Anda di halaman 1dari 8

MODUL FISIKA DASAR

2.1. VEKTOR DAN PENERAPANNYA

Sebelum kita masuk pada pembahasan utama vektor alangkah baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu penerapan-penerapan vektor. Banyak hal yang dapat dilakukan ketika kita
menguasai konsep vektor, terlebih pada bidang teknik sipil. Sebagian besar penerapan vektor
pada bidang teknik sipil adalah untuk perencanaan, baik perencanaan struktur, sudut bangunan,
tata letak, dan lain sebagainya. Pada sub-bab ini akan kita bahas penerapan vektor pada bidang
teknik sipil.

1. Menentukan garis siku-siku di lapangan

Penerapan vektor yang pertama adalah untuk menentukan garis siku-siku di lapangan.
Penerapan garis siku-siku pada lapangan erat kaitannya dengan dalil phytagoras.
Perhitungan tersebut akan bergunaw salah satunya adalah saat pemasangan bouwplank

Gambar 2.1 Penentuan sudut dan Pemasangan Bouwplank

2. Kegiatan survei dan pengukuran tanah


Penerapan vektor yang berikutnya adalah pada kegiatan survei dan pengukuran tanah.
Kegiatan survei dan pengukuran tanah dilakukan menggunakan berbagai alat, salah
satunya adalah pesawat theodolit. Dari penggunaan pesawat theodolit tersebut akan
didapatkan data tanah berupa penentuan sudut-sudut, posisi, beda tinggi tanah, serta
kontur tanah dan lain sebagainya.

22 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Gambar 2.2 Pengukuran Tanah dengan Theodolit


3. Mengukur dan memperkirakan tinggi bangunan
Penerapan vektor yang selanjutnya adalah untuk mengukur dan memperkirakan
ketinggian sebuah bangunan dengan melihat elevasi dan sudut dari bangunan tersebut.

Gambar 2.3 Menghitung Tinggi Bangunan dengan Vektor

23 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

2.2. KONSEP VEKTOR

Dalam fisika dikenal dua jenis besaran, yaitu besaran skalar dan besaran vektor
(Abdullah, 2016). Besaran yang hanya memiliki nilai disebut dengan besaran skalar.
Contohnya adalah Energi. Sedangkan besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan
besaran vektor. Jadi dalam menyatakan nilai vektor maka harus diikuti dengan arahnya.
Sebagai contoh dari besaran vektor adalah gaya, kecepatan, perpindahan, usaha, dan
momentum. Untuk mengenal lebih lanjut perbedaan antara besaran skalar dan besaran vektor
lebih lanjut, silahkan pindai QR Code atau klik link berikut ini.

https://youtu.be/_QC42w0npwQ
Sumber : (NinetyEast, 2015)

Besaran vektor digambarkan sebagai anak panah. Arah dari panah tersebut
menunjukkan arah vektor, dan panjang anak panah menunjukkan besar vektor seperti yang
terlihat pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Konsep Vektor

Vektor AB dituliskan sebagai ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ atau 𝑎 = vektor a. Simbol


𝐴𝐵 dan besar vektor |𝐴𝐵|
vektor dituliskan dengan huruf cetak tebal atau dengan tanda garis di atasnya. Contohnya
vektor dari kecepatan dituliskan dengan simbol v atau 𝑣.

24 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Dua vektor yang saling berlawanan arah memiliki tanda yang berlawanan, misalnya
vektor kecepatan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑉2 memiliki panjang dua kali dari ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑉1 maka ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ . Untuk lebih jelasnya
𝑉2 = 2𝑉1
lihat pada Gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Representasi Vektor

Setiap vektor dapat dituliskan ke dalam vektor satuannya. Vektor yang memiliki besar
satu satuan disebut dengan vektor satuan, notasinya diberi tanda ^ (baca: topi), misalnya 𝑢̂
adalah vektor satuan yang arahnya sama dengan 𝑣, dan besar 𝑣 adalah v, maka vektor 𝑣 dapat
dituliskan dalam bentuk

𝑣 = 𝑣𝑢̂

(2.1)

dengan besar vektor satuan u = 1

Gambar 2.6 Vektor satuan 𝑢̂ yang searah dengan vektor 𝑣

Jadi dapat didefinisikan bahwa vektor satuan adalah vektor yang nilainya satu. Suatu
vektor satuan yang mengarah pada sumbu x, y, dan z biasanya dinyatakan dengan simbol 𝑖̂, 𝑗̂,
dan 𝑘̂ seperti pada Gambar 2.7 berikut

25 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Gambar 2.7 Vektor Satuan pada Sistem Koordinat Kartesius

Jika digambarkan dengan koordinat kartesius, maka :

 Vektor satuan i menyatakan arah sumbu X positif


 Vektor satuan j menyatakan arah sumbu Y positif
 Vektor satuan k menyatakan arah sumbu Z positif

Nilai vektor bergantung pada arah di tiap sumbunya. Jika sumbu x mengarah ke kanan
maka akan bernilai positif, dan sebaliknya jika sumbu x mengarah ke kiri maka akan bernilai
negatif. Begitu pula pada sumbu y, jika arahnya ke atas maka nilainya positif dan jika arahnya
ke bawah maka bernilai negatif. Perhatikan Gambar 2.8 berikut

Gambar 2.8 Arah Vektor a

Nilai dari vektor 𝑎 dapat dilihat dari pergeseran arahnya. Langkah pertama adalah
melihat perpindahan pada sumbu x. Dapat dilihat bahwa vektor 𝑎 bergeser ke arah kanan sejauh
4 satuan, berarti nilai sumbu x = 4. Langkah selanjutnya adalah melihat perpindahan pada

26 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

sumbu y, apakah bergeser ke arah atas atau bawah. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa
vektor 𝑎 bergeser ke arah atas sejauh 4 satuan, berarti nilai sumbu y = 4. Dengan demikian
𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥 4
maka vektor 𝑎 = ( )= ( )
𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦 4

Penerapan vektor selalu menempati bidang atau ruang, selanjutnya akan dijelaskan
lebih rinci mengenai vektor pada bidang dan vektor pada ruang.

A. Vektor Bidang

Vektor pada bidang disebut juga dengan vektor dua dimensi. Pada vektor dua dimensi,
dikenal dengan istilah vektor posisi. Vektor posisi adalah vektor yang berpangkal pada pusat
koordinat (0,0) dan berujung pada suatu titik (x,y). Jika kamu perhatikan koordinat kartesius
berikut maka dapat dilihat terdapat dua buah garis, yaitu ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ . Misalkan ruas garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 dan 𝑂𝑅 𝑂𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗ adalah vektor R, maka dapat dilihat bahwa vektor p adalah
adalah vektor p dan ruas garis 𝑂𝑅
vektor posisi karena memiliki pangkal di pusat koordinat O (0,0) dan ujung di titik P(4,2).
Sama halnya dengan vektor r juga merupakan vektor posisi karena memiliki pangkal di pusat
koordinat O(0,0) dan ujung di titik R(2,4).

Gambar 2.9 Vektor Posisi

Jadi nilai vektor posisi akan sama dengan nilai pada titik ujungnya, maka :

4 2
Vektor posisi 𝑝 = ( ) dan Vektor posisi 𝑟= ( ) .
2 4

Setelah mempelajari vektor posisi, selanjutnya adalah mencari panjang pada vektor
bidang.

27 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Gambar 2.10 Panjang Vektor Bidang

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa vektor 𝑟 merupakan vektor pada ruas garis OR
𝑥
dan dapat dinyatakan dengan 𝑟 = (𝑦) . Pada gambar tersebut, OPR membentuk segitiga siku-

siku dengan sisi alas x, sisi tegak y, dan sisi miring 𝑟. Oleh karena itu panjang vektor 𝑟
dinyatakan dengan teorema phytagoras, yaitu : ⃗⃗⃗⃗
|𝑟| = √𝑥 2 + 𝑦 2

CONTOH

−3 −5
Diketahui vektor 𝑎 = ( ) dan vektor 𝑏⃗ = ( ). Tentukan ⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑎| dan ⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑏| !
−4 1

Jawab :

⃗⃗⃗⃗⃗ = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √(−3)2 + (−4)2 = √25 = 5 satuan panjang.


a. |𝑎|

b. ⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑏| = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √(−5)2 + (1)2 = √26 satuan panjang

Jadi ⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑎| adalah 5 satuan panjang, dan ⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑏| adalah 26 satuan panjang

B. Vektor Ruang

Vektor ruang atau disebut juga dengan vektor tiga dimensi merupakan vektor yang
memiliki tiga buah sumbu, yaitu sumbu x, y, dan z. Sumbu tersebut akan saling tegak lurus dan
berpotongan pada suatu titik yang merupakan pangkal dari vektor tersebut. Penulisan vektor
ruang tidak jauh berbeda dengan vektor bidang, hanya saja ada penambahan sumbu z di
dalamnya. Misalkan vektor p terdiri dari tiga titik koordinat, yaitu x = 3, y = 4, dan z = 1,
sehingga :

28 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥 3
𝑝 = (𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦) = (4)
𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑧 1

(2.2)

Selanjutnya adalah cara mencari panjang vektor pada vektor ruang. Cara mencari panjang
pada vektor ruang dapat menggunakan dalil phytagoras dengan rumus sebagai berikut :

⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑝| = √𝑃𝑥 2 + 𝑃𝑦 2 + 𝑃𝑧 2

Gambar 2.11 Vektor Ruang

CONTOH

3
Diketahui vektor a = (−1), tentukan panjang |𝑎| !
2

Jawab :

⃗⃗⃗⃗⃗
|𝑎| = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = √(3)2 + (−1)2 + (2)2 = √14 satuan panjang

Jadi besar ⃗⃗⃗⃗⃗


|𝑎| adalah √14 satuan panjang

29 | VEKTOR Klik untuk kembali ke daftar isi

Anda mungkin juga menyukai