Anda di halaman 1dari 10

MODUL FISIKA DASAR

4.1. PENGERTIAN GAYA


Pada dunia teknik sipil, perilaku sebuah benda dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Sebagai contoh jika suatu balok terbuat dari kayu diberikan beban terpusat tepat
di tengah bentang, maka balok kayu akan mengalami lendutan akibat dari adanya beban
tersebut. Contoh lain adalah ketika kita mendorong atau menarik suatu benda, maka kita
sebenarnya telah memberikan gaya pada benda tersebut. Menurut Rosyid, dkk., (2014)
mengatakan bahwa gaya bukanlah penyebab suatu benda diam menjadi bergerak, melainkan
menyebabkan perubahan gerak. Gaya merupakan besaran vektor karena memiliki nilai dan
arah. Di dalam Satuan Internasional, gaya disimbokan dengan F (Force) dan memiliki satuan
N (Newton). Terdapat beberapa sifat dari gaya, yaitu :

a. Mampu mempengaruhi arah gerak benda


b. Mampu mempengaruhi bentuk benda
c. Mampu mempengaruhi posisi benda

Terdapat dua jenis gaya berdasarkan jenis interaksinya dengan benda, yaitu gaya sentuh
dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh dapat terjadi karena adanya suatu sentuhan yang akan
memberikan dampak pada suatu benda jika bersentuhan dengan benda tersebut, jika tidak
terjadi sentuhan maka gaya tidak terjadi. Gambar 4.1 berikut adalah contoh dari gaya sentuh,
gerobak akan bergerak apabila diberi gaya berupa dorong atau tarik.

Gambar 4.1 Gaya Sentuh pada Gerobak

Selanjutnya adalah gaya tak sentuh. Gaya tak sentuh atau dikenal juga dengan gaya
medan adalah gaya yang terjadi meskipun tidak ada sentuhan. Gaya akan tetap dapat dirasakan
meskipun benda tidak terjadi sentuhan. Contoh dari gaya tak sentuh adalah gaya gravitasi.

63 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Gambar 4.2 Gaya Gravitasi sebagai Gaya Tak Sentuh


Sumber : Weibo.com/u/283865
Gaya yang sangat besar juga akan memberikan dampak negatif terhadap bangunan.
Dalam skala yang lebih luas, gaya dapat menimbulkan kerusakan yang serius terhadap
lingkungan. Silahkan Pindai QR Code atau klik link berikut ini.

https://youtu.be/UJ_jX5s1lds
Sumber : (CNN, 2018)

Berdasarkan video tersebut kita dapat melihat betapa dahsyatnya sebuah gaya yang
begitu besar dapat menimbulkan perubahan dan kerusakan pada lingkungan. Bagaimana
pendapat kalian terhadap peristiwa tersebut?

64 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

4.2. MACAM-MACAM GAYA


A. GAYA NORMAL

Gaya normal merupakan gaya yang bekerja tegak lurus terhadap suatu benda.
Perhatikan Gambar 4.3 berikut

Gambar 4.3 Gaya Normal


Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat sentuhan antara bagian roda dozer
dengan permukaan tanah. Dozer tersebut ditarik ke bawah oleh gaya berat (W), dan tanah akan
bereaksi sama besar dengan gaya yang diterima oleh dozer tersebut dengan arah yang
berlawanan. Maka reaksi yang dilakukan oleh permukaan tanah disebut dengan gaya normal
(N). Untuk melihat gaya normal yang terjadi, kita cukup menganalisa gaya-gaya yang bekerja
pada dozer. Gaya yang bekerja pada dozer adalah gaya berat (W) dan gaya normal (N). Maka
menggunakan persamaan Hukum I Newton diperoleh :

Σ𝐹 = 0
𝑊+𝑁 =0
𝑁 = −𝑊

(4.1)

Keterangan :

∑F = Resultan Gaya (N)

W = Gaya berat (N)

N = Gaya Normal (N)

65 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Jadi gaya normal yang bekerja pada permukaan tanah tersebut adalah sebesar gaya berat namun
dengan arah yang berlawanan dengan catatan bahwa dozzer tersebut tidak mengalami
percepatan.

Pada teknik sipil gaya normal dikenal juga dengan gaya aksial. Gaya aksial bekerja
sejajar (//) dengan sumbu as atau balok yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Gaya Normal pada Balok

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa gaya yang bekerja sejajar dengan sumbu as
balok adalah P, maka gaya normal (N) yang bekerja pada balok AB adalah sebesar P. Untuk
mengetahui apakah gaya normal bernilai positif atau negatif dapat dilakukan dengan cara
melihat arah dari gaya normal tersebut, jika gaya normal meninggalkan titik yang ditinjau,
maka gaya normal tersebut bernilai positif dan jika gaya normal menuju titik yang ditinjau,
maka gaya tersebut bernilai negatif.

B. GAYA BERAT

Ketika anda ditanya perihal berat badan anda, maka anda akan menjawab “berat badan
saya 60 kg” maka pernyataan anda tidak sepenuhnya benar. Karena kilogram merupakan satuan
dari massa. Massa termasuk besaran pokok dan besaran skalar karena tidak memiliki arah,
sedangkan berat berasal dari gaya tarik ke bawah bumi atau yang kita kenal dengan gravitasi.
Jadi dapat dikatakan bahwa massa merupakan kuantitas dari materi suatu benda itu sendiri,
sedangkan berat merupakan gaya tarik gravitasi yang bekerja pada suatu benda (Giancoli,
2014). Gaya berat merupakan besaran turunan dan termasuk besaran vektor karena memiliki
nilai dan arah. Gaya berat memiliki simbol w (weight) dan satuannya adalah Newton. Untuk
menggambarkan gaya berat pada suatu benda maka perlu mengetahui titik berat dari benda
tersebut. Jika benda tersebut memiliki bentuk yang beraturan seperti kubus, balok, dan silinder
biasanya titik berat berada di tengah. Kemudian setelah menentukan titik berat dari benda, tarik
garis lurus dari titik berat benda ke bawah. Dikutip dari Halliday & Resnick, (2014)

66 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

mengatakan bahwa gaya berat suatu benda memiliki nilai yang sama dengan gaya gravitasi
yang bekerja pada benda tersebut.

Perlu kita pahami bahwa gaya normal dan gaya berat tidaklah sama dengan Aksi-Reaksi
pada Hukum III Newton dikarenakan gaya tersebut bekerja pada benda yang sama sehingga
bukan termasuk Hukum III Newton. Persamaan gaya berat dapat dirumuskan sebagai berikut.

(4.2)

Keterangan :

w = Berat Benda (N)

m = Massa Benda (Kg)

g = Percepatan Gravitasi (m/s2)

C. GAYA GESEK

Ketika kita mendorong lemari yang berukuran besar, terkadang lemari tersebut tidak
berpindah karena pada saat itu resultan gaya yang terjadi adalah nol. Selain gaya dorong,
terdapat gaya lain yang bekerja pada lemari tersebut, yaitu adalah gaya gesek. Gaya gesek
bekerja pada bagian permukaan benda yang saling bersentuhan dan memiliki arah berlawanan
dengan arah gerak benda (Abdullah, 2016). Nilai dari gaya gesek bergantung pada permukaan
kedua bidang yang bersentuhan, jika permukaan benda semakin kasar, maka gaya gesek yang
terjadi akan semakin besar.

Gambar 4.5 Gaya Gesek Lemari


Sumber : https://shiva1loajanan.wordpress.com/

67 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Ketika kita mendorong lemari tersebut menggunakan tenaga yang kecil, ternyata
pakaian tersebut belum bergerak sedikitpun. Kemudian dengan perlahan anda menambah
tenaga dorongan pada lemari dan ternyata pada titik tenaga tertentu akhirnya lemari tersebut
bergeser. Sesaat ketika anda mulai mendorong lemari, timbul gaya gesek pada permukaan
bawah lemari sebagai penyeimbang lemari tersebut. Gaya tersebut disebut dengan gaya gesek
statis (fs). Gaya gesek statis ini menyesuaikan dorongan yang dilakukan sehingga ketika nilai
fs mencapai nilai yang sama dengan dorongan anda, maka disebut dengan fs maks , Kemudian
ketika nilai penyeimbang tersebut berkurang secara drastis, maka perlahan lemari akan terasa
mudah bergeser, pada saat itu disebut dengan gaya gesek kinetis (fk). Peristwa tersebut jika
dirumuskan maka sebagai berikut :

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐹 < 𝑓𝑠,𝑚𝑎𝑘𝑠 , − − −→ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚 − −−→ 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁


𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐹 = 𝑓𝑠,𝑚𝑎𝑘𝑠 , − − −→ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐹 > 𝑓𝑠,𝑚𝑎𝑘𝑠 , − − −→ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 − −−→ 𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁 (4.3)

Peristiwa gaya gesek juga dapat terjadi pada ban kendaraan. Ban pada kendaraan akan
berbeda jenis dan bentuknya menyesuaikan kebutuhan dan keadaan permukaan jalan. Jika kita
perhatikan ban mobil yang kita lihat di jalan raya akan berbeda dengan bentuk ban dari alat-
alat berat, contohnya pada wheel loader berikut.

Gambar 4.6 Wheel Loader


Sumber : https://sindunesia.com/jenis-jenis-alat-berat/
Wheel loader adalah alat berat yang berfungsi untuk memindahkan material dalam jarak
dekat. Pada gambar berikut dapat kita perhatikan jika struktur ban pada wheel loader lebih
besar dan beralur dibandingkan dengan mobil biasa. Hal tersebut bertujuan untuk memperbesar
gaya gesek ban dengan permukaan jalan. Karena pada umumnya wheel loader digunakan pada
jalan berpasir atau tanah, jadi bentuk ban tersebut akan mencegah wheel loader tergelincir.

68 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

D. GAYA TEGANGAN TALI

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap benda di bumi yang memiliki massa akan
memperoleh gaya berat yang arahnya menuju ke bawah atau pusat bumi. Gaya berat pada
benda akan selalu bekerja dan tidak pernah hilang. Namun jika gaya tersebut selalu bekerja,
mengapa benda tidak bergerak? Jawabannya karena pada benda berlaku gaya normal yang
besarnya sama dengan gaya berat dengan arah yang berlawanan sehingga resultan gayanya
adalah nol.

Gambar 4.7 Tegangan Tali pada Tower Crane

Kemudian bagaimana dengan benda yang digantung dengan tali? Gaya normal tentu
tidak lagi bekerja, namun tetap mendapatkan gaya berat. Lalu apakah benda akan bergerak?
Ketika sebuah benda digantung menggunakan tali, maka bekerja gaya tegangan tali yang
arahnya ke atas, berlawanan dengan gaya berat. Ketika benda diam, maka besarnya gaya
tegangan tali akan sama dengan gaya berat karena berlaku Hukum I
Newton.

Gaya tegangan tali adalah gaya yang terjadi ketika tali dalam
keadaan tegang yang disebabkan adanya pengaruh gaya tarik. Oleh Tower Crane dapat
bergerak secara
karena itu gaya tegangan tali diberi simbol T (Tension) dan merupakan vertikal (naik-turun),
besaran vektor karena memiliki nilai dan arah. Arah dari gaya tegangan horizontal atau
mendatar, dan
tali tergantung dari titik benda yang ditinjau.
memutar ke arah
kanan dan kiri
Tegangan tali merupakan reaksi dari gaya tarikan dari masing-masing sebesar 360°
ujung tali. Selain gaya berat, besar tegangan tali dapat dipengaruhi oleh (Hartono, dkk.,
2013)

69 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

percepatan yang dialami oleh benda yang digantung pada tali. Maka besar tegangan tali dapat
dihitung sebagai berikut.

(4.4)

Keterangan :

T = Tegangan Tali (N)

m = Massa (kg)

g = Percepatan Gravitasi (m/s2)

a = Percepatan (m/s2)

CONTOH SOAL

Sebuah benda digantung menggunakan seutas tali dan diketahui memiliki


massa sebesar 10 kg. Jika percepatan benda yang terjadi adalah 1 m/s2 dan
beban tali diabaikan, hitunglah besar tegangan tali dengan asumsi percepatan
gravitasi adalah 9,8 m/s2.

Penyelesaian :

𝑇 = (𝑚 × 𝑔) + (𝑚 × 𝑎)
𝑇 = (10 × 9,8) + (10 × 1)
𝑇 = 108 𝑁

Jadi tegangan tali tersebut adalah sebesar 108 N

Sumber : https://id.wikihow.com/Menghitung-Tegangan-pada-Fisika

Contoh di atas adalah untuk keadaan jika benda digantung dengan seutas tali,
Pertanyaannya adalah bagaimana jika benda digantungkan dengan lebih dari satu utas tali?
Selanjutnya kita akan membahas tentang tegangan tali pada katrol dan sistem tali berbentuk Y.

70 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

a. Tegangan Tali pada Katrol

Pada sistem katrol sederhana, ujung tali terbagi menjadi dua bagian yang tergantung.
Meski kedua ujung tali diberi benda dengan beban yang berbeda, besar tegangan tali akan tetap
sama.

Gambar 4.8 Sistem Katrol dengan Dua Beban

Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa dua buah benda digantungkan pada sebuah tali
dan dikaitkan pada masing-masing ujung tali tersebut. Meskipun dua buah benda tersebut
memiliki massa yang berbeda, namun tegangan pada tali tetap sama sehingga dirumuskan
sebagai berikut.

𝑇 = 2𝑔(𝑚1 𝑚2 )/(𝑚2 + 𝑚1 ) (4.5)

Keterangan :

T = Tegangan Tali (N)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

m1 = Massa benda 1 (kg)

m2 = Massa benda 2 (kg)

Perlu diingat bahwa katrol ideal pada fisika diasumsikan tidak memiliki berat, atau berat
katrolnya tidak dianggap.

b. Tegangan Tali Sistem Y

71 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi


MODUL FISIKA DASAR

Pernahkah kalian melihat sebuah benda digantungkan menggunakan tali dengan


“Sistem Y”? Dua buah tali terikat pada langit-langit atau tumpuan dan tali lainnya membentuk
simpul dan menahan benda seperti pada Gambar 4.9 berikut.

Gambar 4.9 Tegangan Tali Sistem Y

Tegangan tali yang menahan benda hanya mengalami tegangan dari gaya gravitasi dan
massa benda. Sedangkan kedua tali lainnya memiliki tegangan yang berbeda dan jika
dijumlahkan dalam arah vertikal harus sama dengan besar gaya gravitasi dan massa benda yang
ditahan di bawahnya. Tegangan tali dikalikan dengan sinus pada setiap sudut yang terbentuk
untuk menghitung T1 dan T2. Misalkan pada Gambar 4.9 tali T1 membentuk sudut 60° dan T2
membentuk sudut 30° dan menahan beban dengan massa 4 kg, sehingga untuk mencari T1 dan
T2 adalah sebagai berikut.

𝑇1 = 𝑠𝑖𝑛60°(4 × 9,8) = 33,95 𝑁


𝑇2 = 𝑠𝑖𝑛30°(4 × 9,8) = 19,6 𝑁

Jadi tegangan tali T1 adalah sebesar 33,95 N dan T2 sebesar 19,6 N.

4.3. PENGURAIAN GAYA

Setelah mempelajari macam-macam gaya, selanjutnya kita akan mempelajari tentang


bagaimana menguraikan gaya tersebut. Penguraian gaya bertujuan untuk mengetahui gaya-
gaya yang bekerja pada suatu benda yang ditinjau dan yang mempengaruhinya sehingga akan
membantu dalam proses analisa. Gaya yang bekerja pada benda diuraikan ke arah sumbu x dan
sumbu y dengan menganalisa gaya apa saja yang bekerja pada masing-masing sumbu tersebut.
Perhatikan Gambar 4.10a dan 4.10b berikut.

72 | Gaya dan Penguraiannya Klik untuk kembali ke daftar isi

Anda mungkin juga menyukai