno, Fisika untuk Universitas, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013